Anda di halaman 1dari 143

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN

FLIPCHART TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG


PERAWATAN PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DEPOK 3
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun guna mencapai derajat Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

Nama : Fransiska Arifiana

NIM : 18130148

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

“Efektivitas Penggunaan Media Audivisual dan Flipchart Terhadap


Pengetahuan tentang Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Depok 3 Yogyakarta”

Skripsi ini dipersiapkan dan disusun oleh

Nama : Fransiska Arifiana


NIM : 18130148

Telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan di hadapan tim penguji
Proposal Program Studi Keperawatan Program Sarjana, pada :

Hari : Selasa
Tanggal : 30 Agustus 2022
Waktu : 09.30 WIB - Selesai
Tempat/Ruang : Kampus 2

Pembimbing I Pembimbing II

Tia Amestiasih, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIK.450311002 Lala Budi Fitriana, S.Kep., Ns., M.Kep,
Sp.Kep An
NIK.450309009
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL

Skripsi dengan judul

“Efektivitas Penggunaan Media Audivisual dan Flipchart Terhadap


Pengetahuan tentang Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Depok 3, Yogyakarta”

Disusun Oleh

Nama : Fransiska Arifiana


Nim : 18130148
Telah di pertahankan di hadapan dewan penguji pada tanggal 30 Agustus 2022

Susunan Dewan Penguji

Penguji I : Tia Amestiasih, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIK : 450311002 (.....................................)

Penguji II : Lala Budi F, S.Kep.,Ns, M.Kep, Sp.Kep An


NIK : 450309009 (.....................................)

Penguji III : Listyana Natalia R, S.Kep.,Ns.,MSN

NIK : 450305003 (....................................)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

Listyana Natalia Retnaningsih, S.Kep.,Ns.,MSN


NIK.450305003
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fransiska Arifiana

NIM : 18130148

Judul Proposal : Efektivitas Penggunaan Media Audivisual dan Flipchart Terhadap


Pengetahuan tentang Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Depok 3 Yogyakarta.

Diajukan untuk diuji pada hari dan tanggal : 14 Februari 2022

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam proposal ini:
(1) tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang
saya akui sebagai tulisan saya sendiri; (2) tidak terdapat bagian atau keseluruhan
tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa
memberikan pengakuan kepada penulis aslinya; (3) tidak terdapat proses rekayasa
data dan atau melakukan perubahan data penelitian orang lain yang saya akui
sebagai data hasil penelitian saya.

Apabila dikemudian hari, terbukti bahwa saya melakukan plagiat pada


naskah ini baik sengaja ataupun tidak, saya menyatakan menarik proposal yang
telah saya ajukan sebagai hasil karya saya dan berarti gelar dan ijazah yang telah
diberikan oleh Universitas Respati Yogyakarta dinyatakan Batal dan segala
konsekuensi hukum yang ada melekat pada saya menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 14 Februari 2022


Yang membuat pernyataan

Fransiska Arifiana
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat, rahmat, dan nikmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian

dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Audivisual dan Flipchart

Terhadap Pengetahuan tentang Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Depok 3, Yogyakarta”. Skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa

bantuan pihak-pihak yang rela meluangkan waktunya untuk membantu dalam

membimbing penulis. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. dr Santoso, M, S.Kep., Sp.OK Selaku Rektor Universitas Respati

Yogyakarta.

2. Wahyu Rochdiat M, S.Kep., M.Kep., Ns., Sp.Kep.J. Selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

3. Listyana Natalia Retnaningsih., S.Kep., Ns., MSN. Selaku Ketua Pogram

Studi Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta.

4. Tia Amestiasih, S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku pembimbing I saya yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi.

5. Lala Budi Fitriana, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep An Selaku pembimbing II

saya yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi.

ii
6. Listyana Natalia Retnaningsih, S.Kep.,Ns.,MSN Selaku penguji saya yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada

penulis dalam penulisan Skripsi.

7. Bapak dan Ibu, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang memberikan

dukungan dan motivasi, sehingga semua dapat berjalan dengan baik dan

lancar.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, baik moral

maupun materi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat yang

melimpah kepada semuanya, sebagai imbalan atas kebaikan dan

bantuannya. Harapan penulis semoga rancangan proposal ini dapat disetujui

oleh tim penguji, sehingga penulis dapat melanjukan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini banyak

kekurangan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar dalam penulisan proposal penelitian selanjutnya dapat

menjadi lebih baik.

Yogyakarta, 14 Februari 2022

Penulis
Fransiska Arifiana

iii
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN
FLIPCHART TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN
PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DEPOK 3
YOGYAKARTA
Fransiska Arifiana1* , Tia Amestiasih2, Lala Budi Fitriana3

*fransiska191200@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif dengan


peningkatan signifikan baik angka kejadian maupun mortalitasnya sehingga
hipertensi jelas merupakan risiko bagi setiap orang. Hipertensi sering disebut
sebagai silent killer, karena penderitanya tidak merasakan indikasi sebagai
peringatan dan biasanya seseorang tidak mengenali sebelum memeriksakan tekanan
darahnya.Hipertensi tidak dapat pulih sepenuhnya, oleh karena itu hipertensi dapat
kambuh kembali. Peningkatan hipertensi dikarenakan rendahnya pengetahuan tentang
cara perawatan penyakit hipertensi. Cara meningkatkan pengetahuan adalah dengan
pendidikan kesehatan. Media audiovisual dan flipchart adalah media yang dapat
digunakan dalam pemberian pendidikan kesehatan mengenai hipertensi.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan efektivitas penggunaan media
audiovisual dan flipchart terhadap pengetahuan tentang perawatan pasien
hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Depok 3, Yogyakarta
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
quasi eksperimen dengan jenis pre and post test non equlvalent control group
design, dimana dalam rancangan ini dilakukan pengukuran awal (pretest) sebelum
diberikan intervensi kemudian diberikan intervensi dan dilakukan pengukuran
(posttest) setelah diberikan intervensi. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Sampel berjumlah 16 orang
untuk kelompok intervensi dengan media audiovisual dan 16 orang untuk kelompok
intervensi dengan media flipchart. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
dan analisis data menggunakan Uji Man Withney.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian terdapat perbedaan efektivitas berdasarkan uji
beda statistic menggunakan uji Mann WithneyTest didapatkan hasil asymp Sig. (2-
tailed) yaitu 0,001 (< 0,05) yang artinya ada peningkatan antara sebelum diberikan
pendidikan kesehatan dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
Simpulan: Ada peningkatan pengetahuan perawatan hipertensi yang signifikan
antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media audio
visual dan flipchart. Namun. Perbedaan evektivitas kedua media tersebut lebih
efektif menngunakan media audiovisual karena di dapatkan nilai 0,000 yang berarti
mengalami peningkatan.
Kata Kunci: Audiovisual, Flipchart, Pengetahuan.
1,2
Program Studi Keperawatan Program Sarjana FIKES UNRIYO
3
Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana FIKES UNRIYO

iv
THE EFFECTIVENESS OF USING AUDIOVISUAL MEDIA AND
FLIPCHART ON KNOWLEDGE ABOUT THE CARE OF
HYPERTENSION PATIENTS IN THE REGION
DEPOK 3 PUSKESMAS WORK
YOGYAKARTA
Fransiska Arifiana1* , Tia Amestiasih2, Lala Budi Fitriana3

*fransiska191200@gmail.com

ABSTRACT
Background: Hypertension is a degenerative disease with a significant increase in
both incidence and mortality so that hypertension is clearly a risk for everyone.
Hypertension is often referred to as the silent killer, because the sufferer does not
feel the indication as a warning and usually someone does not recognize it before
checking his blood pressure. Hypertension cannot be fully recovered, therefore
hypertension can recur. The increase in hypertension is due to the lack of knowledge
about how to treat hypertension. The way to increase knowledge is through health
education. Audiovisual media and flipcharts are media that can be used in providing
health education about hypertension.
Research Objectives: To determine differences in the effectiveness of using
audiovisual media and flipcharts on knowledge about the care of hypertension
patients in the Depok 3 Public Health Center, Yogyakarta.
Research Methods: The type of research used in this study is a quasi-experimental
type of pre and post test non-equlvalent control group design, where in this design
an initial measurement (pretest) is carried out before the intervention is given, then
the intervention is given and measurements are taken (posttest) after the
intervention is given. . The sampling technique in this study used a random
sampling technique. The sample is 16 people for the intervention group with
audiovisual media and 16 people for the intervention group with flipchart media.
The research instrument used a questionnaire and data analysis using the Man
Withney Test.
Research Results: The results of the study there are differences in effectiveness
based on statistical differences using the Mann WithneyTest test, the results of
asymp Sig. (2-tailed) is 0.001 (<0.05) which means that there is an increase between
before being given health education and after being given health education.
Conclusion: There is a significant increase in knowledge of hypertension care
before and after being given health education using audio-visual media and
flipcharts. However. The difference in the effectiveness of the two media is more
effective using audiovisual media because it gets a value of 0.000 which means it
has increased.
Keywords: Audiovisual, Flipchart, Knowledge.
1.2 Nursing Study Program Undergraduate Program FIKES UNRIYO
3 Public Health Study Programs Undergraduate Program FIKES UNRIYO
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ i

PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT .................................. ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
1. Tujuan Umum ................................................................................ 7
2. Tujuan Khusus ............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ............................................................................ 8
E. Keaslian Penelitian ............................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 14
A. Hipertensi ......................................................................................... 14
B. Konsep Pengetahuan ........................................................................ 37
C. Konsep Pendidikan Kesehatan ......................................................... 38
D. Media Pendidikan Kesehatan ........................................................... 39
E. Efektivitas Media Pendidikan Kesehatan ........................................ 39
F. Kerangka Teori................................................................................. 39
G. Kerangka Konsep ............................................................................. 39
H. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 40
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 41
B. Tempat dan Waktu Pengambilan Data ............................................. 41
1. Tempat Penelitian ....................................................................... 41
2. Waktu Pengambilan Data ........................................................... 41
C. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling .......................... 41
1. Populasi Penelitian ..................................................................... 41
2. Sampel Penelitian ....................................................................... 42
3. Teknik Sampling ........................................................................ 43
D. Variabel dan Definisi Operasional ................................................... 43
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................................... 43
1. Jenis Data yang Dikumpulkan................................................... 43
2. Cara Pengumpulan Data ............................................................ 43
F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 50
1. Instrumen Penelitian ................................................................... 50
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................... 52
G. Pengelolaan dan Analisa Data .......................................................... 53
1. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 53
2. Teknik Analisa Data ................................................................... 54
H. Rencana Jalannya Penelitian ............................................................ 55
I. Etika Penelitian ................................................................................ 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................


A. Hasil Penelitian .................................................................................
B. Pembahasan ......................................................................................
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian …………………………………………..………5

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi …..........................................…………………11

Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Oprasional ….…..……………………………27

Tabel 3.2 Blue Print Skala Pengetahuan ………………………………………41


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ………………..….…..……………………………

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...................……….....…………………………..

Gambar 3.1 Desain Rancangan Penelitian ...…..………….........…………….…

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Judul

Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan Dinas Kesehatan Sleman

Lampiran 3. Surat Izin Studi Pendahuluan Puskesmas Depok 3

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Studi Pendahuluan

Lampiran 5. Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 6. Lembar Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 7. Instrumen Penelitian

Lampiran 8. Satuan Acara Pengajaran

Lampiran 9. Materi Pendidikan Kesehatan

Lampiran 10. SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemeriksaan Tekanan Darah

Lampiran 11. Rencana Anggaran Penelitian

Lampiran 12. Surat Permohonan menjadi Enumerator

Lampiran 13. Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 14. Formulir Penilaian Uji Expert

iii
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH

ACE (Angiotensin I Converting Enzyme)

ADH (Anti Diuretic Hormone)

AHA (American Heart Association)

CO2 (Karbon Dioksida)

HDL (High Density Lipoprotein)

mmHg (Milimeter Air Raksa)

NACL (Natrium klorida)

LDL (Low Density Lipoprotein)

WHO (World Health Organization)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah kesehatan global yang mengancam saat ini adalah

penyakit degeneratif seperti Hipertensi. Hipertensi adalah penyakit dengan

peningkatan signifikan baik angka kejadian maupun mortalitasnya sehingga

hipertensi jelas merupakan risiko bagi setiap orang. Komplikasi serius pada

kardiovaskular, ginjal dan saraf serta perawatan yang lama hampir tidak

dapat dihindari dari penyakit ini (Kapadia et al., 2019). Hipertensi atau yang

lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan di mana

terjadi peningkatan tekanan darah di atas batas normal yaitu 120/80 mmHg.

Hipertensi sering disebut sebagai silent killer, karena penderitanya tidak

merasakan indikasi sebagai peringatan dan biasanya seseorang tidak

mengenali sebelum memeriksakan tekanan darahnya (Rahayu et al.,

2018;Tamamilang et al., 2018). Hipertensi tidak dapat pulih sepenuhnya,

oleh karena itu hipertensi dapat kambuh kembali (Rohmawati, 2021).

Hipertensi dapat menyerang hampir semua kelompok masyarakat di

seluruh dunia. Jumlah penderita hipertensi terus bertambah dari tahun ke

tahun. Data World Health Organization (WHO) tahun 2018 menunjukkan

sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3

orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus

meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5

1
Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya

10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya

(Kemenkes, 2019). Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi

tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua

(22,2%). Kementerian Kesehatan RI. (2021). Info Data dan Informasi:

Hipertensi.

Berdasarkan data Badan Litbang Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI,

(2018) Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terdapat hipertensi

658.201 jiwa. Jumlah penderita hipertensi di Provinsi D.I.Yogyakarta

sebanyak 8.373 jiwa, di Kabupaten Sleman terdapat penderita hipertensi

sebanyak 2.639 jiwa, di Kabupaten bantul terdapat penderita hipertensi

sebanyak 2.204 jiwa, di Kabupaten Gunung Kidul terdapat penderita

hipertensi sebanyak 1.637 jiwa, di Kota Yogyakarta terdapat penderita

hipertensi sebanyak 962 jiwa, dan di Kabupaten Kulon Progo terdapat

penderita hipertensi sebanyak 931 jiwa. Berdasarkan kelompok umur

prevalensi hipertensi di D.I.Yogyakarta, pada umur lebih dari 18 tahun,

pada umur 25-34 memiliki angka tertinggi yaitu terdapat penderita

hipertensi sebanyak 1.370 jiwa. Menurut penelitian Tirtasari, & Kodim

(2019) dalam subjek penelitian nya yaitu berdasarkan umur 18-45 tahun,

prevalensi penderita hipertensi sebesar 1.401 responden dari total 10.310

responden. Ditambahkan dari penelitian nya mayoritas penderita hipertensi

berasal dari usia 35-44 tahun sebesar 21.35%.

Universitas Respati Yogyakarta


Di Kabupaten Sleman, hipertensi menduduki sepuluh besar penyakit

rawat jalan puskesmas tahun 2019 dengan kasus hipertensi khusus nya

hipertensi primer menduduki urutan ketiga yaitu dengan jumlah kasus

138.702 kasus. Dan dengan begitu jumlah estimasi penderita hipertensi

yang berusia lebih dari 15 tahun di Kabupaten Sleman Kecamatan Depok

dari berbagai data Puskesmas Depok 1 dengan jumlah 2.605 jiwa dan yang

mendapatkan pelayanan kesehatan 1.665 jiwa, Depok II dengan jumlah

3.166 jiwa dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan 2.561 jiwa, Depok

III dengan jumlah 3.388 jiwa dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan

1.675 jiwa (Dinkes Sleman, 2020).

Penyebab seseorang menyandang hipertensi dapat disebabkan oleh

faktor usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga hipertensi atau genetik.

Hipertensi juga dapat disebabkan oleh pola hidup sehat yang meliputi pola

makan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol, asupan garam yang

berlebihan, kebiasaan merokok, minum alkohol, tidak mau berolahraga,

kelebihan berat badan, dan stres (Valdono et al., 2018). Perilaku tidak sehat

yang dapat menyebabkan seseorang terdiagnosis hipertensi erat kaitannya

dengan pengetahuan (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan/perilaku seseorang (overt behaviour). Menurut Leli Herawati

(2020) bahwa adanya hubungan pengetahuan tentang hipertensi dengan

perilaku pengendalian hipertensi. Didukung dengan penelitian Fajarsari

dkk., (2021) bahwa pengetahuan yang baik tentang hipertensi sangat

Universitas Respati Yogyakarta


diperlukan bagi seseorang dalam perilaku pencegahan terjadinya hipertensi.

Hal ini menegaskan bahwa pengetahuan penyandang hipertensi sangat

penting dalam perilaku pencegahan hipertensi.

Menurut penelitian Susiati dkk., (2017) yang menunjukan gambaran

pengetahuan dan sikap klien tentang cara perawatan hipertensi

mendapatkan hasil bahwa sebanyak 42,2% dari total responden 45 memiliki

pengetahuan yang kurang. Pengetahuan yang kurang dapat dipengaruhi oleh

banyak faktor, salah satunya adalah kurangnya terpapar informasi maupun

kemudahan untuk memperoleh informasi (Mubarak, W. I. et al., 2007).

Salah satu program kesehatan yang dapat digunakan dalam penyampaian

informasi yang bertujuan mengubah cara berpikir seseorang adalah dengan

pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2014).

Pendidikan kesehatan dapat efektif jika menggunakan alat atau

media yang sesuai dengan sasaran maupun target dari pendidikan kesehatan

itu sendiri. Media yang dapat digunakan untuk sasaran kelompok besar,

target peningkatan pengetahuan dan sasaran berpendidikan tinggi maupun

berpendidikan rendah maka media yang dapat digunakan adalah media

audiovisual dan media flipchart (Notoatmodjo, 2014).

