Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERSEPSI DAN MOTIVASI

Mata Kuliah : Psikologi

Dosen Pengampu :Ns. Madepan Mulia, M.kep, Sp.kep.J

Disusun oleh:

Disusun Oleh :

Agung Saputra (1926002)

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI

BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2020/2021


DAFTAR ISI

HALAMAN  SAMPUL ................................................................... I
DAFTAR  ISI.................................................................................... I
KATA PENGANTAR....................................................................... III
BAB I  PENDAHULUAN............................................................... 1
A.  Latar  Belakang  ............................................................. 1
B.  Tujuan............................................................................. 1

I BAB 2  PEMBAHASAN................................................................. 2
A.    Persepsi............................................................................................. 2
1.      Pengertian Persepsi......................................................................... 2
2.      Proses Persepsi dan.......................................................................... 2
3.      Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi................................................ 2
4.      Gangguan Persepsi............................................................................ 2
5.      Coping Behavior Gangguan Persepsi............................................ 4
B.     Motivasi.......................................................................................... 5
1.      Pengertian Motivasi...................................................................... 5
2.      Proses Motivasi.............................................................................. 5
3.      Faktor Yang Mempengaruhi Motifasi........................................... 6
4.      Gangguan Motivasi....................................................................... 6
5.      Coping Behaviour Gangguan Motivasi.......................................... 7

BAB II BAB 3  PENUTUP.........................................................................   8


A.    Kesimpulan.....................................................................................   8
B.     Saran..............................................................................................   8

DAFTAR PUSTAKA................................................................... 9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Alloh SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
Persepsi dan Motivasi ”.
Makalah ini berisikan Pengertian persepsi dan motivasi, proses, gangguan, serta coping
behaviour persepsi dan motivasi.
Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Bandar Lampung, 22 Maret 2020

                                                                                                Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita
untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita,
termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Sedangkan motivasi juga merupakan kekuatan yang
mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap ke  arah tujuan tertentu.
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan
kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui
indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa yang dilihat atau dirabanya, serta
berfikir untuk memutuskan apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang
dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi
tingkat intelegensi, kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu,
maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang
dihadapi.

Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada kemampuan
kognitif. Masalah yang dialami dapat terjadi sejak lahir, atau terjadi perubahan pada tubuh
manusia seperti terluka, terserang penyakit, mengalami kecelakaan yang dapat menyebabkan
kerusakan salah satu indera, fisik dan juga mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif
ini, manusia menjadi tidak mampu untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan
ketidaksempurnaan ini maka manusia yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami
masalah dalam meraba, mempelajari, atau berfikir untuk bereaksi terhadap keadaan yang
dihadapinya.

Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan
bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan
dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang
diinginkan bisa kita capai.

B.     Tujuan
1.      Mempelajari tentang apa pengertian persepsi dan motivasi
2.      Mempelajari tentang proses dan factor yang mempengaruhi persepsi dan motivasi
3.      Mempelajari tentang gangguan persepsi dan motivasi
4.      Mempelajari tentang coping behaviour persepsi dan motivasi
5.      Memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Persepsi
1.      Pengertian Persepsi
a.       Menurut Matlin (1998), persepsi adalah proses aplikasi pengetahuan sebelumnya untuk
memperoleh/mengumpulkan dan menginterpretasikan stimulus yang ditangkap panca indera
(sensory register).
b.      Menurut Davidoff (1981), persepsi adalah stimulus yang diterima indera oleh individu di
organisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti apa yang
diindera.
2.      Proses Persepsi
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa tahap-tahap persepsi antara lain:
a.       Tahap pertama
Merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan
proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
b.      Tahap kedua
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya
stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.
c.       Tahap ketiga
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses psikologik, merupakan proses timbulnya
kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
d.      Tahap keempat
Merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.

