Anda di halaman 1dari 16

ESENSI DAN URGENSI KETAHANAN NASIONAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Nanang Qosim, S.Pd.I.,M.Pd

Oleh:
Kelompok 9
Zalfaanisa Maryani NPM. P1337431222005
Renaldi Zuhat Putra P NPM. P1337431222016
Idah Fitria NPM. P1337431222027
Syafina Aulia K NPM. P1337431222044

KELAS REGULER
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Nanang Qosim,
S.Pd.I.,M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 15 September 2022

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ketahanan Nasional ………………………………………... 6
2.2 Perkembangan Ketahanan Nasional …………..……………………....... 7
2.3 Unsur Ketahanan Nasional……………………………………………… 11
2.4 Bela Negara……………………………………………………………... 12
2.4.1 Definisi Bela Negara………………………………………………... 12
2.4.2 Bentuk Perwujudan Bela Negara…………………………………… 13
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 14
3.2 Saran……………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdirinya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh para pejuang seluruh
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah lama menjadi incaran banyak bangsa dan
bangsa lain karena potensinya yang sangat besar dilihat dari hamparan tanahnya yang
luas dan kaya akan alam, juga berasal dari dalam. Mereka mengorbankan harta,
waktu dan nyawa untuk kemerdekaan Indonesia. Sejak kemerdekaan negara
Indonesia, Indonesia belum lepas dari rasa tidak aman dan ancaman yang
membahayakan bangsa Indonesia. Namun demikian, selama ini bangsa Indonesia
tetap mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya serta menegaskan
kewenangan pemerintah. Indonesia harus mampu mempertahankan kesatuan dan
kedaulatan nasional dan pemerintahannya dari ancaman-ancaman tersebut. Bangsa
Indonesia harus mampu memperkuat ketahanan nasional dalam kehidupan berbangsa
Indonesia.
Ketahanan nasional dapat dibangun ketika seluruh elemen masyarakat
Indonesia turut serta menjaga ketahanan dalam dimensi politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan. Kerjasama pemerintah-rakyat untuk membangun
ketahanan nasional akan memperkuat ketahanan bangsa Indonesia. Ketahanan
nasional meliputi seluruh aspek kehidupan bangsa yang terpadu, mengembangkan
kekuatan nasional, dan merupakan kemampuan untuk mencapai dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik eksternal maupun internal. .
Identitas, integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan bangsa Indonesia, serta
perjuangan untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.

4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Apa pengertian dari ketahanan nasional?
b. Bagaimana perkembangan yang terjadi terhadap ketahanan nasional?
c. Apa sajakah unsur-unsur terkait ketahanan nasional?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang pengertian terhadap ketahanan nasional
b. Untuk memahami tentang perkembangan terkait awal munculnya ketahanan
nasional hingga sekarang
c. Untuk mengetahui unsur-unsur yang mencangkup ketahanan nasional
d. Untuk memahami tentang bela

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketahanan Nasional


Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ; tahan menderita, tabah kuat, dapat
menguasai diri, tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti berbicara tentang peri hal
kuat, keteguhan hati, atau ketabahan. Jadi Ketahanan Nasional adalah peri hal kuat,
teguh, dalam rangka kesadaran, sedang pengertian nasional adalah penduduk yang
tinggal disuatu wilayah dan berdaulat. Dengan demikian istilah ketahanan nasional
adalah peri hal keteguhan hati untuk memperjuangkan kepentingan
nasional.Pengertian Ketahanan Nasional dalam bahasa Inggris yang mendekati
pengertian aslinya adalah national resilience yang mengandung pengertian dinamis,
dibandingkan pengertian resistence dan endurence.
Ketahanan Nasional Indonesia merupakan situasi dinamis bangsa Indonesia
yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang sudah terintegrasi, yaitu
kesatuan yang menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu negara, baik dari unsur
sosial ataupun alamiah, entah itu bersifat potensial ataupun fungsional.

Pengertian ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis dari suatu bangsa
yang berisi ketangguhan nasional dan keuletan dalam menghadapi dan juga
mengatasi segala macam tantangan dan juga ancaman, gangguan serta hambatan baik
yang berasal dari luar ataupun dari dalam negeri.

Dimana hal itu terjadi secara langsung ataupun tidak langsung, pasti akan
membahayakan integritas, kelangsungan hidup suatu bangsa, identitas, dan lain
sebagainya.

6
Keadaan atau kondisi selalu berkembang dan keadaan berubah-ubah, oleh
karena itu ketahanan nasional harus dikembangkan dan dibina agar memandai sesuai
dengan perkembangan jaman. Jika kita mengkaji Ketahanan nsional secara luas kita
akan mendapatkan tiga “wajah” Ketahanan Nasional, walaupun ada persamaan tetapi
ada perbedaan satu sama lain:

a. Ketahanan Nasional sebagai kondisi dinamis mengacu keadaan “nyata riil”


yang ada dalam masyarakat, dapat diamati dengan pancaindra manusia.
Sebagai kondisi dinamis maka yang menjadi perhatian adalah ATHG disatu
pihak dan adanya keuletan, ketangguhan, untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam mengatasi ancaman.

b. Ketahanan nasional sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan negara


diperlukan penataan hubungan antara aspek kesejahteraan
(IPOLEKSOSBUD) dan keamanan (Hankam). Dalam konsepsi pengaturan
ini dirumuskan ciri-ciri dan sifat-sifat ketahanan nasional, serta tujuan
ketahanan nasional.

c. Ketahanan Nasional sebagai metode berfikir, ini berarti suatu pendekatan


khas yang membedakan dengan metode berfikir lainnya. Dalam ilmu
pengetahuan dikenal dengan metode induktif dan deduktif, hal ini juga dalam
ketahanan nasional, dengan suatu tambahan yaitu bahwa seluruh gatra
dipandang sebagai satu kesatuan utuh menyeluruh.

2.2 Perkembangan Ketahanan Nasional


Istilah ketahanan nasional dalam bahasa Inggris bisa disebut sebagai national
resillience. Dalam terminologi Barat, terminologi yang kurang lebih semakna dengan
ketahanan nasional, dikenal dengan istilah national power (kekuatan nasional).

7
Sebagai konsepsi yang khas Indonesia, gagasan tentang ketahanan nasional muncul di
awal tahun 1960-an sehubungan dengan adanya ancaman yang dihadapi bangsa
Indonesia, yakni meluasnya pengaruh komunisme dari Uni Sovyet dan Cina.
Pengaruh mereka terus menjalar sampai ke kawasan Indo Cina, sehingga satu persatu
Negara di kawasan Indo Cina, seperti Laos, Vietnam dan Kamboja menjadi Negara
komunis. Tahun 1960-an gerakan komunis semakin masuk ke wilayah Philipina,
Malaysia, Singapura dan Thailand. Di tahun 1965 komunis Indonesia bahkan berhasil
mengadakan pemberontakan (Gerakan 30 September 1965) yang akhirnya dapat
diatasi. Menyadari akan hal tersebut, maka gagasan tentang masalah kekuatan dan
unsur-unsur apa saja yang ada dalam diri bangsa Indonesia serta apa yang seharusnya
dimiliki agar kelangsungan hidup bangsa Indonesia terjamin di masa-masa
mendatang terus menguat.

Pada tahun 1968 pemikiran tersebut dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga


Pertahanan Nasional). Kesiapan menghadapi tantangan dan ancaman itu harus
diwujudkan dalam bentuk ketahanan bangsa yang dimanifestasikan dalam bentuk
perisai (tameng) yang terdiri dari unsurunsur ideologi, ekonomi, sosial budaya dan
militer. Tameng yang dimaksud adalah sublimasi dari konsep kekuatan dari SSKAD.
Pada tahun 1969 lahir istilah Ketahanan Nasional, yang dirumuskan sebagai :
“Keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional yang ditujukan untuk menghadapi segala
ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia”.
Konsepsi ketahanan bangsa untuk konteks Indonesia dikenal dengan nama Ketahanan
Nasional yang dikembangkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) pada
tahun 1970-an. Pada tahun 1972 diperluas menjadi hakekat ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan (ATHG). Saat itu konsepsi Ketahanan Nasional diperbaharui
dan diartikan sebagai : “Kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang 154 mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan

8
dan gangguan baik yang datang luar maupun dari dalam, yang langsung maupun
tidak langsung yang membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasional”.

