Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga

makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman saya yang membantu saya dalam

pembentukan ide untuk makalah ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen

saya, Pa

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat

membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian

sendiri yang dapat dibedakan dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu

ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lainnya. Antropologi juga dapat

dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humaniora karena kajiannya yang terfokus

kepada manusia dan kebudayaannya. Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa, secara

umum dapat dikatakan antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari

segi keragaman fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya. Seperti yang pernah

diungkapkan Koentjaraningrat bahwa ruang lingkup dan dasar antropologi belum

mencapai kemantapan dan bentuk umum yang seragam di semua pusat ilmiah di

dunia.

Menurutnya, cara terbaik untuk mencapai pengertian akan hal itu adalah dengan

mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi pangkal dari antropologi, dan bagaimana garis

besar proses perkembangan yang mengintegrasikan ilmu-ilmu pangkal tadi, serta

mempelajari bagaimana penerapannya di beberapa negara yang berbeda. Konsentrasi

Antropologi menurut Koentjaraningrat:

1. Defenisi kebudayaan dan masyarakat

2. Hubungan masyarakat dengan kebudayaan

3. Hubungan antropologi dan psikologi


BAB 2

1.PENGERTIAN KEBUDAYAAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Kebudayaan Secara Umum

Pengertian kebudayaan secara umum adalah cara hidup yang berkembang dimiliki

bersama oleh kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi seterusnya.

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli

Beberapa ahli telah mendefinisikan pengertian kebudayaan dalam berbagai pandangan

seperti :

Al. Krueber (1958: 582-583)

Menurut Al. Krueber kebudayaan adalah suatu sistem dari ide-ide dan

Konsep-Konsep Kebudayaan Dari wujud sebagai rangkaian tindakan berpola suatu

aktivitas dan Manusia yang.

Bounded et. Al

Definisi kebudayaan menurut Bounded et. Al adalah hal-hal yang berbentuk oleh

pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol

tertentu.

Croydon (1973: 4)
Pengertian Budaya menurut Croydon adalah suatu sistem pola terpadu, yang sebagian

besar berada di bawah ambang batas kesadaran, namun semua yang mengatur

perilaku manusia sepasti senar dimanipulasi dari kontrol boneka gerakannya.

2. HUBUNGAN MASYARAKAT DA KEBUDAYAAN

Terdapat hubungan timbal balik antara kebudayaan dengan masyarakat, sebagaiamana

ada hubungan antara kebudayaan, peradaban dan sejarah. Masyarakat itu

menghasilkan kebudayaan, sedangkan kebudayaan itu menentukan corak masyarakat.

Jadi antara manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki

hubungan yang sangat erat. Tidak mungkin keduanya dipisahkan.

Ada manusia (dalam arti luas, masyarakat), maka ada kebudayaan, tidak akan ada

kebudayaan kalau tidak ada pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi manusia itu

hidupnya tidak berapa lama, karena semua pasti akan menemui ajal. Maka untuk

melangsungkan atau melestarikan kebudayaan, pendukungnya harus merupakan

kesinambungan dari satu keturunan ke keturunan lainnya. Sebagai contoh, bahasa

'ngapak' yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat di wilayah Kebumen,

Banyumas, Tegal, Purbalingga dan sekitarnya, tentu akan menjadi ciri khas atau corak

tersendiri bagi masyarakat yang menguasai bahasa 'ngapak'

Bintang dapat pula meneruskan atau meregenerasi kepandainya kepada anaknya,

tetapi yang diteruskan itu hanyalah yang bersifat instingsif belaka atau berdasarkan

kodrat alam. Lain halnya dengan manusia. Kecuali hal-hal yang diturunkan secara

kodrat, manusia dapat pula meregenerasikan kepandaian, pengalaman, dan seluruh

kebudayaan kepada anak cucunya. Tetepu untuk dapat memiliki kebudayaan dari
generasi sebelumnya, mereka harus belajar. Karunia dan rahmat yang dilimpahkan

kepada manusia untuk mengajar, mendapatkan pelajaran, dan belajar itulah yang

memungkinkan kebudayaan itu dapat berlangsung terus turun temurun.

Dilanjutkannya kebudayaan oleh generasi penerus itu tidak hanya melalui garis tegak

lurus ke bawah, tetapi juga melalui garis mendatar, yaitu kepada orang-orang lain di

sekitarnya, karena manusia merupakan bagian dari "zoon politicon" yang berarti

binatang yang berkelompok. Memang manusia tidak dapat hidup seorang diri, ia

membentuk kelompok dengan orang-orang lain, yang sifatnya berbeda sekali dari

gerombolan binatang, yaitu terletak pada akal, atau cara berfikir. Pengelompokan

orang-oranga yang sengaja dibentuk itu disertai aturan-aturan tertentu mengenai

hubungan anggota satu dengan yang lain, misalnya pembagian kerja, aturan, tata tertib,

dan sebagainya. Persekutuan terkecil antara laki-laki dan perempuan merupakan arti

secara singkat dari sebuah keluarga yang kemudian membentuk persekutuan dalam

skala yang lebih besar

Cara-cara melanggengkan atau melestarikan kebduayaan yang sedemikian luasnya itu

dimungkinkan karena manusia diberikan karunia oleh Tuhan dalam hal kepandaian

berbicara. Bahasa adalah alat perantara yang paling pokok bagi manusia. Dengan

adanya bahasa, manusia tidak usah mengalami sendiri sesuatunya untuk dapat

mengetahui dan memahaminya. Cukuplah ia belajar mendengarkan kata-kata yang

terbungkus dalam sebuah bahasa orang lain. Ditambah lagi dengan

pengalaman-pengalaman sendiri, maka semakin luaslah pengetahuan yang menjadi

milik manusia itu. Tetapi, perlu diingat, bahwa kemampuan manusia itu terbatas yang

menyebabkan tidak dapat mendukung seluruh kepandaian yang menjadi milik


bersama itu.

Kekurangan pada manusia secara individu itu ditampung oleh masyarakat. Hal ini

mungkin karena para anggota masyarakat itu tentu tidak sama minatnya, berlainan

kepentingannya, berbeda kemampuannya, meskipun masih tetap dalam lingkungan

bersama. Maka sesungguhnya, pendukung kebudayaan itu bukanlah manusia secara

individu (perorangan) melain masyarakat seluruhnya.

HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN PSIKOLOGI

Antropologi dan psikologi memiliki hubungan yang sangat erat. Mereka saling

membutuhkan satu sama lain. Mengapa seperti itu ?? sebelum mengetahui

jawabannya, mari kita lihat pengertian antara antropologi dan psikologi terlebih

dahulu.

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logos yang berarti

ilmu. Jadi bisa disimpulkan bahwa arti dari antropologi adalah ilmu yang mempelajari

tentang manusia.

Sedangkan, Psikologi berasal dari bahasa Yunani “Psyche” dan “Logos”. “Psyche”

yang mempunyai arti nafas kehidupan yaitu ruh atau jiwa. “Logos” yang artinya ilmu

pengetahuan, jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang

mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejala-gejalanya, prosesnya, maupun latar

belakangnya.
Dari pengertian keduanya dapat kita ketahui hubungan antara antropologi dengan

psikologi. Karena psikologi mempelajari tentang jiwa, yaitu jiwa manusia. Seorang

psikolog tentu harus tau terlebih dahulu mengenai manusia itu sendiri. Seperti apa

Manuisa itu, bagaimana kegiatan mereka sehari-hari, apa saja kebiasaannya. Dari

pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kita peroleh jawabannya dengan mempelajari

ilmu antropologi. Bagaimana bisa seorang calon psikolog yang mempelajari tentang

jiwa manusia, tetapi tidak mengetahui tentang manusia yang jiwanya sedang dipeajari.

Begitu pula sebaliknya, apabila seorang yang mempelajari ilmu antropologi lalu tidak

mempelajari ilmu psokologi, sepertinya kurang lemgkap. Karena antropologi hanya

mempelajari tentang manusianya saja. Mungkin akan lebih lengkap lagi ketika

seorang antropologi mengetahui juga tentang jiwa yang terdapat pada manusia,

perasaan-perasaan apa sajakah yang terdapat dalam diri manusia tersebut.

Oleh sebab itu, di atas saya berpendapat bahwa antropologi dan psikologi memiiki

hubungan sangat erat. Keduanya juga memiliki hubungan timbal balik, saling

membutuhkan satu sama lain. Ilmu psikologi sangat membutuhkan ilmu antropologi,

karena sebelum mempelajari tentang jiwa seorang manusia terlebih dahulu kita

pelajari manusia itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/sellyernawati/54f82e7ba3331175618b4dff/hub

ungan-antropologi-dan-psikologi

https://historikultur.blogspot.com/2015/04/hubungan-kebudayaan-dan-ma

syarakat.html

https://www.sumberpengertian.id/pengertian-kebudayaan-menurut-para-ah

li
MAKALAH ANTROPOLOGI
DI SUSUN OLEH:

KINTAN AMARA DHIEMMA

E031191034

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FISIP

SOSIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai