Anda di halaman 1dari 9

DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

(IBU MELAKUKAN PERSALINAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN)

OLEH:

KRESENCIA NADYA RANDEBUNGA


J1A1 19 139

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2
A. Pengertian Fasilitas Pelayanan Kesehatan ..................................................... 2
B. Manfaat Melakukan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ................ 2
C. Jenis-jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan.................................................. 2-3
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 4
A. Kesimpulan..................................................................................................... 4
B. Saran............................................................................................................4-5
DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Dasar Ilmu
Kesehatan Masyarakat dengan judul “Ibu Melakukan Persalianan Di Fasilitas Pelayanan
Masyarakat.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bersalin di fasilitas kesehatan merupakan salah satuupaya agar komplikasi pada
ibu saat bersalin dapat teratasi. Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu
bersalin dan bayi yang dilahirkan, pengetahuan dan budaya yang dimiliki oleh ibu
hamil ataupun keluarga menjadi pengaruh yang besar. Menurunkan kematian ibu
akibat komplikasi kehamilan dan persalinan adalah salah satu dari delapan target
Millenium Development Goals (MDGs).1 Untuk menurunkan angka kematian ibu
(AKI), kebijakan pemerintah adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang
berkualitas, kegiatan penjangkauan pelayanan di lapangan, peningkatan akses layanan
KB terutama bagi ibu pasca melahirkan dan kelompok unmet need, pelayanan
kesehatan reproduksi terpadu, memperkuat fungsi bidan desa, memperkuat sistem
rujukan, dan mengurangi hambatan finansial.2 Setiap ibu hamil sangat berharap untuk
mendapatkan bayi yang sehat dan kehamilan yang tidak bermasalah.
Namun demikian di dunia setiap harinya 1500 ibu dan remaja puteri meninggal
karena masalah kehamilan dan melahirkan (Kemenkes RI, 2010). Melahirkan dibantu
oleh tenaga kesehatan terampil yang berada di fasiltas pelayanan kesehatan,telah
menjadi salah satu upaya dari penanganan agar komplikasi yang terjadi pada ibu
hamil saat bersalin atau melahirkan dapat diatasi dengan baik. Menurut Menteri
Kesehatan dengan bersalin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan ditolong oleh tenaga
Kesehatan akan mempercepat akses ibu dan bayi dalam mencapai penanganan yang
adekuat apabila terjadi komplikasi (Kemenkes RI, 2016). Oleh karena itu, dengan
bersalin di fasilitas kesehatan keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam akses
merujuk apabila ada komplikasi punakan lebih terjamin.

B. Rumusan Masalah
1. Pengetahuan ibu hamil tentang manfaat bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan
berdasarkan karakteristik
2. Budaya ibu hamil tentang manfaat bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan
berdasarkan karakterisitk

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fasilitas pelayanan kesehatan
2. Untuk mengetahui manfaat ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis fasilitas pelayanan kesehatan dan fungsinya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Fasilitas pelayanan kesehatan adalah adalah istilah umum yang merujuk
kepada sarana atau prasarana atau perlengkapan yang diwujudkan dalam bentuk
pelayanan yang diselenggarkan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta
bagi masyarakat dengan tujuan untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan
melalui tindakan preventif, kuratif maupun rehabilitative. Pemberian fasilitas
kesehatan merupakan amanat dari Keputusan Menko No. 71 tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada JKN.

B. Manfaat Melakukan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


1. Pasien mendapatkan pelayanan sesuai standar kesehatan sehingga
mengurangi komplikasi persalinan
2. Jika mendapat masalah dalam persalinan seegera mendapat pertolongan
3. Penggunaan alat dalam menolong persalinan adalah bersih dan steril
4. Mengurangi resiko kematian ibu dan bayi
5. Menambah wawasan ibu-ibu tentang manfaat bersalin di nakes
6. Menambah wawasan ibu-ibu tentang kerugian tidak bersalin di nakes
7. Mencegah terjadinya komplikasi persalinan

C. Jenis-jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan Permenkes No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminan Kesehatan Nasional, fasilitas kesehatan berdasarkan tingkatan Pemberi
Pelayanan Kesehatan (PPK) dibagi menjadi:
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)/PPK tingkat I, yang terdiri dari
puskesmas, praktik dokter/dokter gigi perorangan, klinik pratama atau yang
setara, dan rumah sakit kelas D pratama atau yang setara. Pada umumnya,
fasilitas kesehatan ini memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat non-
spesialistik, mencakup rawat jalan dan rawat inap satu hari/one day care
(khusus untuk puskesmas dengan rawat inap dan rumah sakit kelas D
pratama).
2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL)/PPK tingkat II, yang
terdiri dari dokter spesialis praktek perorangan/bersama dan rumah sakit kelas

2
C/D serta PPK tingkat III, yaitu rumah sakit kelas A/B. Fasilitas kesehatan ini
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistik dan/atau
subspesialistik, yang mencakup pelayanan rawat jalan dan rawat inap
lanjutan/ruang perawatan khusus.
Apabila pemudik hanya ingin sekedar memeriksakan kesehatannya atau bila
gangguan yang dialami tidak bersifat gawat darurat, pemudik dapat
mendatangi FKTP maupun posko kesehatan yang disediakan oleh pemerintah.
Untuk kondisi gawat darurat, seperti korban kecelakaan, patah tulang serius,
serangan jantung/stroke, ataupun cedera kepala dan penurunan kesadaran,
pelayanan kesehatan harus diberikan secepatnya untuk mencegah kematian,
keparahan, dan/atau kecacatan. Pemudik dapat langsung ke FKRTL bila
aksesnya mudah dan cepat. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
memiliki Unit Gawat Darurat (UGD) yang beroperasi 24 jam. Apabila akses
sulit, datangi FKTP/posko kesehatan terdekat untuk penanganan awal. Bila
ditemukan komplikasi dan membutuhkan penanganan lanjutan, baru akan
dirujuk ke FKRTL. Perlu diperhatikan bahwa UGD akan mendahulukan
pelayanan terhadap pasien dengan kondisi yang benar-benar gawat darurat.
Karena itu, apabila kondisi Anda tidak gawat darurat, sebaiknya datangi
FKTP/posko terdekat apabila tidak mau ditunda pelayanannya

3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masih terdapat ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang tentang manfaat
bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan dan masih ada pengaruh dari budaya ibu
hamil untuk melakukan pertolongan persalinan dirumah oleh paraji. Tantangan
terbesar di sektor kesehatan yaitu menurunkan angka kematian ibu dengan target
Millenium Development Goals/MDGs 102 per 100.000 kelahiran hidup. Saat ini
angka kematian ibu di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya
angka kematian ibu terkait dengan rendahnya pemanfaatan layanan persalinan di
fasilitas kesehatan. Faktor karakteristik individuyaitu pendidikan berpengaruh
dalam menentukan tempat bersalin. Konsumen yang memiliki pendidikan yang
rendah lebih cenderung memilih persalinan di non fasilitas kesehatan begitu pun
sebaliknya, sehingga perlunya peningkatan pengetahuan dan pemahaman dari
petugas kesehatan akan manfaat persalinan difasilitas kesehatan. Faktor sosial
yaitu dukungan keluraga pun berpengaruh dalam konsumen menentukan tempat
bersalin, semakin baik dukungan dari keluarga maka kesadaran konsumen akan
kesehatan akan baik pula. Sehingga perlunya pendampingan keluarga pada saat
pemeriksaan kehamilan, hal ini menambah pengetahuan keluarga akan manfaat
persalinan di fasilitas kesehatan.

B. Saran
1. Agar keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas, prakter dokter,
dan rumah sakit) dapat lebih mudah dijangkau dan diketahui keberadaannya
oleh masyarakat, maka perlu dibuat brosur, leaflet, dan sejenisnya untuk
disebarkan kepada masyarakat yang berisi iformasi mengenai jenis pelayanan
yang disediakan, denah atau peta jalan, transportasi yang dapat digunakan dan
profil singkat mengenai fasilitas pelayanan kesehatan yang bersangkutan. Hal
ini dilakukan agar tingkat pengetahuan jenis pelayanan dan aksebilitas
penguna jasa ke fasilitas pelayanan kesehatan bertambah, sehingga akan
berdampak pada peningkatan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut.
2. Sebagai aset yang berfungsi melayani masyarakat (asset service) secara
menyeluruh, terutama terkait dengan upaya preventif (pencegahan) dan curatif
(pengobatan) perlu adanya peningkatan jumlah dan frekuensi seperti
puskesmas keliling dari yang sudah ada ke daerah-daerah tertentu yang

4
letaknya jauh dari puskesmas (termasuk kelurahan yang tidak memiliki
puskesmas). Dengan demikian masalah aksebilitas mencakup letak, jalan,
transportasi dan jarak tidak lagi menjadi persoalan bagi masyarakat yang
rumahnya jauh dari puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dengan kualitas yang sama.
3. Aspek lain yang perlu dilakukan adalah peningkatan strategi berdasarkan
konsep manajemen aset atau fasilitas yang berhubungan dengan penyediaan
sarana atau fasilitas dan kualitas pelayanan dengan metode yang lebih tepat
agar didapatkan hasil analisis, sehingga kinerja fungsi rumah sakit sebagai
pelayanan kesehatan perkotaan dapat lebih ditingkatkan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Abd Nasir, Abdul Muhith, M. E. Ideputri. 2011. Buku Ajar Metodelogi


Penelitian Kesehatan: Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk
Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Departemen Kesehatan RI. 2010. Laporan Nasional Riskesdas Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Rahmanidar. 2012. Hubungan Pendidikan Dengan Pengetahuan


Ibu.Jurnal Ilmiah:Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

https://id.wikipedia.org/wiki/Fasilitas_kesehatan

https://www.scribd.com/doc/316160673/Manfaat-Bersalin-Di-Tenaga-
Kesehatan

https://lifestyle.okezone.com/read/2016/07/04/481/1432420/jenis-dan-
fungsi-fasilitas-kesehatan-jelang-hari-raya

file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/digital_122411-
T%20307.76%202008%20(12)-Analisis%20Pemanfaatan-Kesimpulan-
1.pdf

Anda mungkin juga menyukai