Anda di halaman 1dari 18

Nama: Sarmila

Nim: 219036

Kelas: Akper 1.A

Mata kuliah : Psikologi Keperawatan

1. Membuat karangan atau tulisan Esai mengenai pengalaman pribadi yang

berhubungan dengan materi psikologi keperawatan, (minimal 100 baris, Tuliskan

judul atau tema karangan tersebut)

Jawab:

“LIBURAN”

Pengalaman pribadi saya sendiri selama tinggal di Makassar\kost di Makassar


dan berkuliah di akper pelamonia membantu saya memahami lingkungan yang
ada, pengalaman ini memperdalam pemahaman saya mengenai lingkungan dan
kenyataan yang hanya pernah saya temui ketika saya liburan bersama teman
saya, selama saya liburan saya banyak menghadapi dan memahami orang lain
tanpa harus menerima semua yang mereka lakukan selalu meresap ke cara
berinteraksi dengan dunia yang lebih ramah dan tidak menghakimi pada saat
liburan dan pada saat saya liburan ada salah satu teman saya yang sedih karena
kita dilahirkan untuk memiliki empati kemampuan untuk merasakan rasa sakit
yang orang lain rasakan tertanam dalam otak kita dan berfungsi sebagai dasar
semua hubungan yang sehat. Namun seperti hal-hal lainnya dalam hidup.
karena liburan memaksa kita untuk “kabur dari isolasi zona nyaman kita untuk
bertemu orang-orang dan situasi baru di dunia, yang akan memperkuat
kemampuan kita untuk berempati dengan lebih banyak orang. Pda saat libura
saya mempunyai jiwa yang empati yang berhubungan dengan liburan saya,
menjadi lebih terbuka pada orang lain juga membuat saya lebih terbuka pada diri
sendiri. dan orang-orang yang tidak dikenal setiap harinya membuat saya lebih
sadar diri dan mengurangi stres. liburan menjaga pikiran kita tetap “fleksibel ”
karena menantang cara kita melakukan dan melihat sesuatu. Dan saya dengan
sendirinya mengembangkan keterampilan pada saat liburan, pada saat saya
liburan membangun kepercayaan saya yang kuat karena saya dipaksa untuk
masuk ke dalam situasi yang menantang setiap waktu situasi di mana saya
harus secara aktif berkomunikasi dan mempercayai orang asing, termasuk
mereka dari budaya yang sangat berbeda

2. Setiap kali bertemu dengan teman-teman, Anda selalu diremehkan dengan


gurauan-gurauan teman akrab Anda. Apa yang akan Anda katakan terhadap
teman Anda?(Minimal 20 Baris)

Jika ada seseorang yang remehkan saya dan memarahi saya maka saya
biarkan begitu saja karena mereka sudah membuang sampah hati mereka, jika
saya diam saja maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri, tapi
kalau saya tanggapi berarti saya menerima sampah itu, saya teringat sebuah
cerita ada seorang pemuda yang berbeda pendapat dengan seorang guru
spiritual karena berbeda pendapat akhirnya pemuda itu kesal, mengeluarkan
kecaman dan kata kata yang sangat kasar dan meluapkan kebencian kepada
sang guru yang bijak tersebut, sang guru pun hanya diam mendengarkannya
dengan sabar, tenang bahkan tidak berkata sepatah kata pun setelah pemuda itu
pergi murid yang melihat peristiwa itu penasaran dan bertanya "mengapa guru
diam saja?? Kenapa guru tidak membalas makian pemuda itu??" Sang guru pun
bertanya kepada sang murid itu " jika seseorang memberi mu sesuatu dan kamu
tidak mau menerima nya lantas menjadi milik siapakah pemberian itu? Tentu
kembali menjadi milik si pemberi. Jawab si murid dengan lugas betul, begitu pula
dengan kata kata kasar, karena saya tidak mau menerima kata kata itu, maka
kata - kata tadi akan kembali jadi miliknya dia harus menyimpan nya sendiri dan
sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahi nya, coba
bayangkan kalau kamu ingin meludahi Langit,apa yang akan terjadi, lidah itu
akan hanya jatuh mengotori Wajah kamu sendiri.
Jadi jika di luar sana ada orang yang memarah marahi saya atau
meremehkan saya, maka saya akan membiarkan nya saja. Karena jaman
sekarang begitu banyak orang dengan membawa sampah di hatinya,
kekecewaan, kebencian, kemarahan, dengki, iri hati l, dan masih banyak lagi hal
- hal negatif dan orang orang itu ada di sekitar kita.

