Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah S.W.T, yang mana berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “ Askep BPH “ pada mata
kuliah KMB. Serta kami juga berterima kasih kepada ibu selaku dosen mata kuliah falsafah
keperawatan STIKes YARSI SUMBAR Bukittinggi .

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
kita.Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan
kami buat di masa yang akan datang.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang


membacanya.Sekiranya makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan
orang yang membacanya.Sebelumnya kami memohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bukittinggi, 12 Maret 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

BPH merupakan kelainan pembesaran kelenjar yaitu hiperplasia yang

mendesak jaringan asli keporifer. Pada pasien BPH usia lanjut sangat

memerlukan tindakan yang tepat untuk mengantisipasinya. Sebagai salah satu

tindakan yang akan dilakukan adalah dengan operasi prostat atau

prostatektomi untuk mengangkat pembesaran prostat. Dari pengangkatan

prostat, pasien harus dirawat inap sampai keadaannya membaik, guna

mencegah komplikasi lebih lanjut. (Suwandi, 2007)

Menurut Silva (2007), BPH dianggap menjadi bagian dari proses

penuaan yang normal. Walaupun demikian, jika menimbulkan gejala yang

berat dan tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi yang

mungkin terjadi pada penderita BPH yang dibiarkan tanpa pengobatan adalah

pembentukan batu vesika akibat selalu terdapat sisa urin setelah buang air

kecil, sehingga terjadi pengendapan batu. Bila tekanan intra vesika yang

selalu tinggi tersebut diteruskan ke ureter dan ginjal, akan terjadi hidroureter

dan hidronefrosis yang akan mengakibatkan penurunan fungsi ginjal.

Di Dunia, dapat dilihat kadar insidensi BPH, pada usia 40-an,

kemungkinan seseorang itu menderita penyakit ini adalah sebesar 40%, dan

setelah meningkatnya usia 60 hingga 70 tahun, persentasenya meningkat

menjadi 50% dan diatas 70 tahun, persen untuk mendapatkannya bisa


sehingga 90%. Sedangkan hasil penelitian Di Amerika 20% penderita

BPH terjadi pada usia 41-50 tahun, 50% terjadi pada usia 51-60 tahun

dan 90% terjadi pada usia 80 tahun (Johan, 2005).

Di Indonesia pada usia lanjut, beberapa pria mengalami

pembesaran prostat benigna. Keadaan ini di alami oleh 50% pria yang

berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun

(Nursalam dan Fransisca, 2006).

Rumusan Masalah
Mengetahui lebih detail tentang penyakit BPH dan asuhan keperawatan yang
tepat mengenai BPH.

Tujuan rumusan
Setelah pembahasan makalah ini,maka akan diketahui tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian dan gejala penyakit BPH.
b.  Mengetahui Asuhan keperawatan pada BPH

Anda mungkin juga menyukai