Pendidikan kesehatan juga akan lebih menarik jika menggunakan

media yang tepat, salah satunya adalah media audiovisual dan media

flipchart (Selvia Purba & Gambir, 2019). Media audiovisual dapat

mengendalikan penglihatan maupun pendengaran dari sasaran, media ini

juga melibatkan semua alat indra pembelajaran maka semakin banyak alat

Universitas Respati Yogyakarta


indra yang terlibat dapat membuat orang yang menerima informasi dapat

dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan (Jayanti et al., 2019). Beberapa

penelitian yang meneliti tentang keefektifan penggunaan media audiovisual

dengan media poster maupun media leaflet dalam meningkatkan

pengetahuan mendapatkan hasil bahwa media audiovisual lebih efektif

dalam meningkatkan pengetahuan seseorang (Janah & Timiyatun, 2020;

Priyanto dkk., 2021).

Sedangkan media flipchart berisi pesan dan diterangkan dengan

gambar yang menjelaskan suatu topik secara cukup rinci sehingga

penyampaian informasi menjadi ringkas dan praktis disertai dengan

penjelasan langsung dari fasilitator (Selvia Purba & Gambir, 2019).

Menurut penelitian Nabila Debrin, dkk., (2020) tentang efektivitas

penggunaan media flipchart dan komik dalam pendidikan kesehatan

terhadap pengetahuan menggosok gigi pada siswa SD1 Raden Paku

Surabaya, mendapatkan hasil bahwa media flipchart lebih efektif dalam

meningkatkan pengetahuan seseorang.

Pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dan media flipchart

yang telah diteliti sebelumnya hanya berfokus pada keefektifan dari

mediannya tersendiri dan berdasarkan pencarian literatur peneliti belum

menemukan adanya pengguaan media dalam pendidikan kesehatan pada

klien hipertensi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuannya maka

dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk menggabungkan penggunaan

Universitas Respati Yogyakarta


media audiovisual dan flipchart dalam meningkatkan pengetahuan klien

hipertensi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 6

Januari 2022 di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mendapatkan hasil

bahwa dari 25 Puskesmas, Puskesmas Depok 3 merupakan peringkat

pertama dengan jumlah hipertensi sebesar 3.388 jiwa dengan jumlah

pelayanan 1.675.. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas

Depok 3 pada tanggal 8 Januari 2022 mendapatkan hasil bahwa kunjungan

pengidap hipertensi selama bulan Desember 2021 sebanyak 381 jiwa.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 5 responden hipertensi

di Pedukuhan Nologaten, Depok, Sleman, Yogyakarta tentang Pengertian,

faktor risiko, diagnosis dan tatalaksana hipertensi. Setelah diwawancara, 4

dari 5 responden mengatakan tidak mengetahui Definisi, faktor risiko,

diagnosis dan tatalaksana hipertensi dan 1 orang mengetahui definisi, faktor

risiko, diagnosis dan tatalaksana hipertensi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti

maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Efektivitas Penggunaan Media

Audivisual dan Flipchart Terhadap Pengetahuan tentang Perawatan Pasien

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 3, Yogyakarta.

Universitas Respati Yogyakarta


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah

“Bagaimana Efektivitas Penggunaan Media Audivisual dan Flipchart

Terhadap Pengetahuan tentang Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Depok 3, Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan Efektivitas

Penggunaan Media Audivisual dan Flipchart Terhadap Pengetahuan

tentang Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Depok 3, Yogyakarta.

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas

Penggunaan Media Audivisual dan Flipchart Terhadap Pengetahuan

tentang Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Depok 3, Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan responden sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan dengan media audiovisual pada

pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Depok 3, Yogyakarta.

b. Diketahuinya pengetahuan responden sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan dengan media flipchart pada

pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Depok 3, Yogyakarta.

Universitas Respati Yogyakarta


c. Diketahuinya perbedaan Efektivitas Penggunaan Media

Audivisual dan Flipchart Terhadap Pengetahuan tentang

Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Depok 3, Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi

terkait pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang promosi

kesehatan dan kepustakaan bagi Ilmu Keperawatan Medikal

Bedah, khususnya yang berkaitan dengan Efektivitas Penggunaan

Media Audiovisual dan Flipchart Terhadap Pengetahuan tentang

Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Depok

3, Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Universitas Respati Yogyakarta

Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar tambahan

penelitian dan pengabdian masyarakat serta bahan ajar

mengenai pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan tentang Hipertensi di masyarakat dan tambahan

referensi di perpustakaan Universitas Respati Yogyakarta.

Universitas Respati Yogyakarta


b. Bagi Pasien

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

meningkatkan pengetahuan pada pasien yang di wilayah

kerja Puskesmas khususnya yang menderita penyakit

hipertensi.

c. Bagi peneliti selanjutnya.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang efektivitas pendidikan kesehatan media

Audiovisual dan Flipchart terhadap pengetahuan tentang perawatan

pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 3, Yogyakarta

belum pernah dilakukan, adapun penelitian yang berkaitan dengan

penelitian ini pernah dilakukan oleh :

Universitas Respati Yogyakarta


Tabel 1.1 Keaslian p enelitian
No. Nama Judul Metode penelitian Persamaan Perbedaan
Peneliti
1. Nurhasana : Gambaran Desain penelitian : Analisa Data : Desain Penelitian :
2020 pengetahuan dan Desain penelitian Analisa data univariat dan 1. Peneliti Sebelumnya :
sikap pencegahan deskriptif dengan bivariat. Desain penelitian yang digunakan
kekambuhan pendekatan kuantitatif adalah Desain penelitian deskriptif
hipertensi pada 1. Variable dependen dengan pendekatan kuantitatif
penderita hipertensi Teknik Sampling : yang digunakan 2. Peneliti :
di puskesmas antang Pengambilan sampel adalah tingkat Desain penelitian yang digunakan
kota makassar menggunakan Teknik pengetahuan pasien adalah Quasi Ekperimen dengan
purposive sampling. Hipertensi rancangan Pre and Post Test
Control Group Design
Analisa Data :
Teknik Sampling :
Analisa data univariat
1. Peneliti Sebelumnya :
dan bivariat.
Pengambilan sampel
menggunakan Teknik purposive
sampling.
2. Peneliti :
Teknik sampling yang digunakan
adalah Simple Random Sampling

2. Jannah : Perbandingan Desain penelitian : Analisa Data : Desain penelitian :


2020 Efektivitas Jenis penelitian ini 1. Peneliti Sebelumnya : Desain
Analisa data univariat
Pendidikan adalah pra exsperiment penelitian yang digunakan adalah
dan bivariat.
Kesehatan dengan two group pretest and pra exsperiment two group pretest
Media Leaflet dan posttest. and posttest.
1. Media yang digunakan
Audio Visual dalam Teknik Sampling :
adalah media Audivisual.

15
Meningkatkan Teknik pengambilan
2. Variable dependen 2. Peneliti :
Pengetahuan Remaja sampel menggunakan yang digunakan adalah Desain penelitian yang digunakan
tentang Pemeriksaan purposive sampling
tingkat pengetahuan adalah Quasi Ekperimen dengan
Payudara Sendiri dengan menerapkan
pasien Hipertensi rancangan Pre and Post Test
(SADARI) kriteria inklusi dan menggunakan media Control Group Design
kriteria eksklusi. Audiovisual Teknik Sampling :
3. Variable independen 1. Peneliti Sebelumnya :
Analisa Data :
yang digunakan adalah Teknik pengambilan sampel
Data dianalisa pendidikan kesehatan menggunakan purposive sampling
menggunakan analisa menggunakan media dengan menerapkan kriteria
univariat dan analisa Audiovisual inklusi dan kriteria eksklusi.
bivariate. 2. Peneliti Sebelumnya :
Media yang digunakan adalah
media Leaflet dan media
Audivisual.
3. Peneliti :
Teknik sampling yang digunakan
adalah Simple Random Sampling
4. Peneliti :
Media yang digunakan adalah
media Audivisual dan Flipchart

3. Sholehah : Efektifitas Desain penelitian : Desain penelitian : Teknik Sampling :


2020 Pendidikan Desain penelitian ini Desain penelitian yang 1. Peneliti Sebelumnya :
Kesehatan mengggunakan quasi digunakan adalah Quasi Teknik sampling yang digunakan
Menggunakan Media eksperiment dan Ekperimen dengan adalah Total sampling
Audio Visual dan menggunakan rancangan Pre and Post 2. Peneliti Sebelumnya :
Poster rancangan penelitian Media Audio Visual dan Poster

Universitas Respati Yogyakarta


terhadap Perilaku two group pre-post test Test Control Group 3. Peneliti Sebelumnya :
Ibu Primipara dalam design Design Variable dependen yang
Manajemen Laktasi Analisa data : digunakan adalah Perilaku Ibu
Teknik Sampling :
Analisa data Univariat Primipara dalam Manajemen
Teknik sampling yang
dan Bivariat Laktasi
digunakan adalah Total
4. Peneliti :
sampling
1. Media yang digunakan Teknik sampling yang digunakan
Analisa Data : adalah media adalah simple random sampling
Audiovisual. 5. Peneliti :
Data dianalisa Media yang digunakan adalah
menggunakan analisa media Audivisual dan Flipchart
univariat dan analisa 6. Peneliti :
bivariate. Variable dependen yang
digunakan adalah Tingkat
Pengetahuan pasien Hipertensi

Universitas Respati Yogyakarta


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi Penetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil mempersepsikan atau

mengetahui sesuatu tentang seseorang melalui panca inderanya (yaitu

mata, hidung, telinga, dll). Pengetahuan yang dimiliki oleh alat indera

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian terhadap objek dan

intensitas persepsi. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

melalui pendengaran (telinga) dan penglihatan (mata) (Notoatmodjo,

2012).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan diantaranya:

1) Tahu (know)

Tahu dapat didefinisikan sebagai recall (memanggil) dari

memori yang sudah ada sebelumnya setelah sesuatu diamati.

2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu hal bukan hanya tentang mengetahui hal

itu, bukan hanya mampu mengatakannya, tetapi seseorang harus

menafsirkan dengan benar hal yang dia ketahui.

18
3) Aplikasi (application)

Ketika seseorang memahami objek yang bersangkutan dan

dapat menerapkan prinsip-prinsip yang dia ketahui pada situasi

orang lain, penerapannya dapat dijelaskan.

4) Analisis (analysis)

Analisis merupakan kecakapan seseorang untuk

menggambarkan dan atau meleraikan, kemudian menemukan

masalah atau hubungan antar komponen yang diperoleh pada

objek tertentu yang diketahui. Salah satu tanda bahwa

pengetahuan seseorang telah mencapai tingkat analisis adalah

apakah orang tersebut dapat menyatakan ada bedanya atau

memisahkan, membuat kelompok dan membuat grafik (chart)

objek pengetahuan.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kecakapan seseorang untuk meringkas

atau mengkorelasikan secara logis komponen-komponen

pengetahuan yang ada, atau bisa juga disebut kemampuan untuk

mengembangkan formulasi baru berdasarkan formulasi yang

sudah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

terus membenarkan atau mengevaluasi suatu objek tertentu.

Penilaian itu sendiri didasarkan pada standar atau norma

Universitas Respati Yogyakarta


penentuan nasib sendiri yang berlaku di masyarakat

(Notoatmodjo, 2012).

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara

lain:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah petunjuk yang diberikan kepada

seseorang tentang sesuatu agar mereka dapat memahaminya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan seseorang semakin

tinggi maka proses menerima informasi semakin mudah dan

pengetahuan yang dimiliki semakin banyak. Sebaliknya, orang

yang kurang berpendidikan dapat mengganggu perkembangan

pengetahuan dalam menerima pengetahuan yang diberikan.

2) Pekerjaan

Lingkungan kerja memungkinkan orang untuk memperoleh

pengalaman dan pengetahuan secara langsung maupun tidak

langsung.

3) Umur

Seiring bertambahnya usia, aspek fisik dan mental atau

psikologis mereka akan berubah. Pertumbuhan tubuh seseorang

secara garis besar diklasifikasikan menjadi empat kategori

perubahan, antara lain perubahan ukuran, perubahan proporsi,

Universitas Respati Yogyakarta


hilangnya sifat-sifat lama, dan munculnya sifat-sifat baru. Hal ini

terjadi karena pematangan fungsi organ.

4) Minat

Minat adalah kecenderungan atau kemauan yang besar

untuk sesuatu. Manfaatnya dapat membuat seseorang terus maju

dan mencoba sesuatu dan akhirnya mendapatkan pengetahuan

yang lebih dalam.

5) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu peristiwa yang dirasakan

seseorang saat berhubungan dengan lingkungannya.

Kecenderungan untuk melupakan pengalaman seseorang ketika

pengalaman yang diterima kurang menyenangkan, tetapi ketika

pengalaman objek yang menyenangkan bersifat psikologis, kesan

yang sangat mendalam akan dibuat dan membekas pada emosi

psikologis mereka dan pada akhirnya pandangan hidup yang

positif.

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Kebudayaan yang mendidik seseorang mempengaruhi

pembentukan pandangan sikapnya. Jika terdapat budaya menjaga

kebersihan lingkungan di daerah tersebut, tidak menutup

kemungkinan masyarakat sekitar mengambil posisi agar selalu

memelihara lingkungan yang bersih, karena pembentukan

hubungan personal dapat dipengaruhi lingkungan.

Universitas Respati Yogyakarta


7) Informasi

Ketersediaan informasi mampu mempercepat perolehan

pengetahuan yang baru bagi seseorang (Mubarak, W. I., Chayanti,

2007).

d. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan dapat diukur

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi

yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

1) Wawancara

Wawancara tertutup merupakan sebuah wawancara yang

mana Jawaban atas pertanyaan yang diberikan disediakan sebagai

opsi jawaban. Responden dapat memilih jawaban yang mereka

anggap benar dan sesuai. Wawancara publik adalah pertanyaan

terbuka. Dengan kata lain, responden dapat menjawab apa saja

menurut pendapatnya sendiri.

2) Angket

Angket merupakan instrumen atau alat ukur seperti

wawancara, hanya tanggapan responden yang disampaikan secara

tertulis. Metode pengukuran melalui angket sering disebut juga

“self administered” atau mengisi sendiri. Parameter tingkat

pengetahuan dapat dikategorikan dengan presentase:

Universitas Respati Yogyakarta


a) Baik : 76%-100%

b) Cukup : 56%-75%

c) Kurang : <56%

(Wawan & Dewi, 2011).

Perilaku tidak sehat yang dapat menyebabkan seseorang

terdiagnosis hipertensi erat kaitannya dengan pengetahuan

(Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan adalah tingkat perilaku pasien

dalam melaksanakan pengobatan dan perilaku yang disarankan

oleh dokter atau orang lain (Notoadmojo, 2012). Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan/perilaku seseorang (overt behaviour).

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya

adalah kurangnya terpapar informasi mengenai faktor penyebab

hipertensi (Janah & Timiyatun, 2020). Hal ini dikarenakan

pengetahuan mampu mempengaruhi sikap yang pada akhirnya

mampu mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku

(Nugrahaeni, 2018). Pengetahuan yang harus dimiliki oleh

penderita hipertensi meliputi pengertian hipertensi, penyebab

hipertensi, gejala yang sering menyertainya dan pentingnya

berobat secara teratur dan berkesinambungan dalam jangka

panjang serta mengetahui bahaya yang ditimbulkan jika tidak

minum obat (Notoadmojo, 2012).

Universitas Respati Yogyakarta


2. Perawatan Hipertensi

a. Definisi Hipertensi

Tekanan darah normal pada seseorang adalah 120 mmHg

sistolik dan 80 mmHg diastolik. Hipertensi dapat didefinisikan

sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik di atas 140

mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Kemenkes RI,

2019). Tekanan darah yang telah diukur harus dilakukan pengukuran

sebanyak dua kali dengan selang waktu lima menit dalam keadaan

istirahat atau keadaan tenang. Peningkatan tekanan darah

berlangsung dalam jangka waktu yang lama (persisten) bila tidak

dideteksi sejak dini dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal

(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (stroke)

(Kemenkes RI, 2014).

b. Klasifikasi hipertensi.

a. Klasifikasi berdasarkan etiologi (Wijaya & Putri, 2017).

Berdasarkan penyebabnya, tekanan darah tinggi dibagi

menjadi primer dan sekunder.

1) Hipertensi Primer/Essential Hypertention

Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya. Hipertensi primer sering dikaitkan dengan faktor

genetik, stres psikologis, faktor lingkungan, diet, dan kurangnya

aktivitas fisik (Kemenkes RI, 2019). Sekitar 90% pasien

hipertensi mengalami hipertensi primer atau essensial (Yulanda

Universitas Respati Yogyakarta


dan Lisiswanti 2017). Hipertensi primer terjadi karena

peningkatan tekanan arteri karena mekanisme kontrol

homeostatis yang tidak teratur (Rahmatika, 2019).

2) Hipertensi sekunder/Non Essential Hypertention

Hipertensi sekunder diketahui penyebabnya dengan pasti.

Sekitar 5-10% kejadian hipertensi disebabkan oleh penyakit

ginjal. Sedangkan sekitar 1-2% disebabkan oleh penggunaan

obat-obatan tertentu atau gangguan hormonal. Penyebab lain

dari hipertensi sekunder adalah pheochromocytoma, yaitu tumor

yang menghasilkan epinefrin di kelenjar adrenal yang dapat

menyebabkan peningkatan denyut jantung dan stroke volume

karena retensi garam (Rahmatika, 2019).

b. Klasifikasi hipertensi berdasarkan derajat


Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
Derajat Tekanan Tekanan diastolic
sistolik (mmHg)
(mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Pre-hipertensi 120 - 139 atau 80 – 89
Hipertensi derajat I 140 -159 atau 90 – 99
Hipertensi derajat II > 160 atau > 100
Sumber : (Kemenkes RI, 2019).

c. Faktor risiko (Pranata & Prabowo, 2017)

1) Faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat dikontrol

antara lain:

Universitas Respati Yogyakarta


a. Genetik

Tekanan darah tinggi herediter rentan terjadi pada orang dari

keluarga yang memiliki riwayat hipertensi. Hal ini terkait dengan

peningkatan kadar natrium intraseluler dan rasio kalium terhadap

natrium yang rendah. Individu dengan orang tua dengan hipertensi

memiliki risiko dua kali lipat lebih besar terkena tekanan darah

tinggi dibandingkan orang tanpa riwayat keluarga hipertensi

(Nildawati, dkk. 2019).

b. Usia

Faktor usia berisiko terkena tekanan darah tinggi karena seiring

bertambahnya usia, fungsi organ tubuh menurun dan dapat

mempengaruhi elastisitas atau kelenturan pembuluh darah. (Cahaya,

2019). Menurut American Heart Association (AHA), orang Amerika

berusia di atas 20 tahun telah menderita tekanan darah tinggi yang

mencapai hingga 74,5 juta orang, sekitar 90-95% kasus tidak

diketahui penyebabnya (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan

prevalensi provinsi Jawa Tengah, mereka yang berusia di atas 18

tahun berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Tekanan darah

tinggi juga dapat terjadi pada seseorang yang berusia 30-50 tahun,

hipertensi idiopatik muncul dan dapat meningkat seiring

bertambahnya usia (Wulandari dan Abriani 2020).

Universitas Respati Yogyakarta


c. Jenis kelamin

Jenis kelamin berpengaruh terhadap tekanan darah tinggi, pria

lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan wanita

premenopause. Hormon estrogen berperan dalam meningkatkan

kadar High Density Lipoprotein (HDL) (Lestari, 2020). Kadar

rendah (High Density Lipoprotein) dalam tubuh dapat meningkatkan

kadar LDL (Low Density Lipoprotein) yang mempengaruhi

terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah dan menjadi plak

sehingga menyumbat pembuluh darah yang menyebabkan pompa

jantung meningkat untuk mensuplai darah ke seluruh bagian tubuh.

tubuh dan memicu hipertensi. Namun, setelah wanita mengalami

menopause, tekanan darah meningkat. Berdasarkan penelitian, ada

hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian tekanan darah

tinggi, hipertensi paling banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan

perempuan (Azhari, 2017).

2) Faktor penyebab tekanan darah tinggi yang dapat dikontrol antara

lain:

a. Pola hidup

Gaya hidup seseorang memiliki peran yang sangat besar

untuk mengalami hipertensi, orang dengan berat badan

berlebih di atas 30% berpotensi untuk mengalami hipertensi

dan banyak konsumsi garam dapur serta tidak melakukan

olahraga secara teratur dapat menjadi faktor risiko. Obesitas

Universitas Respati Yogyakarta


dapat menyebabkan tekanan darah tinggi melalui berbagai

mekanisme langsung atau tidak langsung. Mekanisme

tersebut secara langsung menyebabkan peningkatan curah

jantung, semakin besar massa tubuh seseorang maka

semakin banyak jumlah darah yang beredar sehingga curah

jantung meningkat (Akbar dan Santoso 2020). Orang gemuk

lebih berisiko terkena hipertensi daripada orang dengan berat

badan normal (Sundari dan Bangsawan, 2019).

b. Konsumsi Garam/Natrium

Natrium adalah mineral yang penting untuk kesehatan.

Beberapa natrium berasal dari makanan dalam bentuk garam

meja atau natrium klorida (NaCl), dengan mengkonsumsi

garam dapat menyebabkan rasa haus dan mendorong

keinginan untuk minum, hal ini meningkatkan volume darah

dalam tubuh, yang berarti jantung harus memompa lebih

banyak sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat.

Mengkonsumsi natrium berlebih dapat menyebabkan

natrium ekstraseluler meningkat. Peningkatan volume cairan

ekstraseluler menyebabkan peningkatan volume darah, yang

mengakibatkan tekanan darah tinggi karena kadar natrium

dalam sel otot polos di dinding arteriol meningkat (Lestari,

2020).

Universitas Respati Yogyakarta


c. Merokok

Merokok berdasarkan pengamatan beberapa peneliti

tentang perilaku merokok dapat menyebabkan tekanan darah

tinggi karena rokok menyebabkan tekanan darah tinggi

karena mengandung Nikotin dan Karbon Dioksida (CO2)

yang dapat meningkatkan asam lemak, mengaktifkan

trombosit, memicu aterosklerosis dan mempersempit

pembuluh darah. Sedangkan Karbon Dioksida (CO2)

menyebabkan hemoglobin dalam darah rusak dan

terakumulasi pada membran pembuluh kapiler dan

menyebabkan penebalan pembuluh darah (Dismiantoni, et

al. 2019). Efek jangka panjang dari merokok dapat

menyebabkan peningkatan tekanan darah akibat peradangan,

disfungsi indotel, pembentukan plak dan kerusakan

pembuluh darah (Rahmatika, 2019).

d. Kurang aktivitas fisik dan olahraga

Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga mengakibatkan

peningkatan denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja

lebih keras untuk memompa darah. Kurangnya aktivitas dan

olahraga juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan,

yang merupakan faktor risiko tekanan darah tinggi

(Sarumaha dan Diana, 2018).

Universitas Respati Yogyakarta


d. Manifestasi klinis

Gejala tekanan darah tinggi pada sebagian orang tidak memiliki

keluhan, namun dapat merasakan gejalanya saat terjadi komplikasi.

Gejala prehipertensi antara lain sakit kepala, berat dan kaku pada leher,

dada berdebar-debar, gelisah, pandangan kabur, dan mudah lelah

(Sumarni dan Setyaningsih, 2019). Gejala tekanan darah tinggi pada

beberapa juga menunjukkan gejala seperti sakit kepala, mual dan

muntah, gelisah, pening, kelelahan, sesak napas, penglihatan kabur,

telinga berdenging, sulit tidur, nyeri dada, berat di leher, cepat denyut

jantung semakin kuat atau tidak teratur (Tiara, 2020).

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan selain tekanan

darah tinggi, tetapi perubahan pada retina, seperti perdarahan,

penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat ditemukan edema

pupil.

Individu yang menderita hipertensi tidak menunjukan gejala selama

bertahun-tahun (Crowin., (Wijaya & Putri, 2017) ) menyatakan bahwa

sebagian besar gejala klinis yang muncul adalah :

a. Sakit kepala saat bangun, kadang disertai mual dan muntah,

akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

c. Ayunan Langkah goyah akibat kerusakan susunan saraf

pusat.

Universitas Respati Yogyakarta


d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerulus.

e. Edema dan pembengkakan tergantung karena peningkatan

tekanan kapiler.

e. Patofisiologis Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi disebabkan oleh peningkatan kadar LDL

(Low Density Lipoprotein) yang mempengaruhi terjadinya

aterosklerosis pada pembuluh darah yang menyebabkan struktur

anatomi pembuluh darah perifer mengalami gangguan dan penurunan

elastisitas pembuluh darah (Azhari, 2017). Sehingga aterosklerosis

menyebabkan pembentukan plak dan penyempitan pembuluh darah

yang menghambat sirkulasi darah perifer sehingga meningkatkan

aktivitas simpatis dan dapat menyebabkan pompa jantung untuk

mensuplai darah ke seluruh tubuh menjadi berat akibat peningkatan

denyut jantung. peningkatan vasokonstriksi aliran darah kembali ke

jantung menyebabkan peningkatan kontraktilitas jantung

mengakibatkan stroke volume (volume darah yang dikeluarkan oleh

ventrikel) dan menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga

memicu hipertensi (Ayukhaliza, 2020).

Mekanisme pembentukan ACE hipertensi memainkan peran

fisiologis dalam mengatur tekanan darah. Hormon renin diproduksi

oleh ginjal dan diubah menjadi angiotensin I. Angiotensin I

Converting Enzyme (ACE) terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah

Universitas Respati Yogyakarta


menjadi angiotensin II yang terdapat di paru-paru, angiotensin I

diubah menjadi angiotensin II yang berperan sebagai berperan dalam

meningkatkan tekanan darah. melalui dua tindakan utama.

Peningkatan sekresi hormon Anti Diuretic Hormone (ADH) dan rasa

haus. Anti Diuretic Hormone (ADH) diproduksi di hipotalamus

(kelenjar hipofisis) dan bekerja di ginjal untuk mengatur osmolalitas

dan volume urin. Peningkatan Anti Diuretic Hormone (ADH)

menyebabkan penurunan urin yang dikeluarkan dari tubuh

(antidiuresis) sehingga menjadi pekat dan memiliki osmolalitas yang

tinggi. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler

ditingkatkan dengan menarik cairan dari membran intraseluler.

Akibatnya, volume darah meningkat yang memicu peningkatan

tekanan darah. Sekresi aldosteron dari korteks adrenal merupakan

hormon steroid yang memiliki peran penting dalam ginjal. Hormon

aldosteron berfungsi mengatur volume cairan ekstraseluler dan

mengurangi ekskresi natrium klorida (NaCl) dengan cara menyerap

kembali zat-zat yang dibutuhkan tubuh dari tubulus ginjal (Lutfiasari,

dkk 2017).

f. Komplikasi

Kondisi kesehatan yang menunjukkan perubahan patologis akibat

hipertensi antara lain (Kemenkes, RI 2013) :

a) Gangguan penglihatan, gagal jantung, disfungsi ginjal dan

gangguan serebral (otak).

Universitas Respati Yogyakarta


b) Gangguan serebral (otak) yang menyebabkan kejang, perdarahan

pembuluh darah serebral yang mengakibatkan kelumpuhan,

gangguan kesadaran hingga koma.

c) Infark Miokard Hipertensi menyebabkan arteri koroner

mengalami Artherosclerosis sehingga tidak dapat menyuplai

oksigen ke miokardium dan terbentuk thrombus yang dapat

menghambat aliran darah melalui pembuluh darah akibat

hipertensi kronik dan hipertrofi vertikal sehingga kebutuhan

oksigen di miokardium tidak dapat dipenuhi, menyebabkan

iskemia jantung menjadi infark miokardium (Hakim dan Muhani,

2020).

d) Artherosclerosis adalah penyakit pada lapisan dalam dinding

pembuluh darah yang tebal akibat timbunan lemak yang disebut

plak atau deposit keras yang tidak normal pada dinding arteri

(Tamburian, dkk. 2020).

e) Penyakit fungsi ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal karena

kerusakan progresif akibat tekanan tinggi di kapiler glomerulus.

Ketika kapiler glomerulus rusak, darah mengalir ke unit

fungsional ginjal, neuron terganggu dan dapat berkembang

menjadi hipoksia dan kematian. Kerusakan membran glomerulus,

protein keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik keloid

plasma berkurang, hal ini menyebabkan edema yang sering

dijumpai pada hipertensi kronis.

Universitas Respati Yogyakarta


g. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan Nonfarmakologis

a) Konsumsi buah dan sayur yang mengandung banyak air,

serat, vitamin dan mineral seperti kalium, kalsium,

magnesium (Setiawati dan Bafdal, 2020).

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi darah

tinggi. Hal pertama dan utama yang perlu di ubah adalah

menu makanan. Ganti menu makan dengan buah-buahan dan

sayuran segar. Makanan yang baik dikonsumsi para

penderita darah tinggi diantaranya :

(1) Cokelat

Cokelat yang dianjurkan untuk menurunkan

tekanan darah tinggi adalah cokelat pekat (dark

chocolate). Cokelat pekat yang belum ditambah zat

pemanis atau pewarna mengandung flavonoid tinggi.

Flavonoid ini mampu memproduksi nitrit oksida

yang berfungsi menguatkan otot-otot di sekitar

pembuluh darah sehingga aliran darah ke semua

organ dapat dilancarkan. Apa yang terjadi jika semua

organ mendapat aliran darah yang cukup? Tak perlu

lagi khawatir akan risiko stroke atau kerusakan

jantung.

Universitas Respati Yogyakarta


(2) Tomat

Di dalam tomat terdapat potasium, vitamin C

dan serat, dan dalam satu mangkok tomat terkandung

9 mg sodium saja. Minuman ini bisa jadi diet sodium

yang sehat karena kebutuhan anda akan sodium tetap

terpenuhi tetapi dalam jumlah yang minimal. Sebisa

mungkin pilihlah tomat segar untuk dijus, karena

tomat olahan yang dijual di supermarket sering kali

mengandung sodium yang lumayan tinggi.

(3) Buah beri

Buah beridikenal kaya manfaat karena

kandungan potasiumnya yang tinggi. Satu mangkuk

buah beri mengandung 200 mg potasium. Dalam satu

hari setidaknya dibutuhkan 4.700 mg asupan

potasium, jadi sekitar 23 mangkuk buah beri yang

dibutuhkan dalam sehari. Buah beri diolah dalam

bentuk jus segar. Selain potasium, buah beri juga

mengandung serat dan vitamin C.

(4) Buah jeruk

Jeruk sudah kondang sebagai buah yang kaya

vitamin C. Ternyata, selain vitamin C, buah ini juga

banyak mengandung potasium, serat, dan rendah

Universitas Respati Yogyakarta


sodium. Rasanya yang manis tak merepotkan, karena

bisa kita makan langsung tanpa dijus. Tetapi, tak ada

salahnya kalau ingin meminum jus jeruk yang segar

untuk menu sehari-hari. Apalagi kebutuhan potasium

untuk mengatasi darah tinggi cukup besar.

(5) Semangka

Semangka adalah buah yang sangat

menyegarkan karena mengandung air. Buah ini juga

jaya akan industri, seperti serat, lycopene, vitamin A,

dan kalium. Penelitian dari Florida State University

menunjukkan bahwa asam amino yang ditemukan

pada semangka, yang disebut L-citrulline atau L-

arganine, bisa menurunkan tekanan darah. Peneliti

merekrut sembilan orang dengan prehipertensi dan

meminta mereka mengonsumsi 6 gram asam amino

L-citrulline atau Larganine per hari selama enam

minggu. Peneliti menemukan bahwa tekanan darah

para partisipan mengalami penurunan dan kembali

berfungsi baik. Untuk mendapatkan hasil optimal,

sebaiknya simpanlah buah-buahan di bawah suhu 50

derajat dan tunggu selama 30 hari.

Universitas Respati Yogyakarta


(6) Pisang

Pisang mengandung kalium yang sangat

tinggi. Kalium bisa menstabilkan tekanan darah.

Cukup satu pisang sehari untuk mencegah tekanan

darah tinggi dan pisnag pun sangat mudah ditemukan

di sekitar kita.

(7) Avokad

Asam oleat dalam avokad dapat mengurangi

tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol. Mereka

juga mengandung postasium dan folat, yang

keduanya penting bagi kesehatan jantung.

(8) Belimbing

Buah belimbing (averrhoa carambola) yang

berasal dari india dan Srilangka ini mengandung

banyak vitamin C dan memiliki khasiat sebagai

antipiretik dan ekspetoran, antiflasi, analgesik dan

diuretik sehingga baik untuk membantu

penyembuhan berbagai penyakit, anatara lain batuk,

sakit tenggorokan, kencing manis, dan kolesterol.

Pektin yang terdapat dalam buah belimbing mampu

mengikat kolesterol dan asam empedu dalam usus,

kemudian membantu pengeluarannya sehingga dapat

menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan

Universitas Respati Yogyakarta


melancarkan pencernaan. Sedangkan kandungan

kalium yang tinggi dan natrium yang rendah sangat

memungkinkan belimbing dijadikan sebagai obat

anti hipertensi.

(9) Buah naga

Buah naga yang aslinya berasal dari Meksiko

ini, kini sangat populer sebagai salah satu obat herbal

hipertensi, termasuk di indonesia. Salah satu

pembuktiannya adalah penelitian oleh Universitas

Padjajaran yang menyatakan bahwa buah naga

memiliki khasiat membantu dalam proses

penyembuhan penyakit darah tinggi. Buah naga

mengandung banyak vitamin C, antioksidan

flavonoid dan magnesium yang memiliki khasiat

melenturkan arteri sehingga menjadi lebih relaks dan

membuat tekanan darah menurun. Penderita darah

tinggi juga sering disarankan untuk melakukan diet

tinggi vitamin, antioksidan, dan magnesium dengan

alasan yang sama. Karena salah satu menu diet untuk

hipertensi adalah buah-buahan segar, buah naga bisa

menjadi alternatif yang baik untuk menyembuhkan

hipertensi.

Universitas Respati Yogyakarta


(10) Sayuran hijau

Brokoli hanya satu contoh sayuran hijau yang

mengandung postasium tinggi, tetapi rendah sodium.

Selain brokoli, anda bisa pilih sayuran hijau lain yang

disukai. Bayam bisa jadi salah satu alternatif.

Kandungan magnesium yang tinggi dalam bayam

bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah. Tak

hanya itu, ada pula folat yang mampu melindungi

tubuh dari bahan kimia yang membahayakan

kesehatan. Namun, bayam tak baik dikonsumsi

terlalu sering karena dapat meningkatkan risiko asam

urat.

(11) Kacang-kacangan

Kedelai, kacang tanah, almond, kacang

merah, dan semua jenis kacang-kacangan

mengandung asam folat, magnesium, dan postasium.

Dua zat ini terbukti mampu menurunkan tekanan

darah tinggi.

(12) Daging segar atau daging beku

Penderita tekanan darah tinggi sebaiknya

makan daging yang masih segar atau yang dibekukan

dengan peengolahan yang tidak sembarangan.

Kurangi daging yang diasapi atau daging kalengan,

Universitas Respati Yogyakarta


dan cukup daging segar yang dipanggang saja untuk

kebaikan kita. Dan jauhi daging yang diawetkan

dengan menggunakan garam. Selain rasanya lebih

enak, daging segar ini lebih kaya manfaat karena

tidak mengandung sodium. Untuk kebaikan kita,

daging ikan yang segar lebih aman dibandingkan

daging merah.

(13) Bumbu dan rempah herbal

Fungsi utama bumbu dan rempahini adalah

untuk membumbui makanan anda agar lidah anda

terbebas dari ketaguhan garam yang kaya akan

sodium. Orang Indonesia pasti apa saja yang bisa

dimasukkan ke dalam masakan untuk membuatnya

lebih lezat seperti jahe, kunyit, lada, ketumbar,

bawang merah, bawang putih, dan lain-lain.

