Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Florence Nightingale

Sejarah keperawatan di dunia diawali dengan kelahiran sang ibu perawat dunia yaitu Florence
Nightingale. Dan pada akhirnya lahirlah generasi-generasi penerus keperawatan baik du dunia
maupun sejarah keperawatan di Indonesia juga. Dan juga lahirlah akan konsep teori
keperawatan florence nightingale pula. Teori dari Florence nightingale sangatlah bermanfaat
bagi para perawat terutama pada saat melakukan tugas dan kewajibannya dalam rangka merawat
pasien.

Florence Nightingale seorang Perawat pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia
dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasa-jasanya yang
tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea,
Rusia.

Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-
kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada perhatian teliti terhadap keperluan hak pasien
dan penyusunan laporan mendetail menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke
arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.

Biografi Florence Nightingale


Dua bayi perempuan dilahirkan di tengah keluarga William (W.E.N) dan Fanny Nightingale
dalam suatu perjalanan panjang keliling Eropa. Parthenope, anak pertama, lahir di Napoli,
Yunani. Putri kedua diberi nama sesuai dengan nama sebuah kota di Italia, tempat dia dilahirkan
pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence.

Florence Nightingale dibesarkan dalam sebuah keluarga kaya yang tinggal di luar kota London,
dikelilingi pesta-pesta yang terus berlangsung, sebuah rumah musim panas bernama Lea Hurst,
dan tamasya ke Eropa. Tetapi pada tahun 1837, pada usia tujuh belas tahun, dia menulis di buku
hariannya, “Pada tanggal 7 Februari, Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk
melayani-Nya.” Tetapi pelayanan apa?

Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita 'bukan karena status
sosial keluarga kaya' saat dia merawat keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk
sekitar Embley, rumah keluarganya.
Pada saat Florence berusia dua puluh empat tahun, dia merasa yakin bahwa panggilannya adalah
merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, para gadis Inggris terhormat tidak akan
bersedia menjadi perawat. Pada masa itu, perawat tidak melebihi fungsi sebagai pembantu yang
melakukan semua pekerjaan di rumah sakit — rumah sakit umum (para orang kaya dirawat di
rumah sendiri) — dan dianggap sebagai peminum atau pelacur.

Tetapi Florence, yang belum menikah dan masih tinggal bersama orang tuanya, merasa hampir
gila karena ketidakproduktifan dan rasa frustrasi. Dia bertanya kepada seorang dokter tamu dari
Amerika, dr. Samuel Howe, “Apakah pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya
untuk menjadi seorang perawat?” Dia menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap
tidak layak. Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang
wanita terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”

Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic Sisters of
Charity — suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan melayani orang
lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh Pendeta
Theodor Fliedner.

Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan tempat tidur, sekolah perawatan
bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim,
sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat disertai ratusan
diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa.

Sejarah Florence Nightingale

Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai
pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances. Dia
memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan menerapkan beberapa ide yang
revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien,
dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat dengan menekan bel.

Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte, institusi tersebut menerima
semua pasien dari semua denominasi dan agama. Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite
Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik. Florence mengancam akan
mengundurkan diri, kecuali bila komite ini merubah peraturan tersebut dan memberinya izin
tertulis berbunyi; “rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi
juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari
pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam”

Komite Rumah Sakit pun merubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence. Ternyata,
Florence harus menanti cukup lama hingga ia bisa menjadi seorang perawat, yaitu sekitar lima
belas tahun. Waktu yang sedemikian ini belakangan diyakini Florence sebagai kehendak Tuhan
yang menyatakan bahwa dirinya harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum terjun sebagai
seorang perawat.
Perannya dalam Perang Krimea
Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk
menguasai Krimea dan Konstantinopel (pintu gerbang menuju Timur Tengah). Banyak prajurit
yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya
perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.

Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam
tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka
bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, “Apakah Inggris tidak
memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan yang
mulia ini?”.

Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya telah tiba, ia pun
menulis surat kepada menteri perang saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.

Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence Nightingale adalah satu-
satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan
karena peluru dan bom, namun karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak
memadai. Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence
menyanggupi.

Namun, kerja keras membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak pada jumlah kematian
prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi yang terbanyak
dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada masa musim dingin pertama Florence
berada disana sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat
prajurit malah meninggal karena penyakit seperti : tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan
dengan kematian akibat luka-luka saat perang.

Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih
banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan limbah dan
ventilasi udara memburuk. Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence
Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem pembuangan
limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun drastis.

Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang
kurang dari suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah
saat Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk
Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army), akhirnya ia
meyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit
yang kotor dan memprihatinkan.

Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih mengkampanyekan
kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya
angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa
pentingnya disain sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.

Sumber di dapatkan dari : Sejarah Biografi Florence Nigtingale.

Anda mungkin juga menyukai