Anda di halaman 1dari 15

i

MAKALAH
PENGGOLONGAN HUKUM
BERDASARKAN ISINYA

Disusun Oleh :
VEGI ELENA
GITA GUTAWA
MEY LINDA OKTAVIA
NIRWANA
ARIF FAHRUR ROZI

KELAS XI IPA 2
GURU : RIESHA NANDA RIMARTIKA

SMA N 2 ABUNG SEMULI


ii

KABUPATEN LAMPUNG UTARA


T.P 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan
"Penggolongan Hukum Berdasarkan Isinya". Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas Sekolah. Meskipun banyak hambatan yang penyusun alami dalam proses
pengerjaannya, namun akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui pengertian penggolongan


hokum berdasarkan isinya.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca.
iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. i

Kata Pengantar............................................................................................. ii

Daftar Isi...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2

2.1 Pengertian Hukum.................................................................................. 2

2.2 Pengertian Hukum Menurut Isinya........................................................ 2

BAB III PENUTUP..................................................................................... 14


3.1 Kesimpulan............................................................................................ 14
3.2 Saran....................................................................................................... 14
Daftar Pustaka.............................................................................................. 15
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara hukum, artinya negara yang semua penyelenggaraan
pemerintahan dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum,
bukan didasarkan atas kekuasaan belaka. Indonesia di idealkan dan dicita-citakan
sebagai suatu Negara hukum Pancasila. Namun bagaimana ide Negara hukum itu,
selama ini belum pernah dirumuskan secara komprehensif. Yang ada hanya
pembangunan bidang hukum yang bersifat sektoral (Jimly Asshiddiqie, 2009:3).
Untuk dapatnya hukum berfungsi sebagai sarana penggerak, maka hukum
harus dapat ditegakkan dan untuk itu hukum harus diterima sebagai salah bagian dari
sistem nilai kemasyarakatan yang bermanfaat bagimasyarakat.  Penegakan hukum
merupakan salah satu usaha untuk mencapai atau menciptakan tata tertib, keamanan
dan ketentraman dalam masyarakat baik itu merupakan usaha pencegahan maupun
pemberantasan atau penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum, dengan
perkataan lain baik secara preventif maupun represif.
Tugas utama penegakan hukum, adalah untuk mewujudkan keadilan,
karenanya dengan penegakan hukum itulah hukum menjadi kenyataan
(Liliana,2003:66.  Karena itu agar hukum dapat ditegakkan maka perlu pencerahan
pemahaman hukum bahwa sesungguhnya hukum itu tidak lain adalah sebuah pilihan
keputusan, sehingga apabila salah memilih keputusan dalam sikap dan prilaku nyata,
maka berpengaruh buruk terhadap penampakan hukum di Indonesia.
Penegakan hukum di negeri ini adalah merupakan barang langka dan mahal
harganya. Hal ini terindikasi berada pada titik nadi karena kondisi penegakan hukum
di Indonesia saat ini telah menjadi sorotan yang luar biasa dari komunitas dalam
negeri maupun internasional. Proses penegakan hukum, pada khususnya dipandang
bersifat deskriminatif mengedepankan kelompok tertentu. Adapun penggolongan
hokum melalui berdasarkan kepustakaan ilmu hokum antara lain, berdasarkan
sumbernya,berdasarkan tempat berlakunya, berdasarkan bentuknya, berdasarkan
waktu berlakunya, berdasarkan cara mempertahankannya, berdasarkan
5

sifatnya,berdasarkan wujudnya, dan berdasarkan isinya. Berdasarkan pemaparan


latar belakang hukum diatas maka penulis mengambil judul penggolongan hukum
mberdasarkan isinya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari latar belakang adalah bagaimana penjabaran hukum


berdasarkan isinya?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari makalah ini agar siswa memahami dan mengerti penggolongan hukum
berdasarkan isinya.

BAB II
6

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penegakan Hukum

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau


berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku
dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan
oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum
oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit.
Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek
hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif
atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada
norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan
hukum.
Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya
diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan
memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya.
Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak
hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.

2.2 Hukum Berdasarkan Isinya


Isi peraturan-peraturan hukum bergantung pada hakikat dari hubungan-
hubungan yang diaturnya. Pengaturan hubungan tersebut merupakan pengaturan
kepentingan-kepentingan dari yang bersangkutan. Oleh karena hubungan-hubungan
hukum itu adalah kepentingan-kepentingan dari yang mendapat perlindungan maka
isi dari peraturan hukum itu tergantung pada hakikat kepentingan-kepentingan yang
diatur hukum tersebut.
Kepentingan-kepentingan yang diatur oleh hukum terdiri atas dua macam:
1. Kepentingan-kepentingan umum atau kepentingan-kepentingan publik.
2. Kepentingan-kepentingan khusus atau kepentingan-kepentingan privat.
7

Berdasarkan isi dari peraturan hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan


umum dan khusus tersebut maka hukum dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu
hukum publik dan hukum privat.
Menurut Utrecht, Hukum publik mengatur tata Negara, yaitu mengatur cara
badan-badan Negara menjalankan tugasnya dan mengatur pula hubungan hukum yang
diadakan di antara Negara sebagai pemerintah dengan para individu atau yang
diadakan antara masing-masing badan Negara itu. Hukum privat mengatur tata tertib
masyarakat mengenai family dan mengenai kekayaan para individu, dan mengatur
pula hubungan hukum yang diadakan antarindividu, antara individu dengan badan
Negara, bilamana badan Negara turut serta dalam pergaulan hukum sebagai individu.
Menurut Van Apeldoorn, pengertian hukum publik dan hukum privat dapat
dibedakan dari sudut kepentingan yang diatur oleh hukum tersebut. Hukum publik
adalah hukum yang mengatur kepentingan umum sedangkan hukum privat adalah
hukum yang mengatur kepentingan khusus.
Dalam kenyataan sekarang kita tidak dapat mengadakan pemisahan secara
tegas antara kepentingan umum dan khusus. Kita melihat adanya kecenderungan
dalam pengaturan hukum public yang terbaur di dalamnya, yaitu aturan-aturan
perdata. Yang berarti di samping mengatur kepentingan umum, hukum publik juga
mengatur kepentingan yang bersifat khusus.
Dewasa ini perkembangan hukum perdata menunjukkan adanya
kecenderungan meningkatnya campur tangan penguasa dalam hukum perdata.
Kenyataan ini dapat kita lihat semakin banyaknya ketentuan-ketentuan yang bersifat
memaksa dan makin banyak pula pembatasan –pembatasan kebebasan individu dalam
menjalankan haknya. Hal ini tentunya dapat menyebabkan semakin kaburnya batas
hukum publik dan hukum perdata misalnya dalam hukum keluarga, yaitu hukum
perkawinan terdapat pembaruan antara aturan-aturan yang bersifat public dan aturan-
aturan yang bersifat perdata. Perkawinan pada hakikatnya semata-mata kepentingan
pribadi dari suami-istri. Oleh karena itu, hukum perkawinan termasuk hukum yang
mengatur kepentingan khusus. Tetapi perkawinan juga tidak lepas dari campur tangan
pemerintah dalam rangka mengatur kepentingan umum. Misalnya suatu perkawinan
harus didaftarkan.
8

Adapun yang termasuk dalam bidang hukum public atau yang lebih banyak
menitikberatkan pada kepentingan umum antara lain sebagai berikut:
a. Hukum Tata Negara, yaitu hukum yang mengatur bentuk susunan atau struktur
umum dari suatu Negara serta hubungan kekuasaan antara alat-alat kelengkapan
Negara satu sama lain, dan hubungan antara Negara (pemerintah pusat) dengan
bagian-bagian Negara.
b. Hukum Administrasi Negara, yaitu hukum yang menguji hubungan hukum
istimewa yang diadakan untuk memungkinkan para pejabat administrasi Negara
melakukan tugas istimewa mereka.
c. Hukum Pidana, yaitu hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang dapat
dihukum dan hukum apa yang dapat dijatuhkan dalam hal seorang melakukan
kejahatan maupun pelanggaran.
d. Hukum Internasional, yaitu hukum yang mengatur pergaulan atau hubungan
hukum antarnegara yang berdaulat dan merdeka,
(Prof. Chainur Arrasjid,S.H: Dasar-dasar ilmu hukum: Sinar Grafika:2006: Jakarta)

Hukum Publik dan Hukum Privat


Dilihat dari kepentingan yang diaturnya, ada dua macam hukum, yaitu hukum
publik dan hukum privat. Yang pertama kali melakukan pembagian tersebut adalah
Ulpianus. Menurut Ulpianus, huius studii duae sunt positions, publicum et privatum,
publicum ius est quod ad statum rei romance spectat, privatum quod ad singulorum
utilitatem: sunt enim quaedam publice utilia, queadam privatim. Dari ungkapan tersebut
dapat ditafsirkan bahwa ius publicum atau hukum publik berkaitan dengan fungsi Negara
sedangkan hukum privat berkaitan dengan kepentingan individu.
Ada dua alasan yang mengapa diadakan pembedaan itu.yaitu :
Alasan pertama, Negara berfungsi untuk melaksanakan kehendak rakyatnya. Negara
dibentuk untuk menjaga terpeliharanya kehidupan berbangsa, melindungi warganya dari
serangan musuh dari luar, meningkatkan kesejahteraan sosial dan memberdayakan
masyarakatnya. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, diperlukan aturan-aturan hukum.
Aturan-aturan hukum itu mungkin saja diadopsi dari praktik-praktik dalam kehidupan
bermasyarakat. Akan tetapi dengan semakin besarnya yang terdiri dari kebhinekaan suku,
9

budaya, dan adat istiadat, harus ada aturan-aturan lain daripada yang ditetapkan oleh
masyarakat. Aturan-aturan itulah yang diciptakan oleh organisasi Negara dalam rangka
melaksanakan fungsinya.
Alasan kedua adalah mengenai hubungan yang diaturnya. Kepentingan-kepentingan yang
daitur oleh hukum dapat dibedakan anatara kepentingan umum dan kepentingan khusus.
Secara tradisional yang termasuk ke dalam hubungan hukum publik adalah
hukum tata Negara, hukum administrasi, hukum pidana dan acara pidana. Dalam
perkembangan selanjutnya, terdapat bidang-bidang hukum yang penegakkannya harus
dilakukan oleh Negara karena dipandang berkaitan dengan kepentingan umum sehingga
masuk ke dalam pengaturan hukum publik, misalnya hukum lingkungan.
Secara tradisional hukum privat hanya mencakup; hukum perdata dan hukum
acara perdata. Pada masa sekarang, cakupan hukum privat lebih dari itu. jika hukum
administrasi masuk ke dalam bidang hukum publik, tidak demikian halnya dengan hukum
acara peradilan administrasi. Hal ini menyerupai hukum acara perdata yang inisiatif
untuk berperkara dilakukan oleh individu bukan oleh Negara. Dalam hal Negara
mengajukan gugatan perdata kepada individu, kapasitas Negara sebagai individu bukan
sebagai organ public. Di samping hukum acara peradilan administrasi yang merupakan
bidang baru dalam cakupan hukum privat adalah hukum bisnis.
Hukum perdata mengatur status seseorang, kecakapan untuk melakukan perbuatan
hukum dengan akibatnya, domisili, perkawinan dengan segala akibatnya, hak-hak
kebendaan dan hak-hak atas orang, pewarisan dan kekedaluwarsaan.
Hukum bisnis merupakan perkembangan hukum perdata. Jika titik berat hukum
perdata adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi, pada hukum bisnis yang menjadi
fokus pengaturan adalah hubungan individu dengan individu lainnya dalam rangka sama-
sama mencari keuntungan. Yang menjadi cakupan hukum bisnis adalah hukum kontrak,
hukum perseroan, hukum pasar modal, hukum ketenagakerjaan, hukum hak kekayaan
intelektual, hukum perbankan, hukum asuransi, hukum trasnportasi, dan hukum
penyelesaian sengketa alternatif.
Pada akhirnya, yang secara tradisional masuk ke dalam wilayah hukum privat
adalah hukum acara perdata. Hukum ini mengatur mengenai gugatan yang objeknya
10

meliputi juga objek yang diatur dalam hukum bisnis, keabsahan dan kewenangan
pengadilan, pembuktian, penjatuhan putusan, dan eksekusi putusan.
(Prof.Dr. Peter Mahmud Marzuki, SH., MS: Pengantar Ilmu Hukum: Kencana Prenada
Media Group: 2008: Jakarta)

Pembedaan hukum atas Hukum Publik dan Hukum Privat ini merupakan
pembedaan yang dikenal dalam sistem Civil Law. Pembedaan ini telah ada dalam hukum
Romawi (Corpus Iuris Civilis) yang berpengaruh dalam perkembangan sistem Civil Law.
Dalam Corpus Iuris Civilis dapat ditemukan penjelasan bahwa: hukum publik adalah
hukum yang berkenaan dengan kesejahteraan Negara Romawi, hukum privat berkenaan
dengan kepentingan perseorngan; karena ada hal yang merupakan kepentingan umum dan
ada hal yang merupakan kepetingan perseorangan.
Ada juga ahli hukum Kontinen Eropa (Civil Law) yang menolak kroteria
kepentingan pribadi dan kepetingan umum sebagai dasar pembedaan hukum atas Hukum
Privat dan Hukum Publik. Menurut L.J. van Apeldoorn, antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum memang tidak dapat dipisahkan secara tajam. Ini karena manusia
adalah serempak sebagai individu dan angota masyarakat atau amkhluk sosial. Tetapi
kepentingan pribadi dan kepentingan umum dapat dibedakan, malahan kita harus
membedakannya. Pembedaan hukum atas Hukum Publik dan Hukum Privat telah
menjadi salah satu karakteristik sistem Civil Law.
(Prof. Dr. Donald Albert Rumokoy, S.H., M.H. dan Frans Maramis, S.H., M.H. 2014.
Pengantar Ilmu Hukum. Raja Grafindo Persada : Jakarta)

Lapangan Hukum Publik :


a. Hukum Pidana
Yang dimaksudkan dengan Hukum Pidana adalah keseluruhan peraturan atau norma
hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana karena melanggar
peraturan pidana
b. Hukum Tata Negara
Yang dimaksudkan dengan Hukum Tata Negara keseluruhan peraturan atau norma
hukum yang mengatur tentang dasar-dasar tujuan negara, bentuk negara, bentuk
11

pemerintahan, sistem pemerintahan dan pembagian tugas kekuasaan organisasi negara


serta kewenangannya. Atau dapat dikemukakan bahwa Hukum Tata Negara mengatur
tentang kewajiban dan kewenangan lembaga-lembaga negara yang diatur dalam
konstitusi suatu negara dalam hubungannya dengan warga negara.
c. Hukum Tata Usaha Negara
Yang dimaksud dengan Tata Usaha Negara adalah keseluruhan peraturan atau norma
hukum tentang tata cara atau prosedur aparatur negara dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban penyelenggaraan pemerintahan dalam hubungannya dengan pelayanan
terhadap masyarakat.
d. Hukum Internasional
Yang dimaksud dengan Hukum Internasional adalah keseluruhan peraturan atau
norma hukum dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan antara negara dan/atau
lemabga pemerintah. Hukum internasional ini oleh van Apeldoom disebut dengan
Hukum Antar Negara.
e. Hukum Acara Pidana
Yang dimaksud dengan Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan peraturan atau
norma hukum yang mengatur bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan
hukum pidana materiil, atau keseluruhan hukum yang mengatur tentang tata cara atau
tindakan aparat penegak hukum apabila terjadi tindak pidana atau adanya persangkaan
dilanggarnya undang-undang pidana.
f. Hukum Acara Tata Negara
Hukum Acara Tata Negara adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum yang
mengatur prosedur atau bagaimana mempertahankan hukum tata negara materiil
bilamana dilanggar. Hukum Acara Tata Negara di Indonesia dikenal dengan Hukum
Acara Mahkamah Konstitusi adalah keseluruhan peraturan yang mengatur tata cara
orang atau badan publik mempertahankan dan melaksanakan hak-haknya di peradilan
Mahkamah Konstitusi.
g. Hukum Acara Tata Usaha Negara
Hukum Acara Tata Usaha Negara adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum
yang mengatur bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan hak-haknya di
peradilan tata usaha negara atau hukum yang mengatur tata cara bersengketa antara
12

orang atau badan hukum dengan pejabat tata usaha negara di peradilan Tata Usaha
Negara.

Lapangan Hukum Privat :


a. Hukum Perdata
Yang dimaksud dengan hukum perdata adalah keseluruhan peraturan atau norma
hukum yang mengatur hubungan hukum antara perorangan atau badan hukum yang
mengutamakan kepentingan pribadi atau individu. Dengan kata lain, hukum perdata
adalah keseluruhan peraturan hukum yang mengatur kepentingan perseorangan yang
satu dengan kepentingan perseorangan yang lain.
b. Hukum Dagang
Yang dimaksudkan dengan hukum dagang adalah keseluruhan peraturan atau norma
hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan dan/atau badan hukum di
lapangan perdagangan atau bisnis.
c. Hukum Perdata Internasional
Yang dimaksud dengan hukum perdata internasional adalah keseluruhan peraturan
atau norma hukum dan/atau asas-asas hukum yang mengatur hubungan hukum antara
perseorangan dan/atau badan pribadi yang mengandung unsur asing dan utamakan
kepentingan individu.
d. Hukum Acara Perdata
Yang dimaksudkan dengan hukum acara perdata adalah keseluruhan peraturan atau
norma hukum yang mengatur tata cara orang atau badan hukum mempertahankan atau
melaksanakan hak-haknya di peradilan perdata; atau keseluruhan peraturan atau
hukum yang mengatur tata cara bersengketa di peradilan perdata karena adanya
pelangaran hukum perdata materiil.
e. Hukum Acara Peradilan Agama
Adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur tata cara orang atau
badan hukum mempertahankan atau melaksanakan hak-haknya di peradilan perdata;
yang mengatur tata cara orang atau badan hukum mempertahankan atau melaksanakan
hak-haknya di peradilan agama; atau keseluruhan peraturan atau hukum yang
mengatur tata cara bersengketa di peradilan agama.
13

f. Hukum Perkawinan
Yang dimaksud dengan hukum perkawinan adalah keseluruhan peraturan atau norma
hukum yang mengatur bagaimana perseorangan yang satu (pria) dengan perseorangan
yang lain (wanita) melakukan perkawinan atau membentuk rumah tangga beserta hak
dan kewajibannya masing-masing.
Hukum Perkawinan di Indonesia sampai sekarang diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan
g. Hukum Perburuhan
Yang dimaksud dengan hukum perburuhan (sekarang lebih dikenal istilah Hukum
Ketenagakerjaan) adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur
hubungan perseorangan yang biasanya disebut buruh dengan perseorangan yang lain
yang biasanya disebut pengusaha
h. Hukum Agraria
Yang dimaksud dengan hukum agraria adalah keseluruhan peraturan atau norma
hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang menyangkut tentang pertanahan,
termasuk bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dasar hukum
agraria di Indonesia adalah UU No. 5 Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok
Agraria.
(H. Zaeni Asyhadie, S.H, M.Hum dan Arief Rahman, S.H, M.Hum. 2013. Pengantar
Ilmu Hukum. Raja Grafindo Persada : Jakarta)
Ruang Lingkup Hukum Pidana
Aturan hukum pidana berlaku bagi setiap orang yang melakukan tindak pindak sesuai
asas ruang lingkup berlakunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Asas ruang
lingkup berlakunya aturan hukum pidana itu ada empat, yaitu :
a. Asas teritorialitas (teritorialitets beginsel)
b. Asas nasionalitas aktif (actief nationalities beginsel)
c. Asas nasionalitas pasif (pasief nationalties beginsel)
d. Asas universal.
Herbert L. Packer menyatakan bahwa hukum pidana didasarkan kepada tiga konsep
yaitu pelanggaran, kesalahan, dan hukuman. Sejalan dengan pendapat Packer di atas,
Sudarto menyatakan bahwa hukum pidana itu sendiri atas tiga hal pokok, yaitu : tentang
perbuatan apa saja yang dilarang, tentang orang yang melanggar larangan itu, dan tentang
pidana yang diancamkan kepada si pelanggar itu. Berbeda dengan Hanafi yang
menyatakan bahwa tiga masalah sentral dalam hukum pidana adalah mengenai perbuatan
pidana, pertanggung jawaban pidana
14

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Negara merupakan organisasi kelompok masyarakat tertinggi karena
mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat bahkan
memaksa secara sah untuk kepentingan umum yang lebih tinggi demi tegaknya
hukum. Negara pun dipandang sebagai subyek hukum yang mempunyai
kedaulatan (sovereignity) yang tidak dapat dilampaui oleh negara mana pun. Isi
peraturan-peraturan hukum bergantung pada hakikat dari hubungan-hubungan
yang diaturnya. Pengaturan hubungan tersebut merupakan pengaturan
kepentingan-kepentingan dari yang bersangkutan. Oleh karena hubungan-
hubungan hukum itu adalah kepentingan-kepentingan dari yang mendapat
perlindungan maka isi dari peraturan hukum itu tergantung pada hakikat
kepentingan-kepentingan yang diatur hukum tersebut. Adapun yang termasuk
dalam bidang hukum public atau yang lebih banyak menitikberatkan pada
kepentingan umum antara lain Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi, Hukum
Pidana , Hukum Internasional dilihat dari kepentingannya yang diaturnya, ada dua
macam hukum, yaitu hukum publik dan hukum privat.
3.2 Saran
Dari uraian di atas  tentang penggolongan hukum kedalam beberapa
golongan tentunya masih kurang lengkap apabila hanya dipaparkan  melalui 
makalah ini lebih lagi penjelasan yang kami sampaikan sangatlah kurang hal itu
disebabkan karena terbatasnya  pengetahuan serta referensi yang kami dapatkan
dan  referensi yang kami  baca, sehingga dari sini kami minta saran serta kritikan
dari semua kalangan pembaca, yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA
15

Prasetyo,Teguh. Ilmu Hukum Dan Filsafat Hukum, Yogyakarta.Pustaka Pelajar,2006

Dirdjosisworo,Suedjono. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta,pt Raja Grafindo Persada,2010

Machmudin, Dudu Duswara, SH., M. Hum, Pengantar Ilmu Hukum, PT Refika Aditama,

Bandung, 2000. Dirdjosisworo,Suedjono. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta,pt Raja

Grafindo Persada,2010

Anda mungkin juga menyukai