(14) Yoghurt murni rempah lemak

Yoghurt tidak hanya melancarkan

metabolisme tubuh, tetapi juga sumber kalsium yang

tinggi. 8 ons yoghurt mengandung 415mg kalsium,

lebih tinggi dari yang terkandung dalam susu.

Kalsium mampu menurunkan tekanan darah hingga

1.9 poin pada angka sistolik dan 1.0 poin pada angka

Universitas Respati Yogyakarta


diastolik jika anda mengkonsumsinya sebanyak

1.200 mg per hari.

(15) Air putih

Ini adalah cara yang paling sederhana, murah,

sehat dan paling efektif untuk membantu

menurunkan tekanan darah dalam tubuh kita.

Dehidrasi kronis menyebabkan pembuluh darah

mengkerut, sehingga jantung bekerja lebih keras, dan

pada akhirnya mengakibatkan lonjakan tekanan

darah. Maka dari itu, kita harus selalu mengonsumsi

air putih, paling tidak dalam sehari kita mengonsumsi

8 gelas untuk mencukupi air dalam tubuh kita.

(16) Kentang kulit dioven

Berdasarkan studi Institusi Linus Pauling

dikatakan, bahwa dalam satu buah kentang

mengandung 986 mg postasium. Kandungan

postasium bisa menurunkan tekanan darah dan juga

menjadi makanan diet rendah karbohidrat, asupan

4.700 mg postasium per hari dapat mengatur tekanan

darah kita. Namun, jangan terlalu berlebihan juga

mengonsumsi kentang, karena kadar postasium yang

tinggi memicu penyakit ginjal. Oleh karena itu,

Universitas Respati Yogyakarta


konsultasikan dengan dokter sebelum kita memilih

kentang panggang sebagai menu sehari-hari.

b) Modifikasi gaya hidup (penurunan berat badan, Diet rendah

natrium dimulai dengan konsumsi garam sesuai batasan

yang dianjurkan yaitu <6 gr/hari, Diet rendah lemak berguna

untuk membatasi risiko artherosclerosis, berhenti merokok,

Membatasi minum kopi dan alkohol) (Qodir, 2020).

Olahraga teratur, istirahat dan tidur yang cukup, stres dan

pengelolaan emosi (Wiliyanarti dan Silaturrohmih, 2020).

(1) Diet Rendah Garam

Natrium dan klorida merupakan ion utama

cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang

berlebihan dapat menyebabkan konsentrasi natrium

di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk

mengembalikan konsentrasi normal, cairan

intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan

ekstraseluler meningkat. Volue darah pun ikut

meningkat sehingga neningkatkan pula kerja jantung

yang berakibat pada meningkatnya tekanan darah.

Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi

konsumsi natrium/sodium. Sumber natirium/sodium

utama adalah natrium klorida (garam dapur),

penyedap makanan (monosodium glutamate atau

Universitas Respati Yogyakarta


MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur

yang mengandung sodium dianjurkan tidak lebih dari

6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh.

Departemen Kesehatan RI menyarankan diet rendah

garam dengan aturan : diet ringan konsumsi garam

3,75-7,5 gram/hari, diet menengah 1,25-3,75

gram/hari, dan diet berat kurang dari 1,25 gram/hari.

Sedangkan menurut WHO, konsumsi natrium

disarankan 2.300 mg/hari setara dengan 1 sendok teh.

Dan DASH (dietary approach for stop hypertension)

mengambil jalan tengah dengan menetapkan asupan

natrium terbatas 1.500 mg/hari.

Tips konsumsi rendah garam :

(a) Untuk makanan dalam kemasaan, sebelum

membeli atau mengkonsumsinya, hendaknya

dibaca dulu labelnya, perhatikan apakah

makanan tersebut mengandung garam tinggi

(b) Jangan terlalu banyak makan makanan siap

saji, makanan kaleng, makanan beku, sayuran

yang diawetkan, dan camilan yang

mengandung banyak garamm, MSG, bumbu

instant, dan pengawet.

Universitas Respati Yogyakarta


(c) Hindari daging sapi, daging unggas, dan ikan

yang sudah dikalengkan atau diawetkan baik

dengan diasap, diasinkan, atau diproses.

Pilihlah daging atau ikan yang segar.

(d) Makanan kaleng biasanya diawetkan dalam

larutan garam, jika akan dionsumsi

hendaknya dicuci lebih dahulu untuk

membuang sebagian natrium.

(e) Batasi penggunaan garam dan bumbu masak

yang mengandung garam saat memasak.

Gunakan rempah segar sebagai pengganti

garam untuk menambah rasa, seperti

kemangi, seledri, bawang putih, serai,

peterseli, kayumanis, lada dan pala.

(f) Saat menggoreng gunakan sedikit minyak

saja.

(g) Saat menumis atau memanggang, gunakan

mentega atau margarin yang tidak

mengandung garam. Garam natrium dapat

dipisahkan dari margarin dengan mencampur

margarine tersebut dengan air. Panaskan

maragrin hingga mencair, maka garam

natrium akan larut dalam air. Margarin akan

Universitas Respati Yogyakarta


mengeras kembali jika disimpan dalam

kulkas, sehingga air yang mengandung garam

natrium akan dapat dipisahkan.

(h) Perbanyak minum air putih untuk membuang

kelebihan natrium dari tubuh.

(2) Diet kegemukan/diet rendah kalori

Diet rendah kalori hendaknya dengan

memilih jenis makanan yang mengenyangkan,

sehingga penderita tetap dapat tertib melakukan diet.

Dukungan usaha menurunkan berat badan

dengan mengurangi camilan, terutama camilan yag

padat kalorinya serta makan makanan di luar waktu

makan utama. Latihan fisik disertai diet rendah kalori

dapat memacu pembakaran lemak, sehingga berat

badan berkurang dan tida mudah naik kembali.

Latihan fisik yang rutin hendaknya diikuti dengan

memperbanyak aktivitas fisik ringan seperti jalan

kaki dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Juga

mengurangi aktivitas pasif seperti duduk menonton

televisi atau bermain game.

(3) Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh

Dalam bahan makanan yang kita onsumsi,

lemak akan terpecah menjadi asam lemak bebas,

Universitas Respati Yogyakarta


trigliserida, fosfolipid dan kolesterol. Lemak yang

berkaitan dengan hipertensi adalah kolesterol dan

trigliserida. Makanan berlemak jiak dikonsumsi

berlebihan dapat membahayakan kesehatan, terlebih

lagi bagi penderita darah tinggi. Hal tersebut, dapat

menyebabkan darah menjadi lengket dengan dinding

pembuluh darah sehingga darah menjadi lebih mudah

menggumpal. Para penderita darah tinggi juga harus

menghindari mengonsumsi daging merah, seafood

selain ikan, makanan tinggi lemak, daging ayam

berkulit, daging babi, serta kuning telur. Hindari juga

sayur sayuran kering, snack, terutama keripik dan

kue asin, kecap dan bumbu salad, dan sejenisnya.

(4) Olahraga secara teratur

Kita sering menjadikan kesibukan sebagai

alasan untuk tidak melakukan olahtaga. Sebetulnya,

kita dapat memanfaatkan aktu ditenagh kesibukan

untuk berolahraga, misalnya dengan melakukan

aktivitas fisik saat pergi atau pulang dari bekerja

seperti naik/turun tangga, bisa juga bermain bersama

anak-anak, jalan-jalan di taman, atau melakukan

pekerjaan rumah tangga.

Universitas Respati Yogyakarta


Olahraga yang tidak diperbolehkan bagi

penderita hipertensi yaitu seperti angat beban, bulu

tangkis, tenis atau sepak bola karena olahraga ini

dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah

secara mendadak.

(5) Menghindai rokok dan alkohol

Rokok dapat menyebabkan peningkatan

kecepatan detak jantung serta memicu penyempitan

pembuluh darah. Jantung akan bekerja lebih keras

untuk dapat mengalirkan darah keseluruh tubuh

sehingga memicu naiknya tekanan darah. Penderita

hipertensi yang terus merokok dapat memicu

serangan jatung, stroke, gangrene (pembusukan

kaki), dan keruskan organ tubuh lainnya. Karena

alkohol bisa meningkatkan tekanan darah dan berat

badan lalu merusak dinding pembuluh darah. Dalam

tahap kecanduan, kemungkinan besar dapat terjadi

komplikasi serius lainnya. maka, untuk pria dan

wanita di batasi yaitu untuk pria tidak diperbolehkan

minum lebih dari 2 gelas per hari. Sedangkan wanita

dan orang dengan berat badan ringan tidak boleh

lebih dari 1 gelas.

Universitas Respati Yogyakarta


Begitu hal nya dengan kopi, lebih dari lima

gelas sehari tidak di perbolehkan. Kopi bermanfaat

menstabilkan tekanan darah namun dalam kadar

yang berlebih dpat memperparah tekanan darah

tinggi.

(6) Hindari stress

Stress dapat dihindari dengan relaksasi, meditasi,

yoga, peregangan otot, pemijatan,dan terbuka dalam

mengungkapkan masalah kepada orang lain.

c) Terapi komplementer (relaksasi otot progresif dapat

meningkatkan relaksasi aktivitas saraf simpatis dan

meningkatkan aktivitas parasimpatis sehingga terjadi

vasodilatasi diameter arteriol dan dapat menghambat

kontraktilitas otot jantung) (Putri dan Nurfitriani, 2020).

2) Penatalaksanaan Farmakologi (Wijaya & Putri, 2017).

a) Deuretik (Hidroklorotiazid)

Mengeluarkan cairan dalam tubuh sehingga volume cairan

berkurang, dan menyebabkan daya pompa jantung menjadi

lebih ringan.

b) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin, dan Reserpin)

bekerja menghambat aktivitas syaraf simpatis.

c) Beta bloker (Metoprol, Propanolol, dan Atenolol).

(1) Menurunkan daya pompa jantung.

Universitas Respati Yogyakarta


(2) Tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui

mengidap gangguan pernafasan seperti asma

bronkial.

(3) Pada penderita diabetes melitus: dapat menutupi

gejala hipoglikemi.

d) Vasodilator (Prasison, Hidralasin) bekerja secara langsung

pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos pembuluh

darah.

e) ACE inhibitor (Captopril).

(1) Menghambat pembentukan zat Angiostesin II.

(2) Efek samping berupa batuk kering, pusing, sakit

kepala, dan lemas.

f) Angiotensin II receptor blocker (Valsartan) bekerja

mennghambat penempelan zat Angiotensisn II pada reseptor

sehingga menurunkan daya pompa jantung.

3. Pendidikan Kesehatan

Peran perawat sebagai pendidik sangat diperlukan untuk membantu

pasien dengan hipertensi meningkatkan kesehatannya melalui upaya

promotif dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang diet teratur

yaitu diet rendah garam, senam hipertensi dan minum obat teratur.

Sedangkan upaya yang dapat dilakukan pasien dengan hipertensi dengan

melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, minum obat secara

teratur dan menciptakan pola hidup sehat (Berliana, 2018).

Universitas Respati Yogyakarta


a. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan secara umum merupakan setiap cara

yang terencana untuk mempengaruhi orang, baik individu, kelompok,

atau masyarakat, untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka

yang memberikan pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan.

Hasil yang diharapkan dari promosi kesehatan atau pendidikan

kesehatan adalah perilaku atau perilaku kesehatan yang kondusif bagi

tujuan promosi kesehatan dalam rangka merawat dan meningkatkan

kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Pendidikan kesehatan menurut Nurmala (2018, dalam Halu

dkk, 2020) adalah proses belajar yang mempunyai tujuan modifikasi

perilaku yang terencana dan dinamis dengan meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan terkait dengan memperbaiki

gaya hidup menjadi lebih sehat (Hulu et al., 2020).

Pendidikan Kesehatan menurut Hasnidar (2020, dalam Halu

dkk, 2020) adalah proses yang direncanakan untuk mentranfer

informasi bagi individu, komunitas yang bertujuan untuk

meingkatkan kesehatan yang optimal dengan upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif (Hulu et al., 2020).

Definisi pendidikan kesehatan yang dipaparkan, dapat

disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah upaya yang dapat

diterapkan untuk mempengaruhi perilaku kesehatan dalam

meniningkatkan kesehatan dan memperbaiki pola hidup individu,

Universitas Respati Yogyakarta


keluarga maupun komunitas melalui tindakan promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif.

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah sikap

dan perilaku dengan berperan aktif dalam membina dan memelihara

perilaku hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat, serta untuk mencapai kesehatan yang optimal (Nursalam

& Efendi, 2008).

Tujuan pendidikan kesehatan adalah adanya perubahan

kebiasaan hidup yang tidak sehat menjadi kebiasaan hidup sehat

dengan adanya perubahan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan

kemampuan (Hulu et al., 2020).

Tujuan pendidikan kesehatan yang disebutkan diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah cara

untuk mengubah sikap dan perilaku yang merupakan pola hidup

individu, keluarga maupun kelompok dan masyarakat dari pola hidup

tidak sehat ke pola hidup yang sehat.

c. Manfaat Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012), manfaat pendidikan kesehatan

sebagai berikut:

1) Menjadikan kesehatan berharga bagi masyarakat.

2) Membantu individu melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan

hidupnya secara mandiri atau kelompok.

Universitas Respati Yogyakarta


3) Mendorong pengembangan dan pemanfaatan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada.

4) Untuk memberikan pasien (masyarakat) tanggung jawab yang

lebih besar untuk kesehatan masyarakat sendiri.

5) Mendorong masyarakat dalam mengambil langkah-langkah

positif untuk mencegah penyakit, mencegah timbulnya penyakit

semakin berat, dan mencegah penyakit menular.

6) Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat bagi individu,

keluarga, dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan

dampak yang berarti bagi kesehatan masyarakat.

7) Memperdalam pemahaman tentang pencegahan dan pengobatan

berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan terkait gaya

hidup dan perilaku sehat, serta mengurangi prevalensi penyakit

tersebut (Notoatmodjo, 2012).

d. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Menurut (Mubarak, W. I., Chayanti, 2007), sasaran

pendidikan kesehatan diabagi menjadi tiga yaitu:

1) Sasaran Primer (Primary Target), sasaran langsung pada

masyarakat itu sendiri dengan segala upaya promosi kesehatan

atau pendidikan.

2) Sasaran Sekunder (Secondary Target), Sasaran para tokoh

masyarakat adat, harapannya kelompok ini mampu memberikan

pendidikan kesehatan pada masyarakat di sekitar.

Universitas Respati Yogyakarta


3) Sasaran Tersier (Tersiery Targer), sasaran pada para pengambil

kebijakan atau pembuat keputusan di tingkat pusat maupun

tingkat daerah, diharapkan dengan keputusan dari kelompok

sekunder yang kemudian pada kelompok primer

e. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2007 dalam Nurmala dkk, 2018),

metode pendidikan kesehatan berdasarkan sasaran menjadi dua yaitu

pendidikan kesehatan kelompok dan individu.

1) Pendidikan kesehatan kelompok.

a) Kelompok besar

Syarat kelompok besar adalah pesertanya lebih dari 15

orang. Pendidikan kesehatan untuk kelompok besar bisa

menggunakan metode ceramah, seminar dan demonstrasi.

(1) Ceramah

Metode ceramah dapat digunakan baik untuk

sasaran yang berpendidikan tinggi maupun yang

berpendidikan rendah.

(2) Seminar

Metode seminar, membahas suatu masalah di bawah

bimbingan para ahli di bidangnya.

Universitas Respati Yogyakarta


(3) Demonstrasi

Dalam metode demonstrasi, prioritas diberikan pada

pengembangan profesional atau skill seseorang, yang

dilakukan dengan menggunakan alat bantu.

b) Kelompok kecil

(1) Metode diskusi kelompok kecil adalah diskusi dengan 5

sampai 15 peserta dimana dipimin oleh satu orang

pemimpin membahas suatu topik.

(2) Metode curah pendapat berguna untuk mencari solusi dari

semua peserta diskusi dan evaluasi pendapat mereka

secara bersamaan.

(3) Metode panel melibatkan setidaknya tiga panelis yang

dihadirkan di depan subjek tentang suatu topik tertentu.

(4) Metode bermain peran digunakan untuk menjelaskan

perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam suatu masalah

tertentu dan digunakan sebagai sumber pemikiran bagi

kelompok sasaran (Nurmala et al., 2018).

f. Media Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan adalah alat bantu pendidikan.

Alat ini digunakan untuk memudahkan penerimaan pesan kesehatan

kepada masyarakat umum atau klien, oleh karena itu disebut media

pendidikan karena merupakan saluran untuk mengkomunikasikan

Universitas Respati Yogyakarta


tentang kesehatan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyampai pesan

kesehatan (media), media ini dapat dibedakan menjadi tiga bagian:

1) Media Cetak

Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu

diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format,

organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi

kosong.

Konsistensi :

1. Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman.

Usahakan agar tidak menggabungkan cetakan huruf dan

ukuran huruf.

2. Usahakan untuk konsisten dalam jarak spasi. Jarak antar

judul dan baris pertama serta garis samping supaya sama,

dan antar judul dan teks utama. Spasi yang tidak sama

sering dianggap buruk, tidak rapih dan oleh karena itu

tidak memerlukan perhatian sungguh-sungguh.

Format :

1. Jika paragraf panjang sering digunakan, wajah satu kolom

lebih sesuai; sebaiknya, jika paragraf tulisan pendek-

pendek, wajah dua kolom akan lebih sesuai.

2. Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara

visual.

Universitas Respati Yogyakarta


3. Taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya

dipisahkan dan dilabel secara visual.

Organisasi :

1. Upayakan untuk selalu menginformasikan siswa/pembaca

mengenai di mana mereka atau sejauh mana mereka

dalam teks itu. Siswa/pembaca harus mampu melihat

sepintas bagian atau bab berapa mereka baca. Jika

memungkinkan, siapkan piranti yang memberikan

orientasi kepada siswa/pembaca tentang posisinya dalam

teks secara keseluruhan.

