Anda di halaman 1dari 9

Konsep Model Calista Roy dan Aplikasi

Dalam Keperawatan Jiwa


Konseptual Model Calista Roy dan aplikasinya dalam keperawatan jiwa

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian


integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada
individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
siklus kehidupan manusia. Keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan individu dan kelompok
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.

Keperawatan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang respon


manusia terhadap penyakit, pengobatan dan perubahan lingkungan yang dapat
menimbulkan suatu fenomena. Fenomena tersebut dapat diatasi perawat dengan
mengaplikasikan berbagai konsep model dan teori keperawatan yang dimilikinya. Selain
itu dengan mengaplikasikan teori dan konsep model keperawatan, perawat dapat
mengetahui apa tindakan keperawatan yang harus dilakukan dan alasan mengapa tindakan
keperawatan tersebut dilakukan.

Aplikasi teori dan konsep model keperawatan dapat diterapkan diberbagai cabang
ilmu keperawatan, baik di keperawatan dasar, keperawatan klinik, maupun keperawatan
komunitas. Di keperawatan jiwa sendiri salah satu teori dan konsep model keperawatan
yang dapat diterapkan adalah Model Adaptasi Roy.

Model Adaptasi Roy menggambarkan manusia sebagai sistem terbuka dan sistem
adaptif yang akan merespons terhadap kejadian atau perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungan baik yang internal maupun external. Respons yang ditimbulkan tersebut dapat
berupa respon adaptif dan maladaptif, sesuai dengan mekanisme koping yang digunakan
pasien dalam menghadapi stressor yang dihadapinya. Roy juga memandang lingkungan
sebagai kondisi internal maupun eksternal yang dapat diatur dan dimanipulasi perawat dalam
rangka membantu pasien memulihkan diri.

Kegiatan keperawatan diarahkan pada penciptaan lingkungan yang memungkinkan


terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Selain itu kegiatan keperawatan juga
diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien
terhadap stimulus ke arah yang lebih positif. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang
lebih baik tentang teori dan aplikasi Model Adaptasi Roy.

B. TUJUAN PENULISAN

Setelah penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat:

1. Memahami Model Adaptasi Roy

2. Melakukan proses keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy

3. Menganalisis kelebihan dan kekurangan Model Adaptasi Roy

BAB II

LANDASAN TEORI
Model Adaptasi Roy berasumsi bahwa dasar ilmu keperawatan adalah pemahaman
tentang proses adaptasi manusia dalam menghadapi situasi hidupnya. Roy
mengidentifikasikan 3 aspek dalam model keperawatannya yaitu: pasien sebagai penerima
layanan keperawatan, tujuan keperawatan dan intervensi keperawatan. Masing-masing aspek
utama tersebut termasuk didalamnya konsep keperawatan, manusia, sehat-sakit, lingkungan
dan adaptasi. Konsep adaptasi diasumsikan bahwa individu merupakan sistem terbuka dan
adaptif yang dapat merespon stimulus yang datang baik dari dalam maupun luar individu
(Roy & Andrews, 1991 dalam Araich, 2001). Dengan Model Adaptasi Roy, perawat dapat
meningkatkan penyesuaian diri pasien dalam menghadapi tantangan yang berhubungan
dengan sehat-sakit, meningkatkan penyesuaian diri pasien menuju adaptasi dan dalam
menghadapi stimulus. Kesehatan diasumsikan sebagai hasil dari adapatasi pasien dalam
menghadapi stimulus yang datang dari lingkungan. Dalam Model Adaptasi Roy juga terdapat
proses keperawatan yang dimulai dari mengkaji prilaku dan faktor faktor yang
mempengaruhi, mengidentifikasi masalah, menetapkan tujuan . dan mengevaluasi hasil

Peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan


memanipulasi stimulus yang datang dari lingkungan yang akhirnya menimbulkan koping
yang positif sebagai hasil dari adaptasi dan respon negatif dideskripsikan sebagai respon yang
yang maladaptif (Tolson & McIntosh, 1996 dalam Araich, 2001). Adaptasi
mempertimbangkan adanya biologis adaptasi mode dan psikososial adaptasi mode.
Psikososial adaptasi mode termasuk konsep diri, fungsi peran, dan interdependen. Keempat
adaptasi mode tersebut saling berhubungan. Biologis dan fisiologis adaptasi mode berfokus
pada kebutuhan dasar yang menjaga integritas anatomi dan fisiologis individu.

