Anggota :
1. Muhammad Alghifari
2. Rahmi dahniar
1 Reguler A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
laporan yang berjudul “prosedur menejemen stress”.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...............................................................................................5
1.3.Tujuan.............................................................................................................6
3
BAB IV PENUTUP
4.1 kesimpulan...................................................................................................23
4.2 saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24
4
BAB I
PENDAHULUAN
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres
tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi
sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam
mencapai tujuan.Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan
baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki
banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
Stress merupakan kondisi psikofisik yang ada (inheren) dalam diri setiap
orang. Artinya stress dialami oleh setiaop orang, tidak mengenal jenis kelamin,
usia, kedudukan, jabatan, atau status sosial ekonomi. Stress bisa dialami oleh
bayi, anak-anak, remaja atau dewasa; dialami oleh pejabat dan rakyat jelata;
dialami oleh pengusaha atau karyawan; dialami oleh orangtua atau anak;
dialami oleh guru maupun siswa; dan dialami oleh pria maupun wanita. Bahkan
mungkin strea juga dialami oleh makhluk hidup lainnya.
5
1. Apa yang di maksud dengan stress ?
2. Apa saja jenisnya ?
3. Apa saja teknik dalam management streees ?
1.3 Tujuan
BAB II
6
LANDASAN TEORI
Di dalam sistem saraf manusia terdapat sistem saraf pusat dan sistem
saraf otonom. Sistem saraf pusat berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan
yang dikehendaki, misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan jari-jari. Sistem
saraf otonom berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan yang otomatis,
misalnya fungsi digestif, proses kardiovaskuler dan gairah seksual. Sistem saraf
otonom ini terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf simpatetis dan sistem
saraf parasimpatetis yang kerjanya saling berlawanan. Jika sistem saraf
simpatetis meningkatkan rangsangan atau memacu organorgan tubuh, memacu
meningkatnya denyut jantung dan pernafasan, serta menimbulkan ISSN: 2301-
8267 Vol. 02, No.01, Januari 2014 7 penyempitan pembuluh darah tepi
(peripheral) dan pembesaran pembuluh darah pusat, maka sebaliknya sistem
saraf parasimpatetis menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh
sistem saraf simpatetis dan menaikkan semua fungsi yang diturunkan oleh
sistem saraf simpatetis (Subandi, 2002).
7
Relaksasi otot progresif teknik manajemen stres cukup sering digunakan
untuk mereduksi stres. Relaksasi otot progresif menurut Jacobson adalah suatu
keterampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan ketegangan dan mengalami rasa nyaman tanpa tergantung pada
hal/subjek diluar dirinya. Relaksasi otot progresif ini digunakan untuk melawan
rasa cemas, stres, atau tegang. Dengan menegangkan dan melemaskan beberapa
kelompok otot dan membedakan sensasi tegang dan rileks, seseorang bisa
menghilangkan kontraksi otot dan mengalami rasa rileks (Soewondo, 2009).
Hal ini dikarenakan relaksasi otot progresif merupakan jenis relaksasi termurah,
mudah untuk dilakukan secara mandiri. Tujuan pokok teknik relaksasi adalah
untuk menahan terbentuknya respon stres terutama dalam sistem saraf dan
hormon. Pada akhirnya teknik relaksasi dapat membantu mencegah atau
meminimalkan gejala fisik akibat stres ketika tubuh bekerja berlebihan dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari (National safety council, 2004).
8
2.3 GUIDE IMAGERY
9
2.4 LATIHAN FISIK
10
BAB III
PROSEDUR
A. Pengertian :
B. Tujuan :
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinngi.
2. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress.
C. Indikasi :
11
D. Kontra Indikasi :
1. Cidera akut atau ketidak nyamanan muskuloskeletal, infeksi,
inflamasi,dan penyakit berat atau akut.
2. PMR tidak dilakukan pada otot yang sakit.
F. Langkah-langkah kegiatan :
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Tanyakan kepada pasien apakah sudah siap untuk mengikuti terapi
G. Fase Kerja
1. Minta klien untuk melepaskan kaca mata dan jam tangan,
melonggarkanikat pinggang dan pakaian yang ketat
2. Mempersilahkan klien duduk dan tenang pada posisi berbaring di
tempat tidur pada posisi yang nyaman.
3. Mejelaskan PMR mulai dari pengertian,dan tujuan.
4. Meinta klien untuk mempertahankan mata terbuka selama beberapa
menit.Kemudian secara berlahan menutup mata dan
mempertahankannya tetap tertutup.
5. Meminta klien untuk tarik napas dalam, dalam beberapa kali
sebelum memulai latihan dengan cara menarik nafas dalam secara
perlahan-lahan melalui hidung dan hembuskan keluar melalui mulut.
6. Melanjutkan dengan 14 gerakan inti
12
Gerakan inti :
5. Gerakan ke-5 sampai dengan ke-8 yaitu gerakan yang ditujukan untuk
melemaskan otot-otot di wajah (dahi, mata, rahang, dan mulut). pertama
kerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput.
Lakukan selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi
sekali lagi.
13
7. Katupkan rahang dengan menggigit gigi-gigi dengan kuat selama 5
detik kemudian lepaskan selama 10 detik kemudian ulangi gerakan
sekali lagi.
10. Melatih gerkaan ke-11 yaitu mengangkat tubuh dari sandaran kursi atau
tempat tidur.Kemudian punggung dilengkungkan dan dada dibusungkan
selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.
11. Melatih gerakan ke-12 yaitu menarik napas panjang dan dalam untuk
mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Ulangi sekali
lagi.
12. Melatih gerakan ke-13 dan 14 yaitu menarik kuat-kuat perut ke dalam
kemudian tahan selama 5 detik sampai perut menjadi kencang dan
keras. Lepaskan selama10 detik.ulangi sekali lagi.
H. Evaluasi :
1. Menanyakan Prasaan klien setelah melakukan terapi PMR.
2. Mengucapkan salam.
14
2.SOP RELAKSASI NAFAS DALAM
A. PENGERTIAN :
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada
pasien yang mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat
mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan .
Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :
1. Posisikan pasien dengan tepat.
2. Pikiran beristirahat.
3. Lingkungan yang tenang.
B. TUJUAN:
C. INDIKASI:
D. PROSEDUR PELAKSANAAN :
Tahap prainteraksi
Tahap orientasi
15
E. TAHAP KERJA :
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag
kurang jelas
2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik.
3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru
berisi udara
4. Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara
membiarkanya keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu
bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhatian betapa
nikmatnya rasanya
5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat
( 1-2 menit )
6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan
secara perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan,
kaki, menuju keparu-paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir
keseluruh tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara
yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan
kaki dan rasakan kehangatanya
8. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa blal ras
nyeri kembali lagi
9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan
secara mandiri
F. TAHAP TERMINASI :
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Akhiri kegiatan dengan baik
3. Cuci tangan
16
G. DOKUMENTASI :
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respons pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga
A. PENGERTIAN :
B. TUJUAN :
C. INDIKASI:
17
D. PERSIAPAN ALAT:
1. Musik terapi
2. Tempat duduk atau tempat tidur
3. Tempat yang tenang
E. TAHAP ORIENTASI:
F. TAHAP KERJA:
18
terjun, lereng pegunungan, dll), mereka dapat merasa aman dan bebas
dari segala gangguan
G. FASE TERMINASI:
4. LATIHAN FISIK
A. PENGERTIAN
B.Tujuan
19
berubah secara fungsional dibentuk kembalisebagai respon terhadap
tuntutan yang dibebankan kepadanya (latihan gerakan
motorik).Kemampuan ini lebih menonjol pada perkembangan awal
namun orang dewasa tetapmemiliki plastisitas. Jika suatu daerah di otak
yang berkaitan dengan tugas tertentu rusak, pada beberapa keadaan,
daerah otak sekitarnya secara bertahap mengambil alih sebagian
atauseluruh tanggung jawab daerah yang rusak.
Prosedur terapi sirep
1. Persiapan perawata.
a. Berdoa menurut keyakinan.
2. Persiapan ruangan.
a. Minimalkan/tiadakan stimulus bunyi
b. Sinar tidak begitu terang dan tidak begitu langsung mengenai mata
c. Ventilasi ruangan mengalir pelan
d. Suhu ruangan 25-27 derajat C.
3. Persiapan kliena.
a. Mengatur posisi lansia
20
4. Melakukan proses relasi
a. Perawat mengenali aspek psikologis klien
3. Pengertian Backrub
4.Tujuan
5. Indikasi
21
1. Klien dengan keluhan kekakuan dan kekakuan dan ketegangan
pada tengkuk.
2. Klien dengan gangguan sirkulasi darah pada punggung.
3. Klien dengan gangguan nyeri atau ketidaknyamanan.
6. Kontraindikasi
7. Persiapan Pasien
8. Teknik
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24