Disusun Oleh
BANDAR LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “APLIKASI HOSPITALITY DALAM TATANAN
PELAYANAN RUMAH SAKIT (Theraupeutic Hospitality)”. Tujuan saya membuat makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah “Hospitality In Nursing” serta menambah pengetahuan
kami tentang peran perawat.
Meskipun saya telah berusaha segenap kemampuan, namun saya menyadari bahwa makalah
saya belum sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang diberikan akan saya
sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberi nilai tambah dan manfaat bagi
saya dan untuk semua yang memanfaatkannya..
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................................ii
BAB I
Latar belakang........................................................................................................................1
Rumusan masalah...................................................................................................................1
BAB II
Pengertian hospitality.............................................................................................................2
Prinsip-prinsip dalam hospitality ..........................................................................................2
Komunikasi terapeutik dalam pelayanan keperawatan.......................................................6
BAB III
Kesimpulan............................................................................................................................8
Saran......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia secara umum cenderung belum mencapai kualitas
optimal (Redaksi Jendela Rumah Sakit, 1996 dalam Utama, 2003). Padahal dengan
perkembangan masyarakat sekarang ini, tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan
terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit cenderung semakin meningkat.
Rumah Sakit senantiasa dituntut memberi pelayanan yang bermutu dan prima bagi pasien,
keluarga dan masyarakat (Herlina, 2004).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan makalah ini penulis membahas tentang pelayanan keperawatan di rumah sakit
dengan menggunakan prinsip-prinsip hospitality yaitu prinsip-prinsip customer value,
customer behaviour, customer service dan customer loyalty serta hubungannya dengan job
performance dari tenga kesehatan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HOSPITALITY
Hospitality merupakan proses hubungan antara guest dan host, yaitu tindakan atau kebiasaan
yang hospitable dimana penyambutan atau jamuan terhadap guests, visitor atau stranger oleh
host dilakukan dengan kebaikan. Hospitality adalah bagian dari industri jasa. Berbicara
mengenai hospitalityadalah berbicara mengenai kualitas layanan. Kualitas jasa yang ada
dalam pasar saling mengungguli supaya bisa menarik konsumen sebanyak mungkin. Dalam
industri hospitality, konsumen mengharapkan untuk memperoleh pelayanan/service yang
maksimal dari para penyedia jasa dengan menyediakan pelayanan yang memuaskan harapan
mereka atau bahkan melebihi harapan mereka. Oleh karena itu perlu sekali manajemen dari
hospitality untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen termasuk pada
jasa kesehatan.
fasilitas pelayanan semuanya itu harus diorganisir dan dikelola dengan baik untuk
mewujudkan tujuan. Selain itu sumber daya manusia yang yang memberikan pelayanan
kepada pelanggan juga harus ditingkatkan untuk mendapatkan loyalitas dari pelanggan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pasuraman, Zeithmal dan Berry (1985) dalam
Sitaniapessy (2008) didapatkan bahwa antara hasil dan proses mempengaruhi evaluasi
konsumen tentang kualitas jasa. Ada lima dimensi yang disebut dengan SERVQUAL
(kualitas jasa) yang terdiri atas :
a. Tangibles (berwujud)
Aspek ini menjadi penting karena jasa tidak dapat dilihat tetapi dirasakan. Hal ini dapat
berupa penampilan secara fisik, peralatan, karyawan serta sarana komunikasi
2
b. Reliabilitas (keandalan)
c. Daya tanggap
Aspek ini merupakan dimensi yang sangat dinamis karena membantu dan memberikan
pelayanan kepada pelanggan dengan cepat.
d. Jaminan
merupakan dimensi kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan pelanggan yang sangat
berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku karyawan baris terdepan dalam
menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya.
e. Empati
Dimensi ini untuk mengukur pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen serta
perhatian yang diberikan oleh karyawan.
kualitas yang dipersepsikan pelanggan pada industri jasa oleh Parasuraman dkk, (1985 dalam
Sitaniapessy, 2008) mengidentifikasikan lima kesenjangan yang menyebabkan kegagalan
penyampaian jasa yaitu :
c. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Ada beberapa
penyebab terjadinya kesenjangan ini misalnya karyawan kurang terlatih/belum menguasai
3
tugasnya, beban kerja yang melampaui batas, ketidakmampuan memenuhi standar kinerja
yang ditetapkan.
