PERAWATAN LUKA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II :
MIRNA NURMIATI
SYIFA SOPIA
VANESYA SEVANY ASKAR
YAYU YUNINGSIH
KELAS : XII KEPERAWATAN III
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit
terpapar suhu atau Ph, zat kimia , gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh
terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang
menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan
penyembuhan luka (joyce M. Black,2001) Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel
sampai fungsi organ tubuh kembali pulih, di tunjukan dengan tanda tanda dn respon yang
berurutan dimana sel yang secara bersama sama berinteraksi , melakukan tugas dan
berfungsi secara normal. Ideal nya luka yang sembuh kembali normal secara struktur
anatomi,fungsi dan penampilan.
Metode perawatan luka berkembang cepat dalam 20 tahun terakhir, jika tenaga
kesehatan dan pasien nya memanfaatkan terapi canggih yang sesuai dengan
perkembangan, akan memberikan dasar pemahaman yang lebih besar terhadap pentingnya
perawatan luka . semua tujuan menejemen luka adalah untuk membuat luka stabil dengan
perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat, hanya cara
tersebut yang membuat penyembuhan luka bisa sempurna.
Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus di jawab adalah apakah
luka tersebut bersih atau ada jaringan nekrotik yang harus di buang apakah ada tanda klinik
yang memperlihatkan masalah infeksi, apakah kondisi luka kelihatan kering dan terdapat
resiko kekeringan pada sel , apakah absorbsi atau drainage objek terhadap obat topical dan
lain lain. Terjadinya peradangan atau luka adalah hal alami yang sering kali memproduksi
eksudat; mengatasi eksudat adalah bagian penting dari penanganan luka. Selanjutnya
mengontrol eksudat jugaa sangat penting untuk menangani kondisi dasar luka, yang mana
selama ini masih kurang di perhatikan dan kurang di anggap sebagai suatu hal yang penting
bagi perawat , akibatnya bila produksi eksudat tidak di kontrol dapat meningkatkan jumlah
bakteri pada luka , kerusakan kulit bau pada luka dan pasti akan meningkatkan biaya
perawata setiap kali mengganti balutan.
Praktik perawatan luka dalam bidang pelayanan di rumah sakit sudah banyak dilakukan
perawat , namun teknik perawatan luka yang di lakukan umumnya masih bersifat
konvensional. Semenatara saat ini sudah berkembang teknik perawatan luka modern yang
sangat membantu proses penyembuhan klien.
Dengan memperhatikan perkembangan teknologi perawatan luka terkini dan tepat guna
maka luka dapat di sembuhkan dengan waktu penyembuhan yang relative lebih singkat (2x
lebih singkat) tidak menimbulkan nyeri , balutan nyaman, menghilangkan bau tak sedap,
cost efektip, dan mengurangi kecacatan klien akibat p-ertumbuhan jaringan parut atau
amputasi yang tidak di inginkan. Untuk mencapai perubahan teknik perawatan luka dari
teknik konvensional menjadi teknik modern membutuhkan pelatihan khusus dal[am bidang
perawatan luka agar di capai proses penyembuhan luka yang optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari luka?
2. proses penyembuhan luka
3. Tujuan keperawatan luka ?
4. Macam macam luka ?
5. Penkajian luka ?
6. Waktu penyembuhan luka ?
7. Apa saja penyebab luka ?
8. Apa saja komplikasi dari luka ?.
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami definisi dari perawatan luka
2. Utuk mengetahui bagaimana proses penyembuhan luka
3. Mengetaui apa saja tujuan keperawatan luka
4. Mengetahui apa saja Macam macam luka
5. Mengetahui Penkajian luka
6. Mengetahui Waktu penyembuhan luka
7. Mengetahui apa saja dari penyebab luka
8. Mengetahui apa saja komplikasi luka
BAB II
PEMBAHASAN
5. Kematian sel
Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang
melibatkan lapisan epidermis, partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan
dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan
bahkan sampai ke tulang. Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi
tiga, yaitu:
a. Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak
ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke ekseternal.
b. Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari
pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya.
c. Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan
penutupan luka secara manual.
Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu:
akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2-3
minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk
sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika
proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa
juga dikatakan luka kronis jika mengalami keterlambatan penyembuhan (delayed healing)
atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Mekanisme terjadinya luka
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang
terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh
pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya
dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang
masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh
kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada
bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
1) Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak terjadi proses
peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak
terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase
tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
1. Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa terjadi tumpang tindih
(overlap)
a. Fase inflamasi :
Hari ke 0-5
Respon segera setelah terjadi injuri
Pembekuan darah
Untuk mencegah kehilangan darah
Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa
Fase awal terjadi haemostasis
Fase akhir terjadi fagositosis
Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi
· Hari 3 – 14 Disebut juga dengan fase granulasi adanya pembentukan jaringan granulasi
pada luka
· Luka nampak merah segar, mengkilat
· Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang
baru, fibronectin and hyularonic acid
· Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis
pada tepian luka
· Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi
b. Non mekanik
1. Zat kimia
2. Thermik
PENYEMBUHAN TINGKAT II
a. Waktu penyembuhan lebih lama
b. Jaringan parut yang terjadi lebih besar
c. Kemungkinan terjadi infeksi lebih besar
2.7 Etiologi atau penyebab luka
Secara alamiah penyebab kerusakan harus diidentifikasi, mengontrol penyebab dan faktor
faktor yang mempengaruhi penyembuhan sebelum mulai proses penyembuhan . berikut ini
akan di jelaskan penyebab dan faktor faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka :
1. Trauma
2. Panas dan terbakar baik fisik maupun kimia
3. Gigitan binatang atau serangga
4. Tekanan
5. Gangguan vaskular , arterial , vena atau gabungan arterial dan vena
6. Immunodefisiensi
7. Malignasi
8. Kerusakan jaringan ikat
9. Penyakit metabolik , seperti diabetes
10. Kerusakan psikososial
11. Efek obat obatan
PENUTUP
Kesimpulan
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau
pembedahan. Luka merupakan rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ada faktor tertentu yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka. Dan dibutuhkan keahlian khusus dalam melakukan perawatan luka, agar luka
dapat segera disembuhkan.
Saran
Sebaiknya dalam perawatan luka dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan
prosedur. Peralatan yang steril dan kemampuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Agar luka tidak
bertambah parah dan cepat disembuhkan. Untuk pemerintah daerah sebaiknya mengadakan
sosialisasi kepada masyarakat awam tentang pentingnya merawat luka agar meminimalisasi
terjadinya penularan penyakit yang disebabkan oleh luka yang tidak dirawat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta:
EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi Operasi. Yogyakarta:
Sahabat Setia.