PENDAHULUAN
2)
3)
1.3 TUJUAN
1.
Tujuan umum
Untuk mengetahui
Tujuan khusus
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
pencernaan.Udara
adalah
gas
yang
dapat
tertelan
bersama
makanan.Menelan sedikit udara adalah normal tetapi secara tidak sadar, beberapa
orang
menelan
udara
dalam
jumlah
banyak,
terutama
bila
terjadi
merasa
penuh
dan
orang
tersebut
akan
bersendawa
atau
4. Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas
banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang
karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan
dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya.
Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri gastroduodenalis dan
arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus
posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria
ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum, serta
berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui
vena porta.
b. Fisiologi
Fisiologi Lambung :
1. Mencerna makanan secara mekanikal.
2. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 3000
mL gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponene utamanya yaitu
mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen, dan air. Hormon gastrik
yang disekresi langsung masuk kedalam aliran darah.
3. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein
dirobah menjadi polipeptida
4. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,
alkohol, glukosa, dan beberapa obat.
5. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung
oleh HCL.
6.
beralkohol, atau saat kejadian nafas yang memburu. Aerophagia ini akan
dikeluarkan kembali dengan cara sendawa, namun sisanya akan ikut saluran
pencernaan sampai dengan menjadi gas buang. Komposisi aerophagia terdiri dari
nitrogen, oksigen dan karbon dioksida.
Kedua adalah dari meningkatnya produksi gas dalam pencernaan
karena hasil kerja bakteri di usus besar yang memproses makanan tidak tercerna
sempurna pada usus halus. Ada sebanyak 30-150 gram makanan yang belum
tercerna sempurna pada usus halus sudah masuk ke usus besar setiap harinya yang
sebagian besar adalah karbohidrat. Sehingga makin tinggi konsumsi karbohidrat
kita, akan semakin besar kemungkinan tingginya produksi gas dalam usus besar.
Ini dapat terjadi karena adanya kekurangan enzim-enzim pencernaan. Komposisi
gas karena penyebab kedua ini terdiri dari carbon monoksida, hydrogen, methane,
dan sulfur. Makanan yang dapat membuat tingginya produksi gas buang pada
seseorang belum tentu menghasilkan jumlah gas yang sama untuk orang lain. Ini
disebabkan karena ada dua jenis bakteri di mana bakteri kedua dapat
mengeliminasi hydrogen yang dihasilkan oleh bakteri pertama. Perbedaan jumlah
bakteri ini dalam pencernaan menyebabkan produksi gas buang tidak sama di
setiap orang
2.4 Patofisiologi
Udara adalah gas yang dapat tertelan bersama makanan.Menelan sedikit
udara adalah normal; tetapi secara tidak sadar, beberapa orang menelan udara
dalam jumlah banyak, terutama bila terjadi kecemasan.
Sebagian besar udara yang masuk kemudian dikeluarkan lagi melalui
sendawa.Sehingga hanya sebagian kecil saja yang melewati lambung menuju ke
saluran pencernaan berikutnya.Masuknya sejumlah besar udara menyebabkan
seseorang
merasa
penuh
dan
orang
tersebut
akan
bersendawa
atau
Sendawa
Anus (kentut).
pathway
makanan minuman
alcohol ,merokok
Aerophagia
Gas nitrogen,oksigen
karbohidrat
Dan karbondioksia
bakteri
flatulen
nyeri
nutrisi kurang
cemas
10
2.6 Penatalaksanaan
a. pelaksanaan keperawatan
1. Mencari makanan penyebab dengan cara merubah jenis makanan yang
dikonsumsi sambil mengamati jumlah flatulensi yang terjadi. Bila sudah
ketahuan, maka berusaha untuk menghindari makan tersebut.
2. Mengkonsumsi pro dan prebiotic untuk mengontrol jumlah bakteri
pembusuk dalam usus.
3. Mengkonsumsi suplemen enzim pencernaan untuk mengatasi kekurangan
enzim.
b. Pelaksaan medis
1. Bila penyebabnya infeksi atau terlalu tingginya jumlah bakteri dalam usus,
maka dokter akan memberikan antibiotik.
2. Bila penyebabnya karena konstipasi, maka dokter akan memberikan anti
konstipasi untuk memperlancar proses peristaltik.
