KECAMATAN DOLOKSANGGULKABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
T.A 2020/2021
CAPPING DAY
A. Defenisi Capping day
Capping Day adalah Hari Pemasangan Cap/ Topi Perawat kepada seluruh
mahasiswa tingkat I yang menyelesaikan studi semester I dan akan menempuh studi di
semester II sebagai simbol bahwa para mahasiswa & mahasiswi Akademi Keperawatan
Adi Husada telah siap praktek lapangan ke Rumah Sakit dan Puskesmas, setelah
mendapatkan materi dan teori serta praktek di laboratorium keperawatan di semester I.
Capping Day merupakan langkah awal bagi para calon perawat untuk dapat bekerja
melayani pasien penuh dengan cinta kasih seperti yang diajarkan oleh Tokoh Perawat
"Florence Nigthangle".
Capping Day atau ucap janji mahasiswa merupakan tahapan awal yang harus
dilalui oleh setiap mahasiswa keperawatan dan kebidanan sebelum mahasiswa memasuki
dunia profesi untuk melakukan praktek di klinik di rumah sakit atau layanan kesehatan
lain.
Capping Day merupakan suatu seremonial yang dilakukan oleh mahasiswa
tingkat satu yang telah menjalani perkuliahan selama kurang lebih satu semester. Saat
Capping day mereka akan mengucapkan janji mahasiswa, lalu secara simbolis diberi pin
dan kap (diperuntukkan khusus wanita-red) serta peresmian penggunaan seragam
perawat.
Dalam rangkaian acara tersebut, para calon tenaga perawat profesional ini juga
diajak untuk mengenang kembali tokoh perawat internasional asal Italia, Florence
Nightingale. Tujuannya agar para mahasiswa tidak hanya mengikuti perkembangan dunia
kesehatan pada zaman sekarang, namun juga mengenal tokoh pejuang kese-hatan dari
Italia tersebut.
B. Florence Nightingale
a. Sejarah Florence Nightingale “Lady With The Lamp”
Florence Nightingale yang dikenal juga dengan sebutan "Lady with the lamp"
atau Bidadari berlampu merupakan salah satu tokoh keperawatan dunia ia juga sebagai
pelopor keperawatan modern, penulis dan ahli statistik.
FLORENCE Nightingale adalah wanita berkebangsaan Inggris yang lahir di
Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820. Ia lahir dan tumbuh dalam keluarga yang
berada dan terpandang di London. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Saat kecil
ia tinggal di Lea Hurst, Derbyshire, London. Ayahnya, William Nightingale seorang tuan
tanah, dan ibunya adalah keturunan ningrat.
Pada zaman itu, seorang wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya
cenderung glamour dan malas. Namun Florence remaja tidak begitu, meski ia seorang
putri tuan tanah yang kaya raya, justru ia lebih senang keluar rumah dan membantu
warga sekitar yang membutuhkan.
Lalu pada 12 Agustus 1853, Folrence kembali ke Inggris dan mendapat pekerjaan
sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen,
sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London, posisi yang ia
tekuni hingga bulan Oktober 1854. Tahun Setahun setelah kembalinya ia ke Inggris,
berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris bersama tentara
Perancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang gugur dalam
pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk
para prajurit yang sakit dan luka-luka. Sampai akhirnya wartawan harian TIME menulis
tulisan bertajuk “Apakah Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya
dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan yang mulia ini?”.
C. Makna Baju Putih, Pemasangan Pin dan Cap Saat Capping Day
a. Kenapa Perawat harus berbaju Putih?
Dewasa ini perawat banyak yang telah meninggalkan model gaun dengan topi
putih di kepala. Desain seragam perawat berubah seiring dengan perkembangan zaman
dan perkembangan dunia fashion. Namun banyak dari sekian banyak perubahan, mereka
pada umumnya mempertahankan warna putih sebagai warna seragam perawat. Lantas
mengapa sih harus warna putih?
Warna putih melambangkan kebersihan, kemurnian dan kesucian. Jadi, Baju putih
yang biasa digunakan oleh perawat melambangkan kemurnian, kesucian dan spiritualitas
serta kedewasaan yang harus ada di jiwa seorang perawat. Warna putih yang
melambangkan kebersihan diharapkan para perawat selalu menjaga kebersian pada
dirinya sendiri. Perawat diharapkan untuk selalu menanamkan kepribadian yang bersih,
steril dan bebas dari kuman.
2. Warna putih sebagai simbol ketenangan
Putih adalah perlambang kesucian, kemuliaan dan keikhlasan tetapi di balik itu
terdapat potensi kekuatan dahsyat yang tersamar. Sebagai seorang perawat identik
dengan sifat yang lembut dan penuh kasih. Namun dibalik kelembutan tersebut
diharapkan adanya kekuatan besar dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang
tak terduga. Diperlukan kekuatan dan ketabahan yang besar untuk mengerti dan
memahami situasi serta mengambil tindakan untuk mengatasi segala situasi tersebut.
Selayaknya bayi yang baru dilahirkan dianalogikan laksana kertas putih kosong
tanpa catatan dosa. Hati yang seputih kapas digambarkan sebagai bersihnya hasrat.
Harapan supaya sifat-sifat si putih mengalir di setiap denyut nadi perawat
dimanifestasikan dengan mengharuskan setiap perawat berseragam putih saat bekerja.
Dengan tujuan agar setiap perawat memiliki ketulusan saat merawat pasien. Dengan
seragam putih, setiap perawat diingatkan untuk memainkan peran yang selalu sama yaitu
secara hakikat selalu bertujuan meringankan penderitaan pasiennya.