Variabel Psikologi
by maulanski · Published October 24, 2016 · Updated October 31, 2017
Apa itu stres? Apakah stres selalu berarti buruk? Bagaimana cara
mengukur stres?
Kali ini kita akan bahas salah satu variabel paling sering muncul di skripsi.
Variabel ini sering kita alami, dekat dengan keseharian kita, namun bervariasi
pada tiap orang. Stres!
Kali ini kita akan bahas macam-macam teori tentang stres, penyebabnya, faktor-
faktornya, dan aspek-aspek stres.
Daftar isi
Definisi
Penyebab Stres
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres
Aspek-aspek
Skala stres
Potensi penelitian
Tips menghilangkan stres
1. Definisi Stres
Kita bahas dulu arti stres ya.
Selye (1982 dalam Ali Maskum, 2008) menyatakan definisi stres sebagai
respon non spesifik dari tubuh di setiap tuntutan.
Misalkan begini.
Sebentar lagi UAS. Tapi kampus kamu mewajibkan semua mahasiswa untuk
melunasi uang SPP, untuk dapat kartu ujian. Masalahnya, kamu nunggak
beberapa bulan. Kamu belum ada uang, padahal UAS tinggal 4 hari lagi. Kamu
bingung dan cemas harus ngapain.
Dari masalah di atas, bisa dilihat bahwa kebutuhanmu adalah melunasi SPP.
Sementara kamu tidak mampu melunasi SPP tersebut. Artinya, kamu gagal dalam
memenuhi kebutuhanmu. Ini sudah bisa disebut stres.
credits: elitedaily
Enggak juga. Selye (1975) membagi stres menjadi 2: eustress dan distress.
Eustress berarti stres yang baik. Stres yang ini menantang kamu untuk menjadi
lebih maju, dan kamu bersemangat menghadapinya. Contoh: kebutuhan untuk
menang dalam sebuah pertandingan.
Atau misalnya kamu mau jadian sama dia, tapi kamu punya saingan. Saingan ini
membuat kamu berusaha lebih keras untuk merebut hati si anu. Saingan ini adalah
sumber stres, tapi stres ini memacu kamu untuk jadi lebih baik.
Distress berarti stres yang buruk. Stres yang ini membuat kamu males ngapa-
ngapain. Stres ini bikin kamu sakit, nggak bersemangat, dan jadi lebih gampang
emosi. Stres ini dampaknya jelek buat kamu.
takeaways:
Stres adalah gangguan mental yang terjadi ketika seseorang
terhalangi dalam mencapai keinginan/kebutuhannya
2. Penyebab Stres
Menurut Brannon & Feist (2007) dan Myers (1996), stres dapat berasal dari tiga
sumber, yaitu:
Menurut Rasmun (2004), stresor adalah variabel yang dapat diidentifikasi sebagai
penyebab timbulnya stres.
Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh.
Stres terjadi apabila stresor tersebut dirasakan dan dipersepsikan sebagai ancaman
sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan awal dari gangguan
kesehatan fisik dan psikologis.
Stresor fisik. Stresor fisik dapat berupa perubahan iklim, suhu, cuaca,
geografi, dan alam. Letak tempat tinggal, demografi, jumlah anggota
dalam keluarga, nutrisi, radiasi, kepadatan penduduk, imigrasi, dan
kebisingan juga dapat menjadi stresor.
Stresor kimia. Stresor kimia dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh.
Contoh stresor yang berasal dari dalam tubuh adalah serum darah dan
glukosa sedangkan stresor yang berasal dari luar tubuh misalnya obat,
alkohol, nikotin, kafein, polusi udara, gas beracun, insektisida,
pencemaran lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan pengawet,
pewarna, dan lain-lain.
Stresor sosial dan psikologik. Stresor sosial dan psikologik misalnya rasa
tidak puas terhadap diri sendiri, kekejaman, rendah diri, emosi yang
negatif, dan kehamilan.
Tidak hanya stresor negatif yang dapat menyebabkan stres, tetapi stresor positif
seperti kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh kembang, menikah, dan
mempunyai anak juga dapat menyebabkan stres.
takeaways:
Menurut Atkinson & Hilgard (1996), tingkat stres tergantung pada sejumlah
faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:
Tadi disebutkan bahwa efek stres dapat berbeda pada tiap orang.
Ada suatu stres yang bagi seseorang dapat menjadi distress, bagi orang lain
menjadi eustress.
Kenapa begitu ya?
Menurut Rasmun (2004), setiap individu akan mendapat efek stres yang berbeda-
beda.
Hal ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
Jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama. Jika pada
waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah stresor yang harus dihadapi,
stresor yang kecil dapat menjadi pemicu yang mengakibatkan reaksi yang
berlebihan. Yaaa misalnya pulang abis diputusin pacar, kehujanan,
bannya pecah pula. Hmmmm kumplit.
takeaways:
Masih buntu sama judul? Butuh inspirasi? Intip variabel psikologi lain di sini!
4. Aspek-Aspek Stres
Bagaimana seseorang bisa disebut mengalami stres?
Menurut beberapa ahli, ada beberapa tanda seseorang sedang mengalami stres:
4.1 Atkinson (2oo3)
Marah, yaitu luapan emosi yang agresif, baik verbal maupun non verbal.
Ketika individu marah, perilaku agresi bisa ditujukan langsung pada
sumber stres. Bisa juga dengan menyerang orang tak bersalah dan obyek –
obyek yang ada di sekitar.
Penurunan fungsi kognisi, yaitu sulit konsentrasi dan sulit berpikir logis.
Taylor membagi gejala stres menjadi 4: gejala emosi, kognisi, gejala sosial, dan
gejala fisik.
Gejala sosial. Seorang yang mengalami stres menjadi sulit bekerja sama,
gugup ketika berbicara dengan teman, tidak tenang, dan bertindak sesuka
hati.
Kahn dan Byosiere (1992) membagi respon individu terhadap stress menjadi 3
kategori, yaitu respon fisiologikal, respon psikologikal, dan respon perilaku.
takeaways:
Hmmm biasanya sih peneliti tentang stres akan membuat skala sendiri. Kan tiap
profesi stresnya beda-beda.
Misalnya skala stres kerja kantoran pasti beda dong dengan skala stres atlet. Dan
beda lagi dengan stres mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi.
Makanya, balik lagi ke sampel yang mau kamu jadikan subyek penelitian.
Tapi kamu boleh deh liat salah satu skala baku tentang stres berikut ini.
Perceived stress scale adalah skala kemampuan menerima stres buatan Cohen,
Karmack, dan Mermelstein.
Dilihat dari aitem-aitemnya, skala ini kayaknya cocok sebagai alat pre-test dan
post-test eksperimen.
Tapi pencipta skala ini juga menggunakannya untuk meneliti korelasi dengan
beberapa variabel lain kok.
Tetep tanya sama dosen kamu aja.
6. Potensi Penelitian
Gimana potensi penelitian tentang stres?
Stres adalah salah satu variabel yang paling sering diteliti sama mahasiswa
psikologi. Tiap semester ada!
Lagian, stres selalu terjadi pada semua orang di berbagai macam profesi. Bukan
barang langka.
Jadi masih bagus lah buat diteliti. Tinggal variabel x-nya aja yang kamu utak-atik.
Temen saya kemaren meneliti tentang perbedaan stres antara atlet beregu dan atlet
kelompok. Mungkin kamu tertarik buat mengembangkan?