ASKEP BPH
BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA
ANFIS SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas
dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren)
yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa
urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c)
satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan d) satu
uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria (Panahi,
2010).
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
PENGERTIAN
Benigna prostatic hyperplasia
adalah suatu keadaan di mana
kelenjar prostat mengalami
pembesaran, memanjang ke
atas ke dalam kandung kemih
dan menyumbat aliran urin
dengan menutup orifisium
uretra. BPH merupakan
kondisi patologis yang paling
umum pada pria. (Smeltzer
dan Bare, 2002)
Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak
tepat dibawah leher
kandung kemih. Kelenjar
ini mengelilingi uretra dan
dipotong melintang oleh
dua duktus ejakulatorius,
yang merupakan
kelanjutan dari vas
deferen.
FISIOLOGI KELENJAR PROSTAT
1. Menghasilkan cairan encer yang mengandung ion sitrat,
ion phospat, enzim pembeku, dan profibrinosilin, Selama
pengisian kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan
kontraksi vas deferens sehingga cairan encer dapat
dikeluarkan untuk menambah lebih banyak jumlah semen.
2. Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang
berguna untukk melindungi spermatozoa terhadap sifat
asam yang terdapat pada uretra.
ETIOLOGI BPH
1.Dihydrotestosteron 3. Interaksi stroma – epitel
Peningkatan 5 alfa reduktase Peningkatan epidermal gorwth
dan reseptor androgen factor menyebabkan hiperplasi
menyebabkan epitel dan stroma stroma dan epitel.
dari kelenjar prostat mengalami 4. Berkurangnya sel yang mati
hiperplasi . Estrogen yang meningkat
2. Perubahan keseimbangan menyebabkan peningkatan
hormon estrogen – testoteron lama hidup stroma dan epitel
Pada proses penuaan pada pria
dari kelenjar prostat
terjadi peningkatan hormon
5. Teori sel stem
estrogen dan penurunan
Sel stem yang meningkat
testosteron yang mengakibatkan
hiperplasi stroma. mengakibatkan proliferasi sel
transit
Manifistasi Klinis
1. Gejala iritatif meliputi : Aliran urin tidak
• Peningkatan frekuensi berkemih lancar/terputus-putus
• Nokturia (terbangun pada malam hari
Urin terus menetes setelah
untuk miksi)
• Perasaan ingin miksi yang sangat
berkemih
mendesak/tidak dapat ditunda (urgensi) Waktu miksi memanjang yang
• Nyeri pada saat miksi (disuria) akhirnya menjadi retensi urin
2. Gejala obstruktif meliputi : dan inkontinensia karena
Pancaran urin melemah penumpukan berlebih.
Rasa tidak puas sehabis miksi, Pada gejala yang sudah lanjut,
kandung kemih tidak kosong dengan
dapat terjadi Azotemia
baik
Kalau mau miksi harus menunggu lama
(akumulasi produk sampah
Volume urin menurun dan harus
nitrogen) dan gagal ginjal
mengedan saat berkemih dengan retensi urin kronis dan
volume residu yang besar.
DERAJAT BPH
Derajat I : penderita merasakan lemahnya
pancaran berkemih, kencing tak puas,
frekuensi kencing bertambah terutama
pada malam hari
Derajat II : adanya retensi urin maka
timbulah infeksi. Penderita akan mengeluh
waktu miksi terasa panas (disuria) dan
kencing malam bertambah hebat.
Derajat III : timbulnya retensi total. Bila
sudah sampai tahap ini maka bisa timbul
aliran refluk ke atas, timbul infeksi
ascenden menjalar ke ginjal dan dapat
menyebabkan pielonfritis, hidronefrosis.
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisa 2. Darah lengkap
Analisis urin dan 3. Pemeriksaan radiologis
mikroskopik urin penting Untuk memperkirakan
untuk melihat adanya sel volume BPH, derajat
leukosit, sedimen, eritrosit, disfungsi buli, dan volume
bakteri dan infeksi residu urin.
KOMPLIKASI
1. Terhadap uretra 3. Terhadap ureter dan ginjal
Bila lobus medius obstruksi kronik