Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

SIFAT-SIFAT TERCELA
“LARANGAN KHAMR, NARKOBA DAN ZINA”

Kelompok 1
Disusun Oleh :
1. Sri Holipah
2. Tri Wahyuni
3. Widya Anggraini
4. Yesi Kiliranti

Dosen Pengampuh:
Dr. Lydia Margaretha, M. Pd

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini meskipun dalam prosesnya banyak sekali halangan
dan hambatan. Namun demikian, kami sadari dengan sepenuh hati bahwa ini
adalah benar-benar pertolongan Allah SWT.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. sebagai teladan dalam dunia pendidikan yang patut dicontoh.
Penyusunan makalah merupakan pemaparan singkat tentang Sifat-sifat Tercela
“Larangan Khamr, Narkoba dan Zina”. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan pemahaman kami. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati kami banyak mengucapkan maaf yang
sedalam-dalamnya.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bengkulu, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
C. Tujuan................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sifat-Sifat Tercela................................................................. 4
B. Larangan Khamr dan Akibat Khamr.................................................. 5
C. Larangan Narkoba dan Akibat Narkoba............................................. 7
D. Larangan Zina dan Akibat Zina.......................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia sering kali kita temui orang-orang yang melakukan
perbuatan tercela seperti meminum khamar, penyalagunaan narkoba hingga
melakukan perbuatan zina, baik dari kalangan remaja bahkan sampai orang
tua yang seharusnya memberikan contoh yang baik pada generasi muda.
Pada dasarnya semua mimunan yang dikonsumsi oleh manusia adalah
halal namun dapat menjadi haram hukumnya disebabkan karena suatu
kondisi tertentu. Salah satunya adalah minuman keras atau khamr. Minuman
ini dilarang untuk dikonsumsi oleh islam karena berkaitan dengan akal dan
perbuatan manusia, serta dapat menimbulkan masalah bagi yang
meminumnya.
Mengkonsumsi khamr merupakan suatu hal yang diharamkan dalam
agama islam. Syariat islam telah mengharamkan khamr sejak empat belas
abad yang lalu.
Khamr terbukti memiliki banyak dampak negatif. Bukan hanya
membahayakan bagi kesehatan, namun juga bagi kelangsungan hidup
manusia serta pola perilaku diri akibat dampak negatif yang ditimbulkan dari
minuman haram ini. Di indonesia, para generasi penerus bangsa dihantui oleh
berbagai jenis obat-obatan dan minuman yang memabukkan yang tentu dapat
merusak masa depan para generasi penerus bangsa. korban penyalahgunaan
khamr di indonesia akhir akhir ini juga cenderung semakin meningkat dan
mencakup tidak hanya terbatas pada kelompok masyarakat mampu, tetapi
juga telah menambah pada kalangan masyarakat yang kurang mampu baik di
kota, pedesaan serta tidak hanya melibatkan kalangan non pelajar saja, namun
juga melibatkan kalangan pelajar, khusuusnya pelajar sekolah Menengah
Atas dan Perguruan Tinggi.
Di tambah lagi kekhawatiran penduduk Indonesia akibat
penyalahgunaan narkoba menjadi perhatian bersama. Sedih, gusar dan ingin

1
sekali memberantas tindak-tindak kriminalitas tersebut adalah bentuk
perasaan yang tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata. Namun demikian,
negara Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang terhadap larangan
penggunaan narkoba. Larangan tersebut terdapat di dalam Undang-undang
No. 35 tahun 2009 tentang narkotika bab XV pasal 111 ayat 1.
Pasal tersebut merupakan salah satu di antara pasal lainnya yang
merupakan bentuk larangan terhadap seluruh lapisan masyarakat dalam hal
menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
narkotika. Dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 disebutkan bahwa
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis
maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Dari asal katanya menurut KBBI, narkotika
memiliki arti obat untuk menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit,
menimbulkan rasa mengantuk dan merangsang. Pada awalnya narkotika
digunakan sebagai alat pengobatan, adapun jenis narkotika pertama kali
digunakan adalah candu atau lazim disebut madat atau opium.
Namun seiring perkembangan zaman narkotika disalahgunakan
sehingga menjadi daftar obat-obatan terlarang. Namun di lapangan, larangan
tersebut kurang diperhatikan, bahkan semakin hari semakin banyak jumlah
orang yang melanggar larangan tersebut .
Agama Islam memandang narkotika termasuk jenis khamar karena
memabukkan, dan setiap sesuatu yang memabukkan sedikit ataupun banyak
dinyatakan haram.
Bukan hanya khamar dan narkoba yang menjadi masalah Negara kita
saat ini, meningkatnya budaya seks bebas juga menjadi
masalah bagi anak-anak muda di Indonesia khususnya
dikalangan remaja. Fenomena tersebut menjadi suatu
kecemasan tersendiri akan nasib generasi penerus bangsa
kedepannya. Mirisnya, perilaku seks bebas terus meningkat

2
setiap tahun. Peningkatan masalah moralitas tersebut tidak
bisa dianggap remeh dan perlu penanganan khusus. Semua
elemen masyarakat harus terlibat dan ikut andil dalam
mencari solusi untuk meminimalisir perilaku seks bebas di
Indonesia.
Perbuatan zina merupakan perbuatan yang merendahkan harkat,
martabat, dan kehormatan manusia. Allah SWT melarang semua perbuatan
yang mengarah atau mendekati kepada zina, salah satunya yaitu pacaran.
Perbuatan zina dapat mengakibatkan enam dampak negatif bagi pelakunya.
Tiga dampak negatif akan ditimpakan pada saat di dunia dan tiga dampak
negatif yang lain akan ditimpakan kelak jika sudah di akhirat.
Terkadang perbuatan zina tersebut menjadi masalah moralitas yang
sudah dianggap ‘lumrah’ dan menjadi suatu hal yang biasa dilakukan di
lingkungan masyarakat terutama kalangan anak muda saat ini.
Dari masalah diatas yaitu perilaku tercela meminum khamar,
penyalagunaan narkoba, serta seks bebas yang terjadi pada saat ini, kami
selaku pemakalah akan membahas makalah yang berjudul Sifat-Sifat Tercela
“Khamar, Narkoba, dan Zina”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah:
1. Apa Definisi Sifat-sifar Tercela?
2. Apa Saja yang Menjadi Larangan dan Akibat Khamr?
3. Apa Saja yang Menjadi Larangan dan Akibat Narkoba?
4. Apa Saja yang Menjadi Larangan dan Akibat Zina?
C. Tujuan
Adapun tujuanya dari pembahasan rumusan masalah adalah:
1. Untuk mengetahui Definisi Sifat-sifar Tercela
2. Untuk Mengetahui Serta Memahami Larangan dan Akibat Khamr
3. Untuk Mengetahui Serta Memahami Larangan dan Akibat Narkoba
4. Untuk Mengetahui Serta Memahami Larangan dan Akibat Zina

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sifat-Sifat Tercela


Setiap manusia mempunyai akal dan tingkah laku yang berbeda-beda,
terutama bagi orang yang telah baligh, maka ia mampu membedakan perkara
baik dan buruk. Tingkah laku tercela adalah perbuatan yang tidak Allah
ridhoi. Seseorang yang melakukan perbuatan seperti buruk sangka, ghibah
atau buthon, boros, dan marah, dan lain-lainnya. Semua itu adalah tingkah
laku tercela, yang mana apabila melakukannya akan berdosa.
Disisi lain, al- Hadis dan al-Quran juga memberikan peringatan tentang
perilaku tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan
merusak dirinya serta kehidupan masyarakat. Sesungguhnya, tingkah laku
terpuji maka balasan yang Allah berikan itu pahala. Sebaliknya, jika tingkah
laku yang lakukan tercela maka akan berdosa. Ada tiga hal yang disukai
Allah dan tiga hal yang dibenci Allah, yaitu : Allah suka kalau hamba-Nya
yang menyembah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun, Allah suka kalau hambanya berpegang teguh dengan ikatan Allah,
Allah suka kalau hamba-Nya tidak bercerai-berai, Allah membenci hambanya
yang banyak bicara, Allah membenci hamba-Nya yang banyak bertanya
sesuatu yang tidak berguna, dan Allah membenci hamba-Nya yang suka
memboroskan harta.
Perilaku tercela dan terpuj iakan ada, selalu berdampingan dalam diri
manusia yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Apabila tingkah laku
seseorang nenampilkan kebaikan, maka terpujilah sikap orang tersebut.
Sebaliknya apabila seorang menampilkan kejahatannya, maka tercelalah
sikap orang tersebut. Tingkah laku tercela yang sangat dilarang oleh Allah
SWT dan harus dihindari dalam pergaulan sehari-hari kerena akan merugikan
diri sendiri maupun orang lain.

4
B. Larangan Khamr dan Akibat Khamr
Secara etimologi (bahasa), khamr berasal dari kata khamar yang
bermakna satara, artinya menutupi. Sedang khammara berarti memberi ragi.
Adapun al-khamr diartikan arak, segala yang memabukkan. Adapun menurut
tafsir al-Lubab terdapat empat sebab mengapa disebut khamr.
Pertama karena menutupi akal, kedua dari kata khimar yang bermakna
menutupi wanita, ketiga dari al-khamaru‖ yang berarti sesuatu yang bisa
dipakai bersembunyi dari pohon dan tumbuhan atau dengan kata lain semak
semak, dan yang keempat dari khamir yang bermakna orang yang
menyembunyikan janjinya. Khamr juga dapat berarti menutupi, sehingga
khamr diartikan sebagai jenis minuman yang memabukkan dan menutupi
kesehatan akal.
Definisi di atas memberikan pengertian bahwa minuman beralkohol
dalam Islam dikenal dengan kata khamr yang terbuat dari perasan buah-
buahan maupun biji-bijian serta dapat menutup akal. Berdasarkan ijma‘ yang
dikatakan khamr adalah minuman memabukkan yang dibuat dari perasan
anggur. Hanya saja ulama berbeda pendapat mengenai minuman yang
memabukkan yang dihasilkan dari selain perasan buah anggur.1
Yang dinamakan khamr adalah segala sesuatu yang memabukkan, apapun
bahan mentahnya. Minuman yang berpotensi memabukkan bila diminum
dengan kadar normal oleh seseorang yang normal, maka minuman itu
adalah khamr sehingga haram hukum meminumnya, baik diminum banyak
maupun sedikit serta baik ketika ia diminum memabukkan secara faktual atau
tidak. Jika demikian, keharaman minuman keras bukan karena adanya bahan
alkohol pada minuman itu, tetapi karena adanya potensi memabukkan. Dari
sini, makanan dan minuman apapun yang berpotensi memabukkan bila
diminum oleh orang yang normal, bukan yang biasa meminumnya maka ia
adalah khamr.

1
Thias Arisiana dan Eka Prasetiawati, ”Wawasan Al-Qur’an Tentang Khamr
Menurut Al-Qurthubi Dalam Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an,” Jurnal Fikri:Jurnal
Kajian Agama, Sosial dan Budaya, no. 2 (Desember 2019): hal. 248-249.

5
Ayat dalam Al-Qur’an yang melarang Khamar, Yaitu:
1. Surat al-Nahl ayat 67
Artinya:
”Dan dari buah kurma dan anggur kamu buat minuman yang
memabukkan dan rizki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
memikirkan”
2. Al-Baqarah ayat 219
Artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: “Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada
manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya kamu berfikir.”2
3. Al-Maidah ayat 90
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan”.3

Akibat atau dampak negatif mengkosumsi khamr banyak sekali yaitu


mengenai agama, keturunan dan harta benda.
1. Dampak negatif pada agama adalah, dengan mengkosumsi khamr, maka
orang menjadi tidak patuh pada perintah Allah, misalnya enggan
mengerjakan shalat dan lain sebagainya. Termasuk menjadi tidak patuh

2
Thias Arisiana dan Eka Prasetiawati, ”Wawasan Al-Qur’an Tentang Khamr
Menurut Al-Qurthubi Dalam Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an,” Jurnal Fikri:Jurnal
Kajian Agama, Sosial dan Budaya, no. 2 (Desember 2019): hal. 250.
3
Thias Arisiana dan Eka Prasetiawati, ”Wawasan Al-Qur’an Tentang Khamr
Menurut Al-Qurthubi Dalam Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an,” Jurnal Fikri:Jurnal
Kajian Agama, Sosial dan Budaya, no. 2 (Desember 2019): hal. 252.

6
untuk meninggalkan larangan-larangan Allah, karena dengan
mengkosumsi khamr kejahatan-kejahatan lanjutan akan dengan mudah
dilakukan. Dengan demikian, maka dapat membahayakan
keberlangsungan pelaksanaan syariat Islam
2. Dampak negatif pada keturunan adalah, dengan mengkosumsi khamr
terlebih jika menjadi pecandu khamr, maka keturunan yang lahir dari
orang tua yang gemar mengkosumsi khamr akan menjadi keturunan
yang lemah akalnya, dan tidak menutup kemungkinan juga akan
menjadi generasi peminum khamar seperti orang tuanya. Hal ini karena
ketika seorang suami melakukan hubungan suami istri dalam keadaan
mabuk oleh khamr akan berpengaruh kepada keturunan yang kelak
akan dilahirkan. Di samping itu dengan kebiasaan orang tua yang
mengkosumsi khamr, juga akan berpengaruh pada perilaku anak-
anaknya mengingat keteladanan orangtua sangat berperan besar pada
pembentukan karakter anak. Anak-anak akan mencoba untuk meniru
kebiasaan orang tuanya yang suka mengkosumsi khamr dan mabuk-
mabukan.
3. Sedangkan dampak negatif pada harta benda adalah, dengan mengkosumsi
khamr keuangan yang dipakai untuk membeli khamr tentu akan menjadi
pengeluaran yang tidak mendatangkan manfaat. Terlebih jika sudah
menjadi pecandu, maka kebutuhan untuk membeli khamr yang tidak
mendatangkan manfaat itu akan dapat mengalahkan kebutuhan prioritas
yang harus dipenuhi seperti untuk sandang, pangan dan lain
sebagainya.4
C. Larangan Narkoba dan Akibat Narkoba
Secara etimologis, narkoba atau narkotika didasarkan pada kata Inggris
"drug" atau "narcotics", yang berarti "pereda tidur dan nyeri". Obat primitif
adalah obat-obatan atau obat bius dalam bahasa yunani yang artinya obat
perawatan karena kurangnya bukti. Obat berasal dari istilah “narkotika”, yang

4
Arif Jamaluddin Malik, ” Sejarah Sosial Hukuman Peminum Khamr’’ Jurnal:
al-Daulah, no. 1 (April 2013): hal. 50.

7
memiliki arti untuk menghilangkan rasa nyeri dan menyebabkan pingsan
(pusing), obat bius. Produk medis yang ditentukan oleh BNN. Dengan kata
lain, yang dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah
Narkoba, singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Dalam dua
kata ini, "narkoba" dan "narkotika" merujuk pada sekelompok senyawa yang
biasanya berisiko membuat pengguna ketagihan.5
Ayat-ayat Al-Qur’an yang melarang menggunakan Narkoba, diantaranya:
1. Al-Baqarah ayat 195
Artinya:
“Dan infakkanlah (hartamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan
(diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat
baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
Larangan Allah di atas agar manusia tidak berbuat sesuatu yang
menjatuhkan dirinya sendiri apalagi menganiaya hingga membinasakan
diri, di dalam QS. An-Nisa: 29 juga Allah SWT melarang manusia untuk
membunuh dirinya sendiri, karena Allah SWT Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, sebagaimana firman Allah SWT :
2. An-Nisa ayat 29
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah
kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”.
Ayat tersebut, merupakan larangan Allah terhadap minum
khamar, berjudi, menyembah berhala, dan mengundi nasib. Kaitannya

5
Hesri Mintawati dan Dana Budiman, ” Bahaya Narkoba Dan Strategi
Penanggulangannya,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Abdi Putra, no. 2
(September 2021): hal. 64.

8
dengan Narkotika dalam ayat di atas bahwa Narkotika termasuk sejenis
benda yang memabukkan.6
Akibat Penyalagunaan Narkoba, dalam sistem hukum pidana
Indonesia, khususnya undang-undang narkotika, baik mengedarkan,
menjual, membawa, menyimpan maupun mengkonsumsi tanpa izin dari
pihak yang berwenang adalah termasuk dalam kategori pelaku pelanggar
hukum. Kategori-kategori tadi sudah diatur dalam undang-undang No 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika. Dalam UU No 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika itu pelakunya dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu
sebagai ”pengedar” dan sebagai ”pemakai”. Pada UU No 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika secara eksplisit tidak dijelaskan pengertian
”pengedar narkotika”. Namun, secara imlisit dan sempit bahwa
pengedar dapat dikatakan orang yang melakukan kegiatan
penyaluran dan penyerahan narkotika.
Pada prakteknya, pecandu narkoba merupakan ”self victimizing
victim” yaitu mereka yang menjadi korban karena kejahatan yang
dilakukannya sendiri. Karena pecandu narkotika mendrita sindrom
ketergantungan akibat dari penyalahgunaan narkotika yang dilakukannya
sendiri. Namun, pecandu tadi diharapkan mendapat perlindungan agar dirinya
dapat menjadi lebih baik lagi. Pelaksanaan rehabilitasi bagi pecandu narkoba
sebagai pengganti dari sanksi hukuman yang bersifat kurungan pinjara
diadopsi dari model doble track system, yaitu yang merupakan sistem dua
jalur mengenai sanksi dalam hukuman pidana, yakni jenis sanksi pidana dan
jenis sanksi tindakan. Artinya, fokus sanksi pidana ditujukan pada
perbuatan salah yang telah dilakukan seseorang melalui pengenaan
penderitaan agar yang bersangkutan menjadi jera. Sementara fokus
sanksi tindakan lebih terarah kepada upaya pemberian pertolongan pada
pelaku agar dia berubah. Dalam arti lain, bahwa sanksi pidana
bertujuan pada pembalasan terhadap si pelaku, sedangkan sanksi