3. Memberikan enzim khusus yang terkait dengan jenis makanan yang
dikonsumsi. Contohnya Baeno enzyme bila makan kacang terlalu banyak.
4. Memberikan antacid untuk mengurangi produksi gas dalam lambung.
5. Memberikan metoclopramide yang juga dapat berefek mengurangi
produksi gas dalam lambung.
11
Pencegahan Flatulensi
1. Tidak makan dan minum terlalu cepat atau tergesa-gesa.
2. Memperbaiki pola makan dan jenis makanan yang dimakan.
3. Menghindari makan kekenyangan.
4. Mengatasi penyakit yang dapat menjadi penyebab flatulensi.
5. Menjaga kesehatan pencernaan dangan suplemen pre dan pro biotik dan
suplemen enzim pencernaan.
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan adalah metode asuham keperawatan yang ilmiah,
sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan pasien atau klien, dimulai dari pengkajian
(pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah), diagnosa keperawatan,
perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian tindakan
keperawatan (Zaidin Ali, 2003).
3.2.1
Pengkajian
13
masuk rumah sakit, cara masuk Rumah Sakit, nomor medical record, diagnosa
masuk Rumah Sakit.
Identitas penanggung jawab mencakup nama, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status, alamat, hubungan dengan klien.
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan biasanya berhubungan dengan nyeri perut, kembung,
sendawa dan banyak kentut
15
kemampuan
konsep
diri.
Konsep
diri
Dikaji pekerjaan apa saja yang selalu dilakukan oleh klien dan
apakah pekerjaannya bersifat ringan, sedang atau berat.
i. Kebutuhan spiritual / beribadah
Kebiasaan dalam melaksanakan dan menjalankan ibadah
sesuai dengan kepercayaannya. Apakah klien orang yang
religius bagaimana dampak penyakit terhadap kebiasaan
menjalankan ibadah dan penerimaan serta penyerahan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
j. Pola seksual dan reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah terhadap seksualitas klien
apakah mengalami gangguan atau tidak.
k. Pola sensori dan kognitif
Menjelaskan persepsi sensori dan kogntif. Pola persepsi
sensori
meliputi
pengkajian
penglihatan,
pendengaran,
17
Palpasi:
3) Hidung
Inspeksi:
Palpasi:
4) Telinga
Inspeksi:
Palapasi:
19
6) Leher
Inspeksi:
Palpasi:
7) Thorak
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
20
8) Abdomen
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
setelah makan,
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.
3.2.3 Intervensi
21
Rencana
keperawatan
adalah
tindakan
keperawatan
yang
akan
INTERVENSI
Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 10)
RASIONAL
Berguna dalam pengawasan
kefektifan obat, kemajuan
penyembuhan
2.
semifowler
3.
hati/epigastrium
asam lambung
- Anjurkan klien untuk tetap mengatur
waktu makannya
4.
22
B. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan,.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang
diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
No.
1.
INTERVENSI
Timbang BB klien
RASIONAL
Membantu menentukan
keseimbangan cairan yang tepat
2.
3.
diare.
penyembuhan
23
No.
1.
INTERVENSI
Kaji tingkat kecemasan
RASIONAL
Mengetahui sejauh mana tingkat
kecemasan yang dirasakan oleh klien
sehingga memudahkan dlam
tindakan selanjutnya
2.
3.
pengobatan
24
4.
3.2.4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(independen) dan tindakan kolaborasi. Agar lebih jelas dan akurat dalam
melakukan implementasi diperlukan perencanaan keperawatan yang
spesifik dan operasional (Tarwoto dan Wartonah, 2006)
3.2.5 Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap
tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji,
25
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
26
3.2 SARAN
Kepada kita semua selaku mahasiswa keperawatan dan tentunya
merupakan calon perawat masa depan agar siap dalam melakukan hal apa saja
yang berkaitan dengan tindakan keperawatan, termasuk melakukan rectal tube
terhadap klien yang membutuhkan. Untuk itu kita sebagai mahasiswa
keperawatan, harus tau apa tindakan yang kita lakukan dalam menangani pasien
dengan masalah eliminasi, salah satunya adalah flatulens..
27
DAFTAR PUSTAKA
28