JUDUL PENELITIAN
Kategori Topik
Korelasi
Peneliti:
Nopitasari
190101193
Mengetahui,
Kepala Satuan Kerja/Instansi Pengusul,
Menyetujui,
Direktur Utama,
Menyatakan:
1. Bersedia melaksanakan dan menyelesaikan laporan penelitian sesuai jadwal
& ketentuan yang ditetapkan yang berjudul: Hubungan Regulasi Emosi
dengan Asertivitas Pada Perawat di Instalasi Kesehatan Anak RSUP Dr
Sardjito
Nopitasari
NIP: 198311292006042001
DAFTAR ISI
Penulis Nopitasari
Instalasi Kesehatan Anak
Nopitajogja2015@gmail.com
Abstrak
Latar belakang : Perawat anak dalam menjalin hubungan dengan anak dan keluarga
harus dapat membedakan antara perasaan dan kebutuhan mereka. Perawat harus
mampu menjalin hubungan dengan orangtua, karena mereka merupakan bagian
integral dalam membangun hubungan yang positif sehingga pelayanan keperawatan
dapat berjalan dengan baik. Perawat tidak hanya berhubungan dengan pasien dan
keluarga pasien, tetapi juga tenaga kesehatan lain sehingga perawat selalu dituntut
untuk bersikap baik dan memiliki kestabilan emosi agar terhindar dari tekanan
pekerjaan, stres, dan perilaku yang tidak seharusnya dimiliki perawat seperti perilaku
emosional, tidak sabar, tidak tanggap dengan pasien, kesal, dan perilaku lainnya yang
tidak professional. Regulasi emosi dibutuhkan untuk menjaga kestabilan emosi
sehingga perawat dapat berperilaku asertif. Perilaku asertif ini akan membantu
perawat dalam berhubungan dengan orang lain.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara Regulasi Emosi Dengan
Asertivitas Pada Perawat di Instalasi Kesehatan Anak RSUP Dr Sardjito.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimen dengan jenis
analitik korelatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Desember 2020 pada perawat di Instalasi kesehatan Anak RSUP Dr Sardjito.
Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner regulasi emosi
menurut Gratz & Roemer yang dimodifikasi oleh Tarigan dan kuesioner Rathus
Assertiveness Schedule (RAS) untuk mengukur asertivitas. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson.
Kata kunci: asertivitas, perawat, regulasi emosi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
komplain dari pasien dan masyarakat. Jika hal tersebut terjadi pada sebuah institusi
Warsito 2013).
pelayanan yang lebih tinggi dan optimal sehingga akan semakin menambah beban
tersebut mencakup praktik profesional, etis, legal, peka budaya, pemberian asuhan,
sesuai dengan kompetensi masing – masing perawat (Sri Hananto Ponco 2016).
profesional mereka dipengaruhi oleh emosi dan mereka dituntut untuk peduli, empati
seperti pasien yang gelisah, kerabat yang agresif.(Gonnelli, Raffagnino, and Puddu
2016)
pasien, perawat dituntut untuk selalu menggunakan cara berpikir kirtis, melakukan
kondisi pasien dan harus selalu siap untuk memberi pengetahuan kesehatan
kepada pasien. Perawat menjadi salah satu profesi pelayanan kesehatan yang
terutama di ruang rawat inap. Perawat dalam menjalankan perannya dituntut untuk
selalu bersikap hangat, ramah, sopan, rasa peduli, empati, penuh belas kasih,
bertanggung jawab dan memiliki kestabilan emosional (Prastika 2016). Perawat juga
diharapkan memiliki kepekaan budaya, etika dan juga mampu bekerja dengan sumber
banyak perilaku emosional dan afektif dalam hubungan kerja dengan pasien, kerabat
dan juga dengan kolega (Diefendorff et al. 2011). Begitu juga dengan perawat yang
bekerja dibangsal anak selain menghadapi anak sebagai paisen, perawat juga akan
menghadapi keluarga atau orangtua dimana keluarga juga mengalami stress ketika
anak mengalami sakit. (Wong 2009) Perawat anak dalam menjalin hubungan dengan
anak dan keluarga harus dapat membedakan antara perasaan dan kebutuhan mereka.
pelayanan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Perawat anak harus dapat
pertumbuhan, perkembangan dan usia pada anak. Perawatan yang tidak sesuai akan
berdampak tidak baik secara fisiologis maupun psikologis anak. Perawat harus
memperhatikan prinsip tersebut dan memahami bahwa anak bukan miniature orang
dewasa, anak adalah individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap
pertumbuhan dan perkembangannya(Ns. Yuliastati, S.Kep, M.Kep, Amelia Arnis
2016).
menghindari dan mengatur emosi yang muncul, sehingga perawat dapat bersikap
Menghadapi pasien yang sangat peka terhadap perilaku dan komunikasi interpersonal
emosi positif. (Prastika 2016) Oleh sebab itu seorang perawat diharapkan mampu
melakukan, mengendalikan dan mengatur emosi tersebut agar tetap seimbang dengan
mengatur aliran emosi mereka secara spontan (koole, Dillen and Sheppes 2010),
pengaturan emosi baik secara otomatis maupun dikontrol, disadari maupun tidak
disadari yang melibatkan banyak komponen yang bekerja secara terus menerus dan
emosi menjadi faktor penting yang mendasari kepemimpinan yang efektif mengingat
Connelly 2019) Regulasi emosi penting untuk membantu perawat untuk mengatasi
Regulasi emosi yang tinggi pada seseorang akan membuat mereka berbuat dan
berperilaku baik, benar serta mampu menguntungkan dirinya dan oang. Seseorang
lain. Sedangkan seseorang yang memiliki regulasi emosi rendah akan menghadirkan
dampak negatif ketika mereka tidak mampu mengendalikan emosi yang dirasakan
Selain itu regulasi emosi juga digunakan untuk memodulasi pengalaman emosi positif
Regulasi emosi dapat mempengaruhi hasil kinerja dan keberhasilan dalam bidang
mengevaluasi dan memodifikasi emosi yang terjadi. Semua aktivitas individu yang
dilakukan dapat memicu emosi tertentu yang membutuhkan strategi berbeda untuk
yang mempunyai regulasi emosi tinggi akan mampu memberikan pelayanan secara
untuk kesembuhan pasien (Yusuf and Kristiana 2017). Kemampuan regulasi emosi
yang tinggi membuat sesorang mempunyai keyakinan dan kemampuan diri dan
2020).
mengekspresikan perasaan, integritas, langsung, dan jujur sesuai apa yang dilihat dan
apa yang diinginkan dengan tetap menjaga privasi dan menghormati orang lain.
Seseorang dengan perilaku asertif mampu mengungkapkan secara tegas dan apa
(Cahyani, S. D. 2017).
Asertivitas dapat menjadi sarana untuk membangun hubungan dengan orang lain
dengan cara menekankan nilai komunikasi yang jujur, jelas dan disampaikan dengan
emosi yang tinggi dan kemampuan asertif baik sehingga akan mengurangi konflik
yang timbul dan dapat meningkatkan produktifitas perawat dalam lingkungan kerja,
dimana perawat akan menghadapi pasien, keluarga dan juga rekan kerja, harapannya
adalah pengelolaan konflik yang diterapkan juga akan semakin baik (Roberton,
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian belum ada yang dilakukan pada
perawat di bangsal anak, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji
tentang keeratan hubungan regulasi emosi dengan asertivitas perawat di Instalasi
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan antara
Sardjito “ ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
DR Sardjito.
2. Tujuan Khusus
DR Sardjito
Sardjito
d. Mengidentifikasi keeratan hubungan antara regulasi emosi dengan
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
aserttivitas perawat.
d. Bagi Responden
e. Bagi Peneliti
berikutnya.
E. Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Perawat
kesehatan yang sadar hak dan kewajiban serta peran dan tanggung
Maha Esa.
2009)
meliputi :
a. Hubungan terapeutik
b. Advokasi
kesehatan mental.
d. Penyuluhan Kesehatan
e. Dukungan/ Konseling
mengalami stress.
f. Peran Restoratif
g. Kooordinasi/ Kolaborasi
3. Regulasi Emosi
a. Emosi
jantung, pernapasan) yang unik dan relatif konsisten (Gross & Barrett,
ini tidak selalu terjadi (Scheve, 2012). Dalam emosi terdapat model
Thompson, 2007). Urutan dari model modal emosi yaitu dimulai dari
suatu situasi (situation) yang relevan secara psikologis, situasi yang
pengaruh positif atau negatif secara aktif dan spontan (Koole, 2009).
dari perilaku atau fisik, pikiran, dan perasaan (Koole, 2009). Orang
fitur inti yaitu pertama tujuan regulasi emosi yang berkaitan dengan
apa yang ingin dicapai. Kedua yaitu strategi regulasi emosi yang
menurut Gross (2002) cit Hidayat (2016) terdiri atas dua, yaitu
pikiran tentang situasi emosi yang tepat. Strategi ini secara rinci
(Keenan, 2013).