Jadi jika ada orang yang meremehkan saya, maka saya harus berdamai
dengan diri sendiri mereka yang merendahkan saya belum tentu lebih baik dari
diri saya. Saya akan tetap menjadi diri saya sendiri, mereka belum tentu lebih
baik dari saya, saya akan anggap hinaan itu hanyalah angin lalu. Karena kalu
kita menanggapi nya dengan emosi itu tidak akan membuat derajat mu lebih
tinggi, saya akan selalu bersikap dengan bijak tidak perlu emosi dan membalas
nya. Itu akan kamu sama dengan mereka. Terus saya juga introspeksi diri
karena bukan tanpa sebab mereka merendahkan kita. Koreksi apa kesalahannya
kita dan perbaiki

3. Membuat makalah ilmiah dengan tema “KONSEP BELAJAR”


KONSEP BELAJAR

Disusun Oleh :

Nama : Sarmila

Nim : 219036

Kelas : Akper 1 A

YAYASAN KARYA BHAKTI HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA KESDAM XIV HASANUDDIN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan yang
berjudul “Konsep belajar ”.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasan saya dalam
penyusunan. Sehingga dengan keterbatasan tersebut saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan laporan ini. Tak lupa
saya ucapkan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung penyelesaian makalah ini.

Akhir kata semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua.


```````````````````````````````````````````````````````````````````````````````DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................

JUDUL ..........................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................

1. latar belakang .....................................................................................


2. Rumus masalah .................................................................................
3. Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

1. konsep dasar pembelajaran ...............................................................


2. Hakikat belajar ....................................................................................
3. Landasan konsep belajar ...................................................................
4. Proses pembelajaran .........................................................................
5. Perkembangan konsep dasar pembelajaran......................................
6. Hasil belajar dari pembelajaran .........................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

1. KESIMPULAN.....................................................................................
2. SARAN................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN
1.  Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses


komunikasi. Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui
kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi antara pendidik
dengan peserta didik. Satu kesatuan dari proses komunikasi belajar mengajar
yang bertumpu pada tujuan pendidikan di sekolah adalah media pembelajaran.
Peranan media pembelajaran pun menjadi penting karena memiliki nilai praktis
dan fungsi yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam


mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang,
dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta
didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-
tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus
berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran.

Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasan/ide yang relatif


sempurna dan bermakna, Konsep merupakan suatu pengertian tentang suatu
objek. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative
permanen karena adanya pengalaman.

Maka dari itu dalam makalah ini, akan di bahas tentang pengertian,
klasifikasi dan kriteria pemilihan media pembelajaran yang bertujuan
memberikan gambaran secara lebih detail tentang media pembelajaran.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut.

a. Apakah makna dari Konsep?

b. Apakah Dasar Belajar?

c. Apakah Pembelajaran?

3 .Tujuan

            Adapun tujuan makalah ini adalah untuk:

a. Memahami makna Konsep

b. Mengetahui Dasar Belajar

c. Memahami makna Pembelajaran


BAB II

PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Pembelajaran

Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori,


sedangkan teori akan berkaitan dengan sesuatu hal yang dipandang secara
ilmiah. Jika teori berhubungan dengan konsep maka dalam uraian tentang
konsep dasar pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah pembelajaran.
Melalui landasan ilmiah yang disebut dengan konsep dasar inilah maka semua
pihak akan memahami apa itu pembelajaran.

Pada uraian ini akan dibahas beberapa tema yang berkaitan dengan
pembekalan terhadap pemahaman tentang pembelajaran. Diantaranya juga
akan berhubungan dengan landasan-landasan filsafat, psikologis, sosiologis, dan
komunikasi yang selalu banyak ditemukan dalam sebuah pembelajaran.
Sebelum beranjak pada pembahasan tentang konsep dasar dan landasan-
landasan ilmiah dari pembelajaran, maka penulis merasa perlu untuk
memberikan tambahan pemahaman dasar terhadap pembelajaran ini.

2. Hakikat Belajar

Belajar, pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua situasi


yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu
(Sudjana, 1989:28).

Sedangkan Witherington (1952) menyebutkan bahwa “Belajar


merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu
pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau
pemahaman”.
Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang
menyangkut pengertian belajar sebagai berikut:

a. Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan


yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.

b. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen.

c. Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara


keseluruhan.

d. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi,
emosional, sikap dan sebagainya.

e. Terjadinya proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif, sebagaimana


dikemukakan Bigge (1982) yaitu berhubungan dengan perubahan-perubahan
tentang kekuatan variabel-variabel hipotesis, kekuatan-kekuatan, asosiasi,
hubungan-hubungan dan kebisaaan, atau kecenderungan prilaku. (Willis,
1986:20).

Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang


berkaitan. Unsur utama dalam, belajar adalah individu sebagai peserta belajar,
kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan
kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Dengan demikian maka manifestasi
belajar atau perbuatan belajar dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku.
Mengenai jenis perubahan tingkah laku dalam proses belajar ini, Gagne dan
Briggs, (1988:105), menyatakan bahwa perbuatan hasil belajar menghasilkan
perubahan dalam bentuk tingkah laku dalam aspek :
a. kemampuan membedakan;

b. konsep kongkrit;

c. konsep terdefinisi;

d. nilai;

e. nilai/aturan tingkat tinggi;

f. strategi kognitif;

g. informasi verbal;

h. sikap ; dan

i. keterampilan motorik.

3. Landasan Konsep Pembelajaran

a. Filsafat

dibutuhkan dalam proses belajar. Diantara psikologi yang banyak Secara


filosofis belajar berarti mengingatkan kembali pada manusia mengenai makna
hidup yang bisa dilalui melalui proses meniru, memahami, mengamati,
marasakan, mengkaji, melakukan, dan meyakini akan segala sesuatu kebenaran
sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai segala yang
dicita-citakan manusia. Belajar diperlukan oleh individu manusia akan tetapi
belajar juga harus dipahami sebagai sesuatu kegiatan dalam mencari dan
membuktikan kebenaran. Dengan demikian filsafat apapun yang telah menjadi
hasil pikir manusia maka kaitannya dengan belajar ibarat siklus bahwa dengan
filsafat manusia bisa mempelajarai (belajar) tentang segala sesuatu, dan
sebaliknya dengan aktivitas belajar maka pemikiran-pemikiran tentang belajar
terus berkembang dan banyak ditemukan sehingga membawa pada warna
inovasi ide dan pemikiran manusia sepanjang zaman.
b. Psikologis

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang akhirnya


mempelajari produk dari gejala kejiwaaan ini dalam bentuk perilaku-perilaku
yang nampak dan sangat dan memang masih bertahan menjadi landasan pokok
dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yaitu psikologi kognitif dan
behavioristik.

c. Sosiologis

Jika dalam belajar tanpa arah tujuan pada makna hidup manusia sebagai
mahluk sosial, maka belajar akan dijadikan cara untuk saling menguasai,
memusnahkan, karena segala sesuatu yang dipelajari, diketahui dipahami
melalui belajar tidak digunakan dalam menciptakan kondisi Landasan sosilogis
ini sangat penting dalam mengiringi perkembangan inovasi pembelajaran yang
banyak terimbas oleh perubahan zaman yang semakin hedonistik. Maka
Pemahaman akan belajar yang ditinjau dari aspek sosiologis inilah yang sangat
dibutuhkan dewasa ini.

d. Komunikasi

Pendidikan dan komunikasi ibarat setali tiga uang, yang satu memberikan
pemaknaan terhadap yang lainnya. Dalam prakteknya proses belajar atau
pembelajaran akan menghasilkan suatu kondisi di mana individu dalam hal ini
siswa dan guru, siswa dnegan siswa atau interaksi yang kompleks sekalipun
pasti akan ditemukan suatu proses komunikasi. Landasan komunikasi ini akan
banyak memberikan warna dalam bentuk pendekatan, model, metode dan
strategi pembelajaran,serta pola-pola inovasi pembelajaran.
4. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran hanya menerapkan kemampuan dan menggunakan


sarana serta mengikuti mekanisme yang telah diatur dengan baik dalam SAP.
Proses pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik akan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Selain menerapkan proses pembelajar telah ditata
dengan baik, juga harus selalu meminta feed back dan melakukan kajian untuk
terus membenahi proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat melalui
tatap muka didalam ruang kelas dan dapat melalui media elektronik sesuai
dengan pengaturan di dalam SAP.

Proses pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik akan


mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain menerapkan proses pembelajar
telah ditata dengan baik, juga harus selalu meminta feed back dan melakukan
kajian untuk terus membenahi proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat
melalui tatap muka didalam ruang kelas dan dapat melalui media elektronik
sesuai dengan pengaturan di dalam SAP. Proses pembelajaran melalui internet
mendorong mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran karena harus
berkomunikasi secara maya dengan para dosen, dan mahasiswa lain di samping
mengembara didalam dunia pengetahuan lain.

5. Perkembangan Konsep Dasar Pembelajaran

Pembelajaran (Instruction)) merupakan akumulasi dari konsep mengajar


(teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada
perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuha aktivitas subjek didik.
Konsep tersebut dapat dipandang sebagi suatu sistem. sehingga dalam sistem
belajar ini terdapat komponen-komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi
untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus
dipersiapkan.

Demikian halnya juga dengan teaching system, di mana komponen


perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian
dan langkah mengajar akan berhubungan dengan aktivitas belajar untuk
mencapai tujuan. Kenyataan bahwa dalam proses pembelajaran terjadi
pengorganisasian, pengelolaan dan transformasi informasi oleh dan dari guru
kepada siswa. Ketiga katagori kegiatan dalam proses pembelajaran ini berkait
erat dengan aplikasi dan konsep sistem informasi manajemen.

Meier (2002: 103 ) mengemukakan bahwa semua pembelajaran manusia


pada hakekatnya mempunyai empat unsur, yakni persiapan (preparation),
penyampaian (presentation), pelatihan (Practice), penampilan hasil
(performance).

a. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta belajar untuk


belajar. Persiapan pembelajaran itu seperti mempersiapkan tanah untuk ditanami
benih. Jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi yang baik
untuk pertumbuhan yang sehat.

b. Penyampaian (Presentation)

Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk


memepertemukan peserta belajar dengan materi belajar yang mengawali proses
belajar secara positif dan menarik. Belajar adalah menciptakan pengetahuan,
bukan menelan informasi, maka presentasi dilakukan semata-mata untuk
mengawali proses belajar dan bukan untuk dijadikan fokus utama.

c. Latihan (Practice)

Tahap latihan ini dalam siklus pembelajaran berpengarruh terhadap 70%


atau lebih pengalaman belajar keseluruhan. Dalam tahap inilah pembelajaran
yang sebenarnya berlangsung. Bagaimanapun, apa yang dipikirkan dan
dikatakan serta dilakukan pembelajaran yang menciptakan pembelajaran dan
bukan apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan oleh instruktur atau
pendidik.
d. Penampilan Hasil (Performance)

Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan,


pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan dan kearifan
menjadi tindakan. Tujuan tahap penampilan hasil ini adalah untuk memastikan
bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan. Setelah mengalami
tiga tahap pertama dalam siklus pembelajaran, kita perlu memastikan bahwa
orang melaksanakan pengetahuan dan keterampilan baru mereka pada
pekerjaan mereka, nilai-nilai nyata bagi diri mereka sendiri, organisasi dan klien
organisasi.

6. Hasil Belajar dari Pembelajaran

Secara keseluruhan pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran


tidak akan sempurna jika berhenti pada definisi atau proses. Maka penulis
merasa perlu untuk menguraikan apa yang dihasilkan dari suatu proses
pembelajaran. Berikut uraian dari kaitan antara hasil pembelajaran yang sangat
diharapkan sekali oleh semua masyarakat belajar khususnya peserta didik.

a. Hasil Belajar

Bloom (1956) mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, Blomm menyebutkan 6 tingkatan yaitu :

1. Pengetahuan;

2. Pemahaman;

3. Pengertian;

4. Aplikasi;

5. Analisa;

6. Sintesa, dan

7. Evaluasi”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik
yang menyangkut segi kognetif, afektif maupun psikomotor. Proses perubahan
dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks
yang bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam
proses serta hasil belajar.

b. Motivasi Menuju Hasil Proses Pembelajaran

Pengaruh motivasi di sini adalah motivasi baik intern maupun ekstern


terhadap hasil belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar bahasa Inggris. Menurut
Hilgard, motif merupakan tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk
memulai melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu prilaku.

Menurut jenisnya, motif dibedakan menjadi motif primer dan sekunder,


yang dikutif oleh Syamsudin (1990), yang dikutif oleh Subhana, membedakan
motif sebagai berikut:

1. Motif primer (primary motive) atau motif dasar (basic motive) menunjukan
kepada motif yang tidak dipelajari (unlearned motive) yang sering juga
digunakan istilah dorongan (drive).

2. Motif skunder (secondary motives) menunjukan kepada motif yang


berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari
(conditioning and reinforcement). Kedalam golongan ini termasuk:

3. Takut yang dipelajari (learning fears).

4. Motif-motif sosial (ingin diterima, dihargai, conformitas,


afiliasi,persetujuan, status, merasa aman, dan sebagainya ).

5. Motif-motif objektif dan interest (eksplorasi, manipulasi, minat).

6. Maksud (purposes) dan aspirasi.

7. Motif berprestasi (achievement motive).


BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan

Dari makalah yang telah kami sampaikan di atas, dapat di tarik


kesimpulan bahwa mengajar adalah proses menciptakan kondisi agar
siswa/mahasiswa mengalami proses belajar, maka guru/dosen harus mampu
mengajar secara efektif. Hal itu berarti mengajar secara efektif adalah mengajar
yang dapat membawa belajar siswa/mahasiswa yang efektif, dan dapat
menghasilkan perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran tersebut.
Dan proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang,
dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta
didik.

Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini
adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus
berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Untuk
mampu melakukan proses pembelajaran ini guru harus mampu menyiapkan
proses pembelajarannya. Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh
seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang
melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran.

2 . Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, Perubahan dan munculnya


beberapa konsep dan pemahamnnya merupakan suatu bukti bahwa
pembelajaran adalah proses mencari kebenaran, menggunakan keberanan dan
mengembangkannya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup manusia,
khususnya yang berhubungan dengan upaya merubah perilaku, sikap,
pengetahuan dan pemaknaan terhadap tugas-tugas selama hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sadiman. Arief S., M.Sc ,Seri Pustaka Teknologi Pendidikan Nomor. 6 Media
Pendidikan “Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya”, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta,2007.

Sudarwanto. profesionalisme Guru. Artikel: Yogyakarta. 2005

Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar: Rineka Cipta; 1999

Mulyati, Andi Psikologi Belajar: Jakarta.2008

Anda mungkin juga menyukai