Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA INDONESIA

Disusun oleh :

AGRESIA ANISHA 2011312061

ZUHAIRAH ANDAYENES 2010723002

REFNI OKTAVIANI 2011313031

SALWA AZZAHRA IMANDA 2011312079

Dosen Pengampu :

Dr. Dahlil Marjon, SH. MH.

UNIVERSITAS ANDALAS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan kewarganegaraan menduduki peran penting dalam kehidupan


suatu bangsa. Seturut dengan pandangan bahwa Pendidikan kewarganegaraan
mengajarkan tentang prinsip-prinsip politik umum seperti keadilan,toleransi dan
civilitas, maka pendidikan kewarganegaraan juga menyajikan pondasi dan
kesatuan nasional. Seperti halnya pancasila menjadikan pedoman atau landasan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan merupakan sebuah tujuan atau
cita cita dari penyelengaraan pendidikan kewarganegaraan Indonesia, pada
hakekatnya merupakan bentuk pengimplementasian pancasila melaui jalur
pendidikan. Namun dalam prakteknya menemui sejumlah persoalan, pasang
surutnya pendidikan pancasila dalam pendidikan kewarganegaraan sehingga
ketika diaplikasikan pada kehidupan menjadi tidak sesuai dengan nilai nilai
pancasila itu sendiri sehingga selalu bertolak belaka dikarenakan kurang
pemahaman akan pancasila itu sendiri. Merujuk dari pernyataan diatas maka
pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu cermin atas nila - nilai
kesepakatan bangsa sekaligus menjadi cita cita kehidupan. Untuk bangsa
Indonesia pancasila diterima sebagai kesepakatan bangsa, disamping undang
undang 19945, Bhineka Tunggal Ika dan Neragara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila ditetapkan sebagai dasar Negara.

Rakyat Indonesia membangun bangsa dan negara dengan kekuatan


kepribadian sendiri, perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi dipandang
sebagai upaya bangsa untuk mengembangkan kepribadiannya melalui
penyesuaian dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat modern. Bangsa dan
negara Indonesia berani menyongsong dan memandang pergaulan dunia. Kini,
mau tak mau dan suka tak suka, bangsa Indonesia harus hidup dan berada di
antara pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi, harus diingat bahwa bangsa dan
negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup di tengah-tengah
pergaulan dunia. Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal
dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai
maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilainilai yang datang dari luar serta-
merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam
sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi
yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham
liberalisme. Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan
menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-
nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang
nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap
bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri
kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai.
Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam
memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan
tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah hubungan jati diri bangsa dengan perwujudan pancasila?

2. Bagaimana bahasa indonesia mampu membentuk karakter bangsa indonesia


yang toleran dan variatif?

3. Apa peran bahasa dalam pemertahanan jati diri?

4. Bagaimana pengembangan jati diti menjadi karakter bangsa melalui bahasa?

5. Bagaimana jati diri bangsa indonesia?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Antara Jatidiri Bangsa Dengan Perwujudan Pancasila

Pancasila Sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia sudah merupakan kesimpulan jika


dan hanya jika orang tersebut memahami betul arti sebuah PRINSIP. Prinsip
merupakan pokok pangkal, landasan, sumber pertimbangan berkait dengan sebuah
tindakan yang akan diambil.Dalam bernegara tentunya dibutuhkan prinsip agar
negara tersebut dapan berdiri sendiri dan memeiliki ciri yang membedakanya dengan
bangsa lain.

Tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno almarhum mantan presiden RI pertama


mengatakan kalau sila-sila dalam PANCASILA itulah prinsip-prinsip kehidupan bangsa
Indonesia. THE FIVE PRINCIPLES dalam bahasa inggrisnya. Dengan demikian maka
sila-sila dalam Pancasila memberikan corak pada pola fikir dan pola tindak bangsa
Indonesia dalam menghadapi segala permasalahannya.

