Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu: Dr. Azainil M. Si

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Nazula Adzhani (2102096002)


Ryan Fithan Maulidiansyah (2102096038)
Moni Wulan Mahriani (2102096039)
Andi Muhammad Alwan A. (2102096040)
Anggilia Putri Nuryana (2102096041)
Syelomitha Aline Kayla (2102096053)

PRODI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
MULAWARMAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dengan judul “Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan” guna
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Maka, sudah selayaknya pada
kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Azainil, M.Si., selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami untuk menyusun
dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis, khususnya yang telah
memberikan motivasi kepada kami dalam proses penyusunan makalah ini
3. Serta kepada pihak-pihak lainnya yang telah membantu kami yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.
Serta kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 11 Februari 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.......................................................3
B. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Pendidikan
Kewarganegaraan Indonesia............................................................................4
C. Dampak Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Sarjana atau Profesional..........5
D. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan................................7
E. Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa depan..........9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................11
A. Kesimpulan.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah mata
pelajaran wajib yang dapat ditemukan di semua jenjang pendidikan.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah bidang studi yang bersifat multifaset
yang berfokus pada pembentukan diri dan karakter untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas dan mampu merefleksikan diri dalam bertindak
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Di kehidupan kampus, pendidikan
kewarganegaraan dinilai sebagai perwujudan dan pemeliharaan demokrasi
oleh para mahasiswa.
Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat menumbuhkan sikap
saling menghormati dan menghargai orang lain, meningkatkan, memperkuat
dan menciptakan rasa persatuan di antara masyarakat, dan hidup
berpedoman pada Pancasila untuk mendukung keberlanjutan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan bernegara. Dalam kaidah kehidupan
bernegara, Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai akibat yang signifikan
terhadap perkembangan moral bangsa pada kaitannya menggunakan
hubungan individu terhadap negara juga terhadap sesama individu.
Dalam kajian interaksi individu terhadap negara, Pendidikan
Kewarganegaraan mengajarkan bahwa bangsa Indonesia wajib mempunyai
etika yakni perilaku yang mencerminkan tindakan yang benar. Artinya,
perilaku yang lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan yang
menumbuhkan jiwa nasionalisme bangsa guna mewujudkan negara bangsa
yang utuh dan berdaulat. Sebagai contoh, taat terhadap peraturan aturan
yang berlaku, sopan berlalu lintas, mengikuti pemilu secara jurdil, menjaga
budaya dan melestarikannya. Adapun pada kajian moral individu terhadap
sesama individu, Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bahwa seorang
individu wajib mempunyai perilaku saling menghormati, menghargai dan
toleransi sesama individu tanpa mengenal disparitas kepercayaan, ras, dan
suku.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah,
sebagai berikut:
1. Apa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?
2. Bagaimana sumber historis, sosiologis, dan politik Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia?
3. Apa saja dampak Pendidikan Kewarganegaraan bagi sarjana atau
profesional?
4. Bagaimana dinamika dan tantangan Pendidikan Kewarganegaraan di
Indonesia?
5. Bagaimana esensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk
masa depan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Pendidikan
Kewarganegaraan.
2. Untuk memaparkan sumber historis, sosiologis, dan politik Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dampak Pendidikan Kewarganegaraan bagi Sarjana
atau Profesional.
4. Untuk memaparkan dinamika dan tantangan apa saja yang ada dalam
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia.
5. Untuk mengetahui esensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
untuk masa depan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pengetahuan wajib dalam
dunia pendidikan, dari jenjang sekolah sampai perguruan tinggi. Tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan yang paling utama adalah menciptakan civics
intelligence. Bukan hanya menguatkan moral untuk berbangsa dan
bernegara, tujuan lain dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah mampu
meningkatkan kecerdasan dalam kewarganegaraan secara intelektual, sosial,
dan emosional serta kecerdasan kewargaan secara spiritual.
Pengertian PKn juga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat 3 yang berbunyi:
"Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan mencakup Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membentuk
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air".
Menurut Numan Sumantri, dalam buku Pembaharuan Pendidikan IPS
(2001), pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang berinti
demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan
lainnya guna melatih siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan kehidupan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Menurut Merphin Panjaitan, pengertian pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mendidik generasi muda agar dapat berpartisipasi dengan aktif menjadi
warga negara yang demokratis.
Berdasarkan beberapa pengertian oleh ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan sebuah bahan ajar yang
berfokus kepada pembentukan karakter dengan tujuan menghasilkan warga
negara yang cerdas, kritis, demokratis, dan cinta tanah air. Dengan karakter
yang seperti itu, akan tercipta Indonesia yang berdaulat

3
4

B. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Pendidikan


Kewarganegaraan di Indonesia
PKn di Indonesia memiliki sejarah panjang yang telah dimulai
sebelum Indonesia diproklamasikan menjadi negara merdeka. Pada 20 Mei
1908, lahirlah sebuah organisasi bernama “Boedi Oetomo” yang kemudian
ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah mulai
tumbuh kesadaran dalam diri rakyat Indonesia untuk melakukan pergerakan
nasional. Setelah berdirinya Boedi Oetomo, disusul juga berdirinya
organisasi-organisasi pergerakan nasional lain seperti Indische Partij, NU,
Syarikat Islam, Muhammadiyah, PKI, PSII, dan organisasi lainnya yang
mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin membebaskan diri dari
penjajahan. Pada 28 Oktober 1928, para pemuda Indonesia berkumpul
untuk membuat sebuah keputusan. Keputusan itu ditetapkan menjadi Hari
Sumpah Pemuda pada saat ini. Para pemuda tersebut berikrar menyatakan
diri sebagai bangsa Indonesia, bertanah air, dan berbahasa persatuan
Bahasa Indonesia. Pada akhirnya, bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah periode pasca
kemerdekaan Indonesia tahun 1945 sampai saat ini, bangsa Indonesia
harus berusaha untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan melalui
berbagai cara, baik secara fisik maupun diplomatis.
Saat awal kemerdekaan, pendidikan kewarganegaraan lebih banyak
diterapkan pada tatanan sosial kultural melalui pidato para pemimpin
bangsa, pejuang maupun kiai. Dalam pidato tersebut, berisikan ajakan
kepada rakyat Indonesia untuk tetap semangat dalam mempertahankan
kemerdekaan tanah air. Pidato-pidato dan ceramah-ceramah yang dilakukan
oleh para pemimpin bangsa, para pejuang, serta kyai-kyai merupakan PKn
dalam aspek sosiologis Pendidikan kewarganegaraan sangat diperlukan
untuk mempertahankan, menjaga, dan memelihara kemerdekaan Indonesia.
Hal itu disebabkan mengingat bangsa Indonesia memiliki beragam budaya
dan multikultur berdasarkan etnis dan bahasa. Dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, keragaman tersebut juga harus dibina dan juga diikat dalam
aturan agar mewujudkan kesadaran moral dan hukum.
5

Secara Politisi, PKn mulai dikenal di dunia pendidikan sekolah secara


bertahap, ditemukan di dokumen kurikulum sejak 1957. Menurut Somantri
(1972) menyatakan bahwa pada masa Orde Lama, mulai dikenal dengan
istilah: (1) Kewarganegaraan (1957); (2) Civics (1962); dan (3) Pendidikan
Kewargaan Negara (1968). Pada saat masa awal Orde Lama sekitar
tahun 1957, mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan berisi tentang
cara memperoleh dan menghilangkan kewarganegaraan.
Di awal pemerintahan Orde Baru, kurikulum yang berlaku di sekolah
dinamakan Kurikulum 1968. Pada kurikulum 1968 di dalamnya terdapat
mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara. Mata pelajaran tersebut
dikelompokkan menjadi Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila yang tertera
dalam Kurikulum Sekolah Dasar (SD) tahun 1968. Dalam Kurikulum 1968,
mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran wajib untuk SMA. Skema
pembelajaran yang diterapkan adalah skema korelasi. Kemudian, kurikulum
diubah menjadi Kurikulum Sekolah Tahun 1975. Nama mata pelajaran pun
ikut berubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dengan kajian
materi secara khusus berkaitan dengan Pancasila dan UUD 1945 yang
dipisahkan dari mata pelajaran ekonomi, sejarah, dan ilmu bumi.
Dengan adanya perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat,
kurikulum sekolah mengalami perubahan menjadi Kurikulum 1994.
Kemudian, nama mata pelajaran PMP pun mengalami perubahan menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pasca orde baru
hingga saat ini, nama mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kembali
mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat diidentifikasi menjadi Pkn
(2013).
Berdasarkan uraian di atas, bahwa secara historis, PKn memiliki
sejarah panjang yang dimulai sebelum kemerdekaan Indonesia. Secara
sosiologis, PKn di Indonesia senantiasa mengalami perubahan sejalan
dengan perubahan yang terjadi di kalangan masyarakat. Secara politisi, PKn
di Indonesia akan terus mengalami pergantian seiring dengan perubahan
sistem ketatanegaraan dan pemerintahan, perubahan konstitusi, IPTEK,
serta tantangan global.
6

C. Dampak Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Sarjana atau Profesional


Sebagai seorang sarjana atau profesional penting untuk mempelajari
Pendidikan Kewarganegaraan, mempelajari pendidikan kewarganegaraan
artinya mempelajari tentang bagaimana menjadi seorang warga negara
Indonesia seutuhnya. Dampak yang didapat dengan mempelajari Pendidikan
Kewarganegaraan tentu menjadi alasan besar mengapa seorang sarjana atau
profesional harus mempelajarinya. Dampak-dampak tersebut yaitu, sebagai
berikut:
a. Semakin Kuatnya Rasa Nasionalisme
Ketika mempelajari tentang Pendidikan Kewarganegaraan tentu juga akan
mempelajari sejarahnya. Sejarah bangsa untuk merdeka tentu tidak lepas
dari rasa persatuan dan kesatuan masyarakat yang memegang teguh rasa
nasionalisme dan mau bekerja sama untuk mencapai kemerdekaan.
Dengan ini ketika seorang sarjana atau profesional mempelajarinya tentu
jiwa nasionalisme dalam dirinya akan semakin kuat untuk
mempertahankan bangsa dan negara.
b. Tertanamnya Nilai-Nilai Moral Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945
Pendidikan Kewarganegaraan selalu ada di dalam jenjang pendidikan
mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan tinggi. Hal ini tentu
memberikan dampak yang besar, yang di mana nilai-nilai moral sudah
ditanamkan sejak dini dan terus dipupuk hingga jenjang perguruan tinggi
dan memperoleh gelar sarjana, serta memasuki dunia profesional.
Diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari - hari. Juga
menjadikan Pancasila sebagai pedoman kehidupan, serta menaati apa
saja aturan-aturan yang ada di dalam Undang-Undang dan menerima
konsekuensi jika melanggar Undang-Undang yang berlaku.
c. Paham Pentingnya Demokrasi
Bagi sarjana atau profesional penting untuk memahami tentang
demokrasi, demokrasi merupakan upaya untuk mewujudkan kedaulatan
7

rakyat. Dan sudah seharusnya sebagai rakyat Indonesia, sarjana atau


profesional memahami dengan benar agar dapat mengawasi dan
bersuara apabila demokrasi dijalankan dengan tidak benar.
d. Memahami Pentingnya Hak Asasi Manusia
Memahami bahwa HAM sangat penting merupakan salah satu dampak
besar dari Pendidikan Kewarganegaraan. Di mana diajarkan bahwa setiap
masyarakat memiliki hak asasi dan haruslah juga menghargai hak asasi
orang lain.
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan yang dipelajari oleh seorang
sarjana atau profesional tentu memberikan dampak yang luar biasa. Ketika
terjun ke masyarakat para sarjana atau profesional haruslah mengamalkan
seluruh nilai-nilai yang mereka pelajari dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
Para sarjana atau profesional tidak hanya sebagai penonton semata, namun
juga harus memberikan pengawasan dan kontribusinya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

D. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan selalu mengalami perubahan setiap
jamannya seiring dengan perubahan tuntutan dan kebutuhan. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai pembentuk karakter akan menyesuaikan diri
mengikuti perubahan yang terjadi dalam sebuah negara. Berikut beberapa
tantangan yang dihadapi Pendidikan Kewarganegaraan.
a. Masuknya berbagai ancaman ideologi dan kebudayaan
Dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan pada saat ini
adalah masuknya berbagai macam ideologi dan kebudayaan yang ada di
dunia ini. Banyaknya ancaman akan budaya lokal dan nasional
merupakan peluang karena begitu mudahnya akses dan ruang untuk
bergerak akan turut mempengaruhi pola persiapan “amunisi” di era
globalisasi. Sehingga pada akhirnya akan menyebabkan lunturnya budaya
dan nasionalisme yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
tantangan era globalisasi yaitu membekali masyarakat Indonesia terutama
generasi muda untuk sadar akan budaya luhur bangsa yang menjadi pilar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui pendidikan
8

kewarganegaraan. Perubahan yang mengglobal berlangsung dengan


cepat dan bersifat multidimensional menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa
Indonesia untuk tidak hanya hanyut dalam perubahan tersebut, tetapi juga
menjadikan sebagai peluang. Globalisasi membawa kekhawatiran
hilangnya nilai budaya bangsa. Oleh karena itu, menjadi penting untuk
“mengembalikan” nilai luhur bangsa yang ada dalam Pancasila dan UUD
1945.
b. Dinamika perubahan dalam perkembangan IPTEK
Era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang begitu cepat dalam
bidang teknologi informasi mengakibatkan perubahan dalam semua
tatanan kehidupan termasuk perilaku warga negara, terutama peserta
didik. Kecenderungan perilaku warga negara ada dua, yakni perilaku
positif dan negatif. Oleh sebab itu, peran PKN yaitu mampu mendorong
warga negara agar dapat memanfaatkan pengaruh positif perkembangan
iptek untuk membangun negara-bangsa. Sebaliknya PKN perlu melakukan
intervensi terhadap perilaku negatif warga negara yang cenderung negatif.
Kurikulum PKn termasuk materi, metode, dan sistem evaluasinya harus
selalu disesuaikan dengan perkembangan IPTEK.
c. Menentukan bentuk dan format mata kuliah PKn agar dapat
diselenggarakan dengan menarik dan efektif
Tantangan mengajar Pendidikan Kewarganegaraan di era milenial saat ini
butuh usaha keras. Contohnya seperti faktor ketersediaan sumber daya
kompeten yaitu pengajar. Keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan di
perguruan tinggi cukup kuat yaitu sebagai mata kuliah yang wajib diikuti
oleh seluruh mahasiswa. Hal itu tampak jelas dalam pasal 37 Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh
karena itu, menjadi keharusan bagi bidang pendidikan untuk bisa
beradaptasi dan dikembangkan, kurikulum harus disesuaikan, berbagai
jenis keterampilan yang diperlukan dalam komunikasi global harus
diakomodasi. Pendidikan kewarganegaraan di era globalisasi dituntut tidak
hanya sebagai teori-teori yang dipelajari tetapi haruslah diterapkan di
kehidupan sehari-hari.
d. Memahami dinamika dan tantangan pada era Globalisasi
9

Adapun tantangan yang bersifat eksternal yaitu untuk memahami


dinamika dan tantangan pada era globalisasi. Pendidikan
Kewarganegaraan di era globalisasi saat ini memberikan kemudahan dan
juga tantangan tersendiri bagi kita. Jika kita tidak tepat dalam
menempatkan keuntungan serta kerugian dari globalisasi, maka kita akan
terbawa arus negatif yang berdampak bagi diri, keluarga, lingkungan,
masyarakat, bahkan negara. Nilai - nilai dasar yang dikembangkan dalam
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan untuk membentuk dan
membina karakter generasi muda dan warga negara sesuai dengan nilai-
nilai luhur bangsa dan Pancasila UUD NRI Tahun 1945. Globalisasi tidak
dapat kita hindari, oleh sebab itu kita harus siap beradaptasi menjadi
masyarakat yang memiliki kemampuan, karakter, pengetahuan, dan
keterampilan agar dapat bersaing dan memiliki daya juang yang tinggi.

E. Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan


Di masa depan, kondisi Indonesia akan berubah seiring dengan
tuntutan, kebutuhan, dan juga tantangan yang akan dihadapi. Pemerintah
Indonesia telah memprediksi bagaimana Indonesia pada tahun 2045.
Pemerintah telah mengumumkan Visi Indonesia Emas 2045, visi ini dibangun
dengan empat pilar, antara lain:
 Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
 Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
 Pemerataan Pembangunan
 Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan
Visi ini merupakan bahan acuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu
Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. Keberhasilan visi ini
berada di tangan generasi muda Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh
Kemendikbud (2013), pada tahun 2030-2045 Indonesia akan mempunyai usia
produktif (15-64 tahun) yang berlimpah. Usia produktif akan mampu
mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 apabila diarahkan dan dipersiapkan
dengan benar. Salah satu cara adalah melalui pendidikan kewarganegaraan,
10

U. Winataputra dan D. Budiman (2007) mengatakan bahwa pendidikan


kewarganegaraan merupakan sebuah bahan ajar yang dirancang untuk
mengembangkan warga negara yang cerdas dan baik di seluruh jalur dan
jenjang pendidikan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pendidikan kewarganegaraan sangat dibutuhkan untuk menuntun dan
membangun karakter generasi muda Indonesia yang cerdas serta berdaya
juang.
Faktor lain yang mendorong urgensi pendidikan kewarganegaraan di
masa depan adalah era industri 4.0 yang berhubungan erat dengan teknologi.
Dominasi teknologi sendiri dapat menjadi peluang atau ancaman bagi bangsa
Indonesia. Peluangnya adalah perekonomian akan semakin maju dan
ketersediaan lapangan kerja akan meningkat karena teknologi baru berarti
ada kemungkinan munculnya jenis pekerjaan baru. Sedangkan ancamannya
adalah ketika teknologi ini disalah gunakan, berbagai masalah yang
kemungkinan muncul antara lain:
 Memudarnya sikap cinta tanah air karena terpengaruh komersialisasi
budaya luar melalui sosial media.
 Meningkatnya tindak penyalahgunaan kekuasaan seperti korupsi karena
seiring dengan kemajuan teknologi semakin banyak cara yang dapat
dilakukan untuk menutupi kejahatan.
 Meningkatnya kejahatan cyber seperti pencurian data pribadi.
 Maraknya praktik prostitusi karena berkembangnya sikap tak acuh pada
masyarakat sehingga praktik tersebut dianggap sebagai kehidupan pribadi
bukan sosial yang sebenarnya praktik ini dapat merusak moral bangsa.
Berdasarkan ancaman yang disebutkan di atas, kemajuan teknologi
dapat dikatakan mengancam karakter bangsa Indonesia yang berdasar pada
Pancasila. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan yang pada
hakikatnya merupakan pendidikan yang membangun watak dan karakter
bangsa sangat diperlukan agar berbagai ancaman dapat dicegah dan visi
Indonesia menuju negara yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian akan
terwujud. Nasib sebuah bangsa tidak ditentukan oleh bangsa lain, melainkan
sangat tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjabaran yang telah kami kemukakan, dapat disimpulkan
bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah bahan ajar yang berfokus pada
pembentukan karakter masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat
mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai moral Pancasila serta Undang-
Undang Dasar 1945 yang ada di Indonesia. Sehingga akan tercipta
masyarakat yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, serta berguna bagi
bangsa dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki sejarah panjang dalam
pembentukannya yang bahkan dimulai sebelum proklamasi kemerdekaan dan
senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan kondisi masyarakat dan
teknologi. Dengan masuknya teknologi pasti akan membuka peluang yang
lebih luas untuk kemajuan, namun teknologi juga memiliki ancaman yang
harus selalu diwaspadai oleh seluruh masyarakat.
Untuk mengubah sebuah perubahan menjadi peluang, masyarakat
Indonesia harus disiapkan atau dituntun dengan benar. Salah satu caranya
yaitu melalui pendidikan kewarganegaraan, dengan mempelajari pendidikan
kewarganegaraan masyarakat diharapkan dapat menjadi intelektual yang
mampu mengikuti seluruh perkembangan zaman tanpa mengurangi rasa
nasionalisme dan cinta tanah air sehingga kita akan selalu berpegang teguh
pada norma-norma di negara kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

Saleh, Muhammad dan Yayuk Hidayah. 2017. ”Pendidikan Kewarganegaraan:


Sebuah Refleksi Menjawab Tantangan Indonesia Kini” dalam Isu-isu ke-
Indonesian, sosial,Pendidikan kewarganegaraan (hlm.284-287). Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan.

Noveranza. 2016. “Argumentasi Tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan


Kewarganegaraan”, https://pdfcoffee.com/argumentasi-tentang-dinamika-dan-
tantangan-pendidikan-kewarganegaraan-pdf-free.html, diakses pada 9
Februari 2022 pukul 13.00.

Wibowo, Andri dan Andre Kurniawan. 2019. “Membangun Argumen Tentang


Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila” dalam Makalah Pendidikan
Pancasila (hlm.5-8). Banten: STMIK Eresha.

Pratama dkk. 2019. “Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan” dalam


Makalah Pendidikan Pancasila (hlm.10). Padang: Universitas Negeri Padang.

Sunarso. 2009. “Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia dari Rezim ke


Rezim” dalam “ Isu-isu ke-Indonesiaan, sosial,Pendidikan kewarganegaraan
Volume 9. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Isa, Salsa dan Dinie Dewi. 2021. “Peran dan Tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Karakter Siswa di Era Globalisasi”
dalam Jurnal PEMBELAJARAN IPS dan PKN Volume 6 Nomor 1.
Pekalongan: Universitas Negeri Semarang.

Sakman dan Bakhtiar. 2019. “Pendidikan Kewarganegaraan dan Degradasi Moral di


Era Globalisasi” dalam Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum
dan Pengajarannya Volume 14 Nomor 1. Makassar: Universitas Negeri
Makassar.

Kemenristekdikti. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan


Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi Cetakan 1.

Hartati, Sri, dan Ismail.2020. Pendidikan Kewarganegaraan: Konsep Dasar


Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia Pasuruan: CV. Penerbit
Qiara Media.

Novrizaldi. 2020. “Anak Sebagai Penentu Masa Depan Indonesia”,


https://www.kemenkopmk.go.id/anak-sebagai-penentu-masa-depan-
indonesia, diakses pada 9 Februari 2022 pukul 13.15.

Pribadi, Teguh. 2021. “Optimisme Wajah Sumber Daya Manusia Indonesia Emas
2045”, https://djpb.kemenkeu.go.id/portal/id/berita/lainnya/opini/3791-
optimisme-wajah-sumber-daya-manusia-indonesia-emas-2045.html, diakses
pada 9 Februari 2022 pukul 13.24

12
13

Winataputra, Udin S, dan Dasim. 2007. Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan
Ajar, dan Kultur Kelas Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Asyari, Daniar, dan Dinie Dewi. 2021. “Peran Pendidikan Kewarganegaraan bagi
Generasi Milenial dalam Menanamkan Jiwa Nasionalisme di Era Globalisasi”
dalam Jurnal Pendidikan dan Konseling Volume 3 Nomor 2. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai