Anda di halaman 1dari 24

PROSEDURAL MANAJEMEN STRESS ( RELAKSASI OTOT

PROGRESIF, NAFAS DALAM, GUIDE IMAGERY, LATIHAN


FISIK )

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Dasar

Disusun oleh : Kelompok XV

Anggota :

1. Muhammad Alghifari
2. Rahmi dahniar
1 Reguler A

Dosen Pembimbing : Nurhayati, S.Kep., MPH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PRODI D III KEPERAWATAN BANDA ACEH

POLTEKKES KEMENKES ACEH

TAHUN AJARAN 2019/202

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
laporan yang berjudul “prosedur menejemen stress”.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini jauh dari kata


sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasan
kami dalam penyusunan. Sehingga dengan keterbatasan tersebut kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan laporan ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang...............................................................................................5

1.2 rumusan masalah...........................................................................................6

1.3.Tujuan.............................................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi teknik relasasi otot proresi...............................................................7

2.2 definisi teknik pernafasan dalam...................................................................8

2.3 definisi teknik guide imagery........................................................................9

2.4 definisi teknik latihan fisik......................................................................10

BAB III PROSEDUR

3.1. SOP relaksasi otot progresif.......................................................................11

3.2 SOP pernafasan dalam................................................................................15

3.3SOP guide imagery........................................................................................17

3.4SOP latihan fisik............................................................................................19

3
BAB IV PENUTUP

4.1 kesimpulan...................................................................................................23

4.2 saran.............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata “stres” bisa diartikan berbeda bagi tiap-tiap individu.  Sebagian


individu mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan atau respon
emosional. Para psikolog juga mendefinisikan stres dalam pelbagai bentuk. 
Definisi stres yang paling sering digunakan adalah definisi Lazarus dan Launier
(Ognen dalam Tanumidjojo, Basoeki, Yudiarso, 2004) yang menitikberatkan
pada hubungan antara individu dengan lingkungannya.  Stres merupakan
konskuensi dari proses penilaian individu, yakni pengukuran apakah sumber
daya yang dimilikinya cukup untuk menghadapi tuntutan dari lingkungan.

Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres
tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi
sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam
mencapai tujuan.Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan
baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki
banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.

Stress merupakan kondisi psikofisik yang ada (inheren) dalam diri setiap
orang. Artinya stress dialami oleh setiaop orang, tidak mengenal jenis kelamin,
usia, kedudukan, jabatan, atau status sosial ekonomi. Stress bisa dialami oleh
bayi, anak-anak, remaja atau dewasa; dialami oleh pejabat dan rakyat jelata;
dialami oleh pengusaha atau karyawan; dialami oleh orangtua atau anak;
dialami oleh guru maupun siswa; dan dialami oleh pria maupun wanita. Bahkan
mungkin strea juga dialami oleh makhluk hidup lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

5
1. Apa yang di maksud dengan stress ?
2. Apa saja jenisnya ?
3. Apa saja teknik dalam management streees ?

1.3 Tujuan

Agar kita mengetahui cara menanganinya serta memberi sedikit penjelasan


tentang teknik relaksasi untuk stress.

BAB II

6
LANDASAN TEORI

2.1 TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Christian berpandangan jika stres hanya bisa dikelola dengan


manajemen stress merupakan upaya menyeluruh untuk mengendalikan stress
namun tidak untuk menghilangkannya (Safira & Saputra, 2009). Manajemen
stres dengan teknik relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang
didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Selain itu
juga, ketika otot-otot sudah dirilekskan maka akan menormalkan kembali
fungsi-fungsi organ tubuh. Setelah seseorang melakukan relaksasi dapat
membantu tubuhnya menjadi rileks, dengan demikian dapat memperbaiki
berbagai aspek kesehatan fisik.

Di dalam sistem saraf manusia terdapat sistem saraf pusat dan sistem
saraf otonom. Sistem saraf pusat berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan
yang dikehendaki, misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan jari-jari. Sistem
saraf otonom berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan yang otomatis,
misalnya fungsi digestif, proses kardiovaskuler dan gairah seksual. Sistem saraf
otonom ini terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf simpatetis dan sistem
saraf parasimpatetis yang kerjanya saling berlawanan. Jika sistem saraf
simpatetis meningkatkan rangsangan atau memacu organorgan tubuh, memacu
meningkatnya denyut jantung dan pernafasan, serta menimbulkan ISSN: 2301-
8267 Vol. 02, No.01, Januari 2014 7 penyempitan pembuluh darah tepi
(peripheral) dan pembesaran pembuluh darah pusat, maka sebaliknya sistem
saraf parasimpatetis menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh
sistem saraf simpatetis dan menaikkan semua fungsi yang diturunkan oleh
sistem saraf simpatetis (Subandi, 2002).

7
Relaksasi otot progresif teknik manajemen stres cukup sering digunakan
untuk mereduksi stres. Relaksasi otot progresif menurut Jacobson adalah suatu
keterampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan ketegangan dan mengalami rasa nyaman tanpa tergantung pada
hal/subjek diluar dirinya. Relaksasi otot progresif ini digunakan untuk melawan
rasa cemas, stres, atau tegang. Dengan menegangkan dan melemaskan beberapa
kelompok otot dan membedakan sensasi tegang dan rileks, seseorang bisa
menghilangkan kontraksi otot dan mengalami rasa rileks (Soewondo, 2009).
Hal ini dikarenakan relaksasi otot progresif merupakan jenis relaksasi termurah,
mudah untuk dilakukan secara mandiri. Tujuan pokok teknik relaksasi adalah
untuk menahan terbentuknya respon stres terutama dalam sistem saraf dan
hormon. Pada akhirnya teknik relaksasi dapat membantu mencegah atau
meminimalkan gejala fisik akibat stres ketika tubuh bekerja berlebihan dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari (National safety council, 2004).

2.2 PERNAFASAN DALAM

Teknik pernapasan dalam merupakan teknik dasar dari perkembangan


teknik relaksasi lainnya. Dasar konsep teknik pernapasan dalam adalah semakin
banyak paru terpenuhi oleh oksigen maka semakin turun derajat ketegangan.
Teknik relaksasi pernapasan bermanfaat karna efektif mereduksi kecemasan
(misal karena operasi), depresi, iritabilitas (sensitif, cepat tersinggung )
ketegangan, kelelahan.
Teknik relaksasi dengan latihan nafas dalam sangat mudah dilakukan
kapan saja dan dimana saja yang dibutuhkan hanya posisi paling nyaman (bisa
duduk, berbaring, berdiri) taruh satu tangan diatas perut yang lainya diatas dada
kemudian ambil nafas sampai terasa memenuhi seluruh kapasitas paru, tahan
nafas sesaat keluarkan perlahan melalui bibir seperti anda mau bersiul agar
aliran udarah terkontrol, rasakan perubahan kontur abdomen sewaktu
dikosongkan, ulangi siklus inspirasi-ekspirasi sambil terus fokuskan seluruh
kesadaran pada suara nafas, jalani latihan ini selama 5 sampai 10 menit.

8
2.3 GUIDE IMAGERY

Guide imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat


dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan.
Khayalan tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman
relaksasi (Kaplan & Sadock, 2010). Guided imagery menggunakan imajinasi
seseorang dalam suatu yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek
positif tertentu (Smeltzer & Bare, 2002). Imajinasi bersifat individu dimana
individu menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat
terbimbing. Banyak teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual tapi teknik ini
juga menggunakan indera pendengaran, pengecap dan penciuman (Potter &
Perry, 2009). Guided imagery mempunyai elemen yang secara umum sama
dengan relaksasi, yaitu sama-sama membawa klien kearah relaksasi. Guided
imagery menekankan bahwa klien membayangkan hal-hal yang nyaman dan
menenangkan. Penggunaan guided imagery tidak dapat memusatkan perhatian
pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien harus membayangkan
satu imajinasi yang sangat kuat dan menyenangkan (Brannon & Feist, 2000)

Tujuan dari guide imagery yaitu menimbulkan respon psikofisiologis


yang kuat seperti perubahan dalam fungsi imun (Potter & Perry, 2009).
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), manfaat dari guided imagery yaitu sebagai
intervensi perilaku untuk mengatasi kecemasan, stres dan nyeri. Imajinasi
terbimbing dapat mengurangi tekanan dan berpengaruh terhadap proses
fisiologi seperti menurunkan tekanan darah, nadi dan respirasi. Hal itu karena
teknik imajinasi terbimbing dapat mengaktivasi sistem saraf parasimpatis.
Dossey, et al. (dalam Potter & Perry, 2009) menjelaskan aplikasi klinis guided
imagery yaitu sebagai penghancur sel kanker, untuk mengontrol dan
mengurangi rasa nyeri, serta untuk mencapai ketenangan dan ketentraman.
Guided imagery juga membantu dalam pengobatan; seperti asma, hipertensi,
gangguan fungsi kandung kemih, sindrom pre menstruasi, dan menstruasi.
Selain itu guided imagery juga digunakan untuk mereduksi nyeri luka bakar,
sakit kepala migrain dan nyeri pasca operasi (Brannon & Feist, 2000). Menurut
Smeltzer dan Bare (2002), dibutuhkan waktu yang lama untuk menjelaskan
teknik imajinasi terbimbing dan mempraktikannya.

