Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANTROPOLOGI

SISTEM KREDENSIAL PERAWAT INDONESIA

Dosen pengumpu : Yeni Apriyanti, SKM., M.kes.

DI SUSUN OLEH :

AGUNG SAPUTRA 1926002 BELA AGUSTINA 1926018


ALIEF VINA SHECYLIA 1926004 DEBI AMELIA 1926020
AHMAD TAUFIK 1926006 DELLA RENANDA 1926002
ALMAS AKHYANI 1926008 DENTI MALASARI 1926024
AMELIA AGUSTIN 1926010 DEVA FEBRIYANTIKA 1926026
ANA SALSABILA 1926014 ARNANDA TRIDITA D. 1926016
ELFA LUVIA J. 1926030 ELSA GUSPRIATI 1926034
ELLY ASTARI 1926032

AKADEMI KEPERAWATAN PANCABHAKTI

BANDAR LAMPUNG

TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Sistem Kredensial Perawat Indonesia” ini dapat tersusun
hingga selesai. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya,
serta bimbingan dari pihak dosen sendiri.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurrnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 25 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

HALAMAN DAFTAR ISI......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar belakang...................................................................................................1

B. Tujuan................................................................................................................1

BAB II ISI..............................................................................................................2

A. Kredensial keperawatan..........................................................................................2

B. Tujuan kredensial....................................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................5

A. Tanda dan gejala syok..............................................................................................5

B. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1239 / menkes / sk /


XI/ 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat.........................................................6

BAB IV PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan.....................................................................................................14

B. Tujuan..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan sertifikasi


praktek sebagai advanced practice registered nurse (APRN). Menurut County of
Los Angeles Public Health (2010 : 1) kredensial dalam suatu organisasi
kesehatan sangat penting untuk memastikan kompetensi dan akuntabilitas. Proses
kredensial sendiri efektif melindungi klien dan organisasi, membangun staf
profesional yang bermutu, juga untuk melindungi kepentingan umum.

Sistem kredensial dengan pembatasan kewenangan klinis berbasis


profesionalisme dilakukan untuk memastikan agar setiap pelayanan bagi pasien
dilakukan oleh tenaga profesional keperawatan yang kompeten. Evaluasi
kredential harus menyeluruh, dapat diandalkan, dan bermutu tinggi untuk
menjamin perawat tersebut aman dan berkompeten dalam praktek. Mutu
pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi
salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat.

Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah
terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta
kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari
mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang
diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kinerja perawat sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk
dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
2

kesehatan. Untuk menjamin mutu pelayanan serta melindungi masyarakat, perlu


dikembangkan sistem kredensial guna memastikan bahwa setiap perawat,
program atau lembaga pelayanan keperawatan/kesehatan bermutu dan memenuhi
standaryang ditetapkan. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
HK.02.02/MENKES/148/1/2010 Tentang: Izin dan Penyelanggaraan Praktik
Perawat, pasal 12 ayat 2 yang menyatakan: Perawat dalam menjalankan Praktik
senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya dengan mengikuti
perkembangan ilmu pangetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan tugasnya, yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau orgarnisasi
profesi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini mahasiswa mengetahui tentang sistem
kredensial keperawatan
2. Tujuan Khusus
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami
kredensial keperawatan.
3

BAB II

ISI

A. Kredensial Keperawatan

Credentialing berasal dari bahasa Inggris yang yang artinya mandat dalam bahasa


Indonesia (kamus bahasa Indonesia). Credentialing biasa juga disebut kredensial
(dalam bahasa Indonesia). Kredensial adalah proses pembentukan kualifikasi
profesional yang berlisensi, yang diberikan kepada anggota atau organisasi, dengan
menilai latar belakang dan legitimasi .

Kredensial adalah pengesahan kualifikasi, kompetensi, atau otoritas yang diberikan


kepada individu atau organisasi oleh pihak ketiga yang relevan diakui secara de
jure atau de facto yang mempunyai otoritas atau dianggap kompetensi untuk
melakukannya. Sedangkan menurut Priharjo (1995), kredensial merupakan proses
untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan. Proses kredensial
merupakan salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan standar praktik dan
akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya.

Berdasarkan penjelasan diatas kelompok menarik kesimpulan bahwa kredensial


adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada induvidu atau organisasi
dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam melakukan suatu
tindakan atau kebijakan.
4

B.Tujuan Kredensial

Menurut  Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Tenaga Kesehatan


(2005)  tujuan dari kredensial adalah sebagai berikut :
1.      Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
2.      Melidungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan
3.      Menetapkan standar pelayanan keperawatan
4.      Menilai boleh tidaknya praktik
5.      Menilai kesalahan dan kelalaian
6.      Melindungi masyarakat dan perawat
7.      Menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan
8.      Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik keperawatan hanya
bagi yang kompeten

9.      Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai


kompetensi yang diperlukan
5

BAB III
PEMBAHASAN

A. Proses Kredensial Keperawatan di Indonesia

Meskipun keperawatan di Indonesia masih dalam tahap perkembangan, namun


Indonesia masih tetap melaksanakan proses kredensial. Dalam hal ini kami akan
memberikan penjelasan mengenai gambaran proses kredensial di Indonesia.
1. Izin Praktik
Kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai jenjang pendidikan
keperawatan dengan standar atau mutu antar institusi pendidikan yang tidak
sama. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa seseorang yang telah lulus
dari pendidikan keperawatan belum tentu cukup menguasai kompetensinya
sebagai perawat. Situasi inilah yang membuat para pemimpin keperawatan
cukup prihatin. Pihak pasien tidak tahu apakah pendidikan perawat atau justru
diperburuk oleh kualitas keperawatan yang diberikan oleh para perawat yang
dipersiapkan dengan tidak mantap.Adapun tahapan-tahapan dibuatnya Surat
Izin Praktek menurut SK Menkes No. 647 tahun 2000 :
2.  Surat Izin Perawat (SIP)
Adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan di
seluruh wilayah Indonesia. SIP ini di berikan kepada perawat yang baru lulus,
perawat yang sudah bekerja dan perawat yang sedang menjalani pendidikan
formal. Berlaku selama 5  tahun dan diperpanjang 6 bulan sebelum masa
berlakunya habis. Surat Izin Perawat ini dikeluarkan oleh dinas kesehatan
provinsi.
3.  Surat Izin Kerja (SIK)
6

Merupakan bukti tertulis yang diberikan pada perawat untuk melakukan


praktik keperawatan. Surat Izin Kerja ini diberikan kepada semua perawat
yang akan melaksanakan praktik keperawatan selambat-lambatnya 1 bulan
setelah sang perawat diterima kerja atau bagi yang sudah bekerja paling
lambat 2 tahun.
4.  Surat Izin Praktek Perawat (SIPP)
Yaitu bukti tertulis yang diberikan kepada perawat  untuk menjalankan
praktik keperawatan perorangan atau kelompok. Diberikan kepada perawat
yang memiliki pendidikan minimal D-III keperawatan dan memiliki
pengalaman bekerja 3 tahun. SIPP diperbaharui 6 bulan sebelum masa
berlakunya habis.  SIK dan SIPP berlaku sepanjang masa berkaku SIP.

B. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1239 / menkes /


sk / XI/ 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat

1. perizinan
Pasal 8
a. Perawat dapat melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan
kesehatan, praktek perorangan/atau berkelompok.
b.  Perawat yang melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan
kesehatan harus memiliki SIK.
c. Perawat yang melakukan praktek perorangan/berkelompok harus memiliki
SIPP.

Pasal 9
a. SIK sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) diperoleh dengan
mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
setempat.
7

b. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan


melampirkan :
1) Foto kopi SIP yang masih berlaku
2) Surat keterangan sehat dari dokter
3) Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
4) Surat keterangan dari pimpinan sarana pelayanan kesehatan yang
menyatakan tanggal mulai bekerja.
5) Rekomendasi dari Organisasi Profesi.
c. Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada
formulir IV terlampir.

Pasal 10
SIK hanya berlaku pada 1 (satu) sarana pelayanan kesehatan.

Pasal 11
Permohonan SIK sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, selambat-lambatnya
diajukan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah diterima bekerja.

Pasal 12
a. SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) diperoleh dengan
mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
setempat.
b. SIPP hanya diberikan kepada perawat yang memiliki pendidikan ahli madya
keperawatan atau memiliki pendidikan keperawatan dengan kompetensi lebih
tinggi.
c. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan
melampirkan:
8

1) Foto kopi ijazah ahli madya keperawatan, atau ijazah pendidikan dengan
kompetensi lebih tinggi yang diakui pemerintah;
2) Surat keterangan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun dari pimpinan
sarana tempat kerja, khusus bagi ahli madya keperawatan;
3) Foto kopi SIP yang masih berlaku;
4) Surat keterangan sehat dari dokter;
5) Pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar;
6) Rekomendasi dari Organisasi Profesi.
d. Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum
pada formulir V terlampir;
e. Perawat yang telah memiliki SIPP dapat melakukan praktik berkelompok.
f. Tata cara perizinan praktik berkelompok sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 13
a. Rekomendasi untuk mendapatkan SIK dan  atau SIPP dilakukan melalui
penilaian kemampuan keilmuan dan keteramplan dalam bidang keperawatan,
kepatuhan terhadap kode etik profesi serta kesanggupan melakukan praktik
keperawatan.
b. Setiap perawat yang melaksanakan praktik keperawatan berkewajiban
meningkatkan kemampuan keilmuan dan/ atau keterampilan bidang
keperawatan melalui pendidikan dan/ atau pelatihan.

Pasal 14
a. SIPP berlaku sepanjang SIP belum habis masa berlakunya dan selanjutnya
dapat diperbaharui kembali.
b. Pembaharuan SIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat dengan melampirkan:
9

1) Foto kopi SIP yang masih berlaku


2)  Foto kopi SIK yang lama
3) Surat keterangan sehat dari dokter
4) Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
5) Surat keterangan dari pimpinan sarana pelayanan kesehatan
6) Rekomendasi dari Organisasi Profesi.
c. Pembaharuan SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat dengan melampirkan:
1) Foto kopi SIP yang masih berlaku
2) Foto kopi SIPP yang lama
3) Surat keterangan sehat dari dokter
4) Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
5)  Rekomendasi dari Organisasi Profesi.

2. Registrasi
Dalam masa transisi professional keperawatan di Indonesia, sistem pemberian izin
praktik dan registrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk semua perawat baik
bagi lulusan Sekolah Perawat  Kesehatan (SPK), akademi, sarjana keperawatan
maupun program master keperawatan dengan lingkup praktik sesuai dengan
kompetensi masing-masing. Bagi perawat yang telah menyelesaikan pendidikan
diberbagai institusi harus segera meregistrasikan diri, agar melanjutkan praktik
keperawatan.Pada pasal 27 Undang-undang No 23 Tahun 1992, dicantumkan ’’
Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan di Indonesia harus
memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat (STRP). ”Registrasi perawat dilakukan
dalam 2 (dua) kategori :

a. Registrasi administrasi; adalah kegiatan mendaftarkan diri yang dilakukan


setiap tahun, berlaku untuk perawat professional dan vokasional.
10

b. Registrasi kompetensi; adalah registrasi yang dilakukan setiap 5 tahun untuk


memperoleh pengakuan, mendapatkan kewenangan dalam melakukan praktik
keperawatan, berlaku bagi perawat profesional.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1239 / menkes / sk /


XI /  2001 Tentang Registrasi dan Praktik  Keperawatan di
BAB  II mengenai  Pelaporan  dan Registrasi:

Pasal 2
a. Pimpinan penyelenggaraan pendidikan perawat wajib menyampaikan laporan
secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi mengenai peserta
didik yang baru lulus, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dinyatakan
lulus pendidikan keperawatan.
b. Bentuk dan isi laporan dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam
formulir I terlampir.

Pasal 3
a. Perawat yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan
kelengkapan registrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana
sekolah berada guna memperoleh SIP selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah menerima ijazah pendidikan keperawatan.
b. Kelengkapan registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
1) Foto kopi ijazah pendidikan perawat
2)  Surat keterangan sehat dari dokter
3) Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
c. Bentuk permohonan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam formulir II terlampir.
11

Pasal 4
a. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan, melakukan
registrasi berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
untuk menerbitkan SIP.
b. SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan, dalam waktu selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima dan berlaku secara
nasional.
c. Bentuk dan isi SIP sebagaimana tercantum dalam formulir III terlampir.

Pasal 5
a. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi harus membuat pembukuan registrasi
mengenai SIP yang telah diterbitkan.
b. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi menyampaikan laporan secara berkala
kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretariat Jenderal c.q. Kepala Biro
Kepegawaian Departemen Kesehatan mengenai SIP yang telah diterbitkan
untuk kemudian secara berkala akan diterbitkan dalam buku registrasi
Nasional.

Pasal 6
a. Perawat lulusan luar negeri wajib melakukan adaptasi untuk melengkapi
persyaratan mendapatkan SIP.
b. Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada sarana
pendidikan milik pemerintah.
c. Untuk melakukan adaptasi perawat mengajukan permohonan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi.
d. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan melampirkan :
12

1) Foto kopi ijazah yang telah dilegalisir oleh direktur jenderal pendidikan
tinggi.
2) Transkrip nilai ujian yang bersangkutan.
e. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi berdasarkan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menerbitkan rekomendasi untuk melaksanakan
adaptasi.
f. Perawat yang telah melaksanakan adaptasi berlaku ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2, pasal 3 dan pasal 4.

Pasal 7
a. SIP berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperbaharui serta merupakan
dasar untuk memperoleh SIK dan/ atau SIPP.
b. Pembaharuan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada Dinas
Kesehatan Propinsi dimana perawat melaksanakan asuhan keperawatan
dengan melampirkan:
1) SIP yang telah habis masa berlakunya
2) Surat keterangan sehat dari dokter
3) Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

3. Sertifikasi
Di Indonesia proses pengesahan ini dilakukan oleh Badan Nasional Profesi (BNSP) /
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi
persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan, evaluasi, keputusan
sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang dan penggunaan sertifikat. Kumpulan
tersebut dan sumber daya untuk melakukan proses sertifikasi sesuai dengan skema
sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi termasuk pemeliharaannya.
13

Pengesahan dilakukan apabila seorang perawat telah memenuhi persyaratan


kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Akreditasi
Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan penilaian/pengukuran untuk
pendidikan D III keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator oleh
Pusat Diknakes sedangkan untuk jenjang S1 oleh Dikti. Pengukuran rumah sakit
dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah sakit yang sampai saat ini terus
dikembangkan. Di Indonesia pengakuan formal dan pemberian Lisensi lembaga-
lembaga sertifikasi profesi melalui proses Akreditasi oleh BNSP yang menyatakan
bahwa LSP telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan Sertifikasi profesi
atau kegiatan uji kompetensi profesi.
14

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kredensial adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada induvidu atau
organisasi dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam melakukan
suatu tindakan atau kebijakan.
Tujuan dari kredensial adalah sebagai mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan, melidungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang
dilakukan, menetapkan standar pelayanan keperawatan, menilai boleh tidaknya
praktik, menilai kesalahan dan kelalaian, melindungi masyarakat dan perawat,
menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan, membatasi pemberian
kewenangan melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi yang kompeten,
meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi
yang diperlukan. Proses kredensial keperawatan meliputi, izin praktik, surat izin
perawat (SIP), surat izin kerja (SIK), surat izin praktek perawat (SIPP)

B. Saran
Untuk perawat menjalankan standar praktik keperawatan yang bertanggug jawab
dalam memberikan asuhan keprawatan dan serta dapat mempertahankan standar
praktik keperawatan dengan melakukan poroses kredensial. Untuk pemerintah
sebaiknya meningkatkan preoses kredensial praktik keperawatan diindonesia yang
belum sempurna.
15

DAFTAR PUSTAKA

http://ifalsfalser.blogspot.com/2012/02/aspek-legal-keperawatan.html?m=1

diakses pada 27 September 2019

https://www.academia.edu/10822616/Kredensial diakses pada 27 September 2019

https://www.scribd.com/document/428961428/Makalah-Aspek-Legal-Dan-
Kredensial

Anda mungkin juga menyukai