Stimulus yang datang dari lingkungan baik internal maupun eksternal dikategorikan
tiga yaitu: stimulus fokal, kontekstual dan residul. Stimulus fokal adalah perubahan atau
situasi yang segera berakibat terhadap individu seperti stress, trauma atau sakit. Stimulus
kontekstual adalah stimulus lain yang berpengaruh terhadap stimulus fokal contoh
lingkungan keluarga, stimulus residual adalah karakteristik, nilai, sikap individu yang
berkembang dari pengalaman masa lalu seperti nilai, pengalaman dan sifat (Tolson &
McIntosh dalam Araich, 2001).

Dalam proses adaptasi, kesehatan adalah hasil dari adaptasi manusia terhadap
stimulus yang dihadapinya, dan merupakan proses yang terjadi dan terintegrasi serta
menggambarkan hubungan antara individu dengan lingkungan. Sedangkan adaptasi itu
sendiri merupakan proses dan hasil dari apa yang dipikirkan dan dirasakan individu sebagai
individu dan kelompok, dengan menggunakan kesadaran dan pilihan untuk membuat
integrasi antara individu dengan lingkungan. Respon yang timbul dalam proses adapatasi
dapat berupa respon adaptif dan respon inefektif. Respon adaptif merupakan peningkatan
integritas tujuan dari individu dalam hidup, pertumbuhan, reproduksi, penguasaan dan
transformasi individu dan lingkungan. Sedangkan respon yang tidak efektif merupakan
respon yang tidak berkontribusi dalam pencapaian integritas individu. Dalam proses adaptasi
juga terdapat mekanisme koping dan juga sub sistem regulator dan cognator. Regulator
merupakan respon yang timbul secara otomatis terhadap stimulus berupa proses syaraf, kimia
dan sistem endokrin. Cognator merespon melalui respon cognitif dan melalui saluran emosi
dan kognitif yaitu persepsi dan proses informasi, belajar, keputusan dan emosi. Selain itu
prilaku dikatakan sebagai aksi dan reaksi yang timbul baik internal dan eksternal dalam
keadaan yang spesifik. Proses adaptasi individu menurut Model Adaptasi Roy dapat dilihat
pada gambar 1 dibawah ini:

Gambar 1. Individu sebagai sistem adaptif

Tujuan perawatan adalah meningkatkan adapatasi dengan mengatur stimulus


lingkungan. Manajemen keperawatan pada asuhan keperawatan pada pasien termasuk:
meningkatkan, mengurangi, mempertahankan, mengubah yang berhubungan dengan stimulus
fokal dan kontekstual yang relevan. Tujuan tindakan keperawatan adalah meningkatkan
adaptasi, yang berkontribusi terhadap kesehatan, kualitas kehidupan dan kematian yang
bermartabat.

Proses keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy adalah metode pemecahan


masalah pasien dengan mengidentifikasi stimulus dan mengkaji fungsi dari adaptasi mode.
Dalam proses keperawatan ada 2 level pengkajian yaitu pengkajian prilaku pasien dan
pengkajian stimulus yang mengakibatkan prilaku pasien. Langkah pertama proses
keperawatan adalah pengkajian prilaku. Prilaku yang dikaji adalah 4 adaptasi mode yaitu
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen. Fisiologis Adaptasi Mode adalah
proses fisik dan kimiawi dan prilaku yang menyinggung aspek fisik individu. Terdapat 5
kebutuhan yaitu oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat dan proteksi. Perawat
harus mempelajari proses yang normal. Konsep diri adaptasi mode merupakan gabungan dari
keyakinan dan perasaan tentang dirinya pada suatu waktu. Fokusnya adalah aspek psikologis
dan spiritual individu. Fungsi peran adaptasi mode adalah harapan tentang pekerjaan dan
posisi individu terhadap posisi pekerjaan lainnya. Dasar kebutuhan adalah integritas sosial,
untuk mengetahui hubungan satu dengan lainnya. Interdependen adapatasi mode adalah
prilaku yang menyinggung tentang hubungan interpenden antara individu dan kelompok.
Dasar kebutuhannya adalah perasaan aman dalam suatu hubungan.

Level kedua pengkajian adalah menganalisis 3 tipe stimulus yang mempengaruhi


prilaku yang inefektif, terdiri dari stimulus fokal, konntekstual dan residual. Langkah perawat
selanjutnya adalah menetapkan dianosa keperawatan yang berupa pernyataan yang
menginterpretasikan data tentang status adaptasi individu, termasuk prilaku dan stimulus
yang relevan. Setelah itu perawat menentukan tujuan keperawatan yang meliputi pernyataan
yang jelas tentang kriteria hasil dari pemberian perawatan. Selanjutnya perawat melakukan
intervensi keperawatan yang menentukan bantuan yang diberikan pada individu dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah terakhir adalah evaluasi keperawatan yang
merupakan penilaian terhadap efektifitas dari intervensi keperawatan. Proses keperawatan
berdasarkan Model Adaptasi Roy dapat dilihat pada gambar. 2 dibawah ini:

BAB III

ANALISIS TEORI

A. KELEBIHAN

Model Adaptasi Roy telah menggambarkan tahapantahapan dalam proses


keperawatan yang lengkap. Berdasarkan teori Roy, tahapan proses keperawatan dimulai
dari 2 level pengkajian , diagnosa keperawatan, tujuan tindakan keperawatan, intervensi
keperawatan dan evaluasi keperawatan. Kelebihan proses keperawatan berdasarkan
Model Adaptasi Roy ini adalah pada tahap 2 level pengkajian yang harus dilakukan
perawat.

Pengkajian keperawatan dimulai dengan; level 1) perawat mengkaji respon prilaku


pasien terhadap stimulus yaitu fisiologis adaptasi mode, konsep diri adaptasi mode, peran
adaptasi mode dan ketergantungan adaptasi mode, level 2) perawat mengkaji stressor
yang dihadapi pasein yaitu stimulus fokal & kontekstual ( yang pada dasarnya merupakan
faktor presipitasi dari masalah yang dihadapi pasien) dan stimulus residual (yang pada
dasarnya merupakan faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien), sehingga
pengkajian yang dilakukan perawat lebih lengkap dan perawat dapat menegakkan
diagnosa lebih akurat dari pengkajian tersebut.

Di tatanan keperawatan jiwa sendiri, pendekatan yang digunakan pada Teori Adaptasi
Roy ini sangat bermanfaat ketika perawat melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan jiwa, resiko gangguan dan sehat jiwa. Dengan teori ini, perawat tidak
hanya dapat mengintervensi tanda dan gejala tapi juga dapat mengetahui & memberikan
intervensi pada faktor presipitasi dan faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi
pasien. Sehingga perawat dapat mencegah pasien mengalami masalah resiko dan
gangguan jiwa, mengatasi masalah resiko dan gangguan jiwa dan meningkatkan individu
yang sehat agar tidak mengalami masalah resiko dan gangguan jiwa.

Selain itu, dengan Teori Adaptasi Roy ini, perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dapat lebih memahami tentang proses adaptasi yang terjadi pada individu,
yang dimulai dari adanya stimulus/stressor yang dapat menjadikan individu mengalami
stress, proses mekanisme koping (kognator dan regulator) dan effektor sebagai upaya
individu mengatasi stressor dan terakhir timbulnya respon prilaku individu terhadap
stressor yang dihadapinya. Teori ini hampir mirip dengan Teori Stress Adaptasi Stuart-
Laraia yang ada di keperawatan jiwa.