Adapun ke lima prinsip beserta perwujudan terhadap jati diri bangsa adalah :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia bukan hanya pengorbanan


dari para pahlawan tetapi juga atas berkat dan rahmad ALLAH Swt.Hal ini tertuang di
pembukaan UUD 1945 alinia ke tiga.Hal ini semakin menegaskan bahwa Negara
Indonesia adalah negara yang berlandaskan agama.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.Terdapat berbagai


suku,ras,adat dan kebudayaan yang berbeda.Selain itu juga banyak pendatang asing
yang mulai menjadi penduduk di Indonesia.Tetapi perbedaan ini bukanlah
permasalahan yang harus diberbincangkan melainkan suatu keistimewaan yang
harus disikapi dengan jiwa besar yaitu saling menghormati satu sama lain.

3. Persatuan Indonesia

Penggambaran simbol Bhineka Tunggal Ika yang terdapat dalam Kitab


Sutasoma,dengan maksud walau berbeda –beda tetap satu jua.Negara dengan
tradisi dan adat istiadat yang beraneka ragam berbudi pekerti luhur penuh sopan
santun dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.Negara yang sarat
dengan kemajemukan yang terdiri dari Sabang sampai Merauke tidak menjadi
penghalang untuk bersatu dalam satu jiwa Tanah Air Indonesia.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Dalam Permusyawaratan Perwakilan

Pengambilan keputusan dalam bermusyawarah merupakan cara yang benar


dalam menyelesaikan masalah.Tidak hanya dalam lingkungan terkecil seperti
keluarga tetapi pengambilan kebijakan publik yang menyangkut hajat hidup oarang
banyak juga melalui musyawarah.Pengambilan keputusan melui suara terbanyak ini
juga sesuai dengan pasal 20 ayat 2 yaitu setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pemerintah sebagai lembaga yang mengatur kehidupan bermasyarakat


sesuai UU yang berlaku agar keadilan berlaku secara merata.Misalnya perusahaan
yang menyangkut kepentingan orang banyak dikuasai oleh negara,seperti
Perusahaan Listrik Negara(PLN) yang melayani bidang perlistrikan dibawah naungan
Mentri ESDM.Dalam hal ini kita sadrai bahwa listrik merupakan hal yang sangat vital
dalam hidup,oleh karenanya bila cabang produksi ini dikuasai oleh orang-orang
tertentu.Tentu hanya mereka yang dapat merasakan keuntunganya dan tentu
memberatkan bagi rakyat pada umumnya.Keikutsertaan pemerintah dalam
perekonomian ini diatur dalam pasal 33 ayat 2 yang berbunyi “Cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.

B. Bahasa Indonesia Mampu Membentuk Karakter Bangsa Indonesia Yang


Toleran Dan Variatif

Tata bahasa bahasa Indonesia menguatkan bahwa bagi orang Indonesia


nama merupakan sesuatu yang sakral karena nama saja sudah dianggap manusia.
Identitas ini berbeda dengan pemahaman orang Inggris, yang bagi mereka nama
adalah benda dan sebagai benda, nama dapat dibuat sesuka hati dengan ’apalah
sebuah nama’. Bangsa Indonesia secara ideologis tidak menyamakan hewan dengan
manusia yang berbeda dengan pemakai bahasa Inggris yang menyamakan hewan
dengan manusia.Dengan kata lain, dalam ideologi bangsa Indonesia hewan tidak
pernah setaraf dengan manusia sementara penutur Inggris menyamakannya dengan
manusia. Di dalam bahasa Inggris dikatakan my uncle has (got) two cats, they are
fed on fish and milk sementara teks bahasa Indonesia berbunyi pamamku
mempunyai dua kucing; kedua kucing itu diberi makan ikan dan susu. Bangsa
Indonesia belum dapat memerekakan kucing, kecuali dalam sastra karena dalam
bidang ini kucing berlaku simbolis sebagai manusia.