3.      Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Menurut David Krech dan Ricard Crutfield dalam Jalaludin Rahmat (2003:55) membagi
faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Faktor Fungsional
Faktor Fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-
hal lain yang kita sebut sebagai faktor personal. Faktor fungsional yang menentukan persepsi
adalah obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
b.      Faktor Struktural
Faktor Struktural adalah faktor-faktor yang berasal dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek
syarat yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.
4.      Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi (dispersepsi) adalah kesalahan atau gangguan persepsi. Menurut Maramis
(1999), terdapat 7 macam gangguan persepsi, yaitu:
a.       Halusinasi atau mava
Halusinasi adalah pencerapan (persepsi) tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindera
seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar/bangun dasarnya mungkin organik, fungsional
psikotik ataupun histerik. Secara singkat halusinasi adalah persepsi atau pengamatan palsu.
Jenis-jenis halusinasi, yaitu:
a)      Halusinasi optik (halusinasi penglihatan)
Apa yang dilihat seolah-olah berbentuk, tidak berbentuk, berwarna, dan tidak berwarna.
b)      Halusinasi auditif/akustik
Halusinasi yang seolah-olah mendengar suara manusia, hewan, barang, musik dan kejadian
alami.
c)      Halusinasi olfaktorik (halusinasi penciuman)
Halusinasi yang seolah-olah mencium suatu bau tertentu.
d)     Halusinasi gustatorik (halusinasi pengecapan)
Halusinasi yang seolah-olah mengecap suatu zat atau rasatentang sesuatu yang dimakan.
e)      Halusinasi taktil (halusinasi peraba)
Halusinasi yang seolah-olah merasa diraba, disentuh, dicolek, ditiup, dirambati ulat dan
disinari.
f)       Halusinasi kinestik
Halusinasi yang seolah-olah merasa badannya bergerak disebuah ruang tertentu dan merasa
anggota badannya bergerak sendiri.
g)      Halusinasi viseral
Halusinasi yang seolah-olah ada perasaan tertentu yang timbul ditubuh bagian dalam (mis.
Lambung seperti ditusu-tusuk jarum).
h)      Halusinasi hipnagonik
Persepsi sensorik bekerja yang salah terdapat pada orang normal, terjadi sebelum tidur.
i)        Halusinasi hipnopompik
Persepsi sensorik bekerja yang salah terdapat pada orang normal, terjadi tepat sebelum
bangun tidur.
j)        Halusinasi histerik
Halusinasi yang timbulpada neurosis histerik karena konflik emosional.
b.      Ilusi
Ilusi adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan (persepsi) yang
sebenarnya sunguh terjadi karena adanya rangsang pada pancaindera. Secara singkat ilusi
adalah persepsi atau pengamatan yang menyimpang. Contoh: bayangan daun pisang
dilihatnya seperti seorang pejahat, bunyi angin terdengar seperti ada orang yang memanggil
namanya, suara binatang disemak-semak terdengar seperti ada tangisan bayi.
c.       Depersonalisasi
Depersonalisasi adalah perasaan yang aneh tentang dirinya sudah tidak seperti biasa lagi,
tidak menurut kenyataan atau kondisi patologis yang seseorang. Contoh: perasaan bahwa
dirinya seperti sudah di luar badannya, perasaan bahwa kaki kanannya bukan miliknya lagi.
d.      Derealisasi
Derealisasi adalah perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak menurut kenyataan
sebenarnya. Contoh: segala sesuatu dirasakan seperti mimpi.
e.       Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Somatosensorik adalah suatu keadaan menyangkut tubuh yang secara simbolik
menggambarkan adanya suatu konflik emosional. Contoh: anestesia yaitu kehilangan
sebagian  atau seluruh kepekaan indera peraba pada kulit, perestesia yaitu perubahan pada
indera peraba (seperti ditusuk-tusuk jarum), gangguan penglihatan atau pendengaran,
makropsia, dan  mikropsia.
f.       Gangguan psikofisiologik
Gangguan psikofisiologik adalah gangguan pada tubuh yang disyarafi oleh susunan syaraf
yang berhubungan dengan kehidupan dan disebabkan oleh gangguan emosi. Contoh:
  Kulit: radang kulit, biduran, gatal-gatal, dan banyak cairan pada kulit.
  Otot dan tulang: otot tegang sampai kaku dikepala dan punggung.
  Alat pernafasan: sindrom hiperventilasi (nafas berlebihan).
  Jantung dan pembuluh darah: debaran jantung yang cepat, dan tekanan darah meningkat.
  Alat pencernaan: lambung perih, mual, muntah, kembung, dll.
g.      Agnosia
Agnosia adalah ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi, baik sebagian
maupun total sebagai akibat kerusakan otak.