B. KEKURANGAN DAN PERBAIKAN

Masukan dan perbaikan untuk Model Adaptasi Roy adalah untuk lebih menjabarkan
hubungan antara mekanisme koping: kognator dalam meningkatkan adaptasi serta
hubungannya dengan 4 adaptasi mode. Selain itu perlu penjabaran lebih lanjut tentang
hubungan adaptasi dengan kesehatan. Di praktek klinis, perlu dikaji lebih lanjut
bagaimana perawat dapat membantu individu ke arah yang positif dengan menggunakan
Model adaptasi Roy misal: ketika memberikan asuhan keperawatan pada pasien-pasien
dengan pemulihan kognitif / pasien dengan trauma / cedera kepala (Tiedman, 1996 dalam
Araich, 2001).

Selain itu Model Adaptasi Roy merupakan model keperawatan yang komplex dengan
konsep dan mempunyai hubungan antar konsep-konsep. Sehingga perlu diklarifikasi
kembali tentang:

Overlaping yang terjadi pada psikososial adaptif mode yaitu pada konsep diri, fungsi
peran dan interdependen. Konsep diri terdiri dari 5 komponen, salah satunya adalah
fungsi peran. Bagaimana perawat dapat membedakan antara konsep diri, fungsi peran
dan ketergantungan?

Ketika menilai prilaku adaptif dan maladaptif, ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi penilaian tersebut, salah satunya adalah sistem nilai yang dianut
perawat

Kata adaptasi tidak secara umum menyampaikan pengertian tentang pertumbuhan


(Lancester, 1992 dalam Araich, 2001).

Model Adaptasi Roy lebih berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana
pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak
menjelaskan bagaimana sikap dan prilaku caring perawat ketika melakukan asuhan
keperawatan. Pada prinsipnya pemecahan masalah pasien sangat penting dalam
keperawatan, tetapi prilaku caring juga sangat diperlukan ketika memberikan asuhan
keperawatan pada pasien, karena bisa saja seorang perawat yang tidak mempunyai
prilaku caring akan menjadi stressor baru bagi pasiennya.

BAB IV

PENUTUP

Model Adaptasi Roy menggambarkan manusia sebagai sistem terbuka dan sistem
adaptif yang akan merespons terhadap kejadian atau perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungan baik yang internal maupun external. Kegiatan keperawatan diarahkan pada
penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan
kesehatan. Selain itu kegiatan keperawatan juga diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien. Model Adaptasi Roy berfokus pada
pemecahan masalah pasien dengan mengunakan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, tujuan, intervensi dan evaluasi keperawatan.

REFERENSI

Araich (2001), Roys Adaptation Model: Demonstration of Theory Integration into Process of
Care in Coronary Care Unit, Nursing Web Jurnal Ed.7 tahun 2001

Tomey & Alligood (2006), Nursing Theoriests and Their Work, St. Louis: Mosby

http://1.bp.blogspot.com/_IeMU3Ss0eG0/SIGiDt6nbCI/AAAAAAAAAHE/-
izBIyU0Z2A/s1600-h/PIC+6.jpg

http://nursingtheories.blogspot.com/2008/07/sister-callista-roy-adaptation-theory.html

http://www2.bc.edu/~royca/htm/ram.htm

Roy (2005), Sister Calista Roy: Roy Adaptation Model


http://www.nipissingu.ca/faculty/arohap/aphome/NURS3006/Resources/SisterCallistaRoy_2.
pdf

http://www.nursing.gr/protectedarticles/Roy.pdf
Roy (2005), The Importance of Theory-Based Practice with Examples from the Roy
Adaptation Model Roy http://www3.uakron.edu/nursing/documents/distlecture/Roy
%20Lecture%202005.pdf

http://www.bc.edu/schools/son/faculty/theorist/Roy_Adaptation_Model.html

Anda mungkin juga menyukai