9
2.4 LATIHAN FISIK

Latihan fisik merupakan serangkaian aktivitas fungsi normal manusia


yang dilakukanuntuk mencapai tingkat kemampuan fungsi fisik yang tertinggi.
Latihan fisik dapat dilakukanoleh semua orang baik orang yang sehat maupun
sedang menderita sakit. Pasien stroke salahsatunya yang dapat melakukan
latihan fisik yang ditujukan untuk memulihkan fungsi anggotatubuh atau usaha
untuk mencegah terjadinya stroke ulang. Konsep yang mendasari untuk
dilakukan latihan fisik pada pasien stroke adalah perubahan-perubahan fisiologi
selama perbaikan pasca stroke .perubahan – perubahan fisiologi yang terjadi
pasca stroke yang berhubungan

Pada proses sinaptogenesis, pasien stroke yang diberikan latihan maka


area otak sekitar lesi terjadi peningkatan ukuran cabang-cabang dendrit yang
membentuk sinaps-sinaps baru yang akhirnya akan menutupi area otak yang
lesi. Plastisitas merupakan kemampuan untuk berubah secara fungsional
dibentuk kembalisebagai respon terhadap tuntutan yang dibebankan kepadanya
(latihan gerakan motorik).Kemampuan ini lebih menonjol pada perkembangan
awal namun orang dewasa tetapmemiliki plastisitas. Jika suatu daerah di otak
yang berkaitan dengan tugas tertentu rusak, pada beberapa keadaan, daerah
otak sekitarnya secara bertahap mengambil alih sebagian atauseluruh tanggung
jawab daerah yang rusak.

Mekanisme molekuler yang menjadi bukti adanya plastisitas adalah


pembentukan jalur-jalur syaraf baru (bukan neuron baru, tetapi hubungan antara
neuron-neuron yang sudahada) sebagai respon terhadap perubahan pengalaman
yang diperantarai oleh perubahan bentuk dendrit. Ketika dendrit-dendritnya
semakin banyak bercabang dan memanjang sebuahneuron mampu menerima
dan mengintegrasikan lebih banyak sinyal dari neuron lain(Sherwood, 2001).

10
BAB III
PROSEDUR

3.1 PENGERTIAN MANAJEMEN STRESS

Pengertian manajemen stress adalah kemampuan dalam


menggunakan sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi
gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena
tanggapan (respon).

Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri


ketika situasi, orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi
tuntutan yang berlebihan.

1.SOP RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. Pengertian :

Terapi Relaksasi Otot Progresif /Progressive Muscle


Relaxation (PMR) merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan
kepada klien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian
relaksasi.

B. Tujuan :
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinngi.
2. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress.

C. Indikasi :

Manajemen insomnia dengan menurunkan gelombang alpa otot.

11
D. Kontra Indikasi :
1. Cidera akut atau ketidak nyamanan muskuloskeletal, infeksi,
inflamasi,dan penyakit berat atau akut.
2. PMR tidak dilakukan pada otot yang sakit.

E. Alat bantu dan persiapan


1. Musik terapi.
2. Diri terapis dan kemampuan untuk dapat melakukan PMR.
3. Tempat duduk atau tempat tidur.
4. Leaflet. ( luas tempat )

F. Langkah-langkah kegiatan :
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Tanyakan kepada pasien apakah sudah siap untuk mengikuti terapi

G. Fase Kerja
1. Minta klien untuk melepaskan kaca mata dan jam tangan,
melonggarkanikat pinggang dan pakaian yang ketat
2. Mempersilahkan klien duduk dan tenang pada posisi berbaring di
tempat tidur pada posisi yang nyaman.
3. Mejelaskan PMR mulai dari pengertian,dan tujuan.
4. Meinta klien untuk mempertahankan mata terbuka selama beberapa
menit.Kemudian secara berlahan menutup mata dan
mempertahankannya tetap tertutup.
5. Meminta klien untuk tarik napas dalam, dalam beberapa kali
sebelum memulai latihan dengan cara menarik nafas dalam secara
perlahan-lahan melalui hidung dan hembuskan keluar melalui mulut.
6. Melanjutkan dengan 14 gerakan inti

12
Gerakan inti :

1. Gerkan ke-1 yaitu genggam tangan dengan membuat kepalan selama 5-


7 detik, dan rasakan ketegangan yang terjadi kemudian Lepaskan sleama
10 detik. Lakukan gerakan sebanyak 2 kali.

2. Gerkan ke-2 yaitu menekuk kebelakang pergelangan tangan sehingga


otot-otot ditangan bagian belakang dan bagian bawah menegang ke
langit-langit selama 5 detik, dan dilepaskan sleama 10 detik. Kemudianu
langi sekali lagi.

3. Gerkan ke-3 yaitu menggenggam tangan sehingga menjadi kepalan ke


pundak selama 5 detik. Rasakan ketagannya kemudian lepaskan selama
10 detik. Ulangi sekali lagi.

4. Gerkan ke-4 yaitu mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-


akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga selama 5 detik,
kemuadian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.

5. Gerakan ke-5 sampai dengan ke-8 yaitu gerakan yang ditujukan untuk
melemaskan otot-otot di wajah (dahi, mata, rahang, dan mulut). pertama
kerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput.
Lakukan selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi
sekali lagi.

6. Tutup keras-keras mata sampai mata terasa tegangannya selama 5 detik


kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.

13
7. Katupkan rahang dengan menggigit gigi-gigi dengan kuat selama 5
detik kemudian lepaskan selama 10 detik kemudian ulangi gerakan
sekali lagi.

8. Moncongkan mulut sekuat-kuatnya sehingga terasa ketegangan disekitar


mulut selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik dan ulangi
gerakan sekali lagi.

9. Melatih gerakan ke 9 dan 10 Tekankan kepala kepermukaan bantalan


kursi atau ketempat tidur sehingga dapat merasakan ketegangan
dibelakang leher dan punggung atas kemudian rilekskan. Ulangi sekali
lagi.

10. Melatih gerkaan ke-11 yaitu mengangkat tubuh dari sandaran kursi atau
tempat tidur.Kemudian punggung dilengkungkan dan dada dibusungkan
selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.

11. Melatih gerakan ke-12 yaitu menarik napas panjang dan dalam untuk
mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Ulangi sekali
lagi.

12. Melatih gerakan ke-13 dan 14 yaitu menarik kuat-kuat perut ke dalam
kemudian tahan selama 5 detik sampai perut menjadi kencang dan
keras. Lepaskan selama10 detik.ulangi sekali lagi.

H. Evaluasi :
1. Menanyakan Prasaan klien setelah melakukan terapi PMR.
2. Mengucapkan salam.

14
2.SOP RELAKSASI NAFAS DALAM

A. PENGERTIAN :
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada
pasien yang mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat
mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan .
Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :
1. Posisikan pasien dengan tepat.
2. Pikiran beristirahat.
3. Lingkungan yang tenang.

B. TUJUAN:

Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri.

C. INDIKASI:

Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri kronis.

D. PROSEDUR PELAKSANAAN :

Tahap prainteraksi

1. Menbaca status pasien


2. Mencuci tangan
3. Meyiapkan alat

  Tahap orientasi

1. Memberikan salam teraupetik


2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga perivacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga

15
E. TAHAP KERJA :
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag
kurang jelas
2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik.
3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru
berisi udara
4. Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara
membiarkanya keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu
bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhatian betapa
nikmatnya rasanya
5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat
( 1-2 menit )
6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan
secara perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan,
kaki, menuju keparu-paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir
keseluruh tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara
yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan
kaki dan rasakan kehangatanya
8. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa blal ras
nyeri kembali lagi
9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan
secara mandiri

F. TAHAP TERMINASI :
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Akhiri kegiatan dengan baik
3. Cuci tangan

16
 

G. DOKUMENTASI :
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respons pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga  

3.SOP GUIDE IMAGERY

A. PENGERTIAN :

Guided Imagery adalah sebuah teknik yang menggunakan imajinasi dan


visualisasi untuk membantu mengurangi stres dan mendorong relaksasi.

