Anda di halaman 1dari 6

NASKAH ROLEPLAY

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

Tema : Pengobatan Penyakit Cacar Yang Bertentang Dengan Pengobatan Medis

Dian Khafifa Nur Pratiwi : Dokter


Nurul Ainun Nasir : Perawat
Nadia Hamrawati Hamzah : Dukun
Rahmat Rasyid Siagian : Pasien
Dahlia Darwis : Keluarga Pasien
Eka Nur Latifah : Keluarga Pasien

Disebuah rumah terdapat seorang laki-laki yang sedang terkena cacar air, dia bernama
Rahmat yang kini berusia 19 tahun. Sehari sebelumnya ia merasa demam, kemudian setiap hari
Rahmat meringis kesakitan disertai dengan rasa gatal yang sangat luar biasa. Keluarganya pun
menyadari hal tersebut adalah gejala cacar karena ditandai dengan munculnya bintik merah dan
kemudian kulitnya membentuk bulatan yang berisikan air.
Rahmat : Aduh… sakit sekali… kakak… kakak… tolong…(Meringis sambil menggaruk
badannya)
Keluarga rahmat yang mendengar hal tersebut langsung menghampirinya.
Dahlia : Iye dek, kenapaki?
Eka : Coba lihat ini tangannya, ada bulatan yang isinya air kayak bekas gigitan
nyamuk. Tapi bagaimana dirasa dek gatal sekali kah?
Rahmat : Iye kakak, gatal sekali kurasa. Demamka juga kemarin.
Dahlia : Kalau tidak salah tanda cacar ini. Seingatku belum pernahki memang dapat
cacar sebelumnya dek. Makanya baruki ini dapat. Bagaimana mi ini dian, tidak
tauka harus bagaimana ini adek.
Eka : Tunggu dulu kupikir-pikir nah
Rahmat : Kakak cepat mki ehhh, sakit sekali kasihan, tambah banyak ini muncul.
Dahlia : Sabarki dek, untuk saat ini janganki dulu kena air dan angin nah
Rahmat : Apa hubungannya?
Dahlia : Tidak kutau juga, ituji kudengar-dengar nabilang orang kalau ada cacar jangan
kasi kena air dan angin.
Setelah beberapa menit berpikir, akhirnya Dian menemukan solusi untuk penyembuhan
adiknya.
Eka : Eh, pernah kudengar orang katanya kalau ada cacar air bisa sembuh kalau
dibawa ke dukun. Seingatku ada dukun di samping-samping rumah yang pintar
sekali obati cacar. Katanya dijamin manjur. Mauki kesana cobia?
Rahmat : Terserahmi saya kak, yang jelas cepatki ini hilang kasihan
Eka : Bagaimana dahlia, dibawami kesana adek?
Dahlia : Terserah adekji iyya, sembarangji saya. Tapi tidak adaji efeknya toh?
Eka : Tidak pake efekji katanya, malah itu cacar tidak berbekaski.
Dahlia : Kenapa tidak dibawa ke puskesmas saja adek, kan bagus kalau diobati sama
perawat atau dokter?
Eka : Jauh lagi, bagusnya dibawami dulu ke dukun dekat rumah. Lagian murah sekaliji
dibayar kalau sama dukun ki berobat.
Rahmat : Cepat ki bawaka kesana kakak, mauja sembuh cepat.
Dahlia : Iye pale dek, ayomi kesana
Rahmat dan kedua kakaknya pun menuju ke rumah dukun yang katanya pandai dalam
mengobati berbagai macam penyakit. Dukun yang biasa dipanggil sandro tersebut sudah lama
mengobati warga yang berada di kampung akhirnya rahmat segera dibawa kesana.
Rahmat dan kedua kakaknya : Assalamualaikum (sambil mengetuk pintu rumah sandro)
Sandro nadia : Waalaikumsalam (jawab sandro dengan sedkit terbata-bata akibat usianya yang
sudah renta sambil batuk-batuk)
sandro nadia : Kenapaki? Ada yang bisa kubantukan ki nak ?
Eka : Begini sandro, ini adekku kennaki cacar air, na dari 2 hari mi kenna
Sandro nadia : Coba ku lihat ki (kata sandro nadia sambil memeriksa badan Rahmat)
Sandro nadia : Oo anu ini, cocok mi cacar air ini, ganti mi dulu baju ta
Rahmat pun duduk di depan sandro nadia, sandro nadia pun memulai pengobatannya,
petama-tama rahmat disuruh melepas seluruh bajunya dan menggantinya dengan sarung,
kemudian setelah itu di suruh duduk bersila di depan sandro, setelah duduk di depan sandro,
sandro pun mulai membacakan beberapa bacaan yang hanya sandro dapat dengar kemudian
sambil mulai mengasapi seluruh badan rahmat dengan asap dupa, setelah itu dupa tersebut
kemudian di simpan di sela-sela kaki rahmat kemudian rahmat disuruh untuk menutupi seluruh
tubuhnya dengan sarung tersebut kemudian diasapi kembali.
Hal tersebut dilakukan selama 3 hari berturut-turut, hari terakhir kakak rahmat disuruh
bawa pisang dan air botol, untuk tahapan akhir penyembuhan
Sandro nadia : Manami pisang nya sama airnya nak ?
Eka : Ini sandro (sambil memberikan apa yang di minta oleh sandro)
Pisang dan air tersebut kemudian di berikan bacaan-bacaan yang hanya sandro yang tau
apa yang dibacakan, kemudian air tersebut di percikkan ke seluruh tubuh rahmat. Sebenarnya
cacar air rahmat sudah mulai mengering, namun akibat terkena air , setelah sampai di rumah
cacar air rahmat kembali timbul dan bercampur dengan bekas berwarna hitam, akibatnya kakak
rahmat pun menjadi geram. Akhirnya kakak rahmat kembali ke sandro danmemarahi sandro
tersebut
Eka : Assalamualaikum sandro, sandrooooo…
Sandro nadia : Waaaikumsalam nak, kenapa ki
Eka : Kenapaki, kenapaki, itu kita ndak dikasi sembuh ji adekku, malah dikasi
tambah parah ji, itu adekku di rumah tambah parahki sakitnya, mahalnya mi
lagi saya bayarkan ki, pokoknya saya mau laporkan ki kepolisi
Setelah mengatakan hal tersebut kakak rahmat segera pergi meninggalkan rumah sandro
sambil marah-marah, sedangkan sandro hanya bisa menunduk sambil ketakutan.
Sesampainya dirumah, kakak –kakak rahmat, mendengar rahmat selalu batuk-batuk, dan
terdengar sangat parah
Rahmat : Uhuk, uhuk…. (rahmat terus batuk, tak henti )
Dahlia : Astaga adek, kenapa ki batuk-batuk na kemarin-kemarin itu tidak pernah
Jeki batuk-batuk sampai separah ini
Rahmat : dak, uhuk, tau, uhuk, mi juga kak, uhuk uhuk (rahmat tak mampu menjelaskan
karena terus batuk batuk)
Eka : Mungkin kak, karena selalu ki kena asap dupa kak
Dahlia : Iya di ‘ itu mungkin, tuh dek apa kubilang, mending di bawami saja ke
puskesmas, liat mi adekta sakit begini mi
Mendengar dahlia memarahinya, dian pun hanya bisa tertunduk dan merasa bersalah
Dahlia : Pokoknya ndak mau tau, rahmat harus ki di bawa kepuskesmas, sekarang juga,
biar jauh, biar mahal, daripada rahmat kenapa-kenapa
Eka : Iye kak
Rahmat beserta kedua kakaknya pun menuju ke puskesmas. Sesampainya di puskesmas,
rahmat langsung menerima pengobatan dari perawat yang bertugas disana.
Dahlia : Assalamualaikum, suster…suster… tolong dulu adekku. (Sambil menghampiri
suster)
Ns. Nunu : Waalaikumsalam, iye mbak tenangki dulu. Kalau bisa ceritakanki dulu kenapa
ini adekta mbak. (sambil membantu mendudukkan rahmat di bangsal)
Dahlia : Begini suster, ini adekku sudah beberapa harimi cacar. Tetapi sus, tidak segera
dibawa ke puskesmas untuk berobat, malah kami kakaknya membawa dia ke
dukun yang dipercayai di kampung. Tapi ujung-ujungnya beginimi suster malah
makin parah adekku. Berbekas hitam cacarnya tetapi belum sembuh total, malah
ada gejala lainnya adekku akhir-akhir ini batuk parah, mungkin karna menghirup
asap yang berlebihan saat dibawa berobat ke dukun.
Ns. Nunu : Oh begitu ceritanya mbak, seharusnya kalau ada penyakit begini mbak,
sebaiknya segeraki bawa ke tim medis saja. Supaya pengobatannya jauh lebih
efektif dan juga adek mbak segera sembuh.
Dahlia : Tapi bagaimana dengan batuknya suster?
Ns. Nunu : Ini batuknya mbak karena saat berobat ke dukun, adek mbak terlalu banyak
menghirup asap akhirnya adek mbak memiliki gangguan pada pernafasannya.
Tapi mbak tenang saja, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk
menyembuhkan adek mbak.
Dian : Iye suster, kami sangat berharap adek kami cepat sembuh
Ns. Nunu : Kalau begitu saya permisi dulu yah mbak, adek, saya akan menyediakan obat
obatan untuk adek terlebih dahulu.
Ns. Nunu pun bergegas menuju ke ruang dokter dan mengkonsultasikan masalah pasien
untuk menentukan pengobatan yang tepat untuk pasien.
Ns. Nunu : Assalamualaikum dokter
Dokter Dian : Waalaikumsalam Ns, silahkan duduk
Ns. Nunu : Begini dok, baru saja ada pasien yang masuk dengan penyakit cacar yang sudah
berhari-hari belum sembuh. Pasien sudah pernah berobat ke dukun tetapi malah
makin parah. Pasien juga didiagnosa memiliki gangguan pernafasan akibat
kebanyakan mengirup asap. Jadi bagaimana tindakan selanjutnya yang baik untuk
dilakukan dok, mungkin dokter bisa segera membuat daftar obatnya.
Dokter Dian : Oh iya Ns, tunggu sebentar saya buatkan resep obatnya.
Ns. Nunu : Iya dok
Dokter Dian : Ini Ns resepnya. Sebaiknya ns juga memberikan edukasi segera kepada pasien
dan keluarganya agar tidak lagi terlalu mempercayai pengobatan dengan dukun
yah
Ns. Nunu : iya dok, terima kasih atas sarannya. Kalau begitu saya permisi dulu dok
Dokter Dian : iya Ns, sama-sama.
Setelah menyediakan obat-obatan, Ns. Nunu pun bergegas ke ruangan pasien.
Ns. Nunu : Assalamualaikum
Dahlia : Waalaikumsalam suster
Ns. Nunu : Sebelumnya perkenalkan, saya atas nama Suster Nunu yang bertugas dari jam 7
pagi sampai jam 2 siang nanti. Saya tadi yang menemui mbak dan akan
melakukan pemberian obat ke pada adek. Bagaimana mbak, adek, apakah adek ini
sudah bersedia?
Rahmat : Iya suster, mauka cepat sembuh kasihan
Ns. Nunu : Adek yang sabar yah, adek harus percaya bahwa setiap penyakit itu akan
sembuh atas seizin Allah, adek tidak boleh terlalu percaya kepada dukun. Adek
sebaiknya banyak-banyak berdoa saja. (sambil mengelus pundak rahmat)
Rahmat : Iya suster, terima kasih.
Ns. Nunu : Kalau begitu saya berikan suntikan vaksin terlebih dahulu yah dek, mbak.
Eka : Iya suster
Setelah memberikan suntikan, Ns. Nunu menyodorkan salep yang dianjurkan untuk
dioleskan ke bekas cacar rahmat.
Ns. Nunu : Ini obat salep, harap mbak selalu mengingatkan adek untuk mengoleskan salep
ini ke bekas cacarnya sebayak 2 x/hari. Tujuannya agar cacar adek tidak
meninggalkan bekas.
Dahlia : Iya suster, terima kasih banyak. Bagaimana dengan gangguan pernafasan adek
saya suster
Ns. Nunu : Untuk masalah gangguan pernafasannya, harap adek rajin-rajin menghirup udara
yang segar, jangan terpapar dulu dengan asap, dan untuk gejala batuknya, saya
sarankan agar adek rajin minum air putih. Insyaallah adek akan segera pulih.
Dahlia : Aaamiin suster, sekali lagi terima kasih banyak.
Ns. Nunu : Iya sama-sama mbak, oh iya adek mbak ini sebelumnya pernah diberi imunisasi
dan vaksin cacar atau belum?
Dahlia : Seingat saya belum pernah sus
Ns. Nunu : Oh iya itu salah satu penyebabnya mbak, saat adek belum pernah mendapatkan
imunisasi dan vaksin cacar sebelumnya, maka sistem imun adek mbak sangat
lemah dan gampang untuk terserang bakteri. Cacar ini sebenarya disebabkan oleh
bakteri yang pada umumnya berada di tempat yang kotor, jadi sebaiknya mbak
lebih memperhatikan lingkungan adek agar tetap bersih agar cacarnya tidak
kembali lagi. Karna sebenarnya cacar ini hanya di dapatkan oleh seseorang 1 kali
seumur hidup.
Dahlia : Baik suster, terima kasih atas informasinya yang sangat bermanfaat.
Ns. Nunu : Iya mbak, kalau begitu saya permisi dulu yang mbak, dek. Yang cepat sembuh
dek.
Rahmat : Terima kasih suster
Ns. Nunu : Assalamualaikum
Rahmat dan Kakaknya : Waalaikumsalam
Akhirnya beberapa hari kemudian Rahmat sembuh dari penyakitnya, dia pun selalu
menjaga kebersihan tubuh dan lingkungannya agar tidak lagi terkena penyakit yang
semacamnya.
Menurut kelompok kami, pengobatan di dukun memang sudah terbukti adanya, tetapi
pengobatan yang diberikan tidak sejalan dengan pengobatan medis. Apa yang menjadi
pengobatan di dukun tidak boleh terlalu dipercayai atau diyakini. Adapun yang perlu diyakini
yaitu Allah SWT yang Maha pengasih dan Maha penyayang. Allah tidak akan mungkin
memberikan ujian kepada umatnya yang melebihi batas kemampuannya.
_Selesai_

Anda mungkin juga menyukai