6
Ahmad Saefulloh, “Rehabilitasi Eks-Pecandu Narkoba Melalui Pendekatan
Agama Islam” Jurnal: Bimbingan dan Konseling Islam, no. 1 (2018): hal. 45-46.

9
tindakan bertujuan untuk memberi perlindungan, perawatan dan
pembinaan kepada masyarakat, khususnya bagi pecandu narkotika.
Jaminan perlindungan hukum yang diberikan bagi pecandu narkotika
diatur melalui UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan
memberikan rehabilitasi baik medis maupun rehabilitasi sosial
sebagaimana tercantum pada Pasal 54 pada undang-undang narkotika itu.
Yaitu bahwa ”pecandu narkotika dan pecandu penyalahguna narkotika
wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”.
Kebijakan pemerintah atas perlindungan dan pembinaan terhadap
pecandu narkotika didukung oleh terbitnya Surat Edaran Mahkamah Agung
Nomor 4 Tahun 2010 agar menjadi pegangan para penegak hukum dalam
sistem peradilan pidana, khususnya pertimbangan pada hakim. Pembinaan
terhadap pecandu narkoba didukung oleh terbitnya Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu
Narkotika. Tujuannya, agar para pecandu narkotika tadi tidak takut
untuk melaporkan dirinya ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
yang telah ditunjuk pemerintah, karena dengan payung hukum Pasal 54 dan
103 ayat (1) para pecandu narkotika tidak akan dijebloskan ke dalam penjara
jika terbukti hanya mengkonsumsi narkotika dan akan mendapatkan layanan
rehabilitasi. 7
D. Larangan Zina dan Akibat Zina
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, zina mengandung beberapa
makna, yaitu:
1. Perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat
oleh hubungan pernikahan atau perkawinan.
2. Perbuatan bersenggama seorang laki-laki yang terikat perkawinan dengan
seorang perempuan yang bukan isterinya, atau seorang perempuan yang
terikat perkawinan dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya.8

7
Aziz Hasibuan, “Narkoba dan Penanggulangannya”, Jurnal: Ilmiah Bidang
Pendidikan, no. 1, (2017): hal. 39-40.
8
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 1136.

10
Dapat disimpulkan bahwa zina adalah suatu tindakan asusila yang
dilakukan oleh seorang pria dan wanita di luar ikatan pernikahan yang sah.
Zina merupakan suatu perbuatan yang sangat tercela dan para pelaku zina
akan mendapatkan hukuman yang sangat berat, baik secara kemanusiaan
maupun hukuman di akhirat kelak.
Keharaman perbuatan zina dan semua hal yang dapat mengakibatkan
seseorang pada perbuatan zina ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an
Surat Al-Isra ayat 32.
Artinya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
Akibat dari perbuatan zina, sedikitnya ada empat dampak negatif yang
timbul sebagai akibat dari perbuatan zina tersebut, yaitu:
1. Zina dapat mencemarkan kehormatan dan kemurnian nasab.
Islam mengharamkan zina karena Islam sangat menjaga kesucian dan
kemurnian nasab.
2. Zina dapat menularkan berbagai penyakit yang dapat mengancam
kesehatan pelaku dan keselamatan anak yang akan lahir.
3. Perzinaan dapat meretakkan sendi-sendi kehidupan keluarga dan
bisa mengakibatkan perceraian. Hal tersebut terjadi, karena suami atau
istri yang melakukan zina dapat menimbulkan konflik yang besar
dalam sebuah keluarga.
4. Perzinaan dapat menghilangkan hak-hak anak yang tidak berdosa
sebagai akibat dan ulah orang yang tidak bertanggungjawab. Karena
di masyarakat anak zina dipandang atau diberi sebutan sebagai anak
jadah/haram, padahal mereka sebenarnya tidak berdosa.9

BAB III
9
Ririn Isna Magfiroh, “EKSISTENSI FIKIH DALAM PENERAPAN
HUKUM ZINA DI INDONESIA”, Diktum: Jurnal Syariah dan Hukum, no. 1, (Juli
2020): hal. 106-108.

11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tingkah laku tercela adalah perbuatan yang tidak Allah ridhoi.
Seseorang yang melakukan perbuatan seperti buruk sangka, ghibah atau
buthon, boros, dan marah, dan lain-lainnya. Semua itu adalah tingkah laku
tercela, yang mana apabila melakukannya akan berdosa.
khamr adalah segala sesuatu yang memabukkan, apapun bahan
mentahnya. Minuman yang berpotensi memabukkan bila diminum dengan
kadar normal oleh seseorang yang normal, maka minuman itu
adalah khamr sehingga haram hukum meminumnya, baik diminum banyak
maupun sedikit serta baik ketika ia diminum memabukkan secara faktual
atau tidak. Larangan meminum khamr dalam Al-Qur’an terdapat pada surat
al-Nahl ayat 67, Al-Baqarah ayat 219, dan Al-Maidah ayat 90. Akibat atau
dampak negatif mengkosumsi khamr banyak sekali yaitu mengenai agama,
keturunan dan harta benda.
Secara etimologis, narkoba atau narkotika didasarkan pada kata Inggris
"drug" atau "narcotics", yang berarti "pereda tidur dan nyeri". Larangan
menggunakan narkoba terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 195
dan An-Nisa ayat 29. Akibat Penyalagunaan Narkoba, dalam sistem hukum
pidana Indonesia, khususnya undang-undang narkotika, baik
mengedarkan, menjual, membawa, menyimpan maupun mengkonsumsi
tanpa izin dari pihak yang berwenang adalah termasuk dalam kategori
pelaku pelanggar hukum.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, zina mengandung beberapa
makna, yaitu:
1. Perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat
oleh hubungan pernikahan atau perkawinan.
2. Perbuatan bersenggama seorang laki-laki yang terikat perkawinan dengan
seorang perempuan yang bukan isterinya, atau seorang perempuan yang
terikat perkawinan dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya

12
Larangan zina terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 32. Akibat
dari perbuatan zina, sedikitnya ada empat dampak negatif yang timbul
sebagai akibat dari perbuatan zina tersebut, yaitu:
1. Zina dapat mencemarkan kehormatan dan kemurnian nasab.
2. Zina dapat menularkan berbagai penyakit yang dapat mengancam
kesehatan pelaku dan keselamatan anak yang akan lahir.
3. Perzinaan dapat meretakkan sendi-sendi kehidupan keluarga dan
bisa mengakibatkan perceraian.
4. Perzinaan dapat menghilangkan hak-hak anak yang tidak berdosa
sebagai akibat dan ulah orang yang tidak bertanggung jawab.

B. Saran
Kami..menyadari...bahwa…didalam…makalah…ini..masih..jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu…demi…pemahaman…kita…bersama, mari…kita
membaca.. dari.. buku-buku.. .lain.. yang. .bisa.. menambah. .ilmu.. dan
pengetahuan..kita. .tentang..karya tulis ilmiah.. dan.. penulis
sangat..mengharapkan..kritik..maupu.saran..yang..sifatnya.membangun,..dari
dosen pengampuh dan para pembaca agar untuk berikutnya makalah ini bisa
lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arisiana, Thias dan Eka Prasetiawati. 2019. Wawasan Al-Qur’an Tentang Khamr
Menurut Al-Qurthubi Dalam Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an.
Jurnal Fikri:Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya 4(2): 248-249.

Hasibuan, Aziz. 2017. Narkoba dan Penanggulangannya. Jurnal: Ilmiah Bidang


Pendidikan 2(1): 39-40.

Magfiroh, Ririn Isna Magfiroh. 2020. EKSISTENSI FIKIH DALAM PENERAPAN


HUKUM ZINA DI INDONESIA. Diktum: Jurnal Syariah dan
Hukum 18(1): 106-108.

Malik, Arif Jamaluddin. 2013. Sejarah Sosial Hukuman Peminum Khamr. Jurnal:
al-Daulah 3(1): 50.

Mintawati, Hesri dan Dana Budiman. 2021. Bahaya Narkoba Dan Strategi
Penanggulangannya. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Abdi
Putra 1(2): 64.

Saefulloh, Ahmad. 2018. Rehabilitasi Eks-Pecandu Narkoba Melalui Pendekatan


Agama Islam. Jurnal: Bimbingan dan Konseling Islam 2(1): 45-46.

14

Anda mungkin juga menyukai