B. TUJUAN :

1. Mengurangi stress dan kecemasan, mengurangi nyeri, mengurangi efek


samping, mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi level gula darah
2. Mengarahkan secara lembut seseorang ke dalam keadaan dimana
pikiran mereka tenang dan tetap rileks.

C. INDIKASI:

Dilakukan pada orang yang mengalami strees ,kecemasan dan pada


yang mengalami nyeri.

17
D. PERSIAPAN ALAT:

1. Musik terapi
2. Tempat duduk atau tempat tidur
3. Tempat yang tenang

E. TAHAP ORIENTASI:

1. Berikan salam, tanyakan nama pasien dan perkenalkan diri


2. Menjelaskan prosedur dan tujuan kepada klien atau keluarga klien
3. Tanyakan siapan pasien

F. TAHAP KERJA:

1. Memberi kesempatan klien untuk bertanya


2. Menjaga privasi klien
3. Mencuci tangan
4. Dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta kepada
klien untuk perlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada nafas
mereka
5. Klien didorong untuk relaks, mengosongkan pikiran dan memenuhi
pikiran dengan bayangan yang membuat damai dan tenang
6. Pendegaran difokuskan pada semua detail dari pemandangan tersebut,
pada apa yang terlihat, terdengar dan tercium dimana mereka berada di
tempat special tersebut (Bila keadaan klien memungkinkan)
7. Dalam melakukan teknik ini,dapat juga digunakan uadiotape dengan
musik yang lembut atau suara-suara alam sebagai background, waktu
yang digunakan 10-20 menit. (Sekarang saya akan memutarkan music,
sehingga bapak/ibu bisa focus berimajinasi) Klien dibawa menuju
tempat spesial dalam imajinasi mereka (misal: sebuah pantai tropis, air

18
terjun, lereng pegunungan, dll), mereka dapat merasa aman dan bebas
dari segala gangguan

G. FASE TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan


2. Mengucapkan terimakasih atas kerja samanya
3. Dokumentasi

4. LATIHAN FISIK

A. PENGERTIAN

Latihan fisik merupakan serangkaian aktivitas fungsi normal


manusia yang dilakukanuntuk mencapai tingkat kemampuan fungsi fisik
yang tertinggi. Latihan fisik dapat dilakukanoleh semua orang baik
orang yang sehat maupun sedang menderita sakit. Pasien stroke
salahsatunya yang dapat melakukan latihan fisik yang ditujukan untuk
memulihkan fungsi anggotatubuh atau usaha untuk mencegah terjadinya
stroke ulang.

B.Tujuan

Konsep yang mendasari untuk dilakukan latihan fisik pada


pasien stroke adalah perubahan-perubahan fisiologi selama perbaikan
pasca stroke .perubahan – perubahan fisiologi yang terjadi pasca stroke
yang berhubungan

Pada proses sinaptogenesis, pasien stroke yang diberikan latihan


maka area otak sekitar lesi terjadi peningkatan ukuran cabang-cabang
dendrit yang membentuk sinaps-sinaps baru yang akhirnya akan
menutupi area otak yang lesi. Plastisitas merupakan kemampuan untuk

19
berubah secara fungsional dibentuk kembalisebagai respon terhadap
tuntutan yang dibebankan kepadanya (latihan gerakan
motorik).Kemampuan ini lebih menonjol pada perkembangan awal
namun orang dewasa tetapmemiliki plastisitas. Jika suatu daerah di otak
yang berkaitan dengan tugas tertentu rusak, pada beberapa keadaan,
daerah otak sekitarnya secara bertahap mengambil alih sebagian
atauseluruh tanggung jawab daerah yang rusak.

Mekanisme molekuler yang menjadi bukti adanya plastisitas


adalah pembentukan jalur-jalur syaraf baru (bukan neuron baru,
tetapi hubungan antara neuron-neuron yang sudahada) sebagai respon
terhadap perubahan pengalaman yang diperantarai oleh
perubahan bentuk dendrit. Ketika dendrit-dendritnya semakin banyak
bercabang dan memanjang sebuahneuron mampu menerima dan
mengintegrasikan lebih banyak sinyal dari neuron lain(Sherwood,
2001). Proses-proses di atas akan memperbaiki proses fungsi
penerimaandan pengiriman impuls ke suatu anggota gerak badan, kemu
dian meningkatkan kontraksi dankekuatan otot.

