1
kompleks. Contoh : seseorang yang meludah didepan atau didekat orang seseorang kadang
kala di persepsikan sebagai rasa tidak suka atau benci terhadap
orang tersebut, atau orang yang meludah tersebut tidak bermaksud sebagaimana
dipersepsikan orang lain. Situasi diatas selanjutnya menimbulkan konflik antar individu atau
kelompok.
D. SUASANA KOMUNIKASI
Agar komunikasi dengan klien dewasa efektif perlu memperhatikan terciptanya suasana
komunikasi yang mendukung tercapainya tujuan komunikasi seperti saling menghormati,
percaya dan terbuka.
1. Suasana saling menghormati
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa, lawan komunikasi
(perawat/tenaga kesehatan) harus dapat menghormati pendapat pribadinya. Klien
dewasa akan merasa lebih senang apabila ia diperbolehkan untuk menyampaikan
pemikiran atau pendapat, ide, dan sistem nilai yang dianutnya. Apabila hal-hal
tersebut diabaikan akan menjadi kendala bagi keberlangsungan komunikasi.
2. Suasana saling percaya
Komunikasi dengan klien dewasa perlu memperhatikan rasa saling percaya akan
kebenaran informasi yang dikomunikasikan. Apabila hal ini dapat diwujudkan maka
tujuan komunikasi akan lebih mudah tercapai.
3. Suasana saling terbuka
Keterbukaan untuk menerima hasil komunikasi dua arah, antara perawat atau tenaga
kesehatan dan klien dewasa akan memudahkan tercapainya tujuan komunikasi.
Klien dewasa yang menjalani perawatan di rumah sakit dapat merasa tidak berdaya,
dan tidak aman ketika berada dihadapan pribadi-pribadi yang mengatur sikap dan
perilakunya. Status kemandirian mereka berubah menjadi bergantung pada aturan dan
ketetapan pihak lain. Hal ini dapat menjadi suasanya yang dirasanya sebagai
ancaman. Akumulasi perasaan ini dapat terungkap dalam bentuk sikap emosional dan
agresif. Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai
orang dewasa oleh para professional,pasien dewasa akan mampu bergerak lebih jauh
dari imobilitas bio psikososialnya untuk mencapai penerimaan terhadap maslahnya.
2
A. Model Komunikasi dan Implementasinya pada Klien Dewasa
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa dapat diterapkan
beberapa model konsep komunikasi sebagai berikut:
1. Model Shanon & Weaver
Model Shanon & Weaver memperhatikan problem pada penyampaian pesan
informasi berdasarkan tingkat kecermatan. Model ini mengilustrasikan sumber dalam
bentuk sandi. Diasumsikan bahwa sumber informasi menyampaikan sinyal yang
sesuai dengan saluran informasi yang digunakan. Gangguan yang timbul dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Model ini dapat diterapkan pada
konsep komunikasi antarpribadi. Faktor yang menguntungkan dari implementasi
model ini ialah pesan yang disampaikan dapat diterima langsung oleh pihak penerima.
Meskipun demikian, pada model ini pun terdapat kelemahan yang berupa hubungan
antara sumber dan penerima pesan tidak kasat mata. Karena itu klien dewasa lebih
memilih komunikasi secara langsung karena penerapan komunikasi melalui perantara
dapat mengurangi kejelasan pesan yang dikomunikasikan.
3
tepat untuk diterapkan karena klien dewasa mempunyai komitmen berdasarkan sikap
dan pengetahuannya yang tidak mudah dipengaruhi oleh perawat.
Pada kasus ini lebih tepat apabila diterapkan dimensi suka (hue) dalam kadar
tertentu, sebatas untuk sarana penyampaian pesan profesional. Model ini ditekankan
pada pentingnya hubungan dalam membantu klien pada pelayanan kesehatan secara
langsung.
5
A. DEFINISI KOMUNIKASI PADA ORANG LANSIA
komunikasi yang biasa dilakukan oleh tenaga kesehatan pada lansia yang komunikasi
bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan
hubungan intim yang terapeutik.
2. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada reaksi
penolakan.
7
ini, perawat sebagai konselor, advokat terhadap segala sesuatu yang asing atau
sebagai pena,pung masalah pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.
3) Pendekatan sosial
Pendekatan ini di laksanakan meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan
lingkungan. Mengadakan diskusi tukar fikiran bercerita serta bermain merupakan
implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi dengan sesama
lansia maupun dengan petugas kesehatan,
4) Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan
atau agama yang di anutnyaterutama pada saat klien sakit atau mendekati
kematian.
8
8. Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan misalnya focus
pada rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh, udara yang tidak enak, dan
lain-lain.