Walaupun Indonesia dan Malaysia merupakan bangsa serumpun dengan ras


dan bahasa Melayu yang menyatukan, sebagai bangsa kedua negara memiliki jati
diri berbeda. Perbedaan itu disebabkan konteks situasi, budaya, dan ideologi yang
dihadapi berbeda. Dengan kata lain, kemelayuan di Indonesia menimbulkan
keindonesiaan dan kemelayuan di Malaysia melahirkan kemalaysiaan, yang
direalisasikan dalam bahasa yang berbeda.

Dalam bahasa Indonesia pengalaman dikodekan sebagai Anda tinggal di


mana?,sedangkan dalam bahasa Malaysia direalisasikan sebagai Tuan duduk kad
mana?Perbedaan dalam ekspresi berikut dua keluarga tinggal di desa itu—dua
kelamin duduk di kampung itu, saya meminta nasihat pengacara untuk perkara itu—
saya perlukan pengacara dalam perhelatan itu, dia datang ke sini pada tanggal 15
Agustus—dia tiba pada 15 hari bulan Ogos, isilah kolom jenis kelamin pada borang
itu—isikanruang jantina pada borang itu, dan lain sejenisnya adalah perbedaan
pengodean pengalaman yang pada dasarnya adalah perbedaan identitas atau jati
diri.

Satu realitas atau benda yang diidentifikasi dua komunitas atau bangsa
potensial memberikan pemahaman atau persepsi yang berbeda. Hal ini terjadi
karena bahasa kedua komunitas itu berbeda. Bahasa yang berbeda dari kedua
komunitas itu membingkai atau mengungkung mereka dalam memahami realitas
atau benda itu. Dengan kata lain ilustrasi yang dikemukan itu menunjukkan bahwa
bahasa berperan penting dalam pembentukan jati diri suatu bangsa.

C. Peran Bahasa Dalam Pemertahanan Jati Diri

Bahasa, seperti diuraikan terdahulu, merupakan realisasi dan ekspresi


ideologi, budaya, dan situasi suatu komunitas atau bangsa. Satu aspek atau unit tata
bahasa (bunyi, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, paragraf, dan teks) berevolusi
bertahun-tahun (puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun) untuk membawa
makna konteks sosial tersebut.

Jati diri atau identitas suatu komunitas dibentuk oleh bahasanya dalam
proses interaksi antara bahasa dan konteks sosial, yang berlangsung dalam evolusi.
Dengan pengertian ini, bahasa adalah jati diri suatu bangsa. Jika satu bahasa lenyap
atau musnah, sejalan dengan pendapat Thornborrow (2007: 171), musnahlah
kahazanah ideologi, budaya dan situasi dalam bahasa itu dan sekaligus musnahlah
identitas atau jati diri penutur bahasa itu.

Hal ini berarti jika bahasa daerah di Indonesia yang berjumlah 746 (Pusat
Bahasa 2008) punah, musnahlah jati diri suku bangsa penutur bahasa daerah itu.
Fakta ini menyatakan bahwa bahasa berperan penting dalam pemertahanan jati diri
suatu komunitas atau bangsa. Dengan demikian, bahasa sebagai jati diri suatu
bangsa harus dipertahankan. Dan hal ini berimplikasi bahwa mempertahankan
(pemakaian) bahasa Indonesia berarti mempertahankan jati diri bangsa Indonesia.

Dalam konteks atau konstelasi sosial Indonesia, jati diri seseorang dalam
perjalanan hidupnya potensial dibentuk oleh bahasa ibunya, bahasa nasional, dan
bahasa asing.Bahasa daerah berfungsi sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, dan bahasa asing sebagai mediasi interaksi dengan orang
asing.

Jika bahasa ibu seorang warga negara Indonesia sama dengan bahasa
Indonesia, khususnya untuk penduduk di kota besar dan mendapat pendidikan
formal sekolah menengah, dia dihadapkan ke dua bahasa, yakni bahasa Indonesia
dan bahasa asing.Bahasa ibu atau bahasa daerah umunya membentuk jati diri
seseorang sekurang-kurangnya sampai usia dewasa bahasa.

Peran bahasa ibu sangat penting dalam kehidupan seseorang dalam hal
bahasa ibu atau bahasa daerah itu membentuk kepribadian dasar dalam emosi,
kognisi, sikap, dan spritual. Bahasa Indonesia umumnya meluaskan jati diri terutama
dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan. Selanjutnya, bahasa asing
menambah wawasan dalam kaitan ilmu pengetahun, teknologi, dan pergaulan
antarbangsa. Dapat dipastikan bahwa bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa
asing dengan sistem arti, tata bahasa, ekspresi, konteks sosial yang berbeda
membentuk jati diri yang berbeda pula terhadap seorang individu. Setiap bahasa
(daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing) berperan berbeda dalam membentuk
kepribadian seseorang.

Dewasa ini sebagian orang Indonesia mengalami krisis bahasa. Karena


bahasa adalah identitas, krisis bahasa juga bermakna krisis identitas atau krisis jati
diri. Kenyataan menunjukkan bahwa bangsa Indonesia ‘demam’ atau ‘gila’ bahasa
asing, khususnya bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena ketakutan terhadap ‘berhala’
globalisasi. Ada anggapan dalam masyarakat bahwa satu-satunya jalan untuk
selamat dari lindasan globalisasi adalah penguasaan bahasa Inggris. Bahasa Inggris
juga dianggap memiliki daya jual dan daya pengangkat marwah atau wibawa sosial
dan ekonomi. Itulah sebabnya merek dagang, spanduk, nama perusahaan, nama
hotel, nama tempat, atau iklan layanan umum yang nampak jelas di ruang publik
dinyatakan dalam atau sebagian besar bercampur dengan bahasa asing, khusunya
bahasa Inggris. Beberapa sekolah, khususnya di kota besar seperti di Jakarta,
Surabaya, dan Medan menyatakan diri sebagai sekolah internasional dengan bahasa
pengantar dalam pembelajaran dikatakan bahasa Inggris.

Di samping krisis identitas sebagai bangsa, sebagian orang Indonesia juga


mengalami krisis identitas sebagai suku bangsa. Sejumlah bahasa daerah telah,
sedang, dan akan musnah. Kepunahan bahasa daerah akibat berbagai hal, tetapi
sebagian besar akibat penuturnya meninggalkan atau tidak mau menggunakan
bahasa itu. Bahasa daerah dianggap ketinggalan zaman atau tidak bermanfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan. Jika satu bahasa daerah musnah, itu berarti bahwa
ideologi, budaya, situasi atau kebijakan terhadap alam dan sosial semesta dalam
bahasa itu yang telah dibangun melalui evolusi bertahun-tahun akan musnah.

Kenyataan penggunaan bahasa asing secara tidak proporsional, musnahnya


bahasa daerah, dan berleluasanya pengambilan aset budaya Indonesia oleh negara
tetangga merupakan fakta bahwa bangsa Indonesia sedang menghadapi atau
mengalami krisis jati diri yang dahsyat sebagai bangsa dan sebagai suku bangsa. Hal
ini terjadi akibat ketidaktahuan terhadap peran bahasa dalam kehidupan dan kualitas
hidup yang rendah.

Satu upaya yang tepat untuk mengatasi krisis jati diri, khususnya krisis
pemakaian bahasa Indonesia adalah melalui upaya pendidikan berkualitas. Bangsa
Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa harus dibekali dengan pengetahuan
dan keterampilan berbahasa Indonesia secara berkualitas. Di samping itu,
(maha)siswa, pejabat, wartawan, politisi, ilmuwan, para pemikir, tokoh masyarakat,
dan kaum intelektual sebaiknya diberi pemahaman tentang kebijakan kebahasaan
yang dibuat oleh pemerintah.

D. Pengembangan Jatidiri Menjadi Karakter Bangsa Melalui Bahasa

Bahasa suatu komunitas, etnik, atau bangsa pada awalnya mengatur cara
berbahasa (lisan, tulisan, dan isyarat). Aturan berbahasa atau tata bahasa bahasaitu
terbentuk sesuai dengan situasi, budaya, dan ideologi komunitas dalam kurunwaktu
puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun yang merealisasikaninteraksinya
dengan alam dan sosial semesta. Aturan bahasa atau tata bahasaterealisasi dalam
konsep dan menjadi jati diri atau identitas sesuatu komunitasatau bangsa.

Akhirnya pada gilirannya, identitas atau jati diri itu didayagunakan dalam
bentuk karakter suatu bangsa. Sebagai contoh, jati diri individualis,
inovatif,eksploratoris (Inggris), imitatif atau membuat tiruan (Jepang), cita rasa
pedasmakanan (Thailand) telah direalisasikan bangsa itu dan menjadi karakter
bangsaitu. Dengan karakter itu mereka telah maju dan berhasil dalam
pergaulanantarbangsa dalam konteks global.

Kemajuan suatu bangsa bersumber pada perealisasian jati diri bangsa itudan
kemampuannya mendayagunakan karakter atau hikmah budaya bangsa ituyang
terealisasi oleh dan menyatu dengan bahasanya. Dengan kata lain, bagi bangsa atau
kaum yang cemerlang dan mau berpikir bahasanya adalah sumber daya untuk
mengembangkan kreasi dan inovasi.

Fakta menunjukkan semua bangsa yang berjaya adalah bangsa yang telah
berhasil mengembangkan nilai dan hikmah budaya dalam bahasanya. Tidak ada
bangsa yang cemerlang dengan meminjam atau meniru bahasa bangsa lain (lihat
Othman 2008: 172—190; Hassan 2008: 338—364). Korea, Jepang, China,
danThailand berhasil meneroka budaya mereka dengan menggunakan bahasa
merekauntuk meraih kejayaan. Bukan dengan menggunakan bahasa lain, misalnya
bahasaInggris!Bahasa Indonesia mampu membentuk karakter bangsa Indonesia
yangtoleran danvariatif. Tata bahasa bahasa Indonesia telah potensial membuat
bangsaIndonesia membuat berbagai versi dari satu standar atau fenomena.

BahasaIndonesia mampu membentuk karakter bangsa Indonesia berpikir


objektif denganmerujuk alam.Pemakaian bahasa Indonesia mampu mengubah
pemikiran subjektif menjadi objektif.Makna atau konsep yang subjektif adalah makna
atau konsepyang deskripsinya bergantung kepada setiap orang yang memandang
ataumemahaminya.

Di Indonesia terdapat tiga bahasa yang berperan dalam membentuk jatidiri


bangsa Indonesia, yakni bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing.Bahasa
daerah dan bahasa Indonesia paling dekat dengan bangsa Indonesiasehingga kedua
kelompok bahasa itu paling berperan dalam membentuk jati diriseseorang sebagai
bagian dari bangsa Indonesia.

Bahasa asing diharapkan berfungsi mengembangkan jati diri bangsa


yangsudah kukuh dibentuk oleh bahasa daerah dan atau bahasa Indonesia. Akan
tetapi,kenyataan menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memberi keutamaan
kepada bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Sikap pemberian keutamaan
kepada bahasa asing merusak jati diri bangsa Indonesia dan harus diubah
denganmeletakkan sikap yang seimbang atau proporsional kepada ketiga bahasa
itu.Dalam konteks Indonesia dan konteks global hanya dengan sikap proporsional
itukeseimbangan sosial antarbangsa dapat dicapai.

E. Jatidiri Bangsa Indonesia

The founding fathers pada waktu merancang berdirinya negara Republik


Indonesia membahas dasar negara yang akan didirikan. Ir. Soekarno
mengusulkanagar dasar negara yang akan didirikan itu adalah Pancasila, yang
merupakan prinsip dasar dan nilai dasar yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat  Indonesia, yang mempribadi dalam masyarakat dan merupakan suatu li
vingreality. Pancasila ini sekaligus merupakan jatidiri bangsa Indonesia. Sejak berdiri
nya Negara Republik Indonesia, Pancasila ditetapkan sebagai dasar negaranya, hal in
i nampak dalam setiap Pembukaan atau Mukadimah setiap Undang-Undang Dasar ya
ng berlaku di Indonesia, sehingga Pancasila sebagai jatidiri bangsa memiliki legitimas
i atau keabsahan, karena merupakan kesepakatan bangsa.

Dasar Negara yang menjadi landasan statis bagi Negara-bangsa Indonesia ber


kembang menjadi panduan dan dasar dalam mencapai cita-cita bangsa dalam menja
ngkau masa depan yang lebih baik. Dasar Negara yang bersifat statis iniakhirnya me
njadi ideologi nasional bangsa Indonesia, suatu landasan dinamis dalam membangu
n bangsanya. 
Akhirnya Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai ideologi nasional ini men
yatu menjadi pegangan kejiwaan rakyat dalam menghadapi segala permasalahan ke
hidupan, maka berwujudlah pandangan hidup bangsa. Pancasila sebagai dasar Nega
ra, ideologi nasional, dan pandangan hidup bangsa ini membentuk jatidiri bangsa Ind
onesia. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jatidiri bangsa,adalah pandangan hidu
p yang berkembang dalam masyarakat yang menjadikesepakatan bersama, berisi ko
nsep, prinsip dan nilai dasar, yang diangkat menjadi dasar negara sebagai landasan 
statis, dan ideologi nasional, dan sebagailan dasan dinamis bagi bangsa yang bersan
gkutan dalam menghadapi segala permasalahan menuju cita-citanya. Jati diri bangs
a Indonesia tiada lain adalahPancasila yang bersifat khusus, otentik dan orisinal yang
membedakan bangsaIndonesia dengan bangsa yang lain.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pembahasan pada bab II diatas, maka pada bab III penutup ada
beberapa kesimpulan yang diambil yaitu :

a. Pancasila sebagai jati diri bangsa dapat dilihat dengan paham atau tidaknya
seseorsng dengan prinsip pancasila.

b. Bahasa berperan penting dalam membentuk jati diri suatu bangsa yang toleran
dan juga variatif.

c. Jati diri seseorang dalam hidupnya potensial dibentuk oleh bahasa ibunya, bahasa
nasional dan bahsa asing.

d. Bahasa suatu komunitas, etnik, atau bangsa pada awalnya mengatur cara
berbahasa yaitu lisan, tulisan dan juga isyarat.

e. Jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang berkembang dalam masyarakat
yang menjadi kesepakatan bersama.

B. SARAN

Setelah membaca makalah ini, diharapkan mampu untuk lebih menghargai dan
mencintai bangsa indonesia dan lebih menjaga jati diri bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Effendy Suryana& Kaswan,2015, pancasila & ketahanan jati diri bangsa Bandung : Pt

Refika Aditama, Bandung

Maulana Arafat lubis,2018 Pembelajaran ppkn di SD/MI implementasi pendidikan

abad 21, Medan: AKASHA SAKTI

Satria Dwi Putra & Mega Sri Mulyani,2019 Pancasila Sebagai Jatidiri Bangsa
Indonesia, 2019

Krisnadi Yuliawan Saptadi, 2008. “Membaca Globalisasi dalam Kaca Mata Perang
Budaya”. 2008

Eko Purnomo, 2016, “Membangun Manajemen SDM Indonesia yang Bermoral


Pancasila”, Yayasan Nusantara Bangun Jaya

Anda mungkin juga menyukai