Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MASYARAKAT DALAM BERAGAMA

“MASYARAKAT BERADAB DAN SEJAHTERA”

Disusun oleh:
ADELLA TASYA MORETTA (22012081)
Management 17-B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “MASYARAKAT
DALAM BERAGAMA: MASYARAKAT BERADAB DAN SEJAHTERA”
dapat saya selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang hubungan agama dengan
masyarakat serta mewujudkan masyarakat yang beradab dan sejahtera. Begitu
pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai, sehingga
makalah ini dapat disusun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka
maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan saya semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi,
dosen pembimbing, Bapak Achmad Faisol Syaifullah, S.Ag., MH, dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu saya dalam berbagai hal.
Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu saya memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah saya selanjutnya.
Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun terdapat ketidaksesuian materi yang saya angkat pada materi
ini, saya moho maaf. Saya menerima saran dan kritik seluas – luasnya dari
pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Pandaan, 11 November 2022

Adella Tasya Moretta


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.1. Latar Belakang...............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3. Tujuan.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
2.1. Pengertian Agama..........................................................................................5
2.2. Pengertian Masyarakat...................................................................................5
2.3. Hubungan Agama Dengan Masyarakat..........................................................6
2.4. Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan ........6
Sejahtera................................................................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2. Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial atau bermasyarakat butuh individu atau


manusia lain karna manusia tidak akan mampu hidup sendiri ia butuh orang lain.
Manusia perlu bermasyarakat dan saling berhubungan atau berinteraksi satu sama
lain dalam kelompok sosial maupun masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
hidup nya dan untuk berkembang.
Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang
memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur). Agar hawa nafsu
terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka
potensi takwa harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama sejak usia
dini. Apabila nilai-nilai agama telah tertanam dalam diri seseorang maka ia
mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu
karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self control) dari pemuasan
hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu saya
mengangkat judul makalah masyarakat beradab dan sejahtera.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian agama?
2. Pengertian masyarakat?
3. Bagaimana hubungan agama dengan masyarakat?
4. Peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian agama


2. Untuk mengetahui apa pengertian masyarakat
3. Untuk mendeskripsikan hubungan antara agama dengan masyarakat
4. Mendeskripsikan bagaimana cara mewujudkan masyarakat yang beradab dan
sejahtera
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHA
2.1. Pengertian Agama
Pengertian agama menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia serta lingkungannya. Sedangkan agama menurut Wikipedia adalah
system yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kapada Tuhan (atau
sejenisnya) serta tata kaidah yang berhubungan dengan adat istiadat, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan,
tatanan agama bisa dipengaruhi oleh adat istiadat daerah setempat.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian agama adalah suatu kepercaayaan
yang dianut oleh seseorang untuk mengatur tata keimanan serta berhubungan
dengan tatanan kehidupan manusia. Enam agama besar yang banyak dianut di
Indonesia, yaitu : agama islam, Kristen protestan dan katolik, Hindu, Budha, dan
Khonghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama dan kepercayaan lain tidak
boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia.

2.2. Pengertian Masyarakat


Terlebih dulu yang harus kita mengerti adalah pengertian dari masyarakat
itu sendiri. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang hidup bersama disuatu
tempat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang saling berinteraksi, saling
membutuhkan satu sama lain. Tidak ada satupun individu yang dapat hidup tanpa
individu lainnaya, maka dari itu dikatakan manusia adalah makhluk social.
Menurut para ahli pengertian masyarakat adalah :
1. Menurut Selo Sumarjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
terus-terusan dan terikat oleh rasa identitas yang sama.
3. Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat adalah sistem hidup bersama
yang memunculkan kebudayaan dan keterikatan satu sama lain, di mana
berbagai pola tingkah laku yang khas menjadi pengikat satu kesatuan
manusia dan bersifat berkelanjutan.
4. Menurut Emile Durkheim, masyarakat adalah kenyataan objektif dari
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
5. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang mengalami
ketegangan organisasasi maupun perkembangan akibat adanya pertentangan
antar kelompok yang dibedakan kepentingannya secara ekonomi.
6. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, masyarakat adalah
kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama dalam waktu yang
relatif lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan yang
sama, serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok tersebut.
7. Menurut Ralph Linton, masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup
dan bekerja sama dalam waktu cukup lama dan mampu menciptakan
keteraturan dalam kehidupan bersama, serta mereka menganggap
kelompoknya sebagai sebuah kesatuan sosial.

2.3. Hubungan Agama Dengan Masyarakat


Agama memiliki peranan penting bagi manusia dan masyarakat. Agama
dijadikan sebagai pedoman hidup. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat daru
dua sudut pandang. Pertama, nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang
menjadikan nilai agama sebagai norma atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan
dalam sudut pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa
dalam diri yang disebut mistisme.
Sebagaimana telah dijelaskan dari pemaparan diatas, jasa terbesar agama
adalah mengarahkan perhatian manusia kepada masalah yang penting yang selalu
menggoda manusia yaitu masalah “arti dan makna”. Manusia membutuhkan
bukan saja pengaturan emosi, tetapi juga kepastian kognitif tentang
perkaraperkara seperti kesusilaan, disiplin, penderitaan, kematian, nasib terakhir.
Terhadap persoalan tersebut agama menunjukan kepada manusia jalan dan arah
kemana manusia dapat mencari jawabannya. Dan jawaban tersebut hanya dapat
diperoleh jika manusia beserta masyarakatnya mau menerima suatu yang ditunjuk
sebagai “sumber” dan “terminal terakhir” dari segala kejadian yang ada di dunia.
Terminal terakhir ini berada dalam dunia supra-empiris yang tidak dapat
dijangkau tenaga indrawi maupun otak manusiawi, sehingga tidak dapat
dibuktikan secara rasional, malainkan harus diterima sebagai kebenaran. Agama
juga telah meningkatkan kesadaran yang hidup dalam diri manusia akan kondisi
eksistensinya yang berupa ketidakpastian dan ketidakmampuan untuk menjawab
problem hidup manusia yang berat.

2.4. Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan


Sejahtera
Sebuah masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, baik agama, suku dan
budaya sangat mengharapkan masyarakat yang beradab dan sejahtera (masyarakat
madani). Makna dari masyarakat madani sendiri ialah masyarakat modern yang
memiliki cirri khas demokrasi dalam berinteraksi dengan masyarakat yang
semakin beraneka ragam. Ditengah era modern seperti ini, masyarakat diharapkan
mampu untuk mengkoordinasikan dirinya sendiri dan menumbuhkan
kesadarannya dalam perwujudan peradaban yang lebih maju.
Masyarakat beradab dan sejahtera dapat diartikan sebagai civil society atau
masyarakat madani. Dengan kata lain, untuk mewujudkan masyarakat madani
diperlukan adanya persatuan. Tidak hanya antarsesama namun juga antarumat
beragama pun tak ketinggalan. Setiap warga Negara diberi kebebasan untuk
menganut agama tertentu. Karenanya, saling menghormati antarpemeluk agama
menjadi sebuah keniscayaan apabila mengharapkan terwujudnya masyarakat yang
beradab dan sejahtera.
Adpun beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat madani dalam binaan Rasulullah yang didasarkan pada
Al-Qur’an dan Assunnah beliau sendiri diantaranya :
Pertama, Tauhid. Tauhid sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam
Q.S Al-Ikhlas:1-4“Dialah Allah Yang Maha Esa” Allah ialah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
dianakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.” Dalam ayat
kedua tersebut menyatakan bahwa segala sesuatu itu bergantung kepada Allah
swt. Termasuk segala urusan yang berkenaan dengan masyarakat. Kepada Allah
mereka, masyarakat, kumpulan dari orang perorang, yang memiliki sistem budaya
dan pandangan hidup, menyembah dan mohon pertolongan.
Kedua, Perdamaian. Dalam kumpulan masyrakat, negara bahkan
masyarakat yang paling mikro yaitu keluarga (suami, istri, dan anak) tidak akan
bisa bertahan keberadaanya jika didalamnya tidak diterapkan perdamaian dianatar
warganya. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat:9 dan 10. "Dan
jika dua golongan orang-orang mukmin berperang (bermusuhan), maka damaikan
diantara keduanya ... sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudar.
Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu." Dalam surah Al-Hujurat ini
menjelaskan hendaklah yang satu kepada yang lain senantiasa berbuat baik, dan
tidak boleh saling bermusuhan.
Ketiga, Saling Tolong Menolong. Tolong menolong merupakan kelanjutan
dan isi berbuat baik terhadap orang lain. Secara naluri, orang yang pernah ditolong
oleh orang lain disaat ia tertimpa kesulitan/musibah diam-diam ia berjanji "suatu
saat akan membalas budi baik yang ia sedang terima". Dan disaat itulah ia merasa
berhutang budi. Dan dalam hal tolong-menolong Allah juga memerintahkan
didalam Q.S Al-Maidah:3 " Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya".
Keempat, Bermusyawarah. Biasanya didalam bermusyawarah sering
munculnya argumen-argumen yang berbeda dari masing-masing sub kelompok
atau warga. Agar tidak terjadinya pihak yang dirugikan dan tertindas, maka
musyawarah untuk mencapai kata sepakat, motto yang harus sama-sama dijunjung
tinggi adalah "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing", nikmat sama dirasakan,"
duduk sama rendah berdiri sama tinggi". Kemudian Allah berfirman dalam Q.S
Ali Imran:159 " Dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu,
kemudian apabila membulatkan tekad (keputusan) maka bertakwalah kepada
Allah". Dalam ayat ini sudah jelas bahwasanya dalam bermusyawarah harus tetap
mempersatukan dan tidak terjadi pertentangan.
Kelima, Adil. Adil merupakan kata kunci untuk menghapus segala bentuk
kecemburan satu sama lain. Munculnya bentuk macam protes dan demo-demo
kolosal karena terjadinya tidak keadilan. Mereka merasa dirugikan oleh mitra
kerja, juragan, majikan, atau pemerintah. Jika para pengusaha, majika, juragan dan
pemerintah berbuat adil insyaallah kesentosaan dan kesejahteraan akan menjadi
kenyataan bagi masyarakatnya karena rakyat merasa dilindungi dan diayomi, dan
penguasa juga dihormati dan disegani.
Keenam, Akhlak. Berbicara tentang akhlak sudah tidak di asingkan lagi
karena akhlak adalah buah dari keimanan dan keistiqomahan seseorang dalam
menjalankan ibadah atau bisa juga diartikan sebagai perangai, tabiat, budi pekerti
dan sifat seseorang. Jadi, pada intinya akhlak adalah budi pekerti yang dimiliki
seseorang terkait dengan sifat-sifat yang ada pada dirinya. Seperti Nabi
Muhammad bahwa dirinya diutus dimuka bumi ini untuk menyempurnakan
akhlak manusia supaya ber-akhlaqul karimah. Pengakuan itu diwujudkan dengan
tindakan konkrit beliau baik sebagai pribadi maupun dalam membangun
masyarakat islam dimasanya, yaitu masyarakat yang disitir dalam Al-Qur'an surah
As-Saba:15 "Negeri yang baik dan Allah berkenan senantiasa menurunkan
ampunan-Nya.
Berdasarkan pembahasan diatas peran umat beragama dalam mewujudkan
masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah menerapkan studi
agama, menumbuhkan kesadaran pluralisme dan menjaga perdamaian,
bermusyawarah, dan bersikap adil. Menumbuhkannya sikap saling pengertian
antara sesama umat beragama agar bisa terwujud masyarakat yang beradab dan
sejahtera.
Serta melakukan usaha-usaha penumbuhan sikap-sikap demokratis,
pluralis, dan toleran kepada umat beragama sejak dini melalui pendidikan islam
mewajibkan umatnya untuk berdakwah, akan tetapi dakwah tersebut juga harus
disampaikan dengan cara yang baik dan manusiawi.Mengerahkan energi bersama
untuk mewujudkan cita-cita bersama memabangun masyarakat madani.

BAB III PENUTUP


BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahsan dan penjelasan yang sudah disampaikan
sebelumnya. Saya selaku penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Manusia sebagai makhluk social memrlukan bantuan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk berkembang.
2. Agama merupakan pedoman hidup yang mengatur tatanan
keimananyang berhubungan dengan kehidupan manusia.
3. Masyarakat merupakan sekelompok individu yang saling berinteraksi
dan saling membutuhkan bantuan satu sama lain.
4. Agama memiliki dua sudut pandang, yaitu sudut intelektual yang
menjadikan norma agama sebagai prinsip. Yang kedua, sudut pandang
emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri
yang disebut mistisme.
5. Masyarakat yang beradab dan sejahtera dapat terwujud dengan adanya
persatuan.
6. Peran yang harus dilakukan untuk mewujudkan masyarakat madani
diantaranya : tauhid, perdamaian, saling tolong menolong,
bermusyawarah, adil, dan akhlak.

3.2. Saran
Selain kesimpulan yang sudah dijelaskan diatas, saya juga memiliki
beberapa saran yang bisa dilakukan oleh pembaca dalam kehidupan sehari – hari :
1. Menanamkan nilai – nilai agama sejak dini untuk mengembangkan diri
menjadi manusia yang lebih baik.
2. Menjadikan agama sebagai pedoman hidup sebagai tatanan damai dan
social control.
3. Menjaga perdamaian dengan saling menghormati dan menumbuhkan
sikap saling pengertian antaumat beragama.

DAFTAR PUSTAKA

Kompasiana. 2020. Peran Umat Beragam. https://www.kompasiana.com/


Diakses pada : 12 November 2022
Academia. 2018. Pengertian Agama Dalam Masyarakat.
https://www.academia.edu/ Diakses pada : 12 November 2022
Wikipedia. 2020. Pengertian Agama. https://id.wikipedia.org/wiki/ Diakses
pada : 12 November 2022

Anda mungkin juga menyukai