2. Susunlah teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah

diperoleh.

3. Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-

bagian dari teks.

Daya Tarik :

Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara

yang berbeda. Ini diharapkan dapat memotivasi pembaca

untuk membaca terus.

Ukuran Huruf :

1. Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan pembaca, pesan,

dan lingkungannya. Ukuran huruf biasanya dalam poin

per inci. Misalnya, ukuran 24 poin per inci.. ukuran huruf

Universitas Respati Yogyakarta


yang baik untuk teks (buku teks atau buku penuntun)

adalah 12 poin.

2. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks

karena dapat membuat proses membaca itu sulit.

Ruang (spasi) Kosong :

1. Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar

untuk menambah kontras. Hal ini penting untuk

memberikan kesempatan siswa/pembaca untuk

beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat matanya

bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk:

a) Ruangan sekitar judul;

b) Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa

perhatian siswa/pembaca untuk masuk ke tengah-

tengah halaman;

c) Spasi antar kolom; semakin lebar kolomnya, semakin

luas spasi di antaranya;

d) Permulaan paragraf diindentasi;

e) Penyesuaian spasi antar baris atau antar paragraf.

2. Sesuaikan spasi antar baris untuk meningkatkan tampilan

dan tingkat keterbacaan;

3. Tambahkan spasi antar paragraf untuk meningkatkan

tingkat keterbacaan.

Universitas Respati Yogyakarta


Perancang pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi dengan

media berbasis teks ini menjadi interaktif. Petunjuk berikut mungkin dapat

membantu menyiapkan media berbasis teks yang interaktif.

1. Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses, dan

dikuasai. Infromasi dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang logis kira-

kira antara 3 sampai 7 butir/kelompok. Semakin kompleks informasi itu,

semakin sedikit jumlah butir yang ditampilkan dalam sekali penyajian.

2. Pertimbangkan hasil pengamatan dan analsis kebutuhan siswa dan siapkan

latihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

3. Pertimbangkan hasil analisis respon siswa; bagaimana siswa menjawab

pertanyaan atau mengerjakan latihan memberikan kesempatan utnuk latihan

tambahan, menyiapkan contoh-contoh, atau menyarankan bacaan tambahan.

4. Siapkan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai kemampuan dan

kecepatan mereka; keberhasilan penyajian materi dengan media berbasis teks

sanat ditentukan oleh kesempatan siswa belajar berdasarkan kemampuannya.

5. Gunakan beragam jenis latihan dan evaluasi seperti main peran, studi kasus,

berlomba, atau simulasi.

Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis

teks adalah warna, huruf, dan kotak. Warna digunakan sebagai alat penuntun dan

penarik perhatian kepada informasi yang penting, misalnya kata kunci dapat diberi

tekanan dengan cetakan warna merah. Selanjutnya, huruf yang dicetak tebal atau

cetak miring memberikan penekanan pada kata-kata kunci atau judul. Informasi

Universitas Respati Yogyakarta


penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan kotak. Penggunaan garis

bawah sebagai alat penuntun sedapat mungkin dihindari karena membuat kata itu

sulit dibaca.

a) Booklet: merupakan media penyampaian pesan kesehatan dalam bentuk

buku termasuk penulisan dan ilustrasi gambar.

b) Leaflet: ialah satu bentuk penyampaian pesan kesehatan melalui kertas yang

dilipat. Kandungan pesan boleh dalam bentuk gambar atau kata-kata, atau

dalam bentuk gabungan.

c) Flyer (Selembaran): Seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk terlipat.

d) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, tentang

pembahasan masalah kesehatan atau berbagai hal tentang kesehatan.

e) Poster adalah suatu bentuk media cetak yang berisi informasi-informasi

kesehatan, biasanya ditempel di dinding, tempat umum atau angkutan

umum.

f) Foto yang menampilkan informasi kesehatan.

g) Flipchart (Lembar balik)

(1)Definisi Media Flipchart

Media Flipchart adalah rangkaian visual yang disusun atau

digambar pada lembaran kertas besar atau kertas koran yang direkatkan

di bagian atas (puncak) (Selvia Purba & Gambir, 2019). Media flipchart

berisi pesan dan diterangkan dengan gambar yang menjelaskan suatu

topik secara cukup rinci sehingga penyampaian informasi menjadi

ringkas dan praktis disertai dengan penjelasan langsung dari fasilitator.

Universitas Respati Yogyakarta


Setiap topik bahasan tertentu selalu terdiri dari dua halaman, satu

halaman bergambar dengan teks terbatas menghadap kearah peserta

berisi gambar peragaan sedangkan halaman yang menghadap fasilitator

berisi informasi kunci atau pesan yang berhubungan dengan gambar

tersebut (Selvia Purba & Gambir, 2019).

(2) Ciri-ciri Media Flipchart

(a) Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas yang menyerupai album

atau kalender yang berukuran 50 × 75 cm atau ukuran yang lebih kecil

21 × 28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat

pada bagian atasnya atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya

kelas yang dihadapi.

(b) Bahan flipchart biasanya kertas ukuran plano yang mudah dibuka-

buka, mudah ditulisi, dan berwarna cerah. Untuk daya tarik, flipchart

dapat dicetak dengan aneka warna dan variasi desainnya.

(c) Flipchart memiliki dudukan atau penyangga khusus, atau dapat

digantung pada sebuah paku dengan menggunakan tali.

(d) Dalam penggunaannya dapat dibalik jika pesan pada lembaran depan

sudah ditampilkan dan digantikan dengan lembaran berikutnya yang

sudah disediakan.

(e) Flipchart hanya cocok untuk pembelajaran kelompok kecil yaitu 30

orang.

(f) Flipchart merupakan salah satu media cetakan yang sangat sederhana

dan cukup efektif. Sederhana dilihat dari proses pembuatannya dan

Universitas Respati Yogyakarta


penggunaannya yang relatif mudah, dengan memanfaatkan bahan

kertas yang mudah dijumpai di sekitar kita. Efektif karena flipchart

dapat dijadikan sebagai media pesan pembelajaran yang secara

terencana ataupun secara langsung disajikan pada flipchart. Indikator

efektif adalah ketercapaian tujuan atau kompetensi yang sudah

direncanakan. Pada dasarnya, secara fisik, media pembelajaran

flipchart tidak jauh berbeda dengan media pembelajaran kartu

bergambar (flash card), yang membedakan hanyalah cara

menggunakan dan ukurannya.

(3) Kelebihan Media Flipchart

Menurut Notoatmodjo (2010), kelebihan media flipchart sebagai

pendidikan kesehatan adalah sebagai berikut:

(a) Flipchart merupakan media yang cocok untuk kebutuhan dalam

ruangan atau luar ruangan

(b) Dapat dibuat dari alat dan bahan sederhana

(c) Mudah dibawa kemana-mana

(d) Mampu memberikan info ringkas dengan cara praktis

(e) Membantu mengingatkan pesan dasar bagi fasilitator/pengguna

media.

(f) Mengandung tulisan dan gambar yang menarik perhatian pembaca

ketika membaca informasi yang terdapat didalam flipchart.

Universitas Respati Yogyakarta


(g) Audiens dapat membuat flipchart sendiri untuk memperlihatkan

pemahamannya terhadap materi pokok, dan flipchart permanen dan

bisa dipakai kembali.

2) Media Elektronik

Sebagai sarana penyampaian informasi atau informasi

kesehatan, media elektronik memiliki banyak jenis, antara lain:

a) Televisi: Menyampaikan informasi atau informasi kesehatan

melalui media televisi dalam bentuk: drama, sinetron, forum

diskusi atau tanya jawab tentang masalah kesehatan, olahraga,

kuis dan sebagainya.

b) Radio: Penyiaran informasi atau berita kesehatan juga dapat

dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk: obrolan atau

tanya jawab, drama radio, ceramah, siaran olahraga dan

sebagainya.

c) Slide: Slide juga bisa digunkan untuk penyampaian pesan atau

informasi-informasi kesehatan

d) Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan.

e) Audiovisual

(1) Definisi Media Audiovisual

Media Audiovisual adalah media yang dapat

merangsang pendengaran dan penglihatan secara

bersamaan, dan karena mengandung unsur suara dan

Universitas Respati Yogyakarta


visual maka dapat didengar dan dilihat. Media Audiovisual

lebih unggul karena menggunakan dua media: auditori

atau mendengar dan visual atau melihat. Media

Audiovisual adalah alat bantu belajar yang membantu

menyampaikan bahasa tulis dan lisan dalam rangka

menyampaikan pengetahuan dan gagasan.

(2) Jenis Media Audiovisual

Menurut Bertz dalam (Soendojo, 2000) media

pembelajaran dapat dibagi menjadi tujuh kelompok antara

lain:

(a) Media audio motion visual, media terlengkap yang

dimaksudkan untuk menggunakan semua fitur audio

dan visual untuk kelompok seperti TV, film suara,

kaset video, rekaman film TV.

(b) Media audio-still-visual, yaitu media kedua yang

dianggap lengkap tetapi tidak dapat menampilkan

gerak (strip film suara, slide-sct suara, rekaman TV

diam, dll).

(c) Media motion-visual, yaitu media yang dapat

menampilkan titik-titik tetapi tidak dapat sepenuhnya

mentransmisikan gerakan yang sebenarnya, seperti

telewriting atau rekaman telewriting.

Universitas Respati Yogyakarta


(d) Media motion-visual, yaitu media yang fungsinya

sama dengan media kelas I kecuali suara (audio).

Media di kelas ini adalah film bisu.

(e) Media still-visual, yaitu media yang secara visual

dapat menyampaikan informasi tetapi tidak dapat

mengekspresikan gerakan, seperti faksimili dan

mikrofon (Soendojo, 2000).

(3) Kelebihan Media Audiovisual Sebagai Pendidikan

Kesehatan

Menurut (Siregar Yafrinal, 2018), manfaat media

Audiovisual sebagai sarana pendidikan kesehatan adalah

sebagai berikut:

(a) Dapat menarik perhatian dalam waktu singkat.

(b) Kemampuan audio dan gambar dapat memberikan

informasi yang efektif.

(c) Memberikan kemudahan bagi penerima materi dan

pemberi materi.

(d) Dapat dimainkan atau diputar berulang kali,

menghemat waktu.

(e) Audiens dapat mengatur dan mengatur volume dan

bass.

(f) Pemberi materi dapat mengatur sepenuhnya, seperti

menghentikan pergerakan gambar sesuai kebutuhan.

Universitas Respati Yogyakarta


(g) Membantu merangsang dan mendorong reaksi

responden

(h) Efek visual gambar berwarna dapat meningkatkan

realisme objek yang ditampilkan.

(i) Suara yang dihasilkan dapat menciptakan rasa realitas

dalam gambar (Siregar Yafrinal, 2018).

3) Media Papan (Bill board)

Papan (Bill board) di tempat umum dapat digunakan dan

diisi dengan berita atau informasi kesehatan. Papan media di sini

juga memuat pesan-pesan pada lembaran seng yang direkatkan

pada kendaraan umum seperti bus dan taksi (Notoatmodjo, 2014).

g. Efektivitas Media Pendidikan Kesehatan

Efektifitas perlakuan dengan media audiovisual dan media

flipchart dinilai dengan cara membandingkan nilai pre test dengan

post test. Efektivitas penggunaan media audiovisual dan media

flipchart jika terjadi peningkatan post test setelah dilakukan

pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dan media flipchart

(Sitanaya, 2019).

Universitas Respati Yogyakarta


39

B. Kerangka Teori

Pengetahuan Hipertensi

Pendidikan Kesehatan Penatalaksanaan Hipertensi : FaktorResiko


Non Farmakologi a. Genetic
1. Media Audiovisual a. Modifikasi gaya hidup b. Usia
Media Audiovisual dapat memberikan suasana b. Konsumsi buah dan sayur-sayuran c. Obesitas
yang lebih hidup, penampilannya lebih menarik c. Olahraga secara teratur d. Jenis kelamin
dan dapat digunakan untuk memperlihatkan suatu d. Terapi Komplementer e. Mengkonsusmsi tinggi natrium
proses tertentu secara lebih nyata
Farmakologi f. Merokok
2. Media Flipchart
g. Kurang aktivitas fisik dan olahraga
Media Flipchart merupakan suatu deret visual a. Deuretik
b. Penghambat simpatik h. Penyakit penyerta (gagal ginjal,
yang yang disusun atau digambar pada lembaran- gagal jantung)
lembaran kertas yang besar atau kertas koran c. Beta bloker
d. Vasodilator i. Mengkonsumsi obat tertentu
(newsprint) yang dipasang bersama-sama pada
bagian atasnya (puncaknya) e. ACE inhibitor
f. Penghambat angiostesin II
Gambar 2.3 Kerangka Teori

Sumber : (Kapadia et al., 2019). (Notoatmodjo, 2012). (Janah & Timiyatun, 2020). (Nekada et al., 2020). (Selvia Purba &
Gambir, 2019).

39
40

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pendidikan Kesehatan : Pengetahuan tentang Perawatan Pasien


Media Audiovisual dan Media Flipchart Hipertensi

Variabel Luar

1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan
7. Informasi

Confounding variabel
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.4 Kerangka Konsep

40
41

D. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada Pengaruh Penggunaan Media Audivisual terhadap Pengetahuan

tentang Perawatan Pasien Hipertensi.

Ha : Ada Pengaruh Penggunaan Media Flipchart terhadap Pengetahuan

tentang Perawatan Pasien Hipertensi.

41
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitan yang digunakan dalam peneltian ini adalah quasi

experiment. Menurut Dharma (2011), Penelitian quasi experiment

merupakan penelitian yang menguji coba suatu intervensi dengan atau tanpa

kelompok perbandingan namun tanpa melakukan randomisasi untuk

memasukan subyek kedalam kelompok perlakuan atau control. Desain yang

digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah pre and post test non

equlvalent control group design. Menurut Dharma (2011), desain penelitian

ini responden dibagi secara random menjadi dua kelompok atau lebih. Satu

kelompok adalah kelompok perlakuan, sedangkan kelompok lain adalah

kelompok kontrol atau pembanding (Dharma, 2011). Sebelum dilakukan

pada semua kelompok dilakukan pengukuran awal (pre test) untuk

menentukan kemampuan atau nilai awal responden sebelum intervensi uji

coba. Setelah dilakukan intervensi dilakukan pengukuran akhir (post test)

pada semua kelompok untuk menentukan efek intervensi pada responden

(Dharma, 2011).

41
42

Skema desain pre and post test non equlvalent control group design

R1 O1 X1 O2

R
R2 O3 X0 O4

Gambar 3.1 Design rancangan penelitian

Keterangan :

R : Responden Penelitian

R1 : Responden kelompok intervensi Audiovisual

R2 : Responden kelompok intervensi Flipchart

O1 : Pre test pada kelompok sebelum intervensi Audiovisual

O2 : Post test pada kelompok setelah intervensi Audiovisual

O3 : Pre test pada kelompok sebelum intervensi Flipchart

O4 : Post test pada kelompok setelah intervensi Flipchart

X1 : Intervensi pada kelompok intervensi Audiovisual

X0 : Intervensi pada kelompok intervensi Flipchart

B. Tempat dan Waktu Pengambilan Data

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Depok 3,

Sleman, Yogyakarta.

Universitas Respati Yogyakarta


43

2. Waktu Pengambilan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26-27 Agustus 2022.

C. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling

1. Populasi Penelitian.

Populasi adalah keseluruhan element yang akan dijadikan

wilayah generalisasi dan merupakan keseluruhan unit yang diteliti, yang

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki subyek/obyek

(Sugiono, 2019). Populasi target pada penelitian ini adalah klien yang

mengalami hipertensi di Yogyakarta. Populasi terjangkau pada

penelitian ini adalah klien yang mengalami hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Depok 3, Yogyakarta. Yaitu wilayah kerja Mrican sebanyak

23 jiwa yang mengalami hipertensi dan wilayah kerja Samirono

sebanyak 19 jiwa yang mengalami hipertensi. Jumlah keseluruhan

populasi terjangkau sebanyak 42 jiwa yang mengalami hipertensi.

a. Kriteria Inklusi

1. Penderita Hipertensi (TD >140/90 mmHg)

2. Bersedia menjadi responden

3. Umur diantara 15/Remaja Akhir-54 Tahun/Lansia Awal

b. Kriteria Eksklusi

1. Mempunyai gangguan pendengaran dan penglihatan yang dapat

mengganggu dalam proses penerimaan informasi pendidikan

kesehatan

2. Tidak bisa membaca dan menulis

Universitas Respati Yogyakarta


44

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sekelompok individu yang merupakan

bagian dari populasi terjangkau dimana peneliti langsung

mengumpulkan data atau melakukan pengamatan/ pengukuran pada unit

ini (Dharma, 2011). Sample dalam penelitian ini adalah klien yang

mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Depok 3, Yogyakarta.

a. Besar Sampel

Rumus Slovin menurut (Sugiyono, 2019), untuk menentukan

besar sampel adalah sebagai berikut.

N
𝑛=
1 + N(e)2

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Presentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

pengambilan sampel masih dapat ditoleransi; e=0,1

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut :

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin

adalah antara 10-20% dari populasi penelitian.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 42 orang

yang mengalami hipertensi, sehingga presentase kelonggaran yang

digunakan adalah 20% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan

Universitas Respati Yogyakarta


45

untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel

penelitian dengan perhitungan sebagai berikut :

N
𝑛=
1 + N(e)2

42
𝑛=
1 + 42(0,2)2

42
𝑛=
2,68

n = 15,7

Berdasarkan rumus Slovin tersebut dengan tingkat kesalahan

20%, maka diperoleh jumlah sample sebanyak 15,7 namun karena

banyak subjek bilangan pecahan maka dibulatkan menjadi 16

sampel. Jadi sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak

16 orang. 16 orang untuk kelompok intervensi dengan media

audiovisual dan 16 orang untuk kelompok intervensi dengan media

flipchart.