5.      Coping Behavior Gangguan Persepsi


Tingkah laku coping yang berhasil  maka terjadi penyesuaian antara diri individu dengan
lingkungannya (adaptasi). Otto Soemarwoto (1987), mengungkapkan bahwa adaptasi itu ada
tiga macam, yaitu:
a.        Adaptasi Fisiologi, adalah proses adaptasi melalui faal. Contohnya: orang yang hidup di
lingkungan yang tercemar dalam tubuhnya berkembang kekebalan terhadap infeksi.
b.       Adaptasi Morfologi, yaitu terjadi perubahan bentuk fisik pada dirinya. Contohnya orang
eskimo  yang hidup di daerah dingin mempunyai bentuk tubuh yang pendek dan kekar.
c.        Adaptasi kultural / adjusment, yaitu adaptasi yang terjadi dengan melakukan perubahan pada
lingkungan  tempat hidup agar tercapai keseimbangan dengan dirinya. Contohnya
penggunaan alat pendingin ruangan.
Penjelasan mengenai bagaimana manusia mengerti dan menilai lingkungan dapat didasarkan
pada 2 cara pendekatan:
a.       Pendekatan pertama, adalah yang dinamakan pandangan konvesional. Bermula dari adanya
rangsang dari luar individu (stimulus), individu menjadi sadar akan adanya stimulus ini
melalui sel-sel syaraf reseptor (penginderaan) yang peka terhadap bentuk-bentuk energi
tertentu (cahaya, suara, suhu). Bila sumber energi itu cukup kuat untuk merangsang sel-sel
reseptor maka terjadilah penginderaan. Jika sejumlah penginderaan disatukan dan
dikoordinasikan di dalam pusat syaraf yang lebih tinggi (otak) sehingga manusia bisa
mengenali dan menilai obyek-obyek, maka keadaan ini dinamakan persepsi.
b.      Pendekatan kedua, adalah pendekatan ekologik. Pendekatan ini dikemukakan oleh Gibson
(Fisher et al, dalam Sarwono 1992), individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa
yang diinderakannya karena sesungguhnya makna-makna itu telah terkandung dalam
stimulus itu sendiri dan tersedia  untuk organisme yang siap menyerapnya. Ia berpendapat
bahwa persepsi terjadi secara spontan dan langsung. Jadi, bersifat holistik. Spontanitas itu
terjadi karena organisme selalu menjajaki (eksplorasi) lingkungannya dan dalam penjajakan
itu ia melibatkan setiap obyek yang ada di lingkungannya dan setiap obyek menonjolkan
sifat-sifatnya yang khas untuk organisme bersangkutan. Dengan kata lain menurut Gibson,
obyek-obyek atau stimulus sendiripun aktif berinteraksi dengan makhluk yang mengindera
sehingga akhirnya timbul makna-makna spontan itu. Adapun kelebihan manusia dari
makhluk lainnya adalah ia bisa mengubah kemanfaatan dari suatu stimulus sehingga lebih
memenuhi keperluanya sendiri.