4. Customer Behaviour
a. Tingkatan sebelum membeli. Pada tingkatan ini manajemen harus berusaha memahami
kenapa konsumen memilih dan menggunakan jasa tertentu. Ini juga merupakan aktifitas
konsumen sebelum menggunakan jasa. Proses ini dimulai ketika individu membutuhkan
pelayanan. Setiap keinginan atau permasalahan memerlukan suatu solusi dan biasanya
menujukkan potensi untuk membeli. Konsumen akan mencari informasi (sumber dari
dalam/luar) untuk mengembangkan suatu rangkaian pemikiran pemecahan masalah dan pada
akhirnya memilih alternatif pertimbangan demi kepuasannya.
c. Evaluasi setelah membeli. Pada tingkatan ini perlu dipahami sumber kepuasan dan
ketidakpuasan yang terjadi pada konsumen setelah mengkonsumsikan produk/jasa tersebut.
Konsumen mengevaluasi jasa dengan membandingkan jasa yang mereka terima (perceived
service) dengan jasa yang mereka inginkan (expected service).
5. customer Value
Rumah sakit perlu melakukan kreasi atau penciptaan value yang mampu menarik hati
costumernya, sehingga mau membayar dengan tingkat tarif atau harga yang menguntungkan
bagi rumah sakit. Penciptaan costumer value merupakan landasan bagi usaha sukses, karena
4
penciptaan nilai mampu membanganun pertumbuhan, laba dan nilai lebihnya. Secara
sederhana, costumer value didefinisikan sebagai semua manfaat atau kualitas yang diperoleh
oleh konsumen relatif terhadap pengorbanannya.
6. job Performance
Kehandalan karyawan merupakan variable yang penting dalam memperoleh konsumen yang
setia melalui kepuasan dan kepercayaan. Dalam perusahaan atau organisasi jasa, produksi
dan konsumsi dilakukan secara bersama sehingga interaksi antara karyawan dan konsumen
selama proses pemberian jasa menjadi sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen pada
kualitas jasa. Oleh karena itu, kinerja karyawan dapat mempengaruhi evaluasi konsumen
terhadap jasa yang diberikan kepadanya. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan
tidak puas begitu juga sebaliknya. Job performance atau kinerja adalah prilaku yang relevan
dengan tujuan oraganisasi dan dapat diukur pada level profesional dan dapat dilihat dari
prilakunya (Campbell, 2007).
Performance individu secara umum dapat dilihat dari 3 faktor yaitu motivasi, kemampuan
mengerjakan pekerjaan dan lingkungan kerja. Dimensi penampilan kerja terlihat pada
profesional terhadap pekerjaan dan tugas yang spesifik dan pekerjaan yang non spesifik,
komunikasi lisan dan tulisan, usaha, disiplin, penampilan dan fasilitasi dalam tim,
supervisor/kepemimpinan, manajemen dan administrasi.
Sedangkan performance perawat yang diharapkan oleh konsumen adalah perawat yang
komunikatif, ramah, dapat memberikan pelayanan yang cepat dan efisien serta mempunyai
daya tanggap dan empati yang tinggi.
7. Costumer Loyality
a. Suspect
merupakan orang-orang yang diduga atau dicurigai membutuhkan pelayanan atau jasa
tertentu tapi belum tentu membutuhkannya.
5
b. Prospect
Merupakan orang-orang yang memiliki kebtuhan akan produk atau jasa tertentu dan
mempunyai kemampuan untuk membelinya
c. Disqualified prospect
Merupakan prospects yang telah mengetahui keberadan barang/jasa tetapi tidak mempunyai
kebutuhan akan barang/jasa tersebut
e. Repeat customers
Pelanggan yang telah emlakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih
f. Clients
Orang yang membeli semua barang/jasa yang ditawarkan dan mereka butuhkan, membeli
secara teratur, hubungan sudah kuat dan berlangsung lama yang membuat mereka tidak
terpengaruh oleh produk pesaing
g. Advocates
Orang yang membeli barang/jasa yang ditawarkan dan yang mereka butuhkan, melakukan
pembelian secara teratur dan mendorong oranglain untuk membeli atau merekomendasikan
perusahaan tersebut pada orang lain, secara tidak langsung telah melakukan pemasaran untuk
perusahaan dan membawa konsumen untuk perusahaan.
Peningkatan kemampuan berkomunikasi bagi perawat merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam keperawatan dikenal adanya komunikasi terapeutik
yaitu komunikasi yang memberikan efek penyembuhan bago pasien. Komunikasi ini penting
karena dapat menjadi srana untuk membina hubungan yang terjadi pada pasien, melihat
perubahan yang terjadi pada pasien. Kunci keberhasilan yang dilakukan dan untuk mengukur
6
kepuasan pasien. Empat teknik komunikasi yang dapat digunakan perawat saat berinteraksi
dengan pasien yaitu :
1. Mendengar aktif
Perawat mendengarkan dengan aktif merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal
dan non verbal yang sedang dikomunikasikan pasien.
Tujuan dari teknik ini adalah agar perawat mendapatkan informasi yang spesifik tentang
pasien. Dapat dilakukan dengan teknik pertanyaan terbuka, pengulangan pertanyaan,
klarifikasi, refleksi dan berbagai persepsi.
3. Memberikan informasi
Pemberian informasi dapat berupa pendidikan kesehatan sehingga pasien bisa lebih mengerti
dengan kondisinya dan menambah rasa percaya pasien terhadap perawat. Informasi yang
diberikan perawat akan memfasilitasi pasien dalam pengambilan keputusan. Dalam
memberikan informasi hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana, kata-kata yang
positif, ucapan jelas dan menunjukkan sikap antusias.
4. Menunjukkan penerimaan
Meneima berarti kemauan untuk mendengarkan orang lain, tetapi bukan berarti menyetujui
setiap prilaku pasien.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hospitality merupakan proses hubungan yang terjadi antara guest dan host, yaitu dengan
melakukan tindakan yang hospitable dengan cara menerapkan prinsip-prinsip hospitality
seperti customer value, customer behaviour, customer loyalty dan job performance agar
tercipta perasaan senang baik bagi host maupun guest dan juga peningkatan kualitas
pelayanan yang bermutu dan prima bagi pasien, keluarga dan masyarakat. Kepuasan pasien
tercipta jika harapan dan keinginannya terpenuhi atau melebihi dari apa yang diinginkan.
Kualitas pelayanan keperawatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu berwujud
(tangibel), andal (reliabel), daya tanggap (responsif), jaminan dan empati. Komunikasi
terapeutik juga merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi perawat dan pasien
sehingga akhirnya pelayanan dapat diberikan dengan baik dan pasien merasa puas.
B..SARAN
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, Rumah Sakit harus dapat merumuskan suatu aturan,
prosedur dan fasilitas pelayanan yang terorganisir dan dikelola dengan baik. Selain itu
sumber daya manusia yang yang memberikan pelayanan kepada pelanggan juga harus
ditingkatkan untuk mendapatkan kepercayaan dan loyalitas dari pelanggan.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/wyevkgrz-hospitality-dan-aplikasinya-pada-tatanan-
pelayanan-keperawatan-di-rumah-sakit.html