Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

‘STERILISASI, DESINFEKSI, DAN

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI’

Disusun oleh:

Linda Alifia Yulianti

NIM : P05140319015

Dosen Pengampu : Epti Yorita, SST.,MPH

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan bimbingan-Nya, makalah mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang disusun
oleh Linda Alifia Yulianti ini, membahas tentang ‘Sterilisasi, Desinfeksi dan Desinfeksi
Tingkat Tinggi (DTT)’. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memudahkan proses
pembelajaran. Dalam mempelajari makalah ini, anda diharapkan banyak membaca dan
berlatih berbagai materi yang disajikan, baik secara mandiri maupun bersama teman-teman
anda, untuk mendapatkan gambaran dan pelajaran yang lebih mendalam.
Sehingga setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembelajaran dapat terrcapai
dengan baik. Mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan kata, atau
penulisan. Salamat belajar, semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan meridhai upaya
kita, aamiin.

Bengkulu, 16 April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan
dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata
dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda
dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak
lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar
dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca
tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air,
makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu,
dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya
tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk
memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba (Burdon, 1969). 
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada
pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai bagaiman
terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi
penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi
dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi
infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan
mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk
melakukan asuhan kebidanan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besaar
bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan
beberapa ilmuan besar.  Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi
tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu
proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan
mencegah terjadinya infeksi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Bagaimana  macam-macam sterilisasi
4. Bagaimana macam-macam desinfeksi
5. Apa pengertian dari Disinfeksi Tingkat Tinggi
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Mengetahui tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Mengetahui macam-macam sterilisasi dan desinfeksi
4. Mengetahui pengertian dari Disinfeksi Tingkat Tinggi
BAB II

PEMBAHASAN

A. STERILISASI DAN DESINFEKSI


1. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,
dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk
membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative
maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman
patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas
dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan 
sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril
selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
2. Pengertian Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut
dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses
disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk mendesinfeksi
permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas.Tiap
desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila permukaan
tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada
suhukamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur
dan kelembaban
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau/ baunya disenangi
7. Bersifat biodegradable/ mudah diuraiLarutan stabil
8. Mudah digunakan dan ekonomis.

B. TUJUAN STERILISASI DAN DESINFEKSI


Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah:
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri 
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.
C. MACAM-MACAM STERILISASI DAN DESINFEKSI
1. Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi:
a. Sterilisasi Secara Mekanik
Filter Bakteri
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena
sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak
menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme
secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak
membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya.
Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau
bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara
sterilisasi lain. Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan
sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan berpasangan dengan sistem proses
aseptik.
Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan
melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus.
Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan adanya virus, secara
prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan partikel besar dari
bahan yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik
atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode
filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode
sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sediaan
obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan,
bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi
intratekal atau merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih
dari 15 ml, tidak boleh ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan
minyak lain, tidak disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan
permeabilitas dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan
steril, filter dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang
terbuat dari silikon murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan
gelas fritled. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang
menggunakan lapisan asbes dan filter-glass mungkin lebih berguna untuk
farmasis.
Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar
wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat
dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang.
Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter
oleh air. Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak
digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan
jumlah besar. Filter ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga
lebih 100 ml.
Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen
magnesium pada filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan
dari alkaloid bebas dari garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa yang
sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin. Hal ini
dapat diatasi dengan perawatan pertama dengan filter dengan dibasahkan
dengan HCl dan kemudian dibilas dengan air.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat,
membuat larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan
menempatkan ayakan dari nilon atau sutra, di bawah lapisan filter sebelum
menempatkan lapisan di dalam filter atau sebuah fritted glass dapat
ditempelkan pada saluran. Kedua untuk menghilangkan serat. Filter seitz juga
cenderung menghilangkan substrat dari filtrate dengan absorpsi.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor
khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci.
Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan
autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan
dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam
serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan
panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari
filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan
dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti
corong Buchner.
b. Sterilisasi Secara Fisika
1.  Pemanasan Kering
 Udara Panas Oven
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat
disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang
termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin,
petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti
talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai
tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling
efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
 Minyak dan penangas lain
Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat
disterilisasi dengan mencelupkannya, dalam penangas yang
berisi minyak mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas
dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan
sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang
mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi
sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk
memelihara cat penutup.
2. Panas lembab
 Uap bertekanan
Stelisisasi termal menggunakan tekanan uap jenuh
dalam sebuah autoklaf. Ini merupakan metode sterilisasi yang
biasa digunakan dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi
dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameter-
parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan
mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu
siklus yang divalidasi. Secara umum, sterilisasi panas lembab
dilakukan pada suhu 121°C dibawah tekanan 15 psig. Pada
suhu ini konsep letal dilakukan dengan F0 yang juga dilakukan
bila suhu sterilisasi berbeda dari 121°C. F 0 dari proses ini tidak
jauh pada 121°C dengan waktu yang dibutuhkan, dalam menit,
untuk menghasilkan kematian yang setara dengan hasil pada
121°C pada waktu tertentu.
 Uap panas pada 100oC
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam
bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai
keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan
proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur.
Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung
bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah
kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak
membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi
tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
 Pemanasan dengan bakterisida
Ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap pans
pada 100oC. adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas
metode ini. Metode ini digunakan untuk larutan berair atau
suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang biasa
diterapkan pada autoklaf. Larutan yang ditumbuhkan
bakterisida ini dpanaskan dalam wadah bersegel pada suhu
100oC selama 20 menit dalam pensterilisasi uap atau penangas
air. Bakterisida yang dapat digunakan termasuk 0,5%, fenol,
0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat
saat larutan dosis tunggal lebih dari 15 ml larutan obat untuk
injeksi intratekal atau gastro intestinal sehingga tidak dibuat
dengan metode ini.
 Air mendidih
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang
sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet,
penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar
tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang
20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air
dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran.
Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-
2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang
menghambat kondisi bahan-bahan logam.
3. Cara Bukan Panas
 Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu
mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan selama
proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh
mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut
merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm .
Sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik,
tetapi suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam
air atau udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi
dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi
dihindarkan dan setiap tindakan membunuhmikroorganisme
dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.
 Aksi letal
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke
elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah
kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya
keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya.
Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama
terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit
utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi.
Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang
diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam
rentang gelombang UV yang panjang.
 Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar
dari radiasi isotop radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma)
atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis elektron sampai
ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta). Sinar
gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak
menyebabkan kerusakan mekanik, namun demikian,
kekurangan sinar ini adalah di hentikan dari, mekanik elektron
akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang
dipercepat adalah kemampuannya memberikan output laju
doisis yang lebih seragam.
c. Sterilisasi Secara Kimia
Sterilisasi Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk
membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat
berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat, sterilisasi adalah fenomena
permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi yang
digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan
menghilangkan dari bahan yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi, gas ini
tidak inert, dan kereaktifannya terhadap bahan yang disterilkan harus
dipertimbangkan misalnya thiamin, riboflavin, dan streptomisin kehilangan
protein ketika disterilkan dengan etilen oksida.
Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan alkalis asam amino, hidroksi
atau gugus sulfur dari enzim seluler atau protein. Sterilisasi gas berjalan
lambat waktu sterilisasi tergantung pada keberadaan kontaminasi kelembaban,
temperatur dan konsentrasi etilen oksida.
2. Macam-Macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk
membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak
karena dapat menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan :
a. Alkohol
      Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi
kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang
kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak
menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh
karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
b.  Aldehida
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril
kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades,
karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi
kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan
sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri
vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-
20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
c.  Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara
luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak,
misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub
(Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai
bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan
sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+)
maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh
absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
d. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion
halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada
logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros,
Domestos, dan Betadine).
e. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh
zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun
karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di
rumah sakit dan laboratorium.
f. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak
digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda
mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa
kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh
virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus
polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
 Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus
dilarutkan baru setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk
larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif bagi
kain atau bahan plastik.
 Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%)
dilarutkan dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut
tetap stabil untuk waktu 60 hari. Keuntungannya adalah “efek
tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna pada
instrumen atau permukaan keras.
 Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan
dengan perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah
dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam
karena bersifat korosif, terutama untuk
aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada
pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang
  Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu
dari tiga desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki
efektifitas “tingkat menengah” bila permukaan tersebut
dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.
Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain
1. Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam
jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut
oligodinamik.Hal ini mudahsekali ditunjukkan dengan suatu
eksperimen.Namun garam dari logam berat itumudah merusak kulit,
makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya.
Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan
merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh
manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.
2. Zat Perwarna 
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya
bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram
positif, walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau
dimatikan, bergantung pada konsentrasi zatpewarna tersebut.
Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein
ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk
kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai
bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
D. DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)
1. Pemeliharaan Teknik Steril/ Disinfeksi Tingkat Tinggi
Dimanapun prosedur dilakukan, daerah steril harus dibuat dan dipelihara untuk
menurunkan risiko kontaminasi di area tindakan. Peralatan atau benda-benda yang
disinfeksi tingkat tinggi bisa ditempatkan di area steril. Prinsip menjaga daerah yang
harus digunakan untuk prosedur pada area tindakan dengan kondisi disinfeksi tingkat
tinggi (AVSC, 1999). Pelihara kondisi steril dengan memisahkan benda-benda steril
atau mungkin gunakan baju, sarung tangan steril dan sediakan atau pertahankan
lingkungan yang steril.
Sediakan dan jaga daerah steril/ disinfeksi tingkat tinggi: 
a. Gunakan kain sterilBerhati-hati jika membuka bungkusan atau memindahkan
benda-benda ke daerah yang steril/     disinfeksi tingkat tinggi
b. Hanya benda-benda steril/ disinfeksi tingkat tinggi atau petugas dengan atribut
yang sesuai yang diperkenankan untuk memasuki daerah steril/ disinfeksi tingkat
tinggi
c. Anggap benda apapun yang basah, terpotong atau robek sebagai benda
terkontaminasiTermpatkan daerah steril/ disinfeksi tingkat tinggi dari pintu atau
jendela
d. Cegah orang-orang yang tidak memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril untuk menyentuh peralatan yang ada di daerah steril.
2. DTT dengan Cara Merebus
a. Gunakan panci dengan penutup yang rapat
b. Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan
c. Rendam peralatan di dalam air sehingga semuanya terendam air
d. Mulai panaskan air
e. Mulai hitung waktu saat air mendidih
f. Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan
waktu dimulai
g. Rebus selama 20 menit
h. Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus
i. Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan
3. Disinfeksi Tingkat Tinggi Sarung Tangan dengan Menggunakan Uap Air
Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini
siap untuk DTT menggunakan uap panas (jangan ditaburi dengan bubuk talk)
a. Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan kukus
b. Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai sarung
tangan dapat dipakaikan tanpa membuat terkontaminasi baru
c. Letakkan sarung tangan pada nampan pengukus yang berlubang di
bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas nampan pengukus,
letakkan 5-15 pasang sarung tangan dengan bagian jarinya mengarah ke
tengah nampan. Agar proses DTT berjalan efektif, harap perhatikan
jumlah maksimal sarung tangan dalam satu nampan (tergantung dari
diameter nampan)
d. Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung
tangan. Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air.
Letakkan sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor
e. Letakkan penutup di atas nampan pengukus paling atas dan panaskan air
hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang
dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh
mikroorganisme. Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan
cepat dan ini merupakan pemborosan bahan bakar
f. Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci pengukus, mulailah
perhitungan waktu. Catat pengukusan sarung tangan dalam buku khusus
g. Kukus sarung tangan selama 20 menit, buka tutup panci dan letakkan
dalam posisi terbalik
h. Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan
goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat
menetes keluar
i. Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang kosong di sebelah
kompor
j. Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi
sarung tangan tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan
penutup di atasnya agar sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa
terkontaminasi (tuang air perebus ke dalam wadah DTT) "Ingat:Jangan
menempatkan nampan pengukus berlubang yang berisi sarung tangan di
atas meja atau tempat lain karena sarung tangan dapat terkontaminasi
oleh cemaran dari luar melalui lubang bawah nampan”
k. Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di
dalam nampan selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera, biarkan sarung
tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam
waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab (setelah 30 menit
bagian jari sarung tangan akan menjadi lengket dan membuat sarung
tangan sulit dipakai atau digunakan)
l. Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering gunakan
penjepit atas pinset disinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung
tangan. Letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat
tinggi lalu tutup rapat (sarung tangan bisa disimpan di dalam panci
pengukus yang berpenutup rapat). Sarung tangan tersebut bisa disimpan
sampai satu minggu.
4. DTT Kimiawi
Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid
(Cidex). Alkohol, iodine dan indofor tidak digolongkan sebagai disinfektan
tingkat tinggi. Alkohol tidak membunuh virus dan spesies pseudomonas bisa
tumbuh dalam larutan iodine. Larutan-larutan tersebut hanya boleh digunakan
sebagai disinfektan jika disinfektan yang dianjurkan tidak tersedia. Lysol, Karbol
dan Densol (asam karbolik 5% atau fenol 1-2%) digolongkan sebagai disinfektan
tingkat rendah dan tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau proses DTT.
Tablet formalin hanya efektif dalam suhi tinggi dan dalam bentuk gas jenuh,
Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Meletakkan tablet bersama
sarung tangan, bahan-bahan atau perlengkapan dalam botol kaca yang tertutup
tidak akan bekerja secara efektif. Formaldehid (formalin) merupakan bahan
karsinogenik sehingga tidak boleh lagi digunakan sebagai disinfektan.Larutan
disinfektan tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah klorin.
Karena larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman
selama 20 menit makan peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi secara
kimiawi harus segera dibilas dengan air matang
5. Langkah-langkah kunci pada disinfeksi tingkat tinggi secara
kimia termasuk:
a. Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah didekontaminasi dan cuci
bilas) ke dalam wadah dan tuangkan desinfektan“Ingat: Jika peralatan basah
sebelum direndam dalam larutan kimia maka akan terjadi pengenceran
larutan tersebut sehingga dapat mengurangi daya kerja atau efektifitasnya”
b. Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia
c. Rendam peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia
d. Rendam peralatan selama 20 menit
e. Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku khusus
f. Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah
disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup
g. Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah
disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda
dari semua bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin
keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga
dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi. Adapun desinfeksi dapat
dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium
hipokrit
Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam
industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni..
B. Saran
Dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan diharapkan
melakukan prosedur kebersihan dimulai dari mencuci tangan 7 langkah, sterilisasi dan
deinfektan tingkat tinggi alat-alat kesehatan. Agar kebersihan terjaga sehingga tidak
terkontaminasi oleh mikroorganisme yang merugikan. Semoga tulisan kami ini dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses pembelajaran mata kuliah
kebutuhan dasar manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika

Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa
Aksara, Jakarta, FKUI 1994

Parenteral Manual Technology, Michael J. groves, 1988, USA : Interpharm Press Inc.

Remington’s Pharmaceutical Sciences 18 th Edition, A.R. Gennaro, 1990, Pennsylvania :


Mack Publishing Company.
Scoville’s : The Art of Compounding, Glenn L. Jenkins et.all., 1957, New York : MC-Graw Hill Book
Companies.

Teori dan Praktek Farmasi Industri (terjemahan), Leon Lachmann et.all., 1998, jakarta : UI-
Press.
Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version), James Agalloco, 2008, USA :
Informa Healthcare Inc

Anda mungkin juga menyukai