Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

Dosen Pembimbing

FATHUL KHAIR, S.Sos, M.Pd

Disusun Oleh:

MUHAMMAD TAUFIK (SNR 20215013)

PROGRAM STUDI S1 REGULER KELAS B KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas
mengenai ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.

Makalah ini dibuat dengan maksimal dari beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik dan saran dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selnjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Pontianak, 14 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Islam.........................................................3
B. Sumber Ajaran Islam..................................................................................9
C. Ruang Lingkup Ajaran Islam...................................................................12
D. Karakteristik Ajaran Islam.......................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................19
B. Saran ....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah jalan hidup yang di turun kan oleh Allah SWT, dzat yang
menciptakan manusia, seluruh alam semsta, dan seluruh kehidupan yang
terdapat di dalamnya. Dia menciptakan manusia, menghidupkan, mematikan,
dan memberikan seluruh saran hidup serta memberikan peunjuk yang
paripurna utuk manusia agar bisa menjalani hidup di alam semesta ini dengan
sebaik baiknya, sesuai dengan bentukan dan sifat-sifat alamiah
kemanusiannya, sehingga manusia dapat meraih kesejahteraan dan
kebahagiaan.
Dalam islam, prinsip utama dalama kehidupan umat manusia adalan allah
SWT merupakan Zat Yang Maha Esa. Ia adalah satu satunya Tuhan dan
Pencipta seluruh alam semesta, sekaligus pemilik, pemguasa serta pemelihara
tunggal hidup dan kehidupan seluruh mahluk yang tiada bandingan dan
tandingan, baik didunia maupun di akhirat. Dia adalah Subbuhun dan
Quddusun, yakni bebas dari segala kekurangan, kesalahan, kelemahan, dan
berbagai ke pincangan lainnya, serta suci dan bersih dalam segala hal.
Sementara itu, manusia merupakan mahluk Allah SWT. Yang di ciptakan
dalam bentuk yang paling baik sesuai dengan hakikat wujud manusia dalam
kehidupan di dunia, yakni melaksanakan tugas kekhalifahan dalam kerangka
pengabdian kepada sang Maha pencipta, Allah SWT. Sebagai
kekhalifahannya di muka bumi, manusia di beri amanah untuk
memberdayakan seisi alam raya dengan sebaik baiknya, demi kesejahteraan
seluruh mahluk.
Islam sebagai the way of life merupakan ajaran yang memberikan
petunjuk, arah dan aturan aturan(syariat) pada semua aspek kehidupan
manusia guna memperoleh kebhagiaan di dunia dan akhirat.

1
2

B. Rumusan masalah
Dari judul maklah yang kami buat akan timbul masalah dan pertanyaan
sebagai berikut
1. Apakah pengertian islam sebagai the way of life
2. Apa tujuan islam
3. Apa fungsi islam
4. Apa sajakah sumber ajaran islam
5. Apa sajakah ruang lingkup
6. Apa sajakah karakteristik ajaran agama islam

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang sudah tertulis di atas, maka kita dapat tuliskan
tujuan dari penulisan makalh sebagai berikut:
1. Agar penulis dan pembaca mengetahui pengertian islam sebagai the way
of life
2. Agar penulis dan pembaca bisa mengetahui apa saja tujuan islam
3. Agar penulis dan pembaca mengetahui apa tujuan dari islam
4. Agar penulis dan pembaca mengetahui apa sumber dari ajaran islam
5. Agar penulis dan pembaca mengetahui apa ruang lingkup
6. Agar penulis dan pembaca mengetahui apa karateristik ajaran agama islam
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Islam


1. Pengertian Islam
ُ – ‫ سلَن َ ْ َسَل ًه أ‬as-
Istilah Islam berasal dari bahasa arab َ ْ‫ي ْس ِل ُن – ا ِ إ‬
silmu, salamun, aslama yang berarti islam, damai, selamat, berserah
diri. Dalam Al-Quran kata Islam tersebar dibeberapa ayat dan suroh
yang masing-masing memiliki makna yang berdekatan, diantarnya:
a. Islam berasal dari kata "as-silmu " yang artinya damai
ْ َ ‫ي ِ ل َ و ْن ُ ي َّسل ِ و َ ُ ُ َّس ِ إ ِ َّس َل و ل َ ْن َّس َ َ َت َ َ َ ْن َ ْن‬
ُ ِ ‫َّسلنلِي ل ِ و ُ َ َ ْن‬
‫“ َ إ‬dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka
condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.” (QS. Al-Anfal:61).
b. Islam berasal dari kata "salamun dan "as-silmu " yang artinya
damai dan selamat.
Uَِّ ‫س ِ ف َ َ ِِّب ح َ ُ َّس ِ ِّب إ ي َ َك ر َ ُ ر ِ ْنف غ َ َت ْن أَس َ ْن َك س َل َ ٌ َي َ َل س‬
‫“ ق‬Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan
kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada
Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS.
Maryam:47).
c. Islam berasal dari kata "aslama " yang artinya menyerahkan
diri (pasrah).
َ ‫ي ِ و َ ر ْن بَت ِ إ ُ َّس َذ و ل َّت َّس و َ ً ف ِ َ ح َ ي ِ و َ ر ْن بَت ِ إ َ ة َّس ل ِ م َ ي‬
ِ ُ‫َ َّ َستب و َ ٌ ن ُْن‬
َ ‫ل أَح ْن ن َ م‬gg‫مل َ ُ َ ِ َّس ل ِ ُ َ ه ْن َ َ لَي ْن أَس ْن ن َّس ِ ِم ً ي ِ د ُ ن َ ْن‬
‫“ َ ًي ِ ل‬Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang
yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).

3
4

Menurut beberapa ahli Terminologi Islam, diantaranya:


a. Menurut Muhammad Bin Abdul Wahab dalam syarah At-
tohawiyah “Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan
mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan
ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para
pelakunya.”
b. Islam adalah ajaran-ajaran ketuhanan yang diturunkan Allah Swt
Kepada Umat manusia melalui Nabi Muhammad saw (Prof.
Harun Nasution)
c. Islam adalah agama perdamaian dengan dua ajaran pokok yaitu
keesaan Allah dan persatuan umat manusia (Maulana Muhammad
Ali)
d. Dalam teks Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah (MKCHM) Islam di definisikan sebagai Agama
Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi
Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya sampai kepada
Nabi penutup Muhammad saw., sebagai hidayah dan rahmat Allah
kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.

2. Tujuan dan Fungsi Islam


Tujuan islam adalah membentuk pribadi yang baik di samping juga
membentuk masyarakat yang ideal yang menitik beratkan
pembentukan moral dan kerohanian sebuah masyarakat dan tidak lupa
turut membangunkan nilai yang baik dan,seterusnya membina
masyarakat yang kukuh dan berwibawa di mata dunia. Selain tujuan
umum seperti di atas, Islam beserta seluruh ajaran yang dibawanya
memiliki tujuan dan fungsi pemeliharaan terhadap 5 (lima) hal/pokok
(kemashlahatan), yaitu:
5

a. Memelihara kemaslahatan agama (Hifzh al-din)


Sebelum kedatangan Islam, secara alamiah manusia
menciptakan dan membudayakan berbagai jenis keyakinan
terhadap tuhan atau kekuatan supranatural yang pada titik
tertentu menciptakan ajaran animisme, dinamisme, politeisme
(penyembahan pada banyak tuhan/dewa), henoteisme, sampai
dengan turunnya para Nabi dan Rosul yang membawa ajaran
monotheisme (Satu tuhan) berdasarkan wahyu dari Allah swt
untuk menyelamatkan manusia dari kesalahan dalam
beraqidah, dan penyembahan (peribadatan) pada tuhan. Islam
datang menyelamatkan dan menjaga manusia dari kesalahan
dalam beragama sekaligus menjaga kerukunan hidup antar
umat beragama, Allah SWT berfirman :

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);


Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan
yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia
Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang
tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 256).
b. Memelihara jiwa (Hifzh al-nafsi)
Hifdzh An-nafsi artinya menjaga dan mempertahankan jiwa.
Setiap manusia diberi kebebasan dan diberi hak untuk
melindungi diri dari berbagai macam bentuk usaha-usaha
yang dapat melukai dirinya maupun orang yang menjadi
tanggunganya (istri, anak, budak dan yang menjadi
6

tanggunganya). Untuk itu dalam Islam dibuat aturan seperti


Ash-shiyal (melindungi diri dari ancaman orang yang akan
melukai atau membunuh meskipun dengan cara membunuh
orang itu). Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu


qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh;
orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan
hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang
mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang
mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang
memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian
itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu
rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
Maka baginya siksa yang sangat pedih ( QS Al-Baqarah [2]:
178)”
c. Memelihara Akal (Hifzh Al-‘Aql)
Akal adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia
dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengan
akal, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat
mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang
dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan
sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati. Contoh
seperti khamr (diharamkan karena menyebabkan
mabuk/hilangya kerawasan akal bagi siapapun yang
menkonsumsinya, Allah SWT berfirman :
7

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.


Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa
yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari
keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir,”(QS Al-Baqarah [2]: 219)
d. Memelihara keturunan dan kehormatan (Hifzh al-nashli)
Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah memiliki
naluri berkembang biak dan ketertarikan dengan lewan jenis.
Jika tumbuhan dan hewan yang tidak memiliki akal serta
kehendak bebas, dapat bertindak bebas sesuai dengan insting
dan hawa nafsunya untuk berkembang biak tanpa ada
keterkaitan dengan urusan nasab, warisan, serta kewajiban
dan tanggung jawab rumah tangga, tentu tidak demikian
dengan manusia yang memiliki akal, tanggung jawab moral
serta nasab yang mempengaruhi hak waris. Islam datang
dengan tuntunan berkembang biak dan menuniakan hasrat
seksual dari Allah yang diatur dalam syariat pernikahan serta
larangan berzina. Allah SWT berfirman :

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu


adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang
buruk”. (QS. Al-Isra‟:32)
8

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik,


sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang
mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-
orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih
baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya (perintahperintah-Nya) kepada manusia supaya
mereka mengambil pelajaran”. (QS AlBaqarah [2]: 221)
e. Memelihara harta benda (Hifzh al-mal)
Hifzh Al-mal artinya melindungi dan menjaga harta kekayaan
dari ulah jahil pihak lain. seperti kepemilikan harta manusia
dengan memberikan ancaman hukuman yang sangat berat
berupa hukum potong tangan bagi para pelaku pencurian,
koruptor,begal dan pelaku kejahatan sejenis. Allah SWT
berfirman :

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,


potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa
yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS AlMaidah
[5]: 38)
9

B. Sumber ajaran Islam


Pada umumnya, ulama mengajarkan bahwa sumber agama Islam ada
empat, yaitu Qur`an, Sunnah, `Ijma‟ (kesepakatan pendapat di antara
jama‟ah muslimin) dan Qiyas (penggunaan akal). Qur`an dan sunnah (atau
hadits) disebut al-Adillah al-Qoth‟iyyah, dalil yang mutlak benar. Sedang
`ijma‟ dan qiyas disebut al-Adillah al-Ijtihadiyyah, dalil yang diperoleh
dengan jalan ijtihad.
1. Al-Quran
Pengertian Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan. Makna tersebut
misalnya terdapat dalam Al-quran surat Al-Qiyamah (75) ayat 18,
Allah SWT berfirman:

Secara istilah Syekh ali As-Shobui mendefinisikan Al-Quran sebagai


berikut :

Dalam definisi tersebut, Syekh Ali As-Shobuni mengungkapkan unsur-


unsur Al-Qur’an adalah wahyu terahir, mu‟jizat, dan membacanya
merupakan ibadah, dan diriwayatkan secara mutawattir dari Nabi Saw.
Sedangkan menurut terminologi, Al-Qur’an Al-Qur’an adalah Kalam
Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw., ditulis dalam Mushaf, diriwayatkan secara
mutawatir dan membacanya adalah ibadah. Fungsi alqur‘an adalah
10

petunjuk bagi manusia, sumber pokok dari ajaran agama islam,


peringatan dan pelajaran bagi manusia.
2. As-sunnah dan al hadist
As-Sunnah berasal dari kata kerja Sanna-Yasunnu (“berjalan”,
“menjelaskan”atau“menetapkan”) yang berarti as-Sirah,
“prikehidupan” atau “perilaku”, ath-Thariqah; “jalan”, “cara”, dan
metode” dan asy-Syari‟ah; “syari‟at”, “peraturan” dan “hukum”.
Adapun kata hadits jamaknya `al-hadits makna aslinya adalah
“ucapan”, “perkataan” dan “pembicaraan”. Sunnah atau hadits adalah
sumber syari‟at Islam yang nomor dua, dan tidak disangikan lagi
dalam keyakinan umat Islam menduduki tempat kedua setelah Qur`an
Suci. Hal itu karena pertama, sebagaimana yang diperintahkan dalam
surat an-Nisa` [4]: 59:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul


(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Sedangkan secara terminologis, ada beberapa pengertian sunnah.
adalah pekerjaan (fi‟il), ketetapan (taqrir), sifat atau tingkah laku Nabi
baik sebelum maupun sesudahnya, jadi Sunnah berarti perbuatan Nabi
SAW, sedangkan Hadits merupakan sabdanya.
3. Ijtihad
Kata ijtihad berasal dari akar kata jahada yang artinya “berusaha
keras” atau “berusaha sekuat tenaga” . kata ijtihad yang secara harfiah
mempunyai makna yang sama, secara teknis diterapkan bagi seorang
ahli hukum yang dengan kemampuan akalnya berusaha keras untuk
11

menentukan pendapat di lapangan hukum mengenai hal yang pelik dan


meragukan. Secara sederhana pengertian ijtihad adalah:
a. Pengerahan daya nalar secara maksimal.
b. Oleh seorang Faqih (Mujtahid yang telah memenuhi segala
persaratan),
c. Produkknya adalah dugaan kuat tentang hukum syari‟ah yang
bersifat amaliah.
d. Usaha ijtihad melalui istinbat.
Penghargaan terhadap Akal dan Anjuran berijtihad Qur’an mengakui
bahwa wahyu sebagai sumber ilmu itu lebih tinggi dari pada akal,
tetapi disamping itu Qur`an juga mengakui bahwa kebenaran ajaran
yang ditetapkan oleh wahyu dapat dipertimbangkan oleh akal. Oleh
karena itu al-Qur`an berseru berulang kali agar manusia mau
menggunakan akalnya, dan memuji orang yang menggunakan akalnya
Seperti yang tersirat dalam beberapa ayat serupa berikut ini :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
bediri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka” (QS. Alu Imron
[3]: 190-191)
12

C. Ruang lingkup ajaran Islam


Sebagai agama wahyu terakhir, agama islam merupakan satu sistem
akidah dan syari’ah serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan
manusia dalam berbagai hubungan. Agama tidak hanya mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat termasuk dengan
diri manusia itu sendiri tetapi juga dengan alam sekitarnya. ruang lingkup
ajaran islam dibagi meenjadi tiga yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan,
Hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam.
1. hubungan manusia dengan Tuhan
Hubungan manusia dengan Tuhan (ibadah), dibagi menjadi dua
pengertian yaitu:
a. Ibadah dalam arti khas (terbatas): peraturan peraturan yang
mengatur hubungan angsung antara hamba dengan tuhannya, yang
tata cara dan upacaranya telah diatur secara terperinci dalam Al-
Qur’an dan Sunnah Rosul. Ibadah dalam arti khas terdiri atas:
- Rukun islam
- Ibadah lainnya dan ibadah yang berhubungan dengan rukun
islam, seperti ibadah bersifat fisik. Contohnya bersuci yang
meliputi berwudhu, mandi, tayammum. Ibadah bersifat mali
(harta). Seperti Qurban, Aqiqah, Waqof, Hibbah, dan lain-lain.
b. Ibadah dalam arti luas: segala amal perbuatan yang titik tolaknya
ikhlas, titik tujuannya ridho Allah, garis amalnya amal sholeh.
Ibadah dalam arti luas meliputi ibadah dalam arti khas dan amal-
amal ibadah lainnya. Ibadah dalam arti khas merupakan titik pusat
dari ibadah dalam arti luas
Dalil yang menerangkan tentang hubungan manusia dengan
Tuhan sebagai berikut:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka menyembah-Ku.”(az-zariyat:56)
13

Dengan adanya dalil maka sudah jelas bahwa Allah menciptakan


manusia dan juga jin untuk beribadah hanya kepada Allah.
2. Hubungan manusia dengan manusia
a. Transaksi kebendaan atau mu’amalah, yaitu peraturan yang
mengatur hubungan antara satu orang dengan orang lainnya.
Dalam hal tukar-menukar harta, contohnya dagang, simpanan,
penemuan, pengupahan, pungutan, wasiat, jizyah, pesanan da lain-
lain.
b. Hubungan kekeluargaan atau masyarakat(munakahat), yaitu
peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain
dalam hubungan berkeluarga. Contohnya perkawinan, perceraian,
pengaturan nafkah, mas kawin, meminang, pemeliharaan anak dan
lain-lain.
c. Hubungan kemasyarakatan (siyasah), yaitu peraturan yang
menyangkut masalah-masalah kemsyarakatan (politik). Contohnya
persaudaraan, musyawarah, keadilan, tolong-menolong, kebebasan,
toleransi, pemerintahan dan sebagainya.Kaitan dengan kepidanaan
(jinayat), yaitu perauran yang menyangkut pidana. Contohnya
Qisas, diat, kifarat, pembunuhan, murtad, minuman keras, zina,
kesaksian dan lain sebagainya
Dalil yang menerangkan tentang hubungan manusia dengan
manusia sebagai berikut:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
14

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(al-


hujurat:13)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa terjalinnya hubungan satu sama
lain di antara sesama manusia merupakan suatu ketetapan dari
Allah, dan hubungan ini berawal dari berbeda-bedanya ciptaan
manusia. Sengaja diciptakan Allah berbeda-beda, laki-laki,
perempuan, bersuku suku, dan berbangsa-bangsa supaya mereka
saling mengenal. Hal ini untuk saling mengisi sehingga terciptakan
manusia terbaik.
3. hubungan manusia dengan alam
Hubungan manusia dengan alam, yaitu Allah menjadikan manusia
sebagai kholifah artinya penguasa alam, manusia perlu mengeksploitir
alam ini agar dapat bermanfaat bagi manusia sendiri. Alam yang
dimaksud adalah alam yang universal yang meliputi tumbuhan, tanah,
laut, air, angin, angkasa dan lain sebagainya. Semua hal yang berkaitan
dengan alam telah diatur garis-garis besarnya oleh agama islam.
Namun, hanya sebagian besar kaum muslimin tidak atau belum
mengetahui karena kekurangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Dalil yang menerangkan tentang hubungan manusia dengan alam
sebagai berikut:

" Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu
Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya,
kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat
dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".
(Hud:61)
15

" Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah


(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
"( Al-A'raf:56)
Dengan demikan dapat dipahami bahwa dasar-dasar dalam
melestarikan lingkungan dan memanfaatkan alam secara bijak untuk
kepentingan umat manusia telah digariskan oleh Islam sejak lima belas
abad yang lalu. Agama telah memberi motivasi kepada manusia untuk
mewujudkan kedua hubungan itu dengan sebaik-baiknya.

D. Karakteristik ajaran Islam


Dari berbagai sumber tentang Islam yang ditulis para tokoh, dapat
diketahui bahwa Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat
dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang, seperti bidang
agama, mu‟amalah (kemanusiaan) yang di dalamnya termasuk masalah
pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik,
kehidupan, lingkungan hidup, Kesehatan, pekerjaan, serta Islam sebagai
sebuah disiplin ilmu. Konsep ajaran Islam dalam berbagai bidang yang
menjadi karakteristik ajaran Islam itu dapat dikemukakan, 10 sebagai
berikut:
1. Bidang Agama
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama adalah mengakui
adanya pluralisme sebagai sesuatu kenyataan, mengakui adanya
universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari
akhir, menyuruh berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan.
2. Bidang Ibadah
Secara harfiah karakteristik ajaran Islam dalam bidang Ibadah berarti
bakti manusia kepada Allah SWT.
16

3. Bidang Akidah
dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai
Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua
kalimat syahadat, yaitu menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan
bahwa Nabi Muhammad sebagai utusanNya; perbuatan dengan amal
saleh. Artinya, orang yang beriman tidak ada rasa dalam hati, atau
ucapan di mulut dan perbuatan melainkan secara keseluruhan
menggambarkan iman kepada Allah
4. Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran Islam dalam ilmu dan kebudayaan bersikap
terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Dari satu segi Islam terbuka
dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi
bersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni tidak bergitu saja
menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan
kebudayaan yang sejalan dengan ajaran Islam sendiri. Dalam konteks
historis Islam di bidang ilmu dan kebudayaan menjadi mata rantai
yang penting dalam peradaban dunia.
5. Bidang Pendidikan
Senada dengan bidang ilmu pentahuan dan kebudayaan di atas, Islam
juga memiliki ajaran yang khas di bidang pendidikan. Islam
memandang pendidikan adalah hak bagi tetiap orang (education for
all), laki-laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long
life education). Dalam bidang pendidikan, Islam memiliki rumusan
yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana, dan
lain sebagainya. Di dalam alQur‟an terdapat berbagai metode
pendidikan, seperti; metode caramah, tanya-jawab, diskusi,
demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, hukuman, nasihat, dan
lain-lain.
6. Bidang Sosial
Karakteristik ajaran Islam di bidang sosial, bahwa Islam mengajarkan
setiap manusia untuk hidup damai dan sejahtera. Lebih khususnya, di
17

bidang ini Islam menjunjung tinggi tolongmenolong, saling


menghargai tentang hak dan kewajiban, kesetiakawaan, egaliter
(kesamaan derajat), tenggang rasa, dan kebersamaan. Atas dasar
ukuran ini, maka dalam Islam semua orang memiliki kesempatan yang
sama. Mobilitas vertikal dalam arti yang sesungguhnya ada dalam
Islam, sementara sistem kelas yang menghabat mobilitas sosial
tersebut tidak diakui keberadaannya.
7. Bidang Kesehatan
Ciri khas ajaran Islam selanjutnya dapat dilihat dalam konsepnya
mengenai kesehatan. Untuk menuju hal tersebut, Islam menekankan
segi kebersihan lahir dan batin. Sementara itu Islam memandang
kebersihan lahir-batin (jiwa) dalam istilah nafs, akhlak, dan irfan. 16
Artinya, kebersihan jiwa manusia dapat mengambil bentuk kebersihan
tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakain, makanan, minuman,
dan lain-lain.
8. Bidang Politik
Islam tidak menetapkan bentuk pemerintahan tertentu, oleh karena
setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk negaranya masing-masing
sesuai seleranya. Namun, yang terpenting bentuk pemerintahan
tersebut harus digunakan sebagai alat untuk menegakkan keadilan,
kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan ketentraman
masyarakat
9. Bidang Pekerjaan
Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Atas dasar ini, maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang
bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah SWT., dan kerja
yang bermanfaat bagi orang lain. Islam memandang kerja yang
dilakukan adalah kerja profesional, yaitu kerja yang didukung ilmu
pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan seterusnya.
18

10. Bidang Disiplin Ilmu


Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu
keislaman. Karakteristik ajaran Islam di bidang disiplin ilmu ini, Islam
memandang berbagai disiplin ilmu seperti ilmu al-Qur‟an (tafsir),
hadis (ilmu hadis), ilmu kalam, filsafat, tasawuf, hukum Islam (fiqh),
sejarah dan kbudayaan Islam, serta pendidikan Islam. Mengenai
karakteristik ajaran Islam yang secara dominan ditandai oleh
pendekatan normatif, historis, dan filosofis tersebut terlihat bahwa
Islam memiliki ciri-ciri yang secara keseluruhan amat ideal.
19

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya,
sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa.
dengan satu sistem akidah dan syari’ah serta akhlak yang mengatur hidup
yang berhubungan dengan karakteristik ajaran islam untuk kehidupan
manusia dalam berbagai hubungan, dengan fungsi dan tujuan menjamin
kesejahteraan hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi yang
bersumber dari al-qur’an dan hadits.

B. Saran
Islam sebagai the way of life merupakan ajaran yang memberikan
petunjuk, arah dan aturan-aturan (syariat) pada semua aspek kehidupan
manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat, oleh karena
itu kita harus mempelajari islam, lalu dari mana belajar tentang islam
yaitu dari Al-Qur’an. Al-Qur-an adalah sumber pokok dari islam, yang
berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia, sumber pokok dari ajaran agama
islam, peringatan dan pelajaran bagi manusia. Islam juga mengatur hidup
dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan untuk memperoleh
hubungan baik antara tuhan, manusia dan alam. Islam juga memiliki ajaran
dengan karakteristik dari berbagai bidang kehidupan untuk memperoleh
kebahagian di dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

Ade Rahman. 2019. Islam Sebagai The Way Of Life.


Https://Www.Academia.Edu/40461491/Makalah_Islam_Sebagai_The_Way_Of_Life_Dosen_
Pembimbing (Diakses 14 September 2020)

Anugrah Arifin. 2006. Islam Sebagai The Way Of Life.


Https://Www.Academia.Edu/38215599/Islam_Sebagai_Way_Of_Life_Pdf (Diakses 14
September 2020)

Diyah Ayuk Dkk.2015 . Ruang Lingkup Islam.


Http://Diyahayuk10.Blogspot.Com/2016/05/Makalah-Pendidikan-Agama-Islam-
Ruang.Html. (Diakses 14 September 2020)

Dodi Setiadi. 2010. Lima Pilar Syari'at Islam.


Http://Dodi17setiadi.Blogspot.Com/2010/07/Lima-Pilar-Syariat-Islam.Html .
(Diakses 14 September 2020)

Nasrullah. 2015. Karakteristik Ajaran Islam: Perspektif Unity And Diversity Of


Religion. Https://E-
Journal.Stisbima.Ac.Id/Index.Php/Ittihad/Article/Download/1/1 . (Diakses 14
September 2020)

Yusron. 2019. Pengertian Al-Qur’an. Https://Belajargiat.Id/Quran/. (Diakses 14


September 2020)

20

Anda mungkin juga menyukai