2.Teknik latihan fisik 

Prosedur terapi sirep

1. Persiapan perawata.
a. Berdoa menurut keyakinan.
2. Persiapan ruangan.
a. Minimalkan/tiadakan stimulus bunyi 
b. Sinar tidak begitu terang dan tidak begitu langsung mengenai mata
c. Ventilasi ruangan mengalir pelan
d. Suhu ruangan 25-27 derajat C.
3. Persiapan kliena.
a. Mengatur posisi lansia

20
4. Melakukan proses relasi
a. Perawat mengenali aspek psikologis klien

5. Melakukan tes sugestifitas


6. Melakukan induksi.
7. Melakukan deefening
8. Memberikan symbol
9. Memberikan terminasi

3. Pengertian Backrub

Backrub adalah melakukan tindakan keperawatan dengan cara


memberikanmasase pada klien dengan memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyer
i) pada daerah superfisial atau pada otot/tulang. Pemijatan ini pada punggung
untuk memperlancar sirkulasi aliran darah dan mengurangi nyeri.

4.Tujuan

1. Memperlancar sirkulasi darah.


2. Meningkatkan fungsi jaringan saraf.
3. Menurunkan ketegangan otot.
4. Melarutkan lemak.
5. Menstimuli sirkulasi kulit.
6. Menimbulkan relaksasi yang dalam.
7. Mengurangi nyeri pada tengkuk.
8. Memperbaiki secara langsung maupun tidak fungsi setiap organ
internal.

5. Indikasi

21
1. Klien dengan keluhan kekakuan dan kekakuan dan ketegangan
pada tengkuk.
2. Klien dengan gangguan sirkulasi darah pada punggung.
3. Klien dengan gangguan nyeri atau ketidaknyamanan.

6. Kontraindikasi

1. Klien dengan lesi pada daerah punggung.


2. Klien dengan fraktur pada punggung.
3. Klien dengan low back pain ( nyeri pinggang akibat penyempitan
syaraf ).

7. Persiapan Pasien

1. Berikan salam, perkenalkan diri anda dan identifikasi klien dengan


memeriksaidentitas klien dengan cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan
kesempatan kepadaklien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
klien.
3. Siapkan peralatan yang diperlukan.
4. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan nyaman.

8. Teknik

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


2. Cuci tangan.
3. Lakukan backrub pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit.
4. Lakukan backrub dengan menggunakan telapak tangan dan jari
tekanan halus.
5. Cuci tangan setelah melakukan prosedur.
6. Catat tindakan dan respon pasien terhadap tindaka

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kebutuhan akan kesalamatan atau keamanan adalah kebutuhan


untuk melindungi diridari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan
seseorang dapat dikategorikan sebagaiancaman mekanis, kimiawi, remal
dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkaitdengan konteks
fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan
dengansesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang.
Ancaman itu bisa nyata atau hanyaimajinasi seperti penyakit, nyeri,
cemas, dan sebagainya.Prosedur keperawatan yang dapat dilakukan
yang dapat dilakukan yang berhubungandengan kebutuhan rasa nyaman
(nyeri, hipo/hipertemia)dapat dilakukan dengan manajemenstres seperti
teknik relaksasi otot progresif, nafas dalam, guidded imagery, latihan
fisik dan bacrub.

4.2 Saran

Kebutuhan aman dan nyaman sangat dibutuhkan oleh individu


maupun kelompok.Kebutuhan aman dan nyaman ini bisa mengurangi
stress dan berbagai rasa nyeri dialami.Untuk itu lakukan teknik-teknik
prosedur untuk memenuhi kebutuhan aman dan nyaman tersebut

23
DAFTAR PUSTAKA

Resti, indriana bill. 2014 . TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF


UNTUK MENGURANGI STRESS PADA PENDERITA ASMA. Jurnal ilmiah
psikologi terapan. 2 ( 1 ) : 1-20

Ns.deswita,dkk.2014.PENGARUH TEKNIK RELAKSASI IMAJINASI


TERBIMBING ( Guide Imagery ) TERHADAP PEMENUHAN
KEBUTUHAN TIDUR ANAK DIRUANG RAWAT INAP ANAK RSUD
Prof.Dr.Hanafiah SM Batusangkar.jurnal keperawatan.10 ( 1) : 110-117

Fitri,lidia,dkk. 2019. HUBUNGAN TEKNIK NAFAS DALAM TERHADAP


PENGURUNGAN INTENSITAS NYERI KALA I FASE AKTIF DI KLINIK
PRATAMA JAMBU MAWAR. Jurnal keperawatan. 4 ( 2 ) :414-420

24

Anda mungkin juga menyukai