Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS ANDALAS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Adapun ke lima prinsip beserta perwujudan terhadap jati diri bangsa adalah :
3. Persatuan Indonesia
Satu realitas atau benda yang diidentifikasi dua komunitas atau bangsa
potensial memberikan pemahaman atau persepsi yang berbeda. Hal ini terjadi
karena bahasa kedua komunitas itu berbeda. Bahasa yang berbeda dari kedua
komunitas itu membingkai atau mengungkung mereka dalam memahami realitas
atau benda itu. Dengan kata lain ilustrasi yang dikemukan itu menunjukkan bahwa
bahasa berperan penting dalam pembentukan jati diri suatu bangsa.
Jati diri atau identitas suatu komunitas dibentuk oleh bahasanya dalam
proses interaksi antara bahasa dan konteks sosial, yang berlangsung dalam evolusi.
Dengan pengertian ini, bahasa adalah jati diri suatu bangsa. Jika satu bahasa lenyap
atau musnah, sejalan dengan pendapat Thornborrow (2007: 171), musnahlah
kahazanah ideologi, budaya dan situasi dalam bahasa itu dan sekaligus musnahlah
identitas atau jati diri penutur bahasa itu.
Hal ini berarti jika bahasa daerah di Indonesia yang berjumlah 746 (Pusat
Bahasa 2008) punah, musnahlah jati diri suku bangsa penutur bahasa daerah itu.
Fakta ini menyatakan bahwa bahasa berperan penting dalam pemertahanan jati diri
suatu komunitas atau bangsa. Dengan demikian, bahasa sebagai jati diri suatu
bangsa harus dipertahankan. Dan hal ini berimplikasi bahwa mempertahankan
(pemakaian) bahasa Indonesia berarti mempertahankan jati diri bangsa Indonesia.
Dalam konteks atau konstelasi sosial Indonesia, jati diri seseorang dalam
perjalanan hidupnya potensial dibentuk oleh bahasa ibunya, bahasa nasional, dan
bahasa asing.Bahasa daerah berfungsi sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, dan bahasa asing sebagai mediasi interaksi dengan orang
asing.
Jika bahasa ibu seorang warga negara Indonesia sama dengan bahasa
Indonesia, khususnya untuk penduduk di kota besar dan mendapat pendidikan
formal sekolah menengah, dia dihadapkan ke dua bahasa, yakni bahasa Indonesia
dan bahasa asing.Bahasa ibu atau bahasa daerah umunya membentuk jati diri
seseorang sekurang-kurangnya sampai usia dewasa bahasa.
Peran bahasa ibu sangat penting dalam kehidupan seseorang dalam hal
bahasa ibu atau bahasa daerah itu membentuk kepribadian dasar dalam emosi,
kognisi, sikap, dan spritual. Bahasa Indonesia umumnya meluaskan jati diri terutama
dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan. Selanjutnya, bahasa asing
menambah wawasan dalam kaitan ilmu pengetahun, teknologi, dan pergaulan
antarbangsa. Dapat dipastikan bahwa bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa
asing dengan sistem arti, tata bahasa, ekspresi, konteks sosial yang berbeda
membentuk jati diri yang berbeda pula terhadap seorang individu. Setiap bahasa
(daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing) berperan berbeda dalam membentuk
kepribadian seseorang.
Satu upaya yang tepat untuk mengatasi krisis jati diri, khususnya krisis
pemakaian bahasa Indonesia adalah melalui upaya pendidikan berkualitas. Bangsa
Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa harus dibekali dengan pengetahuan
dan keterampilan berbahasa Indonesia secara berkualitas. Di samping itu,
(maha)siswa, pejabat, wartawan, politisi, ilmuwan, para pemikir, tokoh masyarakat,
dan kaum intelektual sebaiknya diberi pemahaman tentang kebijakan kebahasaan
yang dibuat oleh pemerintah.
Bahasa suatu komunitas, etnik, atau bangsa pada awalnya mengatur cara
berbahasa (lisan, tulisan, dan isyarat). Aturan berbahasa atau tata bahasa bahasaitu
terbentuk sesuai dengan situasi, budaya, dan ideologi komunitas dalam kurunwaktu
puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun yang merealisasikaninteraksinya
dengan alam dan sosial semesta. Aturan bahasa atau tata bahasaterealisasi dalam
konsep dan menjadi jati diri atau identitas sesuatu komunitasatau bangsa.
Akhirnya pada gilirannya, identitas atau jati diri itu didayagunakan dalam
bentuk karakter suatu bangsa. Sebagai contoh, jati diri individualis,
inovatif,eksploratoris (Inggris), imitatif atau membuat tiruan (Jepang), cita rasa
pedasmakanan (Thailand) telah direalisasikan bangsa itu dan menjadi karakter
bangsaitu. Dengan karakter itu mereka telah maju dan berhasil dalam
pergaulanantarbangsa dalam konteks global.
Kemajuan suatu bangsa bersumber pada perealisasian jati diri bangsa itudan
kemampuannya mendayagunakan karakter atau hikmah budaya bangsa ituyang
terealisasi oleh dan menyatu dengan bahasanya. Dengan kata lain, bagi bangsa atau
kaum yang cemerlang dan mau berpikir bahasanya adalah sumber daya untuk
mengembangkan kreasi dan inovasi.
Fakta menunjukkan semua bangsa yang berjaya adalah bangsa yang telah
berhasil mengembangkan nilai dan hikmah budaya dalam bahasanya. Tidak ada
bangsa yang cemerlang dengan meminjam atau meniru bahasa bangsa lain (lihat
Othman 2008: 172—190; Hassan 2008: 338—364). Korea, Jepang, China,
danThailand berhasil meneroka budaya mereka dengan menggunakan bahasa
merekauntuk meraih kejayaan. Bukan dengan menggunakan bahasa lain, misalnya
bahasaInggris!Bahasa Indonesia mampu membentuk karakter bangsa Indonesia
yangtoleran danvariatif. Tata bahasa bahasa Indonesia telah potensial membuat
bangsaIndonesia membuat berbagai versi dari satu standar atau fenomena.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pembahasan pada bab II diatas, maka pada bab III penutup ada
beberapa kesimpulan yang diambil yaitu :
a. Pancasila sebagai jati diri bangsa dapat dilihat dengan paham atau tidaknya
seseorsng dengan prinsip pancasila.
b. Bahasa berperan penting dalam membentuk jati diri suatu bangsa yang toleran
dan juga variatif.
c. Jati diri seseorang dalam hidupnya potensial dibentuk oleh bahasa ibunya, bahasa
nasional dan bahsa asing.
d. Bahasa suatu komunitas, etnik, atau bangsa pada awalnya mengatur cara
berbahasa yaitu lisan, tulisan dan juga isyarat.
e. Jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang berkembang dalam masyarakat
yang menjadi kesepakatan bersama.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mampu untuk lebih menghargai dan
mencintai bangsa indonesia dan lebih menjaga jati diri bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy Suryana& Kaswan,2015, pancasila & ketahanan jati diri bangsa Bandung : Pt
Satria Dwi Putra & Mega Sri Mulyani,2019 Pancasila Sebagai Jatidiri Bangsa
Indonesia, 2019
Krisnadi Yuliawan Saptadi, 2008. “Membaca Globalisasi dalam Kaca Mata Perang
Budaya”. 2008