Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM KREDENSIAL PERAWAT INDONESIA

Mata Kuliah : Antropologi


Dosen Pengampu : Yeni Apriyanti, SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. NYOMAN ARIASTITI
2. M.FARHAN RIZZANI
3. OKY AGUNG ADITYA P.
4. RAHMANTO
5. MELI SANTIKA
6. MUTIANAH
7. NADIA PUTRI RAMADHANI
8. NI KADEK SUKA SANTI
9. NI NYOMAN WIDI ASTARI
10. NI WAYAN NOVA YULIA
11. NURFADILLAH AZZAHRO
12. PRISELIA MAHARANI
13. PUTRI APRILIA
14. PUTU DIAN PUSPITASARI
15. MARGARETA CORNELIA R.

KELAS : 1B

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
dilimpahkannya rahmat dan kesehatan dan kebahagiaan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas
Makalah yang berjudul ”terbut disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata
kuliah , dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 26 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan Umum............................................................................................... 2
1.4 Tujuan khusus............................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kredensial Keperawatan ............................................................ 4
2.2 Tahapan Kredensial ..................................................................................... 5
2.3 Tujuan Kredensial ........................................................................................ 6
2.4 Hasil dan Proses Kredensial Keperawatan .................................................. 6
2.5 Jenis-jenis Kredensial .................................................................................. 7

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran ………..........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan sertifikasi
praktek sebagai advanced practice registered nurse (APRN) (Kleinpell et al,
2008 : 279). Menurut County of Los Angeles Public Health (2010 : 1) kredensial
dalam suatu organisasi kesehatan sangat penting untuk memastikan kompetensi
dan akuntabilitas. Proses kredensial sendiri efektif melindungi klien dan
organisasi, membangun staf profesional yang bermutu, juga untuk melindungi
kepentingan umum.
Kredensial merupakan sistem yang terintegrasi dalam layanan kesehatan di
berbagai Negara, di USA proses kredensial telah menjadi standar di setiap rumah
sakit. Sama halnya seperti negara tersebut, Indonesia juga membutuhkan proses
krdensial untuk menjamin akuntabilitas tenaga kesehatan. Walaupun istilah
kredensial sendiri bukan hal yang baru dalam sistem layanan kesehatan di
Indonesia, namun gambaran implementasi proses dan pencapaian tujuan
kredensial bervariasi di berbagai institusi. Kondisi ini yang menyebabkan proses
kredensial yang di lakukan oleh komite medik di Indonesia saat ini masih belum
adekuat (Herkutanto & Susilo, 2009 : 141).
Perawat yang sudah terkredensial akan mendapatkan surat penugasan klinis,
dimana dalam surat penugasan klinis tersebut terdapat rincian kewenangan klinis
apa saja yang bias dilakukan oleh perawat bersangkutan.
Sistem kredensial dengan pembatasan kewenangan klinis berbasis
profesionalisme dilakukan untuk memastikan agar setiap pelayanan bagi pasien
dilakukan oleh tenaga profesional keperawatan yang kompeten (Yuhanti dkk,
2013 : 1). Evaluasi kredential harus menyeluruh, dapat diandalkan, dan bermutu
tinggi untuk menjamin perawat tersebut aman dan berkompeten dalam praktek
(Tse, 2015 : 60). Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas
pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan di mata masyarakat.

1
Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah
terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta
kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu
pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan
itu memuaskan pasien atau tidak Nursalam, 2014 : 295).
Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah
yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Mulyono dkk, 2013 : 2). Untuk
menjamin mutu pelayanan serta melindungi masyarakat, perlu dikembangkan
sistem kredensial guna memastikan bahwa setiap perawat, program atau lembaga
pelayanan keperawatan/kesehatan bermutu dan memenuhi standar yang
ditetapkan (PPNI, 2013 : 4).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/148/1/2010 Tentang:
Izin dan Penyelanggaraan Praktik Perawat, pasal 12 ayat 2 yang menyatakan:
Perawat dalam menjalankan Praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesinya dengan mengikuti perkembangan ilmu pangetahuan dan teknologi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan tugasnya, yang diselenggarakan
oleh Pemerintah atau orgarnisasi profesi (PPNI, 2013 :4).

1.2 Rumusah Masalah


Bagaimana kredensial keperawatan dan mutu pelayanan keperawatan di RS?”.

1.3. Tujuan Umum


Adapun tujuannya yaitu untuk mendeskripsikan kredensial keperawatan dan mutu
pelayanan keperawatan di RS

1.3. Tujuan Khusus


a) Mendeskripsikan gambaran karakteristik demografi responden
berdasarkan kredensial keperawatan dan mutu pelayanan keperawatan di
RS
b) Mendeskripsikan gambaran kredensial keperawatan di RS .
c) Mendeskripsikan gambaran mutu pelayanan keperawatan di RS

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kredensial Keperawatan

Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan


kompetensi keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu cara profesi
keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan
pendidikan anggotanya. Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi),
registrasi (pendaftaran), pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi ( Kozier
Erb, 1990).
a. IZIN PRAKTIK DAN REGISTRASI
Izin praktik keperawatan pada dasarnya bukan merupakan topik baru bagi
para perawat Indonesia. PPNI dalam berbagai kesempatan telah
mendiskusikan topik ini. Para ahli yang antusias dalam mengembangkan
kualitas dan praktik keperawatan telah pula memberikan sumbangan
pikiran. Namun, izin praktik keperawatan sampai tulisan ini dibuat masih
tetap merupakan perjuangan keperawatan.
Bagi setiap profesi atau pekerjaan untuk mendapatkan hak izin praktik
bagi anggotanya, biasanya harus memenuhi tiga kriteria :
 Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan atau kesejahteraan
masyarakat.
 Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah.
 Ada suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses
pemberian izin. (Kozier Erb, 1990).
b. REGISTRASI
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain
pada badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat
yang telah terdaftar diizinkan memakai sebutan registered nurse. Untuk
dapat terdaftar, perawat harus telah menyelesaikan pendidikan
keperawatan dan lulus ujian.

3
Dalam masa transisi professional keperawatan di Indonesia, sistem
pemberian izin praktik dan registrasi sudah saatnya segera diwujudkan
untuk semua perawat baik bagi lulusan SPK, akademi, sarjana
keperawatan maupun program master keperawatan dengan lingkup praktik
sesuai dengan kompetensi masing-masing.
c. SERTIFIKASI
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah
memenuhi standar minimal kompetensi praktik pada area spesialisasi
tertentu seperti kesehatan ibu dan anak, pediatric , kesehatan mental,
gerontology dan kesehatan sekolah. Sertifikasi telah diterapkan di
Menurut Robert Priharjo, dalam buku berjudul Praktik Keperawatan Profesional
(1995) , Proses Kredensial adalah salah satu cara profesi keperawatan
mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan
anggotanya.
Kredensial, menurut ketentuan Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah
Sakit diartikan sebagai proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis. Sedangkan yang dimaksud
dengan kewenangan klinis adalah uraian intervensi keperawatan dan kebidanan
yang dilakukan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area
prakteknya.
Istilah kredensial merupakan serapan dari bahasa Inggris, yaitu "credentialing"
yang berarti 'mandat'. Selain pengertian kradensial sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan tersebut di atas, terdapat beberapa pengertian
kredensial yang dikenal, diantaranya adalah :
 Kredensial adalah proses untuk menentukan dan mempertahankan
kompetensi perawat.
 Kredensial adalah proses telaah validasi terhadap dokumen pendidikan,
pelatihan, pengalaman pekerjaan, registrasi, sertifikasi, lisensi, dan
dokumen profesional lainnya yang dimiliki oleh tenaga keperawatan.

4
 Kredensial adalah proses evaluasi oleh Komite Keperawatan Rumah Sakit
terhadap tenaga keperawatan (perawat dan bidan) untuk menentukan
kewenangan profesi sesuai dengan kompetensinya.
Sebagai gambaran, di lingkungan Oxford dan United Health Care, kredensial diberikan
dengan beberapa kriteria, antara lain :

a. Secara umum mempunyai izin sah dari pemerintah


b. Secara umum mempunyai DEA atau sejenisnya
c. Lulus Pendidikan Keperawatan dan mempunyi sertifikat keperawatan
d. Mempunyai izin dari instansi rumah sakit
e. Mempunyai asuransi malpraktik
f. Mempunyai persetujuan kolaboratif dengan tenaga spesialis lainnya
g. Mempunyai protokoler praktik
h. Mempunyai pengalaman

2.2 Tahapan Proses Kredensial


1. Robert Priharjo.
Menurut Robert Priharjo menyebutkan bahwa proses kredensial memiliki empat
tahap, yaitu :
 Lisensi, seperti Surat Ijin Kerja (SIK) dan Surat Ijin Praktek Perawat
(SIPP).
 Registrasi, seperti Surat Tanda Registrasi (STR).
 Sertifikasi, seperti Surat Uji Kompetensi Profesi dan sertipikat pelatihan.
 Akreditasi, terkait dengan ijazah, sertipikat dan dokumen seperti tersebut
di atas sudah terakreditasi atau belum.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 49 Tahun 2013
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan tersebut, proses kredensial memliki empat
tahap, yaitu :
a) Perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada Ketua Komite Keperawatan.
b) Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk
melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok).

5
c) Sub komite membentuk panitia ad hoc untuk melakukan review,
verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode : porto folio, asesmen
kompetensi. Misalnya : verifikasi ijazah, Surat Tanda Registrasi, sertipikat
kompetensi, logbook yang berisi uraian capaian kinerja.
d) Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan
menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.

2.3 Tujuan Kredensial


Dalam Himpunan Peraturan Perundang-undangan bidang Tenaga Kesehatan
(2005) menyebutkan bahwa tugas dari kredensial keperawatan adalah untuk :
 Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
 Melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan.
 Menetapkan standar pelayanan keperawatan.
 Menilai boleh tidaknya melaksanakan praktek keperawatan.
 Menilai kesalahan dan kelalaian.
 Melindungi masyarakat dan perawat.
 Memilih dan mempertahankan kompetensi keperawatan.
 Membatasi pertolongan kewenangan dalam melaksanakan praktek
keperawatan hanya bagi yang kompeten.
 Meyakinkan masyarakat bahwa yang melaksanakan praktek memiliki
kompetensi yang diperlukan.

2.4 Hasil Kredensial Keperawatan Dan Proses Kredensial


Hasil kredensial keperawatan di rumah sakit berupa surat penugasan klinis yang
berisi rincian kewenangan klinis yang merupakan daftar kompetensi seorang
perawat boleh memberikan tindakan asuhan keperawatan pada pasien. Hanya saja,
rincian kewenangan klinis tersebut hanya berlaku di rumah sakit yang
bersangkutan. Jika perawat pindah ke rumah sakit lain, maka rincian kewenangan
tersebut tidak berlaku dan perawat yang bersangkutan harus mengikuti kredensial
ulang.
Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Dengan

6
demikian, kredensial merupakan elemen penting dalam menurunkan resiko litigasi
(gugatan hukum di pengadilan) terhadap rumah sakit dan tenaga keperawatan
yang bekerja di dalamnya. Proses kredensial yang efektif dapat menurunkan
rediko adverse events pada pasien dengan meminimalkan kesalahan tindakan
yang diberikan oleh tenaga keperawatan tertentu yang memegang kewenangan
klinis tertentu di rumah sakit tersebut.

2.5 Jenis-jenis Kredensial

Untuk menjamin kualitas standar pelayanan praktik seseorang sehingga baik


praktisi atau komsumen mempunyi jaminan yang secara legal dapat
dipertanggung jawabkan oleh instansi atau organisasi. Maka dibawah ini
dijabarkan tentang jenis-jenis proses kredensial antara lain :

a. Lisensi

Lisensi merupakan izin praktek keperawatan. Izin praktek keperawatan di


perlukan oleh profesi dalam upaya meningkatkan dan menjamin professional
anggotanya. Bagi masyarakat izin pratek keperawatan merupakan perangkat
pelindung bagi mereka untuk mendapat pelayanan dari perawat professional yang
benar-benar mampu dan mendapat pelayanan keperawatan dengan mutu yang
tinggi. Tidak adanya izin praktik keperawatan menempatkan posisi keperawatan
berada pada posisi yang sulit untuk menemtukan mutu keperawatan. Bagi setiap
profesi mendapatkan hak izin praktik untuk anggotanya dengan memenuhi tiga
criteria ( Kozier, 1990) :

1. Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan dan kesejahteraan masyarakat

2. Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah

3. Ada suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses pemberian


izin.

7
b. Registrasi

Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dalam informasilain pada


badan resmi baik milik pemerintah atau bukan ( Priharjo, 1995). Perawat yang
telah terdaftar diizinkan unutk memakai sebutan registered nurse. Unutk dapat
terdaftar perawat harus pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan
pendaftaran dengan nilai yang diterima. Lisensi maupun registrasi harus
diperbaharui setiap satu atau dua tahun sekali.

Registered nurse bearti seorang perawat yang melakukan praktek keperawatan


professional dengan :

1) Mengkaji status kesehatan individu dan kelompok


2) Menegakkan diagnose keperawatan
3) Menentukan tujuan untuk memenuhi perawatan kesehatan
4) Menyusun intervensi keperawatan untuk mengimplementasikan strategi
keperawatan
5) Member kewenangan intervensi keperawatan yang dilaksanakan orang lain dan
tidak bertentangan dengan undang-undang
6) Mempertahankan perawatan yang aman dan efektif baik secara lansung
maupun tidak lansung
7) Melakukan evaluasi respon terhadap intervensi
8) Mengajarkan teori dan praktek keperawatan
9) Mengelola praktek keperawatan
10) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam mengelola perawatan kesehatan.

c. Sertifikasi

Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah


memenuhi standar minimal kompetensi praktek pada area spesialisasi tertentu,
seperti kesehatan ibu dan anak, pediatric, jiwa, gerontology, dan kesehatan
sekolah (priharjo, 1995)

Sertifikasi merupakan proses pengakuan oleh badan sertifikasi terhadap


kompetensi seorang tenaga profesi setelah memenuhi persyaratan untuk
menjlankan profesi kesehatan tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya.

8
d. Akreditasi

Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi


kepada institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau
badan pemerintah tertentu (priharjo, 1995)

Status akreditasi suatu lembaga merupakan cermin kinerja lembaga yang


bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program-
program yang diselenggarakan. Hal-hal yang diukur dalam akreditasi meliputi
struktur, proses dan criteria hasil.

e. Standar Praktik Keperawatan

Standar praktik keperawatan merupakan salah satu perangkat yang diperlukan


oleh setiap tenaga perawat. Standar pratik keperawatan mengidenfikasikan
harapan-harapan minimal bagi para perawat profesional dalam memberikan
keperawatan yang aman, efektif dan etis (Priharjo, 1995)

Dengan adanya standar pratik keperawatan, maka profesi keperawatan dapat


mewujutkan tanggung jawab atau kebulatan tekadnya untuk melindungi
masyarakat. Standar pratik keperawatan membantu dan menuntut para perawat
dalam menjalankan tugasnya memberikan asuhan keperawatan. Model standar
praktik keperawatan pada tiap-tiap negara cukup bervariasi. Secara umum
komponen yang dapat dimasukkan dalam standar praktik keperawatan adalah
(College of Nurses of Ontario, 1990) :

1. Pernyataan tentang pengetahuan keperawatan yang harus dipahami dan


dianalisa oleh perawat profesional seperti konsep dasar keperawatan,
peran perawat,gabungan interpersonal, proses keperawatan, prinsip
intervensi dan masalah kesehatan yang lazim.
2. Akuntabilitas profesional baik independen maupaun interdependen.
3. Tahap demi tahap proses keperawatan.

Standar pratik keperawatan di Indonesia telah diterbitkan oleh depertemen


kesehatan pertama kali pada tahun 1987.

9
Standar praktik ini telah diperbaharui lagi dan disahkan berdasarkan SK
Dirjenyanmed No. YM.00 03.2.6.7637 pada tanggal 18 Agustus 1993. Kemudian
pada tahun1996, Dewan Pimpinan Pusat PPNI telah menyusun standar profesi
keperawatan berdasarkan SK.No.03/DPP/SK/I/1996 yang terdiri dari :

1. Standar pelayanan keperawatan

2. Standar praktek keperawatan

3. Standar pendidikan keperawatan

4. Standar pendidikan berkelanjutan

Berdasarkan SK. DPP PPNI No.03/DPP/SK/I/1996 standar praktek keperawatan


adalah sebagai berikut : (Sumijatun, 2010)

 Standar 1 : Pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau


pasien dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
 Standar 2 : Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
kesehatan.
 Standar 3 : Rencana asuhan keperawatan meliputi : tujuan yang dibuat
berdasarkan diagnosa keperawatan
 Standar 4 : Rencana asuhan keperawatan meliputi : pririoritas dan
pendekatan,Tindakan keperawatan yang di tetapkan untuk mencapai
tujuan yang disusun berdasarkan diagnosis keperawatan
 Standar 5 : Tindakan keperawatan memberi kesempatan kepada klien atau
pasien untuk berpartisipasi dalam peningkatan, pemeliharaaan dan
pemulihan kesehatan.
 Standar 6 : Tindakan keperawatan membantu klien atau pasien
mengoptimalkan kemampuannya untuk hidup sehat.
 Standar 7 : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan ditentukan
oleh klien atau pasien dan perawat
 Standar 8 : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah
untuk melakukan pengkajian ulang, pengaturan kembali urutan prioritas,
penetapan tujuan baru, dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan
kompetensi keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu cara profesi
keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan
pendidikan anggotanya. Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi),
registrasi (pendaftaran), pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi.
Tahapan Proses Kredensial ada dua jenis yaitu menurut Robert Priharjo dan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 49 Tahun 2013

3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus mampu memahami dengan baik tentang
kredensial keperawatan yang ada di Indonesia sebagai standar melakukan praktik
agar dapat terwujudnya tujuan dari kredensial tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://legalstudies71.blogspot.com/2019/01/pengertian-kredensial
keperawatan.html
http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/09/kredensial-keperawatan-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai