NIM : 1926002
KELAS : IIB
MAKUL : KEPERAWATAN JIWA
DOSEN : Ns. APRI RAHMA DEWI, M.Kep.,Sp.Kep.J
: Menikah : bercerai
b. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan:
Ny. D mengatakan nyeri di bagian kepala
Ny. D sangat cemas dengan keadaannya
2. Bagaimana dilihat: Klien tampak terbaring lemah.
c. Region
1. Dimana lokasinya: Ny.D mengalami nyeri ditengkuk bagian belakang
2. Apakah menyebar: Nyeri yang dirasakan Ny D.tidak menyebar.
d. Severity
Klien mengatakan bahwa kondisinya saat ini sangat mengganggu aktivitasnya
d) Lama dirawat
Keluarga mengatakan Ny. D pernah dirawat selama 1 minggu di RS.
e) Alergi
Ny. D mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
f) Imunisasi
Klien mengatakan tidak mengingat riwayat imunisasinya
V. Pemeriksaan Fisik
TD : 150/100 mmHg
HR : 76 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,5 C
BB/TB : 48 kg/160 cm
Keluhan Fisik :
1. Keadaan umum (kelelahan, perubahan BB, demam, keringat malam, sulit tidur, sering pilek dan
infeksi, tingkat kesadaran, TTV)
2. Kepala (sakit kepala,pusing,trauma kepala,gatal kulit kulit kepala)
3. Sistem pernapasan (batuk, sesak, hemoptisis,sputum, mengi, asma/alergi pernapasan,RR, bunyi napas)
4. Sistem cardiovaskuler (nyeri dada, palpitasi, sesak napas, dispnea saat aktivitas, edema, varises,
parestesia,bunyi jantung)
c. Ideal diri
DS : klien mengatakan memiliki kemauan untuk sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa.
DO : klien tampak ingin sembuh dari penyakitnya
d. Harga diri
DS : klien merasa diperhatikan oleh keluarganya
DO : tmpak keluarga klien memperhatikan klien
e. Identitas Diri
DS : klien mengatakan sebelum sakit klien tidak mengalami kesulitan merasa puas dengan pekerjaan dan
posisinya selama sakit, sebagian besar aktivitas klien dibantu oleh suami nya
DO: klien tampak kurang puas dengan keadaam sekarang
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang bearti : orang yang berarti bagi klien adalah anak dan suaminya.
b. Peran serta dalam kehidupan masyarakat/kelompok : hubungan klien dengan orang lain yaitu tetangga
cukup baik
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada hambatan dalam berhubungan
3. Pendidikan dan Pekerjaan
Pendidikan klien hanya sampat SD dan sehari menjadi ibu rumah tangga menjaga rumah dan merawat
anak-anaknya
4. Gaya hidup
Klien mengatakan sebelum sakit semua pekerjaan dapat di lakukan dengan baik dan pasien merasa
nyman dengan kegiatan sehari-hari tidak ada yang menganggu.
Setelah sakit dan mengalami keluhan pekerjaan sehari hari klien mulai tidak dapat dilakukan dengan
baik. Klien mulai merasa tidak nyaman
5. Budaya
Klien megatakan tidak ada masalah terkait budaya
6. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien beragama Islam dan dalam kehidupan sehari-hari klien melakukan aktivitas
sesuai dengan ajaran agama dari keyakinannya.
b. Kegiatan ibadah : klien melakukan ibadah sesuai ajaran dan keyakinannya dengan melaksanakan shalat
5 kali sehari semalam.
7. Alam perasaan
Klien sangat cemas, takut, dam gelisah dengan penyakit nya.
8. Pola Tidur
klien mengatakan sulit tidur dengan nyeyak seperti sebelum sakit
9. Koping
a. Sumber koping : keluarga klien cukup mendukung klien dengan memperhatikan dan bertanyaa kepada
klien
b. Mekanisme koping : Saat ada masalah klien terkadang memendam masalahnya apabila kita tidak
terlebih dahulu untuk bertanya
Pertemuan ke-1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan mengatakan sangat cemas dan takut dengan kondisinya.klien mengatakan
perasaannya gelisah
b. Klien mengatakan sulit tidur
c. Klien mengatakan juga nyeri di bagian kepalanya
Data Objektif
a. Klien terlihat seperti orang bingung
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Umum : mengatasi gangguan ansietas klien.
b. Tujuan Khusus :
1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu mengenal ansietas
3) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi ansietas
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali bertemu pasien
b. Membantu pasien mengenal ansietas :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri : pengalihan
situasi
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu! Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, nama saya AGUNG.
Saya adalah mahasiswa dari STIKES PANCA BHAKTI. Nama Ibu siapa?”
“Ibu senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? semalam tidurnya nyenyak?”
c. Kontrak :
Topik
“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang kecemasan dan latihan cara mengontrol
cemas dengan latihan relaksasi”
Waktu
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit
saja”
Tempat
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, Bagaimana jikadiruangan ini saja kita
berbincang-bincang”
Tujuan
“Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang ibu rasakan serta cara mengatasinya”
2. Fase Kerja
“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini”
“Coba Ibu ceritakan pada saya”
Ouw jadi ibu merasa takut jika tetangga ibu melakukan tindakan kejahatan kepada ibu. Jika boleh saya
tahu, bagaimana cara Ibu mengatasinya”
“Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang akan memiliki perasaan yang sama jika diposisi
Ibu. Tapi saya sangat kagum sama Ibu Karena Ibu mampu menahan semua cobaan ini. Ibu adalah orang
yang luar biasa. Yang perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat kecemasan yang
sedang. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi
ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan Ibu. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi
kecemasan ibu dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara
untuk mengurangi kecemasan yang ibu rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu perhatikan saya, lalu ibu bisa
mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya.
Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga
setelah itu ibu hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba
ibu praktikkan”
“Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali
sampai ibu merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan ibu, ibu bisa
melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan ibu melepas kecemasan dengan tertawa,
berolahraga, menulis kecemasan ibu disebuah kertas,bersantai seperti jalan-jalan atau ibu juga bisa
mengatasinya dengan mendengarkan musik.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu rasakan dan latihan relaksasi?
Obyektif
Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung
praktikkan cara ini”
c. Kontrak yang akan datang
Topik
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang ibu rasakan, bagamana jika
kita latihan kembali besok bu? Jangan lupa ibu mencoba teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan
ibu ya”
Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam yang sama seperti hari ini.
Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau 20 menit
saja”
Tempat
“Dimana ibu akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana kalau besok kita melakukannya
disini saja”
Pertemuan ke-2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan mengatakan sangat cemas dan takut dengan kondisinya.klien mengatakan
perasaannya gelisah
b. Klien mengatakan sulit tidur
c. Klien mengatakan juga nyeri di bagian kepalanya
Data Objektif
b. Klien terlihat seperti orang bingung
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Umum
Mengatasi gangguan ansietas klien
b. Tujuan Khusus
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik distraksi untuk mengatasi ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik distraksi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik distraksi untuk mengatasiansietas
4. Tindakan Keperawatan
a. Ajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan mengurangi ansietas :
1) Melakukan hal yang disukai
2) Menonton TV
3) Mendengarkan music yang disukai
b. Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas muncul
B. Strategi Komunikasi
4. Fase Orientasi
d. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum, Selamat pagi ibu ! Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, sayayusuf, Ibu bisa
memanggil saya Teguh. Saya adalah mahasiswa dari POLTEKKES JAKARTA III. Nama ibu siapa? Ibu
senangnya dipanggil apa?”
e. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah melatih cara mengalihkan situasi untuk
menghilangkan kecemasan ibu?”
f. Kontrak :
Topik
“Baiklah ibu sesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang kembali untuk mendiskusikan tentang latihan
distraksi dengan tehnik pengalihan.”
Waktu
” Berapa lama kita akan berlatih ibu? “Bagaimana jika 10 menit?”
Tempat
“Dimana kita akan berdiskusi? “Bagaimana jika di halaman samping?”
Tujuan
“Tujuan dari latihan hari ini adalah agar ibu dapat meningkatkan kontrol kecemasanpada diri ibu dan
ibu dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari ibu.”
5. Fase Kerja
“Ibu, kemarin waktu kita diskusi ibu mengatakan bahwa saat cemas rasanya seluruh badan ibu tegang,
baik pikiran maupun fisik. Nah, latihan distraksi ini bermanfaat untuk mengalihkan rasa cemas ibu
sehingga membuat pikiran dan fisik ibu relak atau santai. Dalam teknik ini ibu harus melakukan hal-hal
yang dapat membuat ibu relak misalnya dengan menonton acara televisi kesukaan ibu, membaca buku
atau majalah yang ibu suka, atau dengan mendengar music yang ibu sukai. Nah, sekarang ibu sudah tau
kan hal-hal apa saja yang dapat ibu lakukan untuk mengurangi rasa cemas ibu. Nanti apabila ibu
merasa cemas lagi, ibu bisa melakukan salah satu teknik distraksi atau pengalihan yang saya beritahu
tadi.
6. Fase Terminasi
d. Evaluasi
Subjektif
“Bagaimana apa ada yang ingin ibu tanyakan dari penjelasan saya tadi?”
Objektif
“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah bagus sekali, nanti jika ibu merasa cemas, ibu
dapat melakukan teknik ditraksi yang tadi saya jelaskan ya.”
e. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Kapan ibu akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baiklah setiap ibu merasa cemas,ibu bisa
langsung mempraktikkan cara ini.”
f. Kontrak yang akan datang
Topik
“Nah, ibu, masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan ibu yaitu dengan teknik
hipnotis diri sendiri atau hipnotis dengan 5 jari.”
Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ketiga ini besok dengan jam yang sama seperti hari ini?”
Tempat
“Mau latihan dimana kita bu? Bagaimana jika disini lagi ? Apa masih ada yang mau ditanyakan bu?
Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang.”