Menurut konsepsi tahun 1968 dan 1969 ketahanan nasional adalah keuletan
dan daya tahan, sedang pada konsepsi 1972 ketahanan nasional merupakan suatu
kondisi dinamik yang berisi keuletan dan ketangguhan. Jika pada dua konsepsi
sebelumnya dikenal istilah IPOLEKSOM (Panca Gatra), dalam konsepsi tahun 1972
diperluas dan disempurnakan berdasar asas Asta Gatra. Pada tahun-tahun selanjutnya
konsepsi ketahanan nasional dimasukkan ke dalam Garis Besar Haluan Negara
(GBHN), yakni mulai GBHN 1973 sampai dengan GBHN 1998.

Pada tanggal 2 Februari 1994, terjadi perubahan kedudukan (reposisi),


Lemhannas yang diserahterimakan dari Mabes ABRI kepada Departemen Hankam,
dengan demikian dimulai lagi periode baru yakni Lemhannas berada di bawah
Menhankam dan Gubernur Lemhannas bertanggungjawab kepada Menhankam.

Bersamaan dengan itu kepanjangan ”Lembaga Pertahanan Nasional” diubah


menjadi “Lembaga Ketahanan Nasional” dengan singkatan tetap Lemhannas, hanya 
kata “Pertahanan” diganti menjadi “Ketahanan”.  Hal itu juga diperkukuh dengan
Keppres RI nomor 4 tahun 1994 tentang Lembaga Ketahanan Nasional. Perubahan ini
sama sekali tidak mengubah tugas pokok dan fungsi Lemhannas. Perubahan
dimaksudkan agar Lemhannas lebih meningkatkan lagi peran dan fungsinya dalam
menyelenggarakan tugas pokok yang diembannya.

Pada Maret 2001, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan pernyataan


berkaitan dengan Lemhannas berdasarkan Keputusan Presiden nomor 42 tahun 2001,
tentang perubahan atas Keputusan Presiden nomor 166 tahun 2000 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Presiden nomor 16 tahun 2001, menyatakan secara tegas
9
tentang tugas Lemhannas. Dengan keluarnya keputusan ini, Lemhannas dikeluarkan
dari struktur organisasi Dephan dan harus melakukan restrukturisasi organisasi
sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND).

Perubahan yang terjadi dalam restrukturisasi kali ini cukup signifikan, karena
telah dirumuskan visi dan misi baru menuju terbentuknya lembaga yang sekelas
dengan lembaga-lembaga sejenis lainnya di luar negeri. Perubahan juga terjadi dalam
tugas dan fungsi yang bertambah, yaitu fungsi pemantapan nilai-nilai kebangsaan dan
fungsi kerjasama yang diperluas jangkauannya. Dibentuk pula Dewan Pengarah
sebagai “Policy Making Body” untuk membantu Gubernur dalam mengendalikan
kegiatan operasional Lemhannas, sedangkan Gubernur Lemhannas mendapatkan
kedudukan dan perlakuan setingkat menteri berdasarkan Perpres Nomor 67 Tahun
2006.

Revitalisasi dan restrukturisasi kelembagaan direalisasikan melalui Peraturan


Gubernur Lemhannas RI nomor 01 tahun 2006 tentang Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia. Hal ini
untuk menjawab keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menegaskan
Lemhannas RI harus dapat menjadi Lembaga Kelas Dunia (World Class Institution)

Pada  2010, kegiatan  pendidikan dan hasil kajian Lemhannas RI ditargetkan 


menjadi rujukan nasional, kemudian pada 2015, menjadi rujukan regional ASEAN
dan selanjutnya, pada 2020  menjadi rujukan regional Asia Pasifik, sedangkan  2025
merupakan langkah panjang menuju pencapaian akhir yakni menjadi rujukan dunia,
sehingga diperlukan langkah strategis dan kerja keras segenap jajaran  Lemhannas RI.
Untuk itu Lemhannas RI melakukan 11 Prinsip Pembaharuan, Revitalisasi dan
Restrukturisasi Organisasi, Reformasi Birokrasi, Strengthening the Capacity
Building, dan Lemhannas Social Network.

Pada 15 April 2016, Presiden RI Joko Widodo resmi melantik Letjen TNI


(Purn) Agus Widjojo sebagai Gubernur Lemhannas. Sesuai dengan arahan Presiden
10
RI, kehadiran Lemhannas diharapkan tidak hanya dirasakan di dalam ruang-ruang
kelas, tetapi juga seluruh kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia (harus lebih
sering menyentuh kepada kegiatan masyarakat, bisa dirasakan langsung oleh
masyarakat) pada seluruh wilayah. Selain itu, Lemhannas juga diharapkan dapat
menangani hal-hal yang bersifat mendesak, untuk membantu kebijakan yang diambil
pemerintah.

Menyikapi hal tersebut dan menghadapi tuntutan serta perkembangan lingkungan


strategis perlu dilakukan penyempurnaan dan revitalisasi organisasi agar
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi tugas dan fungsinya yang akhirnya
tertuang dalam Perpres Nomor 98 tahun 2016 tentang Lembaga Ketahanan Nasional
Republik Indonesia tanggal 30 November 2016. Turunan dari Perpres tersebut,
berupa Peraturan Gubernur Lemhannas RI Nomor 12 Tahun 2017 tentang Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Ketahanan Nasional Republik
Indonesia tanggal 20 Desember 2017.

2.3 Unsur-Unsur Ketahanan Nasional


a. Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang
berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung
kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan
nasional dan kemampuan menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
b. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang
berlandaskan demokrasi politik berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945 yang mengandung kemampuan memelihara sistem politik yang
sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang
bebas dan aktif.
c. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang
berlandaskan demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan
11
dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional
dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil
dan merata.
d. Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang
dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya
manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan
sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi seimbang serta
kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan
kebudayaan nasional.
e. Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang
dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

2.4 Bela Negara

2.4.1 Definisi Bela Negara


Bela negara merupakan bentuk kesadaran seorang warga negara dalam
wujud baktinya terhadap negara dengan cara melindungi segenap bangsa
Indonesia. Berdasarkan UU bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara, bela negara didefinisikan sebagai sikap dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 45 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Upaya bela negara juga dapat dikatakan sebagai hak serta kewajiban
yang dapat dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini termuat dalam

12
pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, "Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”

2.4.2 Bentuk Perwujudan Bela Negara


Bela negara dapat diwujudkan oleh seorang warga negara sesuai dengan
kemampuan dan profesinya masing-masing. Berikut beberapa perwujudan bela
negara sebagai seorang mahasiswa :
a) Menolak untuk terlibat dalam suatu gerakan radikalisme,
b) Mengantisipasi kemungkinan konflik antar mahasiswa,
c) Menjauhi dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan ikut mengedukasi
masyarakat sekitar tentang dampak narkoba,
d) Mengimplentasikan toleransi dalam kehidupan sehari-hari,
e) Menghargai hak dan kewajiban warga negara lainnya,
Menolak adanya praktik korupsi di lingkungan kampus

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketahanan Nasional adalah peri hal kuat, teguh, dalam rangka kesadaran,
sedang pengertian nasional adalah penduduk yang tinggal disuatu wilayah dan
berdaulat. Pengertian ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis dari suatu
bangsa yang berisi ketangguhan nasional dan keuletan dalam menghadapi dan juga
mengatasi segala macam tantangan dan juga ancaman, gangguan serta hambatan baik
yang berasal dari luar ataupun dari dalam negeri.
Istilah ketahanan nasional dalam bahasa Inggris bisa disebut sebagai national
resillience. Dalam terminologi Barat, terminologi yang kurang lebih semakna dengan
ketahanan nasional, dikenal dengan istilah national power (kekuatan nasional).
Sebagai konsepsi yang khas Indonesia, gagasan tentang ketahanan nasional muncul di
awal tahun 1960-an sehubungan dengan adanya ancaman yang dihadapi bangsa
Indonesia, yakni meluasnya pengaruh komunisme dari Uni Sovyet dan Cina. Unsur
yang ada pada Ketahanan Nasional adalah Ketahanan Ideologi, Ketahanan Politik,
Ketahanan Ekonomi, Ketahanan Sosial Budaya, dan Ketahanan Pertahanan
Keamanan.
Bela negara merupakan bentuk kesadaran seorang warga negara dalam wujud
baktinya terhadap negara dengan cara melindungi segenap bangsa Indonesia.
Berdasarkan UU bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, bela negara didefinisikan sebagai sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 45 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara
juga dapat dikatakan sebagai hak serta kewajiban yang dapat dilakukan oleh setiap
warga negara Indonesia.

14
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Masyarakat
a. Sebaiknya masyarakat dapat memahami makna ketahanan nasional
sehingga dapat mengatasi segala macam tantangan dan juga ancaman,
gangguan serta hambatan baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam
negeri.
b. Sebaiknya masyarakat dapat memahami unsur-unsur dalam ketahanan
nasional agar dapat menciptakan negara yang kuat dan satu
c. Sebaiknya masyarakat dapat menerapkan kandungan pada pasal 27 ayat 3
UUD 1945 tentang bela negara dengan cara Menolak untuk terlibat dalam
suatu gerakan radikalisme, menjunjung tinggi harkat dan martabat negara
Indonesia serta saling menghormati hak dan kewajiban sesama
warganegara
3.2.2 Bagi Mahasiswa
a. Sebaiknya mahasiswa sebagai penerus bangsa dapat memahami makna
dari ketahanan nasional, sehingga dapat mengatasi segala macam
tantangan dan juga ancaman, gangguan serta hambatan baik yang berasal
dari luar ataupun dari dalam negeri khususnya di era globalisasi yang
semakin besar.
b. Sebaiknya mahasiswa dapat memahami unsur-unsur dalam ketahanan
nasional dan ikut berperan dalam menciptakan negara yang kuat dan
sejahtera.
c. Sebaiknya mahasiswa dapat menerapkan kandungan pada pasal 27 ayat 3
UUD 1945 tentang bela negara sebagai generasi muda yang cakap dalam
pemahaman pentingnya bela negara dengan cara Menolak untuk terlibat
dalam suatu gerakan radikalisme, menolak dalam pemakaian narkoba, dan
mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.

15
DAFTAR PUSTAKA

⮚ Kristina. (2022). “Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945: Bunyi dan


Implementasinya”. DetikEdu. Diakses pada 11 Agustus 2022 melalui
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5985591/pasal-27-ayat-3-uud-
1945-bunyi-dan-implementasinya
⮚ Lutfiana, Rose Fitria dan Rizki, Ascosenda Ika. (2020). “Urgensi Materi
Bela Negara Dalam Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi
Mahasiswa Baru Di Perguruan Tinggi”. Volume 4 No. 2 July 2020, h. 375-
382.
⮚ Friskandiar, Vania Febriana. (2021). “Hari Bela Negara: Implementasi
Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan”. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Diakses pada 11 Agustus 2022 melalui
https://rdk.fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/2021/12/19/hari-bela-negara-
implementasi-peran-mahasiswa-sebagai-agen-perubahan/
 I Nyoman Bagiastra, SH. MH. (2016) “KEWARGANEGARAAN”. Bali :
Fakultas Hukum Universitas Udayana. Diakses pada 11 Agustus 2022 melalui
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/ae5e9e50c4eed36c74f4
41ebfbcdef4b.pdf
 Lembaga ketahanan nasional RI. Jakarta. Diakses pada 11 Agustus 2022
melalui http://www.lemhannas.go.id/index.php/profil/sejarah
 Sugit kursahmadi. () “ketahanan nasional” . Yogyakarta : Universitas Negri
Yogyakarta. Diakses Pada 9 Agustus 2022 melalui
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655977/pendidikan/KETAHANAN+NAS
IONAL+UPT+MKU+Penting+Sekali+A1+04-02-06_0.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai