Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk
memeliharakesehatan mereka secara fisik dan psikisnya (Potter dan Perry, 2005).
Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dan kesehatan dalam dirinya untuk memperoleh kesehatan fisik dan
bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit. Pemeliharaan personal hygiene
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti pada
orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit
atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik
kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya
mempengaruhi praktik hygiene pasien. Perawat menentukan kemampuan pasien
untuk melakukan perawatan diri dan memberikan perawatan hygiene menurut
kebutuhan dan pilihan pasien (Perry, 2005).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi
tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan
tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan
pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif
dalam meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika
memungkinkan (Potter dan Perry, 2005).
Personal hygiene diartikan sebagai hygiene perseorangan yang mencakup
semua aktivitas yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi
Perawatan kaki dan kuku untuk mencegah infeksi, bau kaki, dan cedera jaringan
lunak. Integritas kaki dan kuku ibu jari penting untuk mempertahankan fungsi
normal kaki sehingga orang dapat berdiri atau berjalan dengan nyaman.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perawtan kaki dan kuku?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis dapat menyimpulkan tujuan
penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana perawatan kaki dan kuku?
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan penulisan di atas penulis dapat menyimpulkan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi penulis dapat meningkatkan kebersihan diri dan perawatan diri.
2. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai bagaimana cara
merawat kaki dan kuku.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perawatan Kaki dan Kuku


Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam
tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan
bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku,
kantung kuku, akar kuku, dan lunula. Kondisi normal kuku ini dapat terlihat halus,
tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar kuku berwarna merah muda (Potter &
Perry, 2005).
Perawatan kuku Menurut Eka Fitri Monica Siregar (2015) dalam Laporan
pengabdian Masyarakat Penyuluhan Personal Hygiene menyebutkan bahwa bentuk
kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada yangpipih, bulat panjang,
tebal dan tumpul. Kegunaan kuku adalah sebagai pelindung jari, alat kecantikan,
senjata , pengais dan pemegang. Secara anatomis, kuku terdiri atas dasar kuku,
badan kuku ,dinding kuku, kantong kuku, akar kuku, dan lunula. Kuku normal yaitu
terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dan dasar kuku berwarna-
warna merah muda (Uliyah dan Hidayat, 2008).
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008), masalah atau gangguan pada kuku antara lain:
1) Ingrown Nail. Kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit
pada daerah tersebut.
2) Paronychia. Radang di sekitar jaringan kuku.
3) Ram’s Horn Nail. Gangguan kuku yang ditandai pertumbuhan yang lambat
disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi.
4) Bau Tidak Sedap. Reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak
sedap.
Perawatan kaki dan kuku untuk mencegah infeksi, bau kaki, dan
cedera jaringan lunak. Integritas kaki dan kuku ibu jari penting untuk
mempertahankan fungsi normal kaki sehingga orang dapat berdiri atau berjalan
dengan nyaman. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku
sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam
tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan
bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah.
Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan
permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan
memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
Cara-cara dalam merawat kuku antara lain: jangan memotong kuku
terlalu pendek dan kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus, jangan
membersihkan kotoran dibalik kuku dengan benda tajam sebab akan merusak
jaringan dibawah kuku, potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan, khusus
untuk jari sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau direndam, jangan
menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku.
Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau waktu yang terpisah.
Seringkali, orang tidak sadar akan masalah kuku sampai terasa nyeri. Tujuan
merawat dan memotong kuku : (1) menjaga kebersihan tangan dan kaki, (2)
mencegah timbulnya infeksi, (3) mencegah kaki berbau tidak sedap, (4)
mengkaji/memonitor masalah-masalah pada kuku kaki dan tangan.
Masalah dihasilkan karena perawatan yang salah atau kurang pada kaki dan
tangan seperti menggigit kuku atau pemotongan yang tidak tepat dan pemaparan zat-
zat kimia yang tajam. Rasa tidak nyaman dapat mengarah pada stres fisik dan
emosional. Masalah-masalah tesebut dapat berakibat pada perubahan integritas kulit
serta risiko infeksi.
Berikut ini merupakan masalah umum pada kaki dan kuku (Potter & Perry, 1997):
1) Kalus: Bagian yang mengeras dari epidermis terdiri dari massa sel tanduk
dan keratotik. Masalah ini dapat disebabkan oleh friksi atau tekanan lokal.
Kondisi dapat menyebabkan ketidaknyamanan jika memakai alas kaki yang
ketat.
2) Katimumul: Keratosis disebabkan oleh friksi dan tekanan dari alas kaki.
Jaringan dapat menempel dengan tulang jika dibiarkan tumbuh. Cara berjalan
klien akan berubah karena nyeri.
3) Kutil pada kaki (plantar wart): Luka yang menjamur, terlihat pada tumit kaki
dan disebabkan oleh virus papiloma. Kutil juga dapat menimbulkan nyeri
dan sulit berjalan.
4) Kuku yang tumbuh ke dalam: Jari kaki atau jari tangan masuk ke dalam
jaringan yang halus di sekitar kuku. Kuku yang masuk ke dalam akan
menimbulkan nyeri lokal jika terkena tekanan.
5) Kuku tanduk ram: Kuku yang meliuk panjang. Usaha perawat untuk
memotong kuku dapat menyebabkan kerusakan dasar kuku dengan risiko
infeksi.
6) Paronisa: Inflamasi jaringan sekitar jari, terjadi setelah bintil kuku atau
cedera lain. Terjadi pada orang yang sering berada di air dan umumnya klien
diabetes. Daerah dapat mengalami infeksi.
7) Bau kaki: Diakibatkan oleh keringat berlebihan yang meningkatkan
perkembangan organisme. Kondisi dapat menyebabkan ketidaknyamanan
akibat keringat berlebihan, dapat menimbulkan rasa malu.
8) Infeksi jamur kaki (Tinea pedis): Infeksi jamur pada kaki; disebabkan
pemakaian alas kaki yang ketat. Infeksi jamur dapat menyebar ke bagian
tubuh yang lain, terutama tangan. Dapat menular dan sering kambuh.

Tanda-tanda awal pada masalah kaki dan kuku biasanya adalah nyeri dan
lunaknya jaringan. Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi postur klien dan kelemahan
pada kelompok otot tertentu. Klien dengan diabetes mellitus membutuhkan perawatan
kaki dan kuku yang khusus. Hal ini disebabkan oleh kurangnya suplai darah di bagian
tersebut. Perawatan kebersihan pada kuku dan kaki umumnya terdiri dari pemotongan
kuku secara teratur, membersihkan bagian bawah kuku (termasuk membersihkan,
mencuci, dan mengeringkan), dan memakai alas kaki yang pas. Perendaman dapat
dilakukan ketika kuku kotor atau tebal. Orangewood stick dapat digunakan untuk
membersihkan bagian dalam kuku. Tidak dianjurkan memakai logam karena logam
dapat merusak kuku dan membuat kuku menjadi kotor. Pembersihan daerah antara jari
satu dengan jari yang lain membutuhkan perhatian khusus. Pelunak, misalnya krim
dingin dapat menjaga agar kuku dan kutikula tetap lembut.
Daerah dengan kalus tidak boleh dipotong. Sebaiknya melakukan perendaman
beberapa kali untuk membantu menghilangkan kalus. Lotion sebaiknya digunakan secara
rutin untuk menjaga kelembaban kulit dan melembutkan daerah kalus. Jika sebaliknya
(kelembaban berlebih/keringat berlebih), bedak yang dapat menyerap air dapat
digunakan pada daerah antara jari. Klien harus memakai alas kaki yang pas dan bersih.
Pas bukan berarti ketat, namun nyaman untuk menopang kaki.
Pengkajian
Kuku kaki dan tangan dikaji dengan menggunakan teknik inspeksi dan
palpasi. Inspeksi meliputi pada bentuk plat kuku, sudut antara kuku dan dasar kuku,
tekstur kuku, warna dasar kuku, dan keutuhan jaringan sekitar kuku. Secara umum, yang
dikaji dari kuku adalah bentuk, warna, adanya lesi, dan pertumbuhan. Ciri-ciri kuku
normal yang sehat yaitu transparan, lembut dan konveks dengan alas jari pink dan ujung
putih tembus cahaya. Pada orang-orang tertentu, misalnya orang Afrika Amerika,
pigmentasi coklat atau hitam secara normal ada di antara kuku dan dasar kuku. Kuku
dikelilingi oleh kutikula yang tumbuh melewati jari dan harus ditekan secara teratur ke
belakang (dipotong). Kulit di sekitar dasar kuku harus lembut dan tanpa inflamasi.
Perawat juga menanyakan pada klien apakah klien mengecat kukunya dengan teratur dan
menggunakan penghapus cat kuku karena zat kimia yang terdapat pada produk tersebut
menyebabkan kekeringan berlebihan pada kuku. Langkah-langkah pengkajian kuku
adalah sebagai berikut:
1) Jelaskan pada klien apa yang akan dilakukan, mengapa hal tersebut perlu
dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasil
pengkajian akan digunakan dalam merencanakan perawatan dan terapi
selanjutnya.
2) Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat.
3) Berikan klien provasi.
4) Tanyakan apakah klien mempunyai salah satu riwayat berikut ini: menderita
diabetes melitus, penyakit sirkulasi perifer, cedera sebelumnya, atau penyakit
berat.
5) Inspeksi bentuk plat kuku untuk menentukan lekukan dan sudutnya.
 Normal: lekuk konveks, sudut antara kuku dan dasar kuku sekitar 160
derajat.
 Deviasi dari normal: kuku sendok, tabuh (180 derajat atau lebih).
6) Inspeksi tekstur kuku jari tangan dan jari kaki.
 Normal: Tekstur halus
 Deviasi dari normal: Terlalu tebal (misalnya akibat sirkulasi yang buruk,
anemia defisiensi besi), terlalu tipis atau adanya alur (misal anemia
defisiensi besi), garis Beau (garis puth atau alur yang melintang.
7) Inspeksi warna dasar kuku jari tangan dan jari kaki.
 Normal: Klien berkulit terang kaya vaskular dan berwarna merah muda,
klien berkulit gelap mungkin memiliki pigmentasi cokelat atau hitam pada
guratan longitudinal.
 Deviasi dari normal: Berwarna kebiruan atau keunguan (dapat
menunjukkan sianosis), pucat (dapat menunjukkan sirkulasi arteri yang
buruk).
8) Inspeksi jaringan di sekitar kuku
 Normal: Epidermis utuh
 Deviasi dari normal: Kuku menggantung paronisia (inflamasi) .
9) Lakukan uji pemucatan untuk pengisian kapiler. Tekan dua atau lebih kuku
dengan ibu jari dan jari telunjuk, periksa adanya pemucatan dan kembalinya
warna merah pada dasar kuku.
 Normal: cepat kembali ke warna merah muda atau warna asal
 Deviasi dari normal: lambat kembali ke warna merah muda atau warna
asalnya (dapat mengindikasikan gangguan sirkulasi).
10) Dokumentasikan hasil pengkajian pada catatan klien menggunakan formulir atau
daftar tilik disertai catatan narasi jika perlu.
Pada bayi baru lahir, kuku tumbuh sangat cepat, sangat tipis dan mudah patah.
Pada anak-anak, kuku jari kaki yang bengkok, memar, atau mengalami onikokriptosis
dapat diakibatkan oleh sepatu yang terlalu sempit. Perilaku anak-anak yang menggigit
kuku harus didiskusikan dengan anggota keluarga. Pada lansia, kuku tumbuh lebih
lambat dan menebal. Pita longitudinal biasanya ada, dan kuku cenderung retak. Pita pada
kuku dapat menunjukkan defisiensi protein, titik putih menunjukkan defisiensi seng, dan
kuku berbentuk sendok menunjukkan defisiensi zat besi. Pada klien dengan kondisi
rawat jalan atau klien komunitas, edukasi tentang perawatan kuku perlu dilakukan.
Perawat dapat mengajarkan klien atau anggota keluarga mengenai perawatan kuku yang
benar, termasuk cara memotong dan membentuk kuku untuk menghindari paronikia.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam
tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat
dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding
kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula. Kondisi normal kuku ini dapat
terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar kuku berwarna merah
muda (Potter & Perry, 2005).
Kegunaan kuku adalah sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata ,
pengais dan pemegang. Secara anatomis, kuku terdiri atas dasar kuku, badan
kuku ,dinding kuku, kantong kuku, akar kuku, dan lunula. Kuku normal yaitu
terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dan dasar kuku berwarna-
warna merah muda (Uliyah dan Hidayat, 2008). Cara-cara dalam merawat kuku
antara lain: jangan memotong kuku terlalu pendek dan kuku jari kaki dipotong
dalam bentuk lurus, jangan membersihkan kotoran dibalik kuku dengan benda
tajam sebab akan merusak jaringan dibawah kuku, potong kuku seminggu sekali
atau sesuai kebutuhan, khusus untuk jari sebaiknya kuku dipotong segera setelah
mandi atau direndam, jangan menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku.
3.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebaiknya pihak yang bersangkutan memberikan pengarahan yang
lebih mengenai perawatan kaki dan kuku
2. Bagi Mahasiswa
Mengenai makalah yang kami buat, bila ada kesalahan maupun
ketidaklengkapan materi mengenai perawatan kaki dan kuku . Kami mohon
maaf, kamipun sadar bahwa makalah yang kami buat tidaklah sempurna. Oleh
karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Perry, potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, dan praktik.   Jakarta: EGC
Kozier, Erb. 2009. Buku ajar praktik keprawatan klinis: ed 5. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai