Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN


SENI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen pengampu : Nanang Rahmat,S.PD.I.,MA.Pd

ALLAM FIQRI FADHILLAH

P17333120406

D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu
memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat me
nyelesaikan makalah ini setelah melalui berbagai rintangan dan hambatan.
Makalah ini penulis beri judul “KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU
PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI”. Adapun tujuan disusunnya makal
ah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Kesehatan
Lingkungan semester 1. Selain itu, makalah disusun guna memberikan informasi
dan pengetahuan tentang kewajiban menuntut ilmu pengetahuan teknologi dan
seni.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki penulis. Oleh k
arena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang agar lebih baik.
Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat bagi pembaca.

Majalengka, 1 oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah.........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Konsep Ilmu Pengetahuan teknologi dan Seni (IPTEKS)........................3
2.2 Sumber ilmu pengetahuan..........................................................................4
2.3 Interaksi iman, ilmu dan amal....................................................................4
2.4 . Keutamaan orang beriman dan beramal.................................................5
A. Iman, Ipteks, dan Amal sebagai Kesatuan...........................................5
B. Keutamaan orang yang berilmu............................................................6
C. Tanggung jawab ilmuwan terhadap Lingkungannya..........................8
D. Penyikapan terhadap Perkembangan IPTEK....................................10
E. Keselarasan IMTAQ dan IPTEK........................................................11
G. Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman........................................13
2.5 Seni Menurut Islam....................................................................................13
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...............................................................................................18
3.2 SARAN…………………………………………………………...……….18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
LAMPIRAN………………………………………………………….....……….20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan, teknologi dan Seni,Pengetahuan adalah segala sesuatuyang dik
etahui manusia melalui tangkapan panca indera, ilustrasi danfirasat,sedangkan ilm
u adalah pengetahuan yang telahdiklasifikasi, diorganisasi,disistematisasi dan inte
rpretasikan sehingga menghasilkankebenaran obyektif,telah diuji kebenarannya da
n dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalamkajian filsafatsetiap ilmu membatasi diri p
ada salah satu bidang kajian. Karena seseorang yangmemperdalam ilmu tertentu d
isebut sebagai spesialis, sedangkan orang yangbanyak tahu tapi tidak memperdala
m di sebut generalis. Dengan keterbatasankemampuanmanusia, maka sangat jaran
g di temukan orang yang menguasai ilmusecara mendalam.Istilah teknologi merup
akan produk ilmu pengetahuan dalamsudut pandangbudaya dan teknologi merupa
kan salah satu unsur budaya sebagaihasil penerapan praktisdari ilmu pengetahuan.
Meskipun pada dasarnya teknologijuga memiliki karakteristikobjektif dan netral,
akan tetapi dalam situasi seperti initeknologi tidak netral lagi karnamemiliki poten
si yang merusak dan potensi kekuasaan, di situlah letak perbedaan antara ilmu pen
getahuan danteknologi.Teknologi dapat mebawa dampak positif berupa kemajuan
dankesejahtraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negativeb
erupa ketimpang-timpangandalam kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitast
eknologi dapat di gunakan untuk yang memanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi
kehidupan manusia atau di gunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri.Se
ni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusiadengan segala prosesnya, senijuga
merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasilekspresi jiwa tersebutdapat ber
kembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu di identikdengan ke
indahan.Seni yang lepas dari nilai-nilai kebutuhan tidak akan abadikarena ukurann
ya adalahnafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarikyang selalu berta
mbah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terusbertambah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud iman, amal sebagai ketentuan ?

1
b. Apa yang dimaksud dengan kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu ?
c. Apa tanggung jawab ilmuan dan seniman ?
d. Bagaimana peran agama, ipteks dalam kehidupan ?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah berjudul“Iman dalam IlmuPengetahuan , Teknolog
i dan Seni”adalah membantu melihatpermasalahan yang terjadi seperti:

a.Memahami tentang Ilmu teknologi dan seni secara umum

b.Mengerti tentang Iman, Iptek dan Amal sebagai ketentuan

c.Lebih paham dengan kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu

d.Mengetahui tanggung jawab Ilmuan dan Seniman

e.Memahami peran Agama, Ipteks dalam kehidupan

1.4 Manfaat Makalah


a.Melatih mahasiswa untuk bisa membuat makalah

b.Bisa menjadi pedoman untuk belajar

c.Dalam pembelajaran mahasiswa lebih cepat mengerti karena sudah mencarimate


ri terlebih dahulu

d.Dapat membuka pemikiran Mahasiswa menjadi lebih luas

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ilmu Pengetahuan teknologi dan Seni (IPTEKS)
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangka
pan pancaindera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang tel
ah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan interpretasikan sehingga mengha
silkan kebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara il
miah. Dalam kajian filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kaji
an. Karena seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, s
edangkan orang yang banyak tahu tapi tidak memperdalam di sebut generalis. Den
gan keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang di temukan orang yang
menguasai ilmu secara mendalam. Istilah teknologi merupakan produk ilmu penge
tahuan dalam sudut pandang budaya dan teknologi merupakan salah satu unsur bu
daya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasar
nya teknologi juga memiliki karakteristik objektif dan netral, akan tetapi dalam sit
uasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karna memiliki potensi yang merusak da
n potensi kekuasaan, di situlah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan dan tekno
logi.Teknologi dapat mebawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahtraan b
agimanusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpang-t
impangan dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitas teknologi dapat di
gunakan untuk yang memanfaatkan sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia ata
u di gunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri.

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusiadengan segala prosesnya,
seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa terseb
ut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu di ident
ikan dengan keindahan.Seni yang lepas dari nilai-nilai kebutuhan tidak akan abadi
karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik y
ang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.

3
2.2 Sumber ilmu pengetahuan
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu yaitu cikal dan wahyu kedua
nya tidak boleh di tentangkan, karena manusia di beri kebebasan dalam mengemb
angkan akal budinya berdasarkan tuntutan alqur’an dan sunnah rasul. Atas dasar it
u, ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi ( perenial knowledge ) dan
tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute ) karena bersumber dari wahyu all
ah dan ilmu yang bersifat perolehan ( aquired knowledge ) tingkat kebenarannya b
ersifat nisbi ( relative ) karena bersumber dari akal pikiran manusia. Prestasi yang
gemilang dalam pengebangan IPTEKSpada hakikatnya tidak lebih dari sekedar m
enemukan proses sunnahtullah itu terjadi dialam ini, bukan merencanakan dan me
nciptakan suatu hukum baru di luar sunnahtullah (hukum allah / hukum alam ).

2.3 Interaksi iman, ilmu dan amal


Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan s
eni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam satu
sistem yang disebut dinul islam, di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu a
kidah, syariah, dan ahlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal saleh.Islam merup
akan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat tergambar dala
m keutuhan inti ajarannya. Di dalam alqur’an di nyatakan dalam artinya “ tidaklah
kamu memperhatikan bagaimana allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik ( dinul islam ) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam
ke bumi ) dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu mengeluarkan buahnya s
etiap muslim dengan seizin tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaa
n itu untuk manusia agar mereka ingat”. Dari penjelasan tersebut di atas menggam
barkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan ahlak dengan menga
nalogikan dinul islam bagaikan sebatang pohon yang baik . ini merupakan gambar
an bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh yang m
enupang tegaknya ajaran islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan d
ahan. Dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amali barat buah d
ari pohon itu ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang di kembangkan diata
s nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam.

4
2.4 . Keutamaan orang beriman dan beramal
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan
tersebut tidak di bangun atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya d
engan perkembangan IPTEKS yang besar dari keimanan dan ketakwaan tidak aka
n bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia
dan alam lingkungannya. Manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan yang paling sem
purna, kesempurnaannya karena dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling
utama adalah akal. Dan akal tersebut berfungsi untuk berfikir hasil pemikirannya
adalah ilmu pengetahuan , teknologi dan seni.

A. Iman, Ipteks, dan Amal sebagai Kesatuan 

Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengan
dung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menuru
t syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya d
isertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segal
a larangan. Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak
hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan
ilmu oleh Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita
melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang
alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatla
h kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu penge
tahuan manusia (knowledge and science). Seandainya penggunaan satu hasil tekn
ologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya kep
ada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya
yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manu
sia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dap
at mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadir
annya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat
manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknol
ogi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.

5
Kesenian islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa n
asihat langsung, atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga penampilan abstrak te
ntang akidah. Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini
dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ek
spresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup, da
n manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan kei
ndahan (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119). Ada 4 hal pandangan islam dala
m etos kerja yaitu:

1. Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja

2.     Konsep ihsan dalam bekerja

3.    Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia, dan

4.    Orang mukmin yang kuat lebih disukai.

B. Keutamaan orang yang berilmu


Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.Kesempurn
aan ini dikarenakan manusia dibekali dengan seperangkat potensi, dan potensi yan
g paling utama adalah akal.Dengan akalnya ini, manusia mampu melahirkan berba
gai macam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.Bagi orang-orang yang berakal
dan senantiasa bernalar untuk mengembangkan ilmunya, Allah menyebutnya deng
an sebutan “Ulul Albab” (QS. Ali Imron: 190).
Begitu banyak ayat Al-Quran dan hadits-hadits yang menjelaskan tentang
keutamaan orang-orang yang berilmu atas ahli ibadah yang tidak berilmu. Pepatah
mengatakan bahwa ilmu lebih utama daripada harta karena ilmu akan menjaga pe
miliknya, sedangkan harta, pemiliknyalah yang harus menjaganya. Dan sesunggu
hnya, iman seseorang kepada Allah dan hari akhir itu haruslah dibangun dengan b
erbekal ilmu.Tidak mungkin seseorang dapat memiliki iman kepada hal-hal terseb
ut tanpa memiliki ilmu. Karena, tanpa ilmu, seseorang hanya akan beragama tanpa
memiliki dasar yang kuat dan hanya ikut-ikutan saja, yang pada akhirnya imannya
akan mudah goyah oleh syubhat-syubhat yang kini begitu merajalela. Di bawah in
i adalah beberapa keutamaan orang-orang yang berilmu. Di antaranya adalah:

6
1) Dalam surah Al-Mujadalah: 11, Allah SWT berfirman “… Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yan
g diberi ilmu beberapa derajat….” Derajat yang diberikan Allah bisa berupa kemu
liaan status social, kedudukan, jabatan, harta, dan kelapangan hidup.
2) Dalam surah Az-Zumar: 9 dan Al-Hasyr:20, Allah membandingkan ant
ara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui dan ahli surga de
ngan ahli neraka dengan redaksi yang mirip. Hal ini menunjukkan bahwa beda der
ajat orang yang berilmu dengan derajat orang yang tidak berilmu adalah sama den
gan beda derajat ahli surga dengan ahli neraka.
3) Dalam surah Al-Mulk: 2, Allah berfirman “Yang menciptakan mati dan
hidup untuk menguji kamu siapa yang lebih baik amalnya….” Ulama menjelaskan
bahwa yang dimaksud ahsanu amalan adalah yang paling ikhlas dan yang benar, y
akni sesuai dengan tuntutan Rasulullah SAW. Bagaimana mungkin seseorang bisa
meraih hal ini tanpa ilmu?
Rasulullah pernah bersabda “Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. At-Ti
rmidzi). Dan dalam hadits-hadits beliau yang lain, beliau tidak pernah meminta ke
pada Allah untuk ditambahkan kepadanya keculai ilmu. Seandainya ada sesuatu y
ang lebih utama dari ilmu, pastilah eliau akan mengajarkan umatnya untuk memin
ta hal tersebut.
Tidurnya orang yang berilmu lebih ditakuti daripada shalatnya orang yang
tidak berilmu.Hal ini bisa terjadi karena tidurnya orang yang berilmu pastilah bert
ujuan untuk istirahat agar dia mampu beribadah lagi kemudian. Selain itu, orang y
ang mengamalkan ilmunya akan tidur dengan mengamalkan sunnah-sunnah Rasul
ullah di dalamnya sehingga tidurnya tersebut akan bernilai ibadah. Sedangkan, iba
dahnya orang yang bodoh akan rawan terhadap bid’ah dan justru menjadikan syait
an menyukainya.
“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguh
nya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambiln
ya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.”(HR. Abu Dawud dan At-Tirm
idzi).

7
Imam Syafi’i pernah berkata “Menuntut ilmu lebih afdol daripada shalat n
afil (shalat tahajjud).”
Imam Bukhari berkata “Ilmu itu sebelum berkata dan beramal.”
Imam Al-Ghazali juga berkata “ Barangsiapa yang berilmu akan dapat me
mbimbing dirinya dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari,
selain menerangi dirinya, juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kesturi
yang harum dan menyebarkan pesona keharumannya kepada orang yang berpapas
an.”
Demikianlah beberapa dalil yang menunjukkan keutamaan-keutamaan ora
ng yang berilmu atas orang yang ahli ibadah. Namun, perlu diperhatikan bahwa da
lam setiap dalil tersebut, kata ilmu selalu didahului oleh alif-lam yang menunjukk
an bahwa hanya ilmu-ilmu tertentu saja yang wajib untuk dicari oleh setiap musli
m. Ilmu apa sajakah itu?
Ibnu Hajar Al-Atsqolani menyebutkan dalam kitab Fathul Baari bahwa ilm
u yang hukumnya fardhu ‘ain untuk dicari oleh setiap muslim adalah “Ilmu syar’i
yang bermanfaat mengetahui kewajiban mukallaf dari perkara din-nya, baik urusa
n ubadah dan mu’amalah.Serta ilmu tentang Allah, sifat-Nya, dan kewajiban kita t
erhadap urusan tersebut, dan menyucikan-Nya dari kekurangan.Adapun semua itu
berputar pada tafsir, hadits, dan fiqh.” (Fathul Baari 1/141).

C. Tanggung jawab ilmuwan terhadap Lingkungannya


Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau hamba A
llah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketund
ukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khali
fah adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik ling
kungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. P
osisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh ke
pada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai
pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan sang penc
ipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya

8
yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambak
an diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepad
a Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk
pada dirinya.
Allah berfirman dalam surat QS. Asy-Syams ayat 8
Artinya : “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketak
waannya.”
Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah memberikan petunjuk berupa
agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan
dan ketaqwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Manu
sia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya ser
ta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk kehidupan umat m
anusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, karena al
am diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi alam da
n memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. A
llah menciptakan alam, karena Allah menciptakan manusia. Oleh karena itu, manu
sia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariann
ya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebakan karena ulah ta
ngan manusia sendiri (QS. Ar rum:41). Mereka banyak menghianati perjajnjian ke
pada Allah. Mereka tidak menjaga amanat sebagai khalifh yang bertugas unuk me
njaga dan  melestarikan alam ini.
Dengan memiliki ilmu pengetahuan kita pasti bisa tidak akan mengeksploi
tasi alam ini secara berlebihan paling hanya kebutuhan primernya bukan untuk me
menuhi kepuasan hawa nafsu saja.  Untuk itu melaksanakan tanggung jawabnya,
manusia diberikan keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi s
ekaligus untuk menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psi
kofisik. Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menurut ketaatan dan ke
tundukan terhadap aturan Allah swt baik dalam konteks ketaatan terhadap perinta

9
h beribadah secara langsung maupun dalam kontes ketaatan terhadap sunnatullah
“hukum alam”  (masbied.com)
Kedua fungsi diatas tidak boleh terpisah artinya keduanya merupakan satu
kesatuan yang utuh yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan manusia. Jika ha
l ersebut dapat dilakukan dengan padu maka akan tercipta manusia yang ideal (Ins
an Kamil) yaitu manusia sempurna yang akhirnya akan memperoleh keselamatan
hidup dunia-akhirat
D. Penyikapan terhadap Perkembangan IPTEK

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk me
ncapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah

a. Indera, untuk menangkap kebenaran fisik,


b. Naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia
secara probadi maupun social
c. Pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan ke
mampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan fi
lsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran terting
gi
d. Imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan meny
empurnakan pengetahuannya
e. Hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenar
an tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.

Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan


IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem ni
lai dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghuls
yani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dik
elompokkan dalam tiga kelompok;

(1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berus
aha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an
yang sesuai;

10
(2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang t
idak islami,

(3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangu
nnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrod
usir istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tida
k ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada
dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan “jalan” untu
k menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam harusl
ah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bent
uk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas,
martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bah
kan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari hari yan
g islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martab
at manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPT
EK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. I
PTEK akan bermanfaat apabila

(1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya,

(2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik),

(3) dapat memberikan pedoman bagi sesama,

(4) dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal
dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam art
i luas.

E. Keselarasan IMTAQ dan IPTEK

“Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin men
guasai akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga
harus dengan ilmu” (Al-Hadist). Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa i
ni sebagai dampak globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

11
(iptek), harus diakui telah mengumumkan ancaman meluasnya padang pasir, sema
kin berkurangnya hutan, berkurangnya cadangan air minum, menipisnya sumber e
nergi alam, dan semakin punahnya berbagai jenis tumbuhan dan hewan. memberi
kan kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan hidup manusia.

F. Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu 


Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu penget
ahuan  adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Ha
rus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia
akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menju
rus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi. Man
usia dituntut untuk menuntut  ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilm
u berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kece
rdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu). Namun di balik itu, orang
yang memiliki ilmu (ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan. Dalam
Alquran terdapat 620 kata amal. Dalam kaitannya dengan orang yang beriman har
us didasarkan pada pengetahuan (al-ilm) dan direalisasikan dalam karya nyata yan
g bermanfaat bagi kesejahteraan dunia dan akhirat, tentunya amal yang dibenarka
n oleh ajaran agama(amal saleh).

Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kep
ada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di A
l-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh
dan sungguh-sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada
3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu terseb
ut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun
qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu b
agi waris atau ilmu faroidh yang adil)

Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “ mencari ilmu itu wajib bagi set
iap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan m
enggantungkan permata dan emas pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya)

12
Juga pada hadist rasulullah yang lain,”carilah ilmu walau sampai ke negeri
cina”. Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadis
t ini rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau ja
uh ilmu haru tetap dikejar.

G. Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman 

Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan bertanggung jawab atau sesuatu


yang dipertanggungjawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasa Inggris disebu
t responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability,dalam bahasa ag
ama disebut hisab (perhitungan). Penjelasan Alqur-an yang berkaitan dengan tunt
utan tanggung jawab yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan bahwa semua angg
ota badan yang meliputi indra pendengaran, penglihatan dan hati harus dipertangg
ungjawabkan. Seni adalah keindahan yang merupakan ekspresi ruh dan budaya m
anusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdala
m manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun jen
is keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang di
anugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.

          Tanggung jawab ilmuwan dan seniman meliputi:

(1) nilai ibadah,

(2) berdasarkan kebenaran ilmiah,

(3) ilmu amaliah, dan

(4) menyebar-luaskan ilmunya 

2.5 Seni Menurut Islam

A. Definisi  Seni Menurut Islam

Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalny
a, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari
kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Nam
un menurut kajian ilimu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kur
ang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.

13
Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang selu
ruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Mak
a apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kam
i meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” 
[QS 50: 6].

Pendapat tentang pengertian seni dalam Islam Menurut Seyyed Hossein N


asr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keane
karagaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik ter
tentu dari tempat penerimaan wahyu al-quran yang dalam hal ini adalah masyarak
at Arab.

B. Perkembangan seni pada masa bani umayyah


Perkembangan seni Pada masa Daulah Bani Umayyah , terutama seni baha
sa, seni suara, seni rupa, dan seni bangunan (Arsitektur)

1) Seni Bahasa

Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa.


Sedangkan kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa Daulah Ban
i Umayyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, yait
u bidang politik, ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan. Dengan sendirinya kosak
ata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan istilah –istilah baru yang tida
k terdapat pada zaman sebelumnya.

Kota Basrah dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan il
mu dan sastra (adab). Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar pikiran
dalam diskusi-diskusi ilmiah dengan orang-orang dari bangsa yang telah mengala
mi kemajuan terlebih dahulu. Di kota itu pula banyak kaum muslimin yang aktif
menyusun dan menuangkan karya mereka dalam berbagai bidang ilmu. Maka den
gan demikian berkembanglah ilmu tata bahasa (Ilmu Nahwu dan sharaf) dan Ilmu
Balaghah, serta banyak pula lahir-lahir penyair-penyair terkenal.

2) Seni Rupa

14
Seni rupa pada zaman Umayyah banyak dipengaruhi oleh kesenian Bizanti
um sebagai akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam dari Makkah ke Syri
a. Seni rupa ini banyak memperlihatkan ciri khas Kristen awal, yaitu bentuk-bentu
k basilika dan menara. Seperti terlihat di Masjid Umayyah yang awalnya adalah G
ereja Johannes di Damaskus. Interior masjid ini digarap seniman-seniman Yunani
dari Konstantinopel.

Seni rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah
seni ukir, seni pahat, sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir yang berke
mbang pesat pada zaman itu ialah penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif
ukiran.

Yang terkenal dan maju ialah seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Qu
r’an, Hadits Nabi dan rangkuman syair yang di pahat dan diukir pada tembok dind
ing bangunan masjid, istana dan gedung-gedung.

Salah satu masjid yang dibangun pada masa Dinasti Umayyah adalah Masj
id Kubah Batu (Qubbat As-Sakhrah) di Yerusalem. Masjid yang didirikan pada za
man Khalifah Abdul Malik ini ditujukan sebagai pengingat tempat naiknya Nabi
Muhammad SAW ke langit pada peristiwa Isra Mi’raj.

Bangunan masjid peninggalan Dinasti Umayyah lainnya yang masih bisa k


ita saksikan hingga hari ini adalah Masjid Al-Aqsa (saat renovasi) dan Masjid Ag
ung Umayyah di Damaskus yang dibangun pada masa Khalifah Al-Walid I.

Selain bangunan masjid, Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak ista


na dan benteng pertahanan. Bangunan istana pada masa ini memiliki ciri tersendiri,
yaitu bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang terasing walaupun kini banyak
yang telah rusak. Contohnya adalah Istana Kusair Amra

3) Seni Suara

Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah


yang terpenting ialah Qira’atul Qur’an, Qasidah, Musik dan lagu-lagu lainnya yan
g bertema cinta kasih.

15
4) Seni Bangunan (Arsitektur)

Seni bangunan atau Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani Uma
yyah pada umumnya masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan k
ota Damaskus, kota Kairuwan, kota Al- Zahra. Adapun seni bangunan agama anta
ra lain bangunan Masjid Damaskus dan Masjid Kairuwan, begitu juga seni bangun
an yang terdapat pada benteng- benteng pertahanan masa itu.

Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masj


id. Di masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing guru
nya yang mengajar ilmu pengetahuan agama dan umum ilmu pengetahuan agama
yang berkembang pada saat itu antara lain ialah, ilmu Qira’at, Tafsir, Hadits Fiqih,
Nahwu, Balaqhah dan lain-lain. Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perke
mbangan pesat sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani A
bbasiyah. Tafsir berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsi
r yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi yang s
ekaligus juga paman Nabi yang terkenal.

5) Alat Musik Islam

Musik Islam selanjutnya berkembang sejalan dengan perkembangan musik


di Eropa. Penggunaan alat musik seperti oud sangat membantu dalam memahai pe
lajaran musik islam. Oud adalah alat musik berbentuk seperti buah piryang di poto
ng setengah dan di lengkapi senar atau sring sebanyak 12 buah.

Oud di Italia berubah nama menjadi il luto.Berbeda dengan Jerman, il luto


dikenaldengan nama laute.Terjadi perubahan bahasa penyebutan pada alat musik
yang benar-benar sama ini.Prancis menyebutnya le luth.Sementara itu, Inggris me
namainya lute.

6) Hal yang perlu di perhatikan dalam Menyanyi

Maka menurut DR. Yusuf Qardhawi, hal-hal yang harus diperhatikan dala
m hal nyanyian antara lain :

16
1.       Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan
etika islami     dan ajaran-ajarannya.

2.      Penampilan dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat

3.      Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum
khamar, menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa
batas.

4.      Nyanyian –sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)- harus di


batasi dengan sikap tidak berlebih-lebihan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui


tangkapanpancaindera, ilustrasi dan firasat,sedangkan ilmu adalah pengetahuan
yang telahdiklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan interpretasikan sehingga
menghasilkankebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang

17
secara ilmiah.Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila
perbuatan tersebut tidakdi bangun atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar.
Ada 4 hal pandangan islam dalam etos kerja yaitu:Niat (komitmen) sebagai
dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk
keberadaanmanusia, dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai.

3.2 Saran

Kepada para pembaca jadilah manusia yang beragama, berakhlak, berilmu,


pengetahuan dan bertanggung jawab. Pembaca diharapkan mampu menjadi
manusia yang memanfaatkan ipteks sesuai pada tempatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Samantho, Y.Ahmad.IPTEK dari Sudut Pandang Islam.http://ahmadsamantho.wor


dpress.com

Taher, Tarmizi.Ummatan Wasathan.www.republika.co.id

http://makalah-artikel-online.blogspot.com/

Achmad Suyuti Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

http://www.dakwahkeadilan.blogspot.com

18
http://www.kispa.org

http://www.eramuslim.com

http://www.pk-sejahtera.org

http://www.akhwatumar.blogspot.com

http://tektro12.blogspot.com/2016/12/penyikapan-terhadap-perkembangan-iptek.h
tml

LAMPIRAN

19
20

Anda mungkin juga menyukai