Menurut Koole (2009) strategi regulasi emosi berdasarkan fungsinya
terdiri dari:
(Koole, 2009).
atau meningkatkan besarnya atau durasi dari emosi negatif atau positif.
secara luas adalah proses dimana orang mengatur jenis respon afektif
Terdapat lima poin dalam proses regulasi emosi, yaitu seleksi situasi,
1) Seleksi situasi
(Gross, 2014).
4) Perubahan kognitif
2011).
4. Asertivitas
(Ames, 2010).
kepada orang lain, tidak pernah menjadi emosional dan marah, juga
perilaku tidak asertif dan agresif (Hayes, 2015). Agresivitas yaitu cara
tidak pantas dan melukai hak orang lain. Perilaku tidak asertif
haknya sendiri tanpa melukai hak melukai hak kita dan menunjukkan
kurangnya hormat pada apa yang kita butuhkan. Karena orang yang
tidak asertif menganggap bahwa apa yang dia butuhkan atau pikirkan
2009), antara lain memiliki martabat dan harga diri, memiliki hak
perkataan yang sopan serta attitude yang baik. Perawat juga harus
individu.
B. Kerangka Teori
Advokasi
Emosi
Promosi kesehatan
Penyuluhan kesehatan
Koordinasi/ kolaborasi
Asertivitas
Pengambilan keputusan
etik
Kerangka Teori (Sumber: Gonelli, 2016; Rathus & Nevid, 1983; Cutuli, 2014)
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Menunjukkan hubungan
D. Hipotesis
asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan
METODOLOGI PENELITIAN
adalah rancangan penelitian cross sectional, dimana data diambil dalam waktu
1. Tempat Penelitian
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
memiliki sifat atau ciri dari subjek yang akan diteliti. Populasi dalam
Yogyakarta pada bulan November 2020. Jumlah populasi dalam penelitian ini
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari wakil populasi yang akan diteliti (Suyanto
2011). Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diambil menggunakan
dengan tujuan agar mewakili suatu populasi yang akan diteliti (Machfoedz
Ircham 2019b). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
a. Kepala ruang / PJ
b. Perawat bersedia menjadi responden
keterangan :
n = Jumlah sampel Ariani, Meiliana, and Ika Kristiana. 2017. “Hubungan Antara
Regulasi Emosi Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Perawat
Rsud Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.” Empati 6(1): 270–75.
Cahyani, S. D., & Mudaim. 2017. “Hubungan Harga Diri (Self-Esteem) Dengan
Perilaku Asertif Peserta Didik SMK Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran
2016/2017.” Hubungan harga diri (self-esteem) dengan perilaku asertif peserta
didik SMK Negeri 3 Metro tahun pelajaran 2016/2017.
Diefendorff, James M., Rebecca J. Erickson, Alicia A. Grandey, and Jason J.
Dahling. 2011. “Emotional Display Rules as Work Unit Norms: A Multilevel
Analysis of Emotional Labor Among Nurses.” Journal of Occupational Health
Psychology 16(2): 170–86.
Garner, Eric. 2012. Assertiveness.
Gonnelli, C, R Raffagnino, and L Puddu. 2016. “The Emotional Regulation in
Nursing Work : An Integrative Literature Review and Some Proposals for Its
Implementation in Educational Programs.” IOSR Journal of Business and
Management 5(6): 43–49.
Juliansyah, Noor. 2012. Metodologi Penelitian. pertama. Jakarta: KENCANA
PRANADA MEDIA GROUP.
koole, Dillen, Lotte F V A N, and G A L Sheppes. 2010. “The Self- Regulation of
Emotion.” : 22–40.
Machfoedz Ircham. 2019a. Bio Statistik. Revisi. Yogyakarta: Fitramaya.
———. 2019b. Metodologi Penelitian. Revisi. Yogyakarta: Fitramaya.
Ns. Yuliastati, S.Kep, M.Kep, Amelia Arnis, M.Nurs. 2016. Keperawatan Anak.
Pfafman, Tessa. 2017. “Assertiveness.” (January).
Potter, Perry. 2010. Fundamental of Nursing. 7th ed. Salemba Medika.
Prastika, Netty. 2016. “Emosi Positif Pada Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah
Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda.” S E M I N A R A S E A N 2nd
PSYCHOLOGY & HUMANITY: 616–23.
Putri, Ganita Ginanti, and Ika Febrian Kristiana. 2018. “Hubungan Antara Hardiness
Dan Regulasi Emosi Pada Perawat Rumah Sakit Usada Insani Kota Tangerang.”
Empati 6(4): 87–90.
Roberton, Terri, Michael Daffern, and Romola S. Bucks. 2012. “Emotion Regulation
and Aggression.” Aggression and Violent Behavior 17(1): 72–82.
http://dx.doi.org/10.1016/j.avb.2011.09.006.
Seifi, Fereshteh, Sedigheh Ebrahimzadeh, and Sedigheh Ebrahimzadeh. 2016.
“Predicting Job Performance of Nurses Based on Emotional Regulation and
Mental Health Practices.” International Journal of Humanities and Cultural
Studies (IJHCS) ISSN 2356-5926 0(0): 1620–29.
Sri Hananto Ponco, Virgianti Nur Faridah. 2016. “PENERAPAN SUPERVISI
KLINIS KEPALA RUANG UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN
CUCI TANGAN LIMA MOMEN PERAWAT PELAKSANA Sri Hananto
Ponco*, Virgianti Nur Faridah **.” Surya 08(03).
Torrence, Brett S., and Shane Connelly. 2019. “Emotion Regulation Tendencies and
Leadership Performance: An Examination of Cognitive and Behavioral
Regulation Strategies.” Frontiers in Psychology 10(JULY): 1–11.
Widayati, Nur. 2019. “HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN
ASERTIVITAS CORRELATION BETWEEN EMOTION REGULATION
AND ASERTIVENESS IN NURSES AT GRHASIA PSYCHIATRIC
HOSPITAL.” : 2–3.
Widyastuti, Tri. 2017. “Pengaruh Komunikasi Asertif Terhadap Pengelolaan
Konflik.” IX(1): 1–104.
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Anak. 6th ed. Jakarta: EGC.
Yanti, R., and B. Warsito. 2013. “Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan
Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan.” Jurnal
Manajemen Keperawatan 1(2): 111695.
Yektiningsih, Erwin. 2020. “HUBUNGAN ASSERTIVENESS TERHADAP SELF
ESTEEM PADA THE CORRELATION ASSERTIVENESS TO SELF
ESTEEM NURSING STUDENTS.” : 57–62.
Yusuf, Putri, and Ika Kristiana. 2017. “Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan
Perilaku Prososial Pada Siswa Sekolah Menengah Atas.” Empati: Jurnal Karya
Ilmiah S1 Undip 6(3): 98–104.
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
adalah asertivitas.
E. Definisi Operasional
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis instrumen
penelitian, yaitu:
pada tahun 2004 (Instrumen terlampir). Jumlah item pernyataan dari skala
Tabel 2.2 Distribusi Item Skala Regulasi Emosi yang disusun oleh
3. Kuesioner Asertivitas
skala likert, dengan pilihan jawaban yaitu -3= sangat tidak seperti saya/
sangat tidak menggambarkan saya, -2= agak tidak seperti saya/ agak tidak
saya, +2= agak seperti saya/ agak menggambarkan saya, +3= sangat
rentang skor -90 sampai +90, dimana skor kurang dari +10 berarti tidak
asertif dan skor lebih dari sama dengan +10 berarti asertif. Kisi-kisi
apakah kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah
Dua instrumen yang peneliti gunakan sudah dilakukan uji validitas pada
penelitian sebelumnya. Teknik korelasi Pearson Product Moment pada uji
Instrumen regulasi emosi dan asertivitas dikatakan valid apabila nilai korelasi
pearson (r) suatu item yaitu > r tabel. Nilai r tabel pada instrumen dapat
diketahui dengan cara jumlah total responden (90) dikurangi jumlah item
jumlah item (22) didapatkan hasil 68, kemudian dilihat pada r tabel product
Nilai r tabel untuk instrumen asertivitas yaitu 90 dikurangi jumlah item (30)
reliabilitas ini dilakukan setelah melakukan uji validitas. Analisis data dalam
apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Sugiyono, 2011). 1. Instrumen Regulasi
Emosi Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen regulasi emosi yang
dengan rentang nilai 0,266 – 0,706 dan nilai Cronbach Alpha adalah 0,896.
Berdasarkan hasil tersebut, maka instrumen regulasi emosi dapat dikatakan
uji validitas dan reliabilitas instrumen asertivitas yang telah dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa ada 7 item yang tidak valid dari 30 item. Item yang tidak
data. Item yang tidak valid kemudian diuji lagi menggunakan jumlah sampel
dan hasilnya terdapat satu item yang menjadi valid. Instrumen RAS
merupakan alat ukur yang sudah baku. Maka, item yang tidak valid tetap
2019).
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
didapat dari responden penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi melalui
pengisian kuesioner.
a. Editing
kurang jelas, sehingga data yang diperoleh dapat diolah secara benar didalam
b. Coding
data.
yang sesuai. Data tersebut merupakan data yang sudah benar baik dalam
computer.
entry terbebas dari kesalahan.dalam hal ini peneliti melakukan koreksi ada
dari data yang sudah diberi kode sesuai kebutuhan anlisis. Setelah
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
F X 100 %
P=
N
Keterangan :
P : Persentase
b. Analisa Bivariat
Data terdistribusi normal apabila nilai p > 0,05. Hasil uji normalitas
terdistribusi normal sehingga uji korelasi yang digunakan peneliti adalah uji
korelasi Pearson.
G. Etika Penelitian
berikut:
responden.
2. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Peneliti memberikan jaminan kepada responden akan kerahasiaan informasi
4. Beneficence ( Manfaat )
dalam penelitian.
6. Ethical Clearence
Ethichal clearance adalah bukti keterangan tulis dari komisi etik penelitian.
proposal penelitian layak untuk dilaksanakan setelah syarat dari komisi etik
1. Tahap Persiapan
mengumpulkan literature.
c. Membuat dan meminta surat izin studi pendahuluan dari Universitas Alma
Ata.
Sardjito.
penguji.
dosen pembimbing.
h. Mengurus ethical clearance dan mencari surat izin dari Universitas Alma
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penyelesaian
Waktu Pelaksanaan
N Kegiatan
Bulan Ke-
o. 1 2 3 4 5 6
1. Pengajuan Septem
Judul ber
Penelitian
2. Pembuatan Oktober
Proposal
3. Seminar Novemb
Proposal er
4. Pelaksanaan Desember
Penelitian
5. Seminar Januari
Hasil
6. Revisi Februar
i
JUSTIFIKASI ANGGARAN
Rincian
1. Bahan Habis Pakai
No. Uraian Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1. Kertas, allpoint, dll Rp. 1.000.000,00
2. Biaya fotocopy Rp. 300.000,00
3. Penjilidan ujian proposal 6 @ 100.000,00 Rp. 600.000,00
4. Penjilidan hasil penelitian 6 @ 100.000,00 Rp. 600.000,00
Jumlah Biaya Rp.2.500.000,00
2. Peralatan
No. Uraian Volume Biaya Satuan Biaya (Rp)
(Rp)
1. Handuk 30 @ 25.000,00 Rp. 750.000,00
2. Thermometer 5 @ 300.000,00 Rp. 1.500.000,00
3. Tissue 5 @ 15.000,00 Rp. 75.000,00
4. Perlak kecil 30 @ 20.000,00 Rp. 660.000,00
5. Baskom kecil 3 @ 50.000,00 Rp 150.000,00
6. Laptop 1 @ 7.000.000,00 Rp. 7.000.000,00
7. Printer 1 @ 2.000.000,00 Rp. 2.000.000,00
8. Tinta 1 @ 300.000,00 Rp. 300.000,00
9. Flasdisk 1 @ 100.000,00 Rp. 100.000,00
10. handscoon 1 bok @ 100.000,00 Rp.100.000,00
11. Masker 1 bok @ 120.000,00 Rp 120.000,00
Jumlah biaya Rp. 12.755.000,00
3. Lain-lain
No. Uraian Volume Biaya Satuan Biaya (Rp)
(Rp)
1. Konsultasi 10 100.000,00 1.000.000,00
3. Asisten 2 @1.000.000,00 2.000.000,00
4. Internet 3 @350.000,00 1.050,000,00
5. Transportasi 30 @50.000,00 1.500.000,00
6. Jasa olah 1 2.000.000,00 2.000.000,00
data
7. Materai 3 @7.500,00 22.500,00
8. Kenang – 30 @ 50.000,00 1.500.000,00
kenangan
9.072.500,00
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Meiliana, and Ika Kristiana. 2017. “Hubungan Antara Regulasi Emosi
Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Perawat Rsud Hj. Anna
Lasmanah Banjarnegara.” Empati 6(1): 270–75.
Cahyani, S. D., & Mudaim. 2017. “Hubungan Harga Diri (Self-Esteem) Dengan
Perilaku Asertif Peserta Didik SMK Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran
2016/2017.” Hubungan harga diri (self-esteem) dengan perilaku asertif peserta
didik SMK Negeri 3 Metro tahun pelajaran 2016/2017.
Diefendorff, James M., Rebecca J. Erickson, Alicia A. Grandey, and Jason J.
Dahling. 2011. “Emotional Display Rules as Work Unit Norms: A Multilevel
Analysis of Emotional Labor Among Nurses.” Journal of Occupational Health
Psychology 16(2): 170–86.
Garner, Eric. 2012. Assertiveness.
Gonnelli, C, R Raffagnino, and L Puddu. 2016. “The Emotional Regulation in
Nursing Work : An Integrative Literature Review and Some Proposals for Its
Implementation in Educational Programs.” IOSR Journal of Business and
Management 5(6): 43–49.
Juliansyah, Noor. 2012. Metodologi Penelitian. pertama. Jakarta: KENCANA
PRANADA MEDIA GROUP.
koole, Dillen, Lotte F V A N, and G A L Sheppes. 2010. “The Self- Regulation of
Emotion.” : 22–40.
Machfoedz Ircham. 2019a. Bio Statistik. Revisi. Yogyakarta: Fitramaya.
———. 2019b. Metodologi Penelitian. Revisi. Yogyakarta: Fitramaya.
Ns. Yuliastati, S.Kep, M.Kep, Amelia Arnis, M.Nurs. 2016. Keperawatan Anak.
Pfafman, Tessa. 2017. “Assertiveness.” (January).
Potter, Perry. 2010. Fundamental of Nursing. 7th ed. Salemba Medika.
Prastika, Netty. 2016. “Emosi Positif Pada Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah
Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda.” S E M I N A R A S E A N 2nd
PSYCHOLOGY & HUMANITY: 616–23.
Putri, Ganita Ginanti, and Ika Febrian Kristiana. 2018. “Hubungan Antara Hardiness
Dan Regulasi Emosi Pada Perawat Rumah Sakit Usada Insani Kota Tangerang.”
Empati 6(4): 87–90.
Roberton, Terri, Michael Daffern, and Romola S. Bucks. 2012. “Emotion Regulation
and Aggression.” Aggression and Violent Behavior 17(1): 72–82.
http://dx.doi.org/10.1016/j.avb.2011.09.006.
Seifi, Fereshteh, Sedigheh Ebrahimzadeh, and Sedigheh Ebrahimzadeh. 2016.
“Predicting Job Performance of Nurses Based on Emotional Regulation and
Mental Health Practices.” International Journal of Humanities and Cultural
Studies (IJHCS) ISSN 2356-5926 0(0): 1620–29.
Sri Hananto Ponco, Virgianti Nur Faridah. 2016. “PENERAPAN SUPERVISI
KLINIS KEPALA RUANG UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN
CUCI TANGAN LIMA MOMEN PERAWAT PELAKSANA Sri Hananto
Ponco*, Virgianti Nur Faridah **.” Surya 08(03).
Torrence, Brett S., and Shane Connelly. 2019. “Emotion Regulation Tendencies and
Leadership Performance: An Examination of Cognitive and Behavioral
Regulation Strategies.” Frontiers in Psychology 10(JULY): 1–11.
Widayati, Nur. 2019. “HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN
ASERTIVITAS CORRELATION BETWEEN EMOTION REGULATION
AND ASERTIVENESS IN NURSES AT GRHASIA PSYCHIATRIC
HOSPITAL.” : 2–3.
Widyastuti, Tri. 2017. “Pengaruh Komunikasi Asertif Terhadap Pengelolaan
Konflik.” IX(1): 1–104.
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Anak. 6th ed. Jakarta: EGC.
Yanti, R., and B. Warsito. 2013. “Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan
Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan.” Jurnal
Manajemen Keperawatan 1(2): 111695.
Yektiningsih, Erwin. 2020. “HUBUNGAN ASSERTIVENESS TERHADAP SELF
ESTEEM PADA THE CORRELATION ASSERTIVENESS TO SELF
ESTEEM NURSING STUDENTS.” : 57–62.
Yusuf, Putri, and Ika Kristiana. 2017. “Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan
Perilaku Prososial Pada Siswa Sekolah Menengah Atas.” Empati: Jurnal Karya
Ilmiah S1 Undip 6(3): 98–104.