B.     Motivasi
1.      Pengertian Motivasi
a.         Menurut Wahjosumidjo (1987), motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang
membuat seseorang melakukan sesuatu dengan respon dan juga merupakan proses psikologis
yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi
pada diri seseorang.
b.        Menurut Herlina, adalah kekuatan, tanaga, keadaan yang komplek, kesiapsediaan dalam diri
individu dalam bergerak (motion) ke arah tujuan tertentu, baik disadari atau pun tidak
disadari.
2.      Proses Motivasi
a.       Tahap pertama, keadaan yang mendorong, yang biasa disebut drive. Istilah drive sering
digunakan saat keadaan motif memiliki dasar biologis atau fisiologis. Drive dipandang
sebagai pendorong seseorang untuk bertindak. Drive dapat muncul bila organisme
kekurangan sesuatu atau memiliki kebutuhan. Drive juga bisa muncul bila ada stimulus dari
lingkungan.
b.      Tahap kedua, tingkah laku, yang ditimbulkan oleh karena adanya Drive. Sebagai contoh rasa
lapar mendorong manusia untuk mencari makanan. Cepat atau lambat, bila tingkah laku itu
berhasil, maka kebutuhan maupun drive akan berkurang. Dengan perkataan lain, tingkah laku
pencarian makanan oleh manusia, merupakan alat untuk mendapatkan makanan dan
mengurangi dorongan lapar.
c.       Tahap ketiga, tingkah laku manusia diarahkan pada tahap ketiga dari siklus  motifasional,
yaitu mencapai tujuan. Contoh siklus motivasi ini adalah pada rasa haus. Kekurangan air
pada tubuh menimbulkan kebutuhan dan dorongan (tahap I), memunculkan tingkah laku
mencari air minum (tahap II), yang merupakan tujuan (tahap III). Minum meredakan
kebutuhan air dalam tubuh sehingga rasa haus terpuaskan, dan siklus motifasional berhenti.
Tetapi dengan segera kebutuhan akan air timbul kembali, maka manusia akan memulai
kembali siklus motifasionalnya.
3.      Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Porter dan Miles, ada 3 faktor utama yang berpengaruh pada motivasi antara lain :
a.       Ciri-ciri pribadi seseorang.
b.      Tingkat dan jenis pekerjaan.
c.       Lingkungan kerja.
4.      Gangguan Motivasi
a.       Hyperactive/hiperaktif
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam dikelas. Kadang anak ini berlarian,meloncat, bahkan
berteria-triak. Anak ini sulit dikontrol untuk melaukan aktifitas secara teratur dan
tertib, serta suka menganggu teman sekelasnya.
b.      Distractibility child
Tipe anak ini cenderung cepat bosan, mudah mengalihkan perhatiannya keberbagai objek lain
dikelas, mudah dipengaruhi, dan sulit memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang
berlangsung di kelas.
c.       Poor self concept
Ciri anak ini pendiam, sangat perasa atau sensitif, mudah tersinggung, sikapnya pasif dan
cenderung tidak berani bertanya karena merasa diri tidak mampu dan kurang bergaul.
d.      Impulsive
Ciri anak ini cepat bereaksi. Anak jenis ini langsung berbicara, tanpa menghiraukan
pertanyaan guru, jawaban spontan, kurang mendukung kemampuan berfikir logis. Anak ini
berteriak pada saat menjawab, ingin menunjukan diri sebagai anak yang pandai, namun
jawaban atau reaksinya mencerminkan ketidakmampuanya, jawabannya tidak sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan.
e.       Distractive behavior
Anak ini tipe perusak, sikapnya agresif kearah negatif, suka membanting atau melempar.
Anak ini termasuk anak yang bermasalah (trouble maker) sikap mudah tersinggung dengan
tempramen yang tinggi dan suka merusak.
f.       Dependency
Ciri anak ini tidak dapat tinggal dikelas tanpa ditemani oleh ibunya,ketergantungan ini dapat
disebabkan oleh sikap ibu yang sangat melindungi anak sehingga saat di sekolahpun harus
ditemani oleh ibu.
g.      Withdrawl
Ciri anak ini adalah pemalu dan menganggap dirinya bodoh, sehingga malu pergi
kesekolah. Harga diri rendah yang disebabkan karena latar belakang sosial ekonomi orang tua
yang rendah.
h.      Underachiever
Anak ini tidaklah termasuk anak “bodoh”atau “tolol”. Meskipun semangat belajarnya sangat
rendah, sering melipakan PR dan hasil ulangannya selalu rendah. Anak ini potensi
intelektualnya diatas rata-rata. Guru diharapkan memberi perhatian yang serius kepada anak
yang berprestasi dibawah kemampuan ini.
i.        Overrachiever
Anak ini memiliki motivasi belajar yang tinggi, cepat merespon dan seringtidak menerima
kritik. Sikapnya agak sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak ini tidak bisa
menerima kegagalan dirinya.
j.        Slow learner
Anak ini acapkali malas, kalau ditanya biasanya membutuhkan waktu lama untuk
menjawabnya, sering lupa mengerjakan tugasnya, kalaupun dikerja biasanya tidak tuntas dan
cara berfikirnya lamban.
k.      Social interception
Sikap anak ini seperti “cuek” ia kurang peka terhadap lingkungannya, sulit membaca ekspresi
guru dan teman-temannya. Oleh karena itu, anak ini sering dikucilkan oleh teman-teman
sekitarnya.
5.      Coping Behaviour Gangguan Motivasi
a.       Motivasi dengan kekerasan (motivating by force), yaitu cara memotivasi dengan
menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa
yang harus dilakukan. Contoh: seorang komandan akan memberikan hukuman pada anak
buahnya apabila tidak disiplin.
b.      Motivasi dengan bujukan (motivacing by enticement), yaitu cara memotivasi dengan bujukan
atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang dimotivasi. Contoh:
mahasiswa berprestasi akan mendapat hadiah berupa bebas membayar SPP selama 2
semester.
c.       Motivasi dengan identifikasi (motivating by identification or ego-involvement), yaitu cara
memotivasi  dengan menambahkan kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu karena
adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam mencapai tujuan. Contoh:
seorang mahasiswa belajar giat karena termotivasi bila belajar dengan baik hingga berprestas,
yang akan memetik hasilnya adalah diri sendiri.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa ataupun
hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai
dari persepsi. Permasalahan atau gangguan persepsi sangat beragam, diantaranya: halusinasi,
ilusi, depersonalisasi, derealisasi, gangguan somatosensorik pada reaksi konversi, gangguan
psikologi dan agnosia.
2.      Motivasi merupakan keinginan, hasrat penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan
dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, kepuasan yang
terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh
pimpinan.motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan,
agar mau bekerjasama secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan
perusahaan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerjasama
secara giat sehingga mencapai hasil yang optimal.

B.     Saran
1.      Setiap persepsi senantiasa diarahkan pada hal-hal yang positif agar tercipta kerukunan hidup
antara satu dengan yang lain.
2.      Saling memberikan motivasi yang positif harus selalu dipupuk untuk menciptakan semangat
dan rasa percaya diri.
3.      Persepsi dan motivasi adalah bagian dari perilaku manusia yang masing-masing memiliki
karakter atau ciri khas yang berbeda. Oleh karena itu perlu dijaga keseimbangan masing
DAFTAR PUSTAKA

Ibadina, Azkia. Motivasi Psikologi 2014.       http//tugasku4free.blogspot.com/2014/12/psikologi-


motivasi.html
Khadiyanto, Parfi. 2009. Pemahaman tentang Persepsi. http://parfikh
.blogspot.com/2009/02/pemahaman-tentang-persepsi.html
Korneliz. 2009. Masalah Motivasi dalam
Psikologi.http://psikologimotivasi.blogspot.com/200905/masalah-motivasi-dalam-ilmu-
psikologi.html
Medical Stuff. 2013. Gangguan Persepsi. http://xianide.blogspot.com /2013/03/gangguan-
persepsi_5.html
Setiawan, Agus. 2012. Gangguan Persepsi. http://agusetiawan-
onpapers.blogspot.com/2012/01/pengertian-persepsi.html
Tedjo. 2012. Persepsi dan Motivasi. https://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/motivasi-dan-
persepsi.html
West sinjai. 2009. Masalah motivasi dalam ilmu
psikologi.http://psikologimotivasi.blogspot.com/2009/05/masalah-motivasi-dalam-ilmu-
psikologi.html
Tugas Soal Pilihan Ganda

1. proses aplikasi pengetahuan sebelumnya untuk memperoleh/mengumpulkan dan


menginterpretasikan sitimulus yang ditangkap pancaindera adalah pengertian dari....
a. persepsi
b. prilaku
c. tindakan
d. pemikiran
e. motivasi

jawab : a

2. merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan
prilaku adalah proses persepsi tahap...
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
e. kelima

jawab : d

3. dibawah ini yang termasuk faktor yang mempengaruhi persepsi adalah....


a. faktor individual
b. faktor biologis
c. faktor fisiologis
d. faktor sosial
e. faktor fungsional

jawab : e

4. halusinasi yang didasari oleh gangguan persepsi terhadap pengelihatan adalah...


a. halusinasi taktil
b. halusinasi optik
c. halusinasi kinestik
d. halusinasi histerik
e. halusinasi akustik

jawab : b

5. adaptasi yang terjadi dengan melakukan perubahan terhadap lingkungan tempat hidup
agar tercapai keseimbangan dengan dirinya adalah....
a. adaptasi biologis
b. adaptasi fisiologis
c. adaptasi kultural
d. adaptasi morfologi
e. semua benar
jawab : c

6. semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat sesorang melakukan sesuatu
respon dan juga merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi anatara
sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada seseorang adalah....
a. persepsi
b. motivasi
c. ilusi
d. halusinasi
e. berpikir

jawab : b

7. ada berapa tahapan pada proses motivasi


a. satu
b. dua
c. tiga
d. emapat
e. lima

jawab : c

8. dibawah ini yang termasuk faktor yang mempengaruhi motivasi.....


a. tempat tinggal
b. keluarga
c. agama
d. lingkungan kerja
e. suku

jawab : d

9. ciri anak ini tidak bisa duduk diam dikelas, kadang berlarian, meloncat, bahkan
berteriak. Termasuk gangguan motivasi
a. distractibility child
b. hyperactive
c. impulsive
d. dependency
e. poor self concept

jawab : b

10. yang dimaksud dengan motivasting by enticement adalah....


a. motivasi dengan kekerasan
b. motivasi dengan identifikasi
c. motivasi dengan kesadaran
d. motivasi dengan bujukan
e. motivasi dengan mengikuti orangan lain
jawab : d

Anda mungkin juga menyukai