3. Teknik Sampling.

Pada penelitian ini Teknik sampling yang digunakan adalah

Simple Random Sampling/Sampel Acak Sederhana. Simple random

sampling merupakan teknik pengambilan sample yang dilakukan secara

acak. Prosedur pengambilan sampel ini menggunakan teknik undian

seperti arisan yang dilakukan dengan memasukan nama-nama populasi

sampel pada tempat kocokan. Nama-nama tersebut diambil dari data

dasar penyandang diabetes melitus puskesmas Kalasan yang anggota

keluarganya akan dilakukan seleksi kriteria sampel. Setelah dimasukan

Universitas Respati Yogyakarta


46

pada tempat kocokan kemudian dikocok/diguncang maka nama-nama

yang keluar dari tempat kocokan tersebut sebanyak sampel yang

dibutuhkan maka nama-nama tersebut merupakan sampel yang akan

menjadi responden.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi variabel:

a. Variabel Independent (Variabel bebas)

Variabel bebas merupakan variabel sebab dari subjek yang

keberadaanya menyebabkan perubahan pada variabel lainnya

(Dharma 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Pendidikan Kesehatan menggunakan media Audiovisual dan

Media Flipchart.

b. Variabel Dependent (Variabel Terikat)

Variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel

yang berubah akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada

variabel bebas (Dharma 2011). Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah pengetahuan tentang hipertensi.

c. Variabel Luar

Variabel luar merupakan variabel yang tidak di teliti tetapi

substansinya dapat berpengaruh terhadap variabel dependen dan

independen (Dharma 2011). Variabel luar pada penelitian ini

genetik, usia, jenis kelamin, obesitas, merokok, konsumsi natrium

Universitas Respati Yogyakarta


47

yang berlebih, kurang konsumsi serat, kurang aktivitas fisik,

penyakit penyerta dan mengkonsumsi obat tertentu.

2. Definisi operasional.

Definisi operasional adalah variabel yang bertujuan untuk membuat

variabel menjadi lebih konkrit dan dapat diukur (Dharma, 2011).

Universitas Respati Yogyakarta


Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Oprasional
Variabel Definisi Oprasional Alat Ukur Skala Skor
Independent: Pemberian informasi tentang hipertensi meliputi : Satuan Acara Penyuluhan - -
Pendidikan Definisi hipertensi, Faktor risiko hipertensi, Diagnosis (SAP), media audiovisual
Kesehatan media hipertensi, Tatalaksana hipertensi kepada responden
audiovisual dengan media audiovisual secara offline. Pendidikan
kesehatan dilakukan selama 35 menit oleh peneliti.
Independent: Pemberian informasi tentang hipertensi meliputi : Satuan Acara Penyuluhan - -
Pendidikan Definisi hipertensi, Faktor risiko hipertensi, Diagnosis (SAP), media flipchart
Kesehatan media hipertensi, Tatalaksana hipertensi kepada responden
flipchart dengan media flipchart secara offline. Pendidikan
kesehatan dilakukan selama 35 menit oleh peneliti.
Dependent: Hasil jawaban responden mengenai segala sesuatu Kuesioner Rasio Skor
Pengetahuan klien yang diketahui tentang hipertensi meliputi : Definisi
hipertensi hipertensi, Faktor risiko hipertensi, Diagnosis
hipertensi, penatalaksanaan hipertensi.

Universitas Respati Yogyakarta


E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data yang Dikumpulkan

Data pada penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu data primer

dan data sekunder sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari subyek penelitian.

Data yang diperoleh berupa nama, usia, jenis kelamin, riwayat

keluarga hipertensi dan tekanan darah sesudah dan sebelum

intervensi. Data primer pada penelitian ini juga diperoleh langsung

dari hasil pengisian lembar kuesioner oleh responden klien

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Depok 3, Yogyakarta dengan

mengikuti petunjuk pengisian kuesioner yang telah tersedia. Dalam

menerapkan peraturan di era new normal peneliti menerapkan

protokol Kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan

dengan hands sanitizer.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsung dari subjek penelitian melainkan data ini diperoleh dari

tangan kedua atau pihak lain, data sekunder dalam penelitian ini

adalah lokasi tempat tinggal, nama, dan usia yang didapat dari

catatan rekam medis. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data

jumlah hipertensi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sleman dan

Puskesmas Depok 3.

Universitas Respati Yogyakarta


2. Cara Pengumpulan Data

a. Data Primer

Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik yang

disusun peneliti untuk mengetahui data dengan cara memperoleh

data dari subjek penelitian yang dilakukan secara luring/offline.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut :

1) Peneliti mendapat surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta yang ditujukan

ke Kelurahan Caturtunggal setelah itu peneliti mendapatkan

surat pengantar dari Kelurahan Caturtunggal maka peneliti

meneruskan surat pengantar ke Padukuhan Mrican dan

Padukuhan Samirono.

2) Peneliti diarahkan untuk menghubungi kader untuk

pengambilan data responden

3) Sebelum melakukan pengambilan data pada responden,

peneliti memilih beberapa orang yang dapat dijadikan

enumerator dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan

beberapa kriteria antar lain:

a) Mahasiswa keperawatan semester VIII sebanyak 5 orang

dan pada penelitian ini 5 orang enumerator bertugas

untuk mentertibkan dan membantu responden agak tidak

kesulitan saat berjalannya penelitian, membantu

Universitas Respati Yogyakarta


membagikan kuesioner, mengecek dan mengumpulkan

kuesioner yang sudah diisi oleh responden.

b) Mahasiswa tersebut sudah mengambil mata kuliah

biostastistik dan riset keperawatan dengan nilai minimal

B.

c) Mahasiswa tersebut sudah mengambil mata kuliah

Keperawatan Medikal Bedah Sirkulasi dengan nilai

minimal B.

4) Peneliti dan enumerator melakukan penyamaan persepsi.

5) Peneliti dan enumerator melakukan seleksi responden

dengan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi.

6) Peneliti dan enumerator berkomunikasi dengan responden

untuk memperoleh data penelitian secara offline/luring.

7) Peneliti menjelaskan maksud, tujuan, dan prosedur

penelitian yang dilakukan kepada klien hipertensi yang

menjadi responden.

8) Peneliti meminta persetujuan menjadi responden.

9) Pengelompokan responden pada kelompok intervensi

dengan media audiovisual dan kelompok intervensi dengan

media flipchart diambil menggunakan data yang diperoleh

dari Puskesmas dan dilakukan pembagian per desa. Desa

Mrican sebagai kelompok intervensi dengan media

audiovisual dan desa Samirono dengan media flipchart.

Universitas Respati Yogyakarta


10) Peneliti membagikan kuesioner sebelum dan sesudah

intervensi kepada kelompok intervensi maupun kelompok

kontrol. Sebelum mengisi kuesioner, peneliti meminta

responden untuk membaca dan menandatangani atau tidak

menandatangani form persetujuan menjadi responden atau

tidak menjadi responden.

11) Selanjutnya responden melakukan pengisian kuesioner

tentang pengetahuan hipertensi kepada klien hipertensi yang

setuju dan bersedia menjadi responden, didampingi oleh

peneliti dan enumerator.

Kegiatan peneliti saat responden mengisi kuesioner yaitu :

a) Peneliti membagikan lembar kuesioner pretest kepada

responden intervensi maupun kontrol tentang hipertensi

sebelum intervensi.

b) Peneliti memberikan informasi kepada responden

tentang cara pengisian kuesioner dan mengisi

persetujuan menjadi responden.

c) Peneliti mengecek kembali kelengkapan dan ketepatan

dari kuesioner yang telah dibagikan.

d) Kuesioner yang telah lengkap dan tepat diisi responden

dapat dikumpulkan kembali ke peneliti.

e) Pengisian kuesioner post test pada responden intervensi

maupun kontrol dilakukan setelah intervensi dilakukan.

Universitas Respati Yogyakarta


b. Data Sekunder

Teknik pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :

1) Peneliti mendapat surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta yang ditujukan

ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Puskesmas

Depok 3.

2) Peneliti mengisi persetujuan pengambilan data di Puskesmas

Depok 3 dan formulir data dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Sleman, setelah itu diajukan di bidang P2PL untuk

permintaan data.

3) Peneliti berkoordinasi dengan koordinator pengelola data

penyakit dan peneliti mendapatkan data hipertensi dari Dinas

Kesehatan Sleman.

4) Peneliti mendapatkan surat pengantar dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Sleman yang ditujukan ke Puskesmas Depok 3

maka peneliti meneruskan surat pengantar ke Puskesmas

Depok 3.

5) Puskesmas Depok 3 memberikan persetujuan pengambilan

data hipertensi dan diarahkan untuk menghubungi pengelola

hipertensi melalui via whatshapp.

6) Peneliti mendapatkan data hipertensi wilayah kerja

Puskesmas Depok 3.

F. Instrumen Penelitian

Universitas Respati Yogyakarta


1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

untuk peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan lebih mudah

dan hasilnya lebih baik (Sugiono, 2019). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner pendidikan kesehatan

menggunakan media audiovisual dan media flipchart terhadap

pengetahuan klien hipertensi. Terdapat dua kuesioner yang

digunakan yaitu kuesioner A dan kuesinoer B yang dibagikan

kepada responden.

a. Kuesioner A : Kuesioner Kriteria Responden dan Persetujuan

Responden.

Kuesioner A merupakan kuesioner yang mengenai

karakteristik dari responden yang terdiri dari nama, usia, jenis

kelamin, alamat, sumber informasi tentang hipertensi dan

terdapat lembar persetujuan menjadi responden.

b. Kuesioner B : Kuesioner Pengetahuan Klien Hipertensi.

Kuesioner B merupakan kuesioner yang mengukur

pengetahuan klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Depok

3, Yogyakarta. Kuesioner ini berisi 20 pertanyaan. Kuesioner ini

dibuat oleh peneliti tentang hipertensi yang meliputi : definisi

hipertensi, faktor risiko hipertensi, diagnosis hipertensi dan

Universitas Respati Yogyakarta


tatalaksana hipertensi yang disesuaikan dengan teori Kemenkes

RI, 2019. Kisi-kisi, cara skoring tipe item, cara skoring total.

Tabel 3.2 Blue Print Skala Pengetahuan


Item

Pengetahuan Favourable Unfavorable Jumlah


a. Definisi hipertensi 1 2 2
b. Faktor risiko 3, 14 5, 6, 10 5
hipertensi
c. Diagnosis hipertensi 7 18, 20 3
d. Tatalaksana 4, 8, 9, 16, 11, 12, 13, 15, 10
hipertensi 19 17
Jumlah 20

Kuesioner pengetahuan terdapat 20 pertanyaan yang

menggunakan skala Guttman yang terdiri dari 9 pertanyaan

favourable dan 11 pertanyaan unfavorable. Pertanyaan positif

(favorable), jika responden menjawab salah (skor 0), benar

(skor 1). Pertanyaan negatif (unfavorable), jika responden

menjawab salah (skor 1), benar (skor 0). Seluruh jawaban

responden akan dihitung dengan skor pengetahuan yaitu :

Jumlah jawaban benar


× 100
Jumlah skor total (20)

c. Pendidikan Kesehatan media audiovisual dan media flipchart

Terdapat satu video edukasi dan lembar balik yang dipakai

sebagai media dalam proses memberikan pendidikan kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta


yang digunakan dalam penelitian ini. Video dan lembar balik

pada penelitian ini merupakan hasil buatan peneliti sendiri.

Pembuatan video edukasi dan lembar balik ini disesuaikan

dengan konten/isi materi intervensi yang akan diberikan kepada

responden meliputi definisi hipertensi, faktor risiko hipertensi,

diagnosis hipertensi dan tatalaksana hipertensi.

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Validitas Instrumen

Validitas adalah ketepatan pengukuran instrumen, artinya

jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur,

maka instrumen tersebut dikatakan valid (Dharma, K, 2011). Uji

validitas dalam penelitian ini dilakukan pada kuesioner B

(Pengetahuan) dengan menggunakan uji expert. Uji expert

kuesioner B (Pengetahuan) diuji kepada dua orang ahli yaitu ahli

Keperawatan Medikal Bedah. Nilai Penguji 1 yaitu dengan total

skor 18, rata-rata penilaian 0,90 yang artinya layak untuk

dipergunakan di dalam penelitian. Nilai Penguji 2 yaitu dengan

total skor 17, rata-rata penilaian 0,85 yang artinya layak untuk

dipergunakan di dalam penelitian.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi pengukuran.

Reliabilitas menunjukan apakah pengukuran menghasilkan data

Universitas Respati Yogyakarta


yang konsisten jika instrumen digunakan berulang kali (Dharma,

K, 2011).

G. Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data.

Teknik pengolahan data dengan komputer sebagai berikut :

(Notoatmodjo, 2018).

a. Editing (Penyuntingan Data)

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir dan kuesioner hasil dari observasi, wawancara. Pada

penelitian ini peneliti mengecek lembar kuesioner yang telah diisi

oleh responden : nama, usia, jenis kelamin.

b. Scoring

Scoring dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan

penjumlahan pada setiap jawaban yang diisi oleh responden.

Skoring dilakukan peneliti pada item pertanyaan positif (favorable),

jika responden menjawab salah (skor 0), benar (skor 1). Pertanyaan

negatif (unfavorable) jika responden menjawab salah (skor 1), benar

(skor 0).

c. Coding (Pengkodean)

Coding adalah mengklasifikasikan rincian jawaban dari

responden dengan memberikan kode yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

Pada penelitian ini hasil dari scoring diberikan kode antara lain:

Universitas Respati Yogyakarta


1) Kelompok intervensi Audiovisual : 1

Kelompok intervensi Flipchart : 2

2) Usia

a) 15-24 (Remaja Akhir) : 1

b) 25-34 (Dewasa Awal) : 2

c) 35-44 (Dewasa Akhir) : 3

d) 45-54 (Lansia Awal) :4

3) Jenis Kelamin

a) Laki-laki :1

b) Perempuan :2

d. Entry (Memasukan Data) atau Processing

Entry yakni memasukan data yang sebelumnya sudah diubah

kedalam bentuk coding dan dimasukan kedalam program SPSS

komputer.

e. Cleaning (Pembersihan Data)

Cleaning merupakan pengecekan kembali data yang

sebelumnya sudah di entry untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

f. Tabulating (Tabulasi)

Tabulating merupakan penyusunan data dengan cara

mengelompokkan data berdasarkan variabel untuk dibentuk tabel

dengan bantuan komputer.

Universitas Respati Yogyakarta


2. Teknik Analisis Data

Setelah pengolahan data, langkah selanjutnya adalah hasil

pengolahan data dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS.

a. Analisa Univariate

Analisa Univariate dilakukan terhadap masing-masing

variabel yang diteliti. Tujuan dari analisa univariate adalah

menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmojo,

2018). Analisis univariate juga menyajikan data karakteristik

responden seperti usia dan jenis kelamin. Variabel yang dianalisa

dalam penelitian ini adalah variabel dependen yaitu pengetahuan

klien hipertensi. Pengetahuan menggunakan tendensi sentral yang

akan disajikan dalam bentuk mean, minimum, maximum dan standar

deviasi.

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariate merupakan analisis yang dilakukan pada

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini dilakukan uji analisis

bivariate yang bertujuan untuk pembuktian hipotesis (ha) penelitian

yaitu efektivitas penggunaan media audiovisual dan media flipchart

terhadap pengetahuan klien hipertensi sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan. Jenis skala kuesioner pada

penelitian ini adalah skala rasio.

Universitas Respati Yogyakarta


Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas terlebih dahulu.

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk dikarenakan

jumlah sampel pada penelitian ini ≤ 50 sampel. Jika data

berdistribusi normal maka peneliti menggunakan uji T-Test Paired.

Uji T-Test Paired digunakan untuk menguji beda mean dari dua hasil

pengukuran pada kelompok yang sama seperti beda mean pre test

dan post test. Untuk menemukan perbedaan efektivitas penggunaan

media audiovisual dan media flipchart yaitu dengan Uji Mann-

Withney digunakan jika asumsi tidak terpenuhi (data tidak

berdistribusi normal). Nilai uji normalitas yaitu 0,46 yang berarti

tidak berdistribusi normal.

H. Jalannya Penalitian

Jalannya penelitian adalah penjelasan mengenai proses penulis

melakukan penelitian dari pengumpulan dokumen, pembuatan kuesioner,

penyebaran kuesioner, pengelolaan data kuesioner dan hasil akhir

kuesioner. Penulis menjelaskan jalannya penelitian agar mempermudah

pembaca untuk mengetahui jalannya penelitian Tugas Akhir.

1. Pengumpulan dokumen (Mengkaji penelitian terdahulu yang

mempunyai kesamaan)

2. Merumuskan masalah yang akan dibuat dalam penelitian

3. Menyusun proposal sesuai panduan

4. Mengajukan seminar proposal

Universitas Respati Yogyakarta


5. Membuat instrumen penelitian dan alat penelitian (Kuesioner,

Video, Edukasi, lembar balik, dll termasuk validitas dan

reabilitas instrumen)

6. Mengurus perizinan penelitian

7. Melakukan persetujuan dengan responden

8. Melakukan penelitian dilapangan secara offline

a. Peneliti melakukan persiapan untuk intervensi pendidikan

kesehatan dengan media audiovisual dan media flipchart

sesuai dengan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) maupun

Standar Operasional Prosuder (SOP) kepada kelompok

intervensi.

b. Setelah selesai melakukan pendidikan kesehatan, peneliti

menjadwalkan untuk pertemuan kedua dalam pengisian

kuesioner kembali sebagai post test bagi kelompok

intervensi dan kontrol.

9. Mengumpulkan data, kemudian lanjutkan pada tahap

pengolahan data dan analisa data. Langkah terakhir, peneliti

menggolongkan hasil pengukuran kuesioner berdasarkan skala

ukur dan pengkategorian yang telah ditetapkan dalam definisi

operasional.

10. Membuat pembahasan dan kesimpulan

11. Mengajukan Seminar Hasil

12. Membuat Naskah Publikasi

Universitas Respati Yogyakarta


I. Etika Penelitian

Menurut (Notoatmojo, 2018) prinsip dasar, etika dan kaidah dalam

penelitian antara lain :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti memberikan kebebasan untuk responden bersedia atau tidak

bersedia menjadi responden, Peneliti juga memberikan kebebasan

kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan

informasi, peneliti memberikan kebebasan kepada responden jika ingin

mengundurkan diri menjadi responden. Pada penelitian ini responden

diberikan informed consent sebagai bukti surat persetujuan menjadi

responden.

Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan (informed consent) yang

mencakup:

a. Penjelasan manfaat penelitian.

b. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan.

c. Menjelaskan manfaat yang didapatkan.

d. Jaminan kerahasiaan terhadap identitas.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Peneliti dalam penelitian ini merahasiakan dan tidak menyebar

luaskan identitas responden.

3. Keadilan Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an

Universitas Respati Yogyakarta


inclusiveness)

Keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu

memnuhi prinsip keterbukaan, dengan cara menjelaskan procedure

penelitian.

4. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi subjek. Penelitian ini akan dilaksanakan setelah mendapat

ethical clearance dari Komisi Etik Universitas Respati Yogyakarta.

Universitas Respati Yogyakarta


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Depok III terletak di Jl. Kompleks Colombo No. 50A

Caturtunggal Depok Sleman. Memiliki wilayah kerja 1 desa yaitu

Caturtunggal, yang terdiri atas 20 padukuhan, 297 RT dan 95 RW. Luas

wilayah Desa Caturtunggal adalah 889.7480 Ha. Batas wilayah kerja

menurut 4 penjuru mata angin adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Timur : Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok

b. Sebelah Barat : Kecamatan Mlati dan Kota Yogyakarta

c. Sebelah Utara : Desa Condongcatur Kecamatan Depok

d. Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta

Jarak pusat pemerintahan Kecamatan Depok adalah :

a. Desa : 3 Km

b. Ibu Kota Kabupaten : 13 Km

c. Ibu Kota Provinsi : 12 Km

Universitas Respati Yogyakarta


2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

1) Karakteristik responden

Responden pada penelitian ini adalah klien hipertensi yang

berjumlah 32 responden. Karakteristik dalam penelitian ini meliputi

jenis kelamin dan usia. Hasil analisis karakteristik responden

penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Audiovisual di Padukuhan Mrican
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
(f) (%)

Jenis Kelamin
Laki-laki 2 12,5
Perempuan 14 87,5
Usia
Dewasa akhir (35-44 tahun) 2 12,5
Lansia awal (45-54 tahun) 14 87,5
Total
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah

perempuan dengan jumlah 14 orang (87,5%) dan berdasarkan usia

sebagian besar adalah lansia awal 14 orang (87,5%).

Universitas Respati Yogyakarta


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Flipchart di Padukuhan Samirono
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
(f) (%)

Jenis Kelamin
Laki-laki 6 37,5
Perempuan 10 62,5
Usia
Dewasa awal (25-34 tahun) 3 18,8
Dewasa akhir (35-44 tahun) 3 18,8
Lansia awal (45-54 tahun) 10 62,5

Total
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah

perempuan dengan jumlah 10 orang (62,5%) dan berdasarkan usia

sebagian besar adalah lansia awal 10 orang (62,5%).

2) Pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikam pendidikan

kesehatan dengan media audiovisual pada pasien hipertensi

Hasil analisis univariat pengetahuan pre test dan post test klien

hipertensi kelompok audiovisual dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Pengetahuan klien hipertensi berdasarkan hasil pre


test dan post test kelompok audiovisual di Padukuhan Mrican

Unit Analisis Pretest Posttest


Responden 16 16
Mean 12,81 18,31
Range 9 (9-18) 3 (17-20)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa skor

pengetahuan 16 klien hipertensi menunjukan nilai pre test

Universitas Respati Yogyakarta


berdasarkan nilai mean 12,81 dan nilai post test 18,31 dengan range

9 untuk pre test dan 3 untuk post test. Nilai terendah responden pre

test adalah 9 dan nilai tertinggi adalah 18, nilai terendah responden

pre test adalah 17 dan nilai tertinggi 20.

3) Pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikam pendidikan

kesehatan dengan media flipchart pada pasien hipertensi

Hasil analisis univariat pengetahuan pre test dan post test klien

hipertensi kelompok flipchart dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Pengetahuan klien hipertensi berdasarkan hasil pre


test dan post test kelompok flipchart di Padukuhan Samirono

Unit Analisis Pretest Posttest


Responden 16 16
Mean 12,50 15,50
Range 7 (10-13) 5 (17-18)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa skor

pengetahuan 16 klien hipertensi menunjukan nilai pre test

berdasarkan nilai mean 12,50 dan nilai post test 15,50 dengan range

7 untuk pre test dan 5 untuk post test. Nilai terendah responden pre

test adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 13, nilai terendah responden

pre test adalah 17 dan nilai tertinggi 18.

Universitas Respati Yogyakarta


b. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil analisa data bivariat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Analisis bivariat perbedaan pengetahuan responden


sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
menggunakan media audiovisual dan flipchart terhadap
pengetahuan klien hipertensi di wilayah kerja puskesmas Depok 3.

Kelompok N Mean Sum of Sig. (2-


Rank Ranks tailed)
Post test 16 24,00 384,00
kelompok
audiovisual 0,000
Post test 16 9,00 144,00
kelompok
flipchart
Berdasarkan hasil uji Mann Withney test mendapatkan hasil

pada post test kelompok audiovisual dengan nilai mean rank 24,00, Sum

of Ranks 384,00 dan pada post test kelompok flipchart dengan nilai

mean rank 9,00, sum of ranks 144,00 dengan Sig. (2-tailed) 0,000.

Universitas Respati Yogyakarta


B. Pembahasan

1. Perbedaan efektivitas penggunaan media audiovisual dan flipchart

terhadap pengetahuan tentang perawatan pasien hipertensi.

Hasil uji menunjukan bahwa pendidikan kesehatan menggunakan

media audiovisual dan flipchart dinyatakan dapat memberikan pengaruh

yang signifikan. Pendidikan kesehatan yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah menggunakan media audiovisual yang dibuat oleh peneliti sendiri

dengan menampilkan gambar serta suara yang menarik. Media kedua yang

digunakan adalah flipchart, media ini dibuat sendiri oleh peneliti dan

peneliti memilih gambar dan tema yang sesuai dengan materi yang

disampaikan bagi responden. Berdasarkan hasil uji, ada perbedaan yang

signifikan antara media audiovisual dan flipchart yang digunakan dalam

pendidikan kesehatan. Media audiovisual lebih efektif dilihat dr nilai di

didapatkan yaitu 0,000 dalam meningkatkan pengetahuan responden. Hasil

penelitian ini didukung dengan penelitian Elfira & Rizki (2021) dan

Sitanaya (2019) yang mendapatkan hasil bahwa media audiovisual lebih

efektif dalam meningkatkan pengetahuan (Elfira & Rizki, 2021; Sitanaya,

2019).

Penerimaan informasi berkaitan erat dengan kecerdasan seseorang,

hal ini telah diteliti sebelumnya pada tahun 2014 dalam Anwar et al (2019)

yang menyatakan bahwa perempuan lebih unggul dari pada laki-laki mulai

dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi (Anwar et al., 2019), teori ini

Universitas Respati Yogyakarta


sejalan dengan penelitian Utami & Yolanda, 2020 yang mendapatkan hasil

bahwa perempuan memiliki kemampuan lebih dalam kecerdasan dari pada

laki-laki (Utami & Yonanda, 2020).

Menerima informasi juga erat kaitannya dengan minat seseorang,

ketika seseorang mengetahui bahwa dirinya beresiko terhadap suatu

penyakit maka orang tersebut akan lebih berhati-hati dalam menjaga

kesehatannya (Mubarak dkk., 2007). Salah satu cara dalam menjaga

kesehatan adalah mencari informasi terkait penyakit yang dialami. Hal yang

sama terjadi pada responden yang telah terkonfirmasi sebagai penyandang

hipertensi dan berasal dari keluarga penyandang diabetes melitus, maka

timbul minat untuk menerima pendidikan kesehatan tentang penyakit yang

diderita.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti tidak dapat mengukur pengetahuan jangka

panjang atau sampai pada tahap evaluasi dikarenakan pengetahuan pre test dan

post test diukur dalam satu waktu.

Universitas Respati Yogyakarta


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan dengan media audiovisual pada klien hipertensi di Padukuhan

Mrican dengan nilai mean 18,31.

2. Pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan dengan media flipchart pada klien hipertensi di Padukuhan

Samirono dengan nilai mean 15,50.

3. Ada perbedaan efektifitas penggunaan media audiovisual dan flipchart

terhadap pengetahuan klien hipertensi di Padukuhan Mrican dan

Samirono dengan nilai sig 2-tailed 0,000.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi Klien Hipertensi

Disarankan bagi klien hipertensi agar informasi yang diterima dapat

dilaksanakan seperti memantau tekanan darah rutin paling tidak 1 kali

seminggu, hindari makanan yang tinggi natrium seperti ikan asin, makanan

kalengan.

2. Puskesmas Depok 3

Disarankan bagi Poli Umum Puskesmas Depok 3 yang mengelola penyakit

hipertensi agar rutin melakukan edukasi di wilayah kerja Puskesmas setiap

Universitas Respati Yogyakarta


satu bulan sekali dengan menggunakan media audiovisual dan flipchart dan

lebih menekankan pada edukasi gizi yang baik bagi pengidap hipertensi atau

masyarakat yang berisiko hipertensi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan bagi Institusi Pendidikan khususnya bidang Keperawatan

Medikal Bedah, Komunitas dan Gerontik agar melalui hasil penelitian ini

dapat dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat seperti pemeriksaan

tekanan darah, penelitian lanjutan dan pendidikan kesehatan bagi

masyarakat yang berisiko hipertensi.

4. Bagi Profesi Keperawatan

Disarankan bagi Profesi Keperawatan tidak hanya berfokus pada intervensi

kuratif tetapi dapat melakukan intervensi preventif bagi masyarakat yang

berisiko hipertensi.

5. Peneliti Selanjutnya

Disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji pada peningkatan

sikap dan perilaku pada klien hipertensi serta menggunakan media dan

metode pendidikan kesehatan yang berbeda seperti penambahan

leaflet/booklet dan proses pendidikan kesehatan dapat dilakukan di ruangan

tertutup serta kelengkapan sound system yang baik agar informasi yang

diberikan dapat tersampaikan dengan baik.

Universitas Respati Yogyakarta


DAFTAR PUSTAKA

Berliana, D. (2018). PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN PASIEN


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANG SEWU
SURABAYA. XI(3), 177–183.

Dharma, K. kusuma. (2011). Metodoligi Penelitian Keperawatan. Trans Info


Media.

Hulu, V. T., Pane, H. W., Zuhriyatun, T. F., Munthe, S. A., Salman, S. H., Sulfianti,
Hidayati, W., Hasnidar, Sianturi, E., Pattola, & Mustar. (2020). Promosi
Kesehatan Masyarakat. In Yayasan Kita Menulis.

Janah, N. M., & Timiyatun, E. (2020). Perbandingan Efektivitas Pendidikan


Kesehatan Dengan Media Leaflet Dan Audio Visual Dalam Meningkatkan
Pengetahuan Remaja Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).
Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 2(2), 80.
https://doi.org/10.32807/jkt.v2i2.67

Jayanti, A., Falah, N. F., & Dasong, H. S. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Metode Audiovisual Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pasien
Diabetes Mellitus Diruang Perawatan RSUD Labuang Baji Makassar. 2(1),
18–23.

Kantohe, Z. R., Wowor, V. N. S., & Gunawan, P. N. (2016). Perbandingan


efektivitas pendidikan kesehatan gigi menggunakan media video dan flip chart
terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak. E-GIGI,
4(2), 7–12. https://doi.org/10.35790/eg.4.2.2016.13490

Mubarak, W. I., Chayanti, N. (2007). Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar


Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. GRAHA ILMU.

Mubarak, W. I., Chayanti, N., & Rozikin, K., S. (2007). Promosi Kesehatan:
Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. GRAHA
ILMU.

Nekada, C., Mahendra, B., Rahil, N., & Amigo, T. (2020). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Penatalaksanaan Non Farmakoterapi Hipertensi
Terhadap Tingkat Pengetahuan. 3(2), 200–209.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.

Notoatmojo, S. (2010). Promosi kesehatan dan Aplikasi. Rineka Cipta.

Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., Yulia, A., & Vina.
(2018). Promosi Kesehatan. Airlangga University Press.

Universitas Respati Yogyakarta


Nursalam, N., & Efendi, F. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan (Issue
January).

Pranata, A. E., & Prabowo, E. (2017). Keperawatan Medikal Bedah Dengan


Gangguan Sistem Kardiovaskuler (pertama). Nuha Medika.

Rohmawati, L. D. (2021). KEBIASAAN MEROKOK DAN KUALITAS TIDUR


BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI
Dhian. Jurnal Keperawatan, 13(1), 213–226.

Selvia Purba, T., & Gambir, J. (2019). Pemanfaatan Flip Chart Remind Terhadap
Pengetahuan Dan Pola Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Penderita Hipertensi
Di Puskesmas Perumnas I Pontianak. Pontianak Nutrition Journal (PNJ), 1(2),
52. https://doi.org/10.30602/pnj.v1i2.287

Silaen, H. (2019). Pengaruh Pemberian Konseling Pada Pasien Hemodialisa


Dengan Tingkat Kekambuhan Penyakit Hipertensi Di Rumah Sakit Kota
Medan. Jurnal Keperawatan Priority, 2(2), 100.
https://doi.org/10.34012/jukep.v2i2.573

Siregar Yafrinal. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Promosi Kesehatan Leaflet


dan Audiovisual terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
Bahaya HIV/ AIDS di SMK Swasta IMELDA Medan. PhD Thesis.
Universitas Sumatera Utara.

Sitanaya, R. I. (2019). Efektivitas Flip Chart Dan Media Audiovisual Terhadap


Peningkatan Pengetahuan Siswa SD Negeri Katangka tentang Karies gigi.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 63–68.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.110

Soendojo, D. (2000). Media Audiovisual Dalam Pengajaran. PT Gramedia.

Sugiono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif (Sutopo (ed.); ke-2).


ALFABETA.

Valdono, L., Rumayar, A., & Kandou, G. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tateli
Kabupaten Minahasa. Kesmas, 7(4).

Wawan & Dewi. (2011). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku
Manusia.

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2017). Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan


Dewasa (ke-3). Nuha Medika.

Fitri, Y., Rusmikawati, R., Zulfah, S., & Nurbaiti, N. (2018). Asupan Natrium Dan
Kalium Sebagai Faktor Penyebab Hipertensi Pada Usia Lanjut. Action: Aceh

Universitas Respati Yogyakarta


Nutrition Journal, 3(2), 158. Https://Doi.Org/10.30867/Action.V3i2.117

Badan Litbang Kesehatan, (Silaen, 2019)K. K. R. (2018b). Laporan Daerah


Istimewa Yogyakarta RKD 2018.

Dinkes, S. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2020. Dinas


Kesehatan Sleman, 0274, 865000.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2019). Profil Kesehatan Daerah


Istimewa Yogyakarta Tahun 2019.
Hartati, I., Kemalahayati, C., & Zulfikar. (2019). Hubungan stress dengan kejadian
hipertensi pada usia 35-45 tahun di wilayah kerja puskesmas sungai raya.
Jurnal Pendidikan Dan Praktik Kesehatan, 2(2), 105–114.

Kapadia, R., Yuslana, & Esteria, U. (2019). Hubungan Kemampuan Mengenal


Faktor-Faktor Stress Eksternal TerHadap Kekambuhan Hipertensi Pada
Wanita Di Puskesmas Singkawang Tengah. Jurnal Keperawatan Jurnal
Penlitian Disiplin Ilmu Keperawatan, 3(2), 10–15.

Pengetahuan, H., Sikap, D. A. N., Kejadian, D., & Di, H. (2018). Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tateli Kabupaten Minahasa. Kesmas, 7(4).

Silviana Tirtasari, N. K. (2019). Prevalensi dan Karakteristik Hipertensi Pada Usia


Dewasa Muda di Indonesia. Tarumanagara Medical Journal, 1(2), 395–402.

Sulastri. (2015). Hubungan Antara Stres dan Riwayat Kontrol Dengan


Kekambuhan Hipertensi pada Lansia di UPTD PSLU Natar Lampung Selatan.
Jurnal Kesehatan, VI(2), 106–110.

Yulastari, puti rania, Betriana, F., & Kartika, I. R. (2018). Terapi Musik Untuk
Pasien Hipertensi. Pengetahuan Perawat Terhadap Pelaksanaan Timbang
Trima Pasien, 1(1), 1–8.

Universitas Respati Yogyakarta


LAMPIRAN

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 1. Lembar Persetujuan Judul

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan Dinas Kesehatan Sleman

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 3. Surat Izin Studi Pendahuluan Puskesmas Depok 3

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Studi Pendahuluan

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 5. Lembar Penjelasan Penelitian

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada Yth,
Calon Responden
Di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 3, Sleman, Yogyakarta

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Prodi Keperawatan
Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta:
Nama : Fransiska Arifiana
Nim : 18130148
Alamat : Jl. Selokan Mataram, Condong Catur, Depok, Sleman
No. Hp : 088224229137
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media
Audivisual dan Flipchart Terhadap Pengetahuan tentang Perawatan Pasien
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 3, Yogyakarta”.
Dengan ini saya minta kesediaan Saudara untuk menjadi responden dalam
penelitian tersebut. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan
Saudara untuk turut serta tanpa ada paksaan dalam penelitian saya, dimana
penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Keikutsertaan
Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga berhak untuk
membebaskan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Beberapa poin di bawah ini
menjelaskan terkait penelitian yang akan dilakukan antara lain:
1. Identitas pribadi dan semua informasi yang didapat akan dirahasikan, hanya
digunakan untuk keperluan penelitian ini. Oleh karenanya, peneliti berharap
Saudara menjawab dengan benar sesuai hati nurani masing-masing. Saudara
diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian.
2. Peneliti akan memberikan lembar persetujuan, dan menjelaskan bahwa
keterlibatan Saudara dalam penelitian ini atas dasar sukarela.

Universitas Respati Yogyakarta


3. Penelitian ini akan dilakukan sebanyak 1 sesi. Penelitian ini akan dilakukan
pagi hari. Sebelum diberikan perlakuan, Saudara akan dilakukan pengukuran
tekanan darah pada lengan sebelah kiri dengan menggunakan
tensimeter/sphygmomanometer dengan posisi duduk setelah itu jika saudara
termasuk responden, maka saudara akan diberikan perlakuan pendidikan
kesehatan Peneliti memberikan reward berupa masker dan handsanitizer
sebagai kompensasi atas waktu yang telah diluangkan oleh saudara untuk
mengikuti penelitian ini dan reward diberikan saat saudara selesai mengikuti
jalannya penelitian.
4. Tidak ada efek samping yang muncul pada penelitian ini. Apabila Saudara
memutuskan berpartisipasi, Saudara bebas untuk mengundurkan diri
dari penelitian kapan pun.
5. Saya akan mejaga kerahasiaan semua informasi yang Saudara berikan dalam
penelitian ini. Nama Saudara tidak akan dicatat dimanapun. Semua data
hanya akan diberikan nomor kode yang tidak bisa digunakan untuk
mengidentifikasi Saudara.
6. Apabila hasil penelitian ini dipublikasikan, tidak ada satupun identitas yang
berkaitan dengan Saudara akan ditampilkan dalam publikasi tersebut. Siapa
pun yang bertanya tentang keterlibatan Saudara dan apa yang saudara jawab di
penelitian ini, Saudara berhak untuk tidak menjawabnya.
7. Keterlibatan dalam penelitian ini tidak memberikan keuntungan langsung pada
Saudara, namun hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui
secara langsung hasil pengukuran tekanan darah Saudara.
Apabila setelah terlibat penelitian ini Saudara masih memiliki pertanyaan atau
ingin menyampaikan pengunduran diri, saudara dapat menghubungi saya di
nomor Hp 088224229137
Yogyakarta, 26 Agustus 2022
Peneliti

Fransiska Arifiana

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 6. Lembar Persetujuan menjadi Responden

INFORMED CONSENT

(Lembar Persetujuan Menjadi Responden)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Telah mendapatkan penjelasan yang lengkap dari saudari Fransiska Arifiana
dengan judul penelitian Penggunaan Media Audivisual dan Flipchart Terhadap
Pengetahuan tentang Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Depok 3, Yogyakarta terkait beberapa poin antara lain:

1. Saya berhak untuk mengundurkan diri jika ada hal lain yang mengganggu saya
pada saat jalannya penelitian
2. Kerahasiaan identitas saya tidak dicantumkan dalam pendokumentasian hasil
penelitian yang didapat dan kepentingan dokumentasian seperti foto dan
identitas saya dapat disamarkan.
3. Peneliti akan memperlakukan saya secara adil dalam jalannya penelitian
4. Peneliti melakukan penelitian sesuai prosedur agar tidak membahayakan saya
selaku responden selama jalannya penelitian

Berdasarakan pada penjelasan tersebut saya menyatakan bersedia untuk menjadi


responden.

Yogyakarta, 26 Agustus 2022

Peneliti

Fransiska Arifiana Responden

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 7. Instrumen Penelitian

Lembar Kuesioner Pengetahuan Klien Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Depok 3, Yogyakarta.

A. Kriteria Responden

Petunjuk Pengisian :

Isilah data berikut dengan benar, dengan memberikan tanda () pada salah

satu jawaban yang sesuai dengan Anda.

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Alamat :

Pendidikan : SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Lain-lain ............(sebutkan)

Pekerjaan :

Tekanan Darah :

Apakah memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi :

Ya Tidak

Universitas Respati Yogyakarta


B. Kuesioner Pengetahuan Klien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Depok 3, Yogyakarta.

Petunjuk Pengisian :

Pilihlah jawaban benar atau salah pada kolom di bawah ini dengan

memberikan tanda () pada salah satu jawaban yang sesuai dengan Anda.

No. Pertanyaan Benar Salah

1. Hipertensi merupakan hasil pemeriksaan B


tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
2. Darah tinggi tidak sama dengan hipertensi S

3. Obesitas atau kegemukan termasuk faktor B


risiko Hipertensi
4. Konsumsi sayur hijau seperti bayam, brokoli, B
dan seledri dapat membantu mengontrol
tekanan darah pada Hipertensi
5. Hipertensi tidak dapat diturunkan kepada S
anak/diwariskan
6. Banyak mengkonsumsi daging merah, S
daging ayam berkulit, serta kuning telur tidak
dapat meningkatkan tekanan darah
7. Sakit kepala, rasa berat ditengkuk dan B
penglihatan kabur merupakan tanda
seseorang menderita Hipertensi
8. Mengkonsumsi buah-buahan seperti pisang, B
jeruk, semangka, alpukat, belimbing dan
buah naga dapat membantu mengontrol
tekanan darah Hipertensi
9. Olahraga teratur dapat membantu B
mengontrol hipertensi

Universitas Respati Yogyakarta


10. Merokok tidak termasuk faktor penyebab S
hipertensi
11. Membatasi asupan tinggi garam/natrium S
tidak dapat mengontrol Hipertensi
12. Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan S
tidak mempengaruhi tekanan darah
13. Latihan fisik yang berat tidak dapat S
meningkatkan tekanan darah
14. Usia merupakan salah satu faktor risiko B
Hipertensi
15. Mengkonsumsi daging yang diasapi atau S
daging kalengan/diawetkan berlebihan tidak
mempengaruhi tekanan darah
16. Pola makan rendah lemak baik untuk B
mengontrol tekanan darah
17. Hipertensi hanya bisa diobati dengan obat S

18. Gejala hipertensi terlihat dari penampilan S


fisik
19. Sering mengkonsumsi jeroan dan gorengan B
dapat meningkatkan tekanan darah
20. Hipertensi tidak dapat didiagnosis dengan S
pengukuran tekanan darah dan tanda gejala
yang muncul

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 8. Satuan Acara Pengajaran

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Pokok Bahasan : Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Sirkulasi

Sub Pokok Bahasan : Hipertensi

Sasaran : Klien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 3,

Sleman, Yogyakarta.

Tanggal : 26 Agustus 2022

Waktu : 40 menit

Tempat : Padukuhan Mrican dan Samirono

Pengajar : Peneliti

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan 1 kali selama 40 menit 2 detik,

responden dapat memahami tentang hipertensi.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, responden akan dapat:

a. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi

b. Menjelaskan tentang faktor risiko hipertensi

c. Menjelaskan tentang diagnosis hipertensi

d. Menjelaskan tentang tatalaksana hipertensi

Universitas Respati Yogyakarta


3. MATERI (terlampir)

a. Pengertian hipertensi

b. Faktor risiko hipertensi

c. Diagnosis hipertensi

d. Tatalaksana hipertensi

4. METODE DAN MEDIA

Media yang digunakan adalah media audiovisual dan media flipchart.

5. ALAT BANTU

a. Laptop

b. LCD Proyektor

c. Sound system

6. KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

a) Media audiovisual

NO Kegiatan Pendidikan Kesehatan Respon Peserta Waktu

1. Pembukaan Menjawab salam 5 menit

1. Memberikan salam dan menyimak

2. Menyampaikan tujuan

3. Menyampaikan pokok bahasan

2. Pelaksanaan Menyimak dan 15

Memutar video edukasi tentang memperhatikan Menit,

hipertensi. 2 Detik

Isi video edukasi sebagai berikut:

1. Definisi hipertensi

Universitas Respati Yogyakarta


2. Faktor Risiko hipertensi

3. Diagnosis hipertensi

4. Tatalaksana hipertensi

30. Evaluasi Bertanya dan 15

1. Menyimpulkan inti pendidikan menjawab Menit

kesehatan

2. Memberikan kesempatan

kepada responden untuk

bertanya

3. Memberikan kesempatan

kepada responden untuk

menjawab pertanyaan

4. Penutup 5 Menit

1. Menyimpulkan video yang

ditampilkan

2. Menyampaikan ucapan terima

kasih kepada responden

3. Mengucapkan salam

Universitas Respati Yogyakarta


b) Media Flipchart

NO Kegiatan Pendidikan Kesehatan Respon Peserta Waktu

1. Pembukaan Menjawab salam 5 menit

1. Memberikan salam dan menyimak

2. Menyampaikan tujuan

3. Menyampaikan pokok

bahasan

2. Pelaksanaan Menyimak dan 15

Menjelaskan materi sesuai dengan memperhatikan Menit,

materi yang sudah di cantumkan di

flipchart

Isi materi di flipchart sebagai

berikut:

a) Definisi hipertensi

b) Faktor Risiko hipertensi

c) Diagnosis hipertensi

d) Tatalaksana hipertensi

30. Evaluasi Bertanya dan 15

1. Menyimpulkan inti menjawab Menit

pendidikan kesehatan

2. Memberikan kesempatan

kepada responden untuk

bertanya

Universitas Respati Yogyakarta


3. Memberikan kesempatan

kepada responden untuk

menjawab pertanyaan

4. Penutup 5 Menit

1. Menyimpulkan video yang

ditampilkan

2. Menyampaikan ucapan

terima kasih kepada

responden

3. Mengucapkan salam

7. EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

1) Pengajar dan responden pada tempat yang sudah direncanakan

2) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan

3) Laptop, LCD Proyektor dan Sound system sudah tersedia

b. Evaluasi Proses

1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

2) Responden mengikuti pendidikan kesehatan sampai selesai

3) Responden berperan aktif selama pendidikan kesehatan berlangsung

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 9. Materi Pendidikan Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta


Universitas Respati Yogyakarta
Universitas Respati Yogyakarta
Lampiran 10. SOP (Standar Operasional Prosedur) Pengukuran tekanan darah

STANDAR OPRASIONAL PROSEDURE


PENGUKURAN TEKANAN DARAH

No TINDAKAN
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Cek catatan data responden
2 Identifikasi tanda dan gejala perubahan denyut nadi dan faktor yang
mempengaruhi.
3 Mencuci Tangan, menggunakan masker, dan face shield
4 Siapkan Alat (Tensimeter Digital, Pena dan buku catatan)
5 Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stress, pengukuan
sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi
tenang serta posisi duduk
6 Sebelum dilakukan pengukuran sebaiknya responden menghindari
kegiatan aktifitas fisik, seperti olahraga, merokok dan makan, minimal 30
menit sebelum pengukuran. Duduk istirahat setidaknya 5-15 menit
sebelum dilakukan pengukuran
TAHAP ORIENTASI
5 Memberi Salam dan perkenalkan diri
6 Bina Hubungan Saling Percaya
7 Menjelaskan Mengenai Prosedur, tujuan dan lamanya tindakan
8 Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang, kedua
telapak kaki datar menyentuh lantai
9 Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
TAHAP KERJA
10 Jaga privasi klien
11 Atur posisi klien senyaman mungkin
12 Tekan tombol START untuk mengaktifkan

Universitas Respati Yogyakarta


13 Letakan lengan kiri responden diatas meja sehingga manset yang sudah
dipasang sejajar dengan jantung responden
14 Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri responden dan
memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, tidak berbicara pada
saat pengukuran berlangsung. Apabila responden menggunakan baju
berlengan panjang, singsingkan lengan baju ke atas tetapi pastikan lipatan
baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah
15 Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka
ke atas. Ppasang manset dan hubungkan ke alat, pastikan tidak ada
lekukan pada pipa manset
16 Tekan tombol START untuk memulai pengukuran
17 Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil
pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara
otomatis
18 Tekan tombol STOP untuk mematikan alat. Jika anda lupa alat akan mati
dengan sendirinya dalam waktu 5 menit
19 Merapikan alat
TAHAP TERMINASI
20 Mencuci tangan
21 Menjelaskan hasil Tindakan
TAHAP EVALUASI
22 Evaluasi hasil kegiatan

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 11. Rencana Anggaran Penelitian

No Kegiatan Bahan dan Alat Biaya (Rp)

1. Penyusunan Proposal Kertas, tinta 100.000

2. Studi Pendahuluan Bensin, kertas, balpoint 55.000

3. Seminar Proposal Pengetikan, Print, Jilid 50.000

4. Revisi Proposal Pengetikan, Print 50.000

5. Persiapan Penelitian Lembar kuesioner (kertas dan 50.000


tinta)

6. Pelaksanaan Transport, akomodasi, 400.000


Penelitian pembelian alat
sphygmomanometer

7. Pengolahan Data Data Entri, Pembersihan Data 100.000

8. Laporan Skripsi Pengetikan, penjilidan 100.000

9. Sidang Skripsi Pengetikan, penjilidan, 100.000


penggandaan

10. Perbaikan Laporan Pengetikan, penjilidan 100.000

11. Reword untuk Alat tulis 100.000


responden

Jumlah 1.205.000

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 12. Surat Permohonan menjadi Enumerator

SURAT PERMOHONAN MENJADI ENUMERATOR

Yth. Saudara/Saudari Calon Asisten Responden


Dengan hormat, dengan surat permohonan menjadi asisten penelitian ini, saya :

Nama : Fransiska Arifiana

Nim : 18130148

Mahasiswa program studi Keperawatan Program Sarjana, Fakultas Ilmu


Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta, yang akan melakukan penelitian yang
berkaitan dengan tugas akhir yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media
Audivisual dan Flipchart Terhadap Pengetahuan tentang Perawatan Pasien
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 3 Yogyakarta”.

Besar harapan saya agar saudara/saudari bersedia menjadi asisten penelitian


saya dalam penelitian ini. Atas perhatian dan kesediaan menjadi asisten penelitian,
saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 26 Agustus 2022

Peneliti

(Fransiska Arifiana

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 13. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April ket

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan judul

2 Pengumuman seleksi judul


dan pembimbing
3 Penyusunan proposal

4 Pengumpulan persyaratan
seminar proposal
5 Seminar proposal

6 Revisi proposal

7 Pengumpulan proposal

8 Pelaksanaan penelitian

9 Penyusunan skripsi

10 Pengumpulan persyaratan
ujian Skripsi
11 Ujian Skripsi

12 Revisi Skripsi

13 Pengumpulan Skripsi

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 14. Responden Penelitian

No Responden Jenis Kelamin Usia Tekanan Darah


1. P 49 134/88
2. P 53 130/80
3. P 45 130/80
4. P 50 151/79
5. P 53 130/70
6. P 45 119/64
7. P 51 143/69
8. P 41 149/92
9. P 49 127/71
10. P 51 130/90
11. P 48 154/84
12. P 42 150/100
13. P 53 151/87
14. P 48 130/70
15. L 45 130/80
16. L 52 115/73
17. P 51 194/98
18. P 43 149/96
19. P 46 158/84
20. P 42 142/92
21. P 48 135/88
22. P 52 130/90
23. P 25 157/85
24. P 48 161/90
25. P 53 130/90
26. P 43 150/88
27. L 44 140/100
28. L 51 150/90
29. L 53 127/79
30. L 39 135/88
31. L 41 140/100
32. L 25 120/90

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 15. Hasil SPSS

Frequencies

1. Media Audiovisual

Statistics
Jenis Kelamin
Umur Kelompok Kelompok
Audiovisual Audiovisual
N Valid 16 16
Missing 0 0

Umur Kelompok Audiovisual


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dewasa akhir 2 12,5 12,5 12,5
Lansia awal 14 87,5 87,5 100,0
Total 16 100,0 100,0

Jenis Kelamin Kelompok Audiovisual


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 2 12,5 12,5 12,5
Perempuan 14 87,5 87,5 100,0
Total 16 100,0 100,0

Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Pre test Audiovisual 16 9 9 18 12,81 2,880 8,296
Post test Audiovisual 16 3 17 20 18,31 ,946 ,896
Valid N (listwise) 16

Universitas Respati Yogyakarta


2. Media Flipchart

Statistics
Umur Kelompok Jenis Kelamin
Flipchart Flipchart
N Valid 16 16
Missing 0 0

Umur Kelompok Flipchart


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dewasa awal 3 18,8 18,8 18,8
Dewasa akhir 3 18,8 18,8 37,5
Lansia awal 10 62,5 62,5 100,0
Total 16 100,0 100,0

Jenis Kelamin Flipchart


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 6 37,5 37,5 37,5
Perempuan 10 62,5 62,5 100,0
Total 16 100,0 100,0

Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Pre test Flipchart 16 7 10 17 12,50 1,713 2,933
Post test Flipchart 16 5 13 18 15,50 1,155 1,333
Valid N (listwise) 16

Universitas Respati Yogyakarta


Uji Normalitas Shapiro Wilk

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre test audiovisual ,174 16 ,200* ,918 16 ,157
Post test audiovisual ,254 16 ,007 ,884 16 ,046
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Mann-Whitney Test
Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Pre test 16 24,00 384,00

Hasil post test Post test 16 9,00 144,00

Total 32

Test Statisticsa

Hasil post test

Mann-Whitney U 8,000
Wilcoxon W 144,000
Z -4,597
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,000b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 16. Dokumentasi Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Gambar 1. Pembukaan Pendidikan Kesehatan

Gambar 2. Pengukuran Tekanan Darah

Gambar 3. Proses Pendidikan Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta


Gambar 4. Pengisian Kuesioner

Gambar 5. Pemberian Kenang-KenangaLampiran

Universitas Respati Yogyakarta


Lampiran 15. Formulir Penilaian Uji Expert

Universitas Respati Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai