Tahun 1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan
mengambil program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal yang
juga mendorong dia menjadi seorang perawat di karenakan salah satu bibinya
menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam
kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan.
Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dariBenedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan
keperawatan dan program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha ,
Nebraska.
Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University
chatolik of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai
program pendidikan jiwa pertama di Amerika.
Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam
antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau
mencari penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan
tradisional menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang
berbeda-beda.
Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan
membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural
keperawatan.
Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University. Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan,
antara lain :
Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California
State University.
Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar yang terkenal di seluruh dunia,
penulis, pengembang teori, penelitidan pembicara publik. Menjadi professor
dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25 buku dan menerbitkan lebih dari
220 artikel yang sekarang bisa kita lihat sebagai arsip di Wayne State University
digunakan juga sebagai bahan penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah
umum di seluruh dunia dan telah mengembangkan software sendiri untuk
perawat. Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural, perawatan
manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang keperawatan dan
kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan. Magnificent
Achievement.
B. engertian teori Transkultural
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. leininger
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-
nilai
kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa
sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam
penerapan
asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat,
akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak
mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini
dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan
beberapa mengalami disorientasi. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat
ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang
diberikan.
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan
dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara
umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan
bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang
universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu
tempat dengan tempat lainnya.
b. Nilai budaya
c. Perbedaan budaya
c. Etnosentris
diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. adalah persepsi yang
dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik.
e. Etnis
berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras
j. Cultural Care
k. Culturtal imposition
-. manusia,
-. sehat,
-. lingkungan dan
-. Keperawatan.
Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan
untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada
(Geiger and Davidhizar, 1995).
Sehat
Lingkungan
Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai
dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan(Leininger, 1991) adalah :
4.1. pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and
Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada
pada “Sunrise Model” yaitu :
c. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu
kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.
Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh
kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang
dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari dan kebiasaan membersihkan diri.
d. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segalasesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan
dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga
yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
diyakini.
4.3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu
proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu
proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan
tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,
1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural
(Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
-. Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang
proses melahirkan dan perawatan bayi
2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
melaksanakannya.
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
3) Gunakan pihak ketiga bila perlu.
4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang
dapat dipahami oleh klien dan keluarga.
5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan.
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing masing
melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak
percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan
terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan
menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
4.4. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan
klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan,
mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi
dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang
dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya klien.
F. Studi kasus
Seorang dokter muda berumur 28 tahun baru saja melahirkan anak pertamanya,
di kamar perawatan dia ditemani oleh suami dan keluarga termasuk mertuanya.
Karena baru selesai melahirkan, sang dokter tampaknya agak malas untuk
menyusui bayinya saat itu dan ingin tidur sebentar. Melihat hal tersebut ibu
mertuanya berkata tidak baik bagi seorang ibu yang baru melahirkan untuk
bermalas-malasan dan tidak segera menyusui bayinya, menurut ibu mertuanya
nanti akan terbawa malas untuk bekerja di kemudian hari.
Saat yang bersamaan, seorang perawat ada di situ sedang memeriksa keadaan
ibu dan bayi tersebut, dia mengiyakan pendapat dari mertua dokter itu dengan
mengemukakan argumentasinya bahwa kontak pertama ibu dan anak adalah hal
yang sangat baik untuk perkembangan mental bayi nanti; semakin cepat bayi
menyusui akan merangsang produksi ASI ; semakin cepat bergerak akan lebih
cepat ibu mandiri merawat diri dan bayi.
G. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijabarkan pada bab terdahulu tentang penerapan asuhan