Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

TAHAP PENYELESAIAN MASALAH ETIK DALAM KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING

ABDUL HARIS, SST, M.Pd

DISUSUN OLEH

K E L O M P O K 14

SAFURAWATI

SRI HARYATI

THEAN FITRIA ANANDA

KEMENKES RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BIMA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan suatu makalah Etika Keperawatan yang berjudul “Tahap Penyelesaian Masalah Etik dalam
Keperawatan” yang merupakan suatu tugas dari dosen kami Pak Abdul Haris, SST, M.Pd.
Tidak lupa pula, kami ucapkan terima kasih banyak kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca. Terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................................................ i
Kata pengantar.................................................................................................................................. ii
Daftar isi........................................................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan........................................................................................................................... 2
A. Pengertian Masalah Etik dan Dilema Etik dalam Keperawatan........................................ 2
B. Tahapan-tahapan Penyelesaian Masalah Etik (Dilema Etik) dalam Keperawatan............ 2

Bab III Penutup................................................................................................................................. 8


A. Kesimpulan....................................................................................................................... 8

Daftar Pustaka................................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan manusia
yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk
menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat dan
pasien adalah etika. Hubungan antara perawat dan pasien serta tim medis yang lainnya tidaklah
selalu bebas dari masalah. Perawat professional harus menghadapi tanggung jawab etik dan
konflik yang mereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik professional.
Dalam berjalannya proses semua profesi keperawatan didalamnya tidak lepas dari suatu
permasalahan yang membutuhkan berbagai alternative jawaban yang belum tentu jawaban-
jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering dikatakan sebagai
sebagai dilema etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema
etik, sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik serta cara
penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan terbaik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian masalah etik dan dilema etik dalam keperawaan?
2. Apa tahapan-tahapan penyelesaian masalah etik dalam keperawatan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASALAH ETIK & DILEMA ETIK KEPERAWATAN


Masalah etik keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan yang lebih
dikenal dengan istilah etika biomedis atau bioetik. Adapun masalah etik yang sering muncul
banyak sekali seperti berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan,
penghentian pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberapa
permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan seperti : evaluasi diri dan
kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang, memberikan rekomendasi pasien
kepada dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan
mengobati, dsb.
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap
alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini, sukar untuk menentukan
mana yang benar atau salah serta dapat menimbulkan stress pada perawat karena perawat tahu
apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul
akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul
pertentangan dalam mengambil keputusan. Pada saat berhadapan dengan dilema etik terdapat
juga dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan
keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi
yang baik dari seorang perawat.

B. TAHAPAN-TAHAPAN PENYELESAIAN MASALAH ETIK (DILEMA ETIK) DALAM


KEPERAWATAN
Kerangkan pemecahan dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan
kerangka proses keperawatan / pemecahan masalah secara ilmiah.

Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah :


1. Pengkajian
Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah “adakah saya terlibat langsung dalam
dilema?”. Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan menjadi pendengar yang berempati.
Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan
pertanyaan yaitu :
a. Apa yang menjadi fakta medik ?
b. Apa yang menjadi fakta psikososial ?
c. Apa yang menjadi keinginan klien ?
d. Apa nilai yang menjadi konflik ?

2. Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and Thomson (1985)
mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam perencanaan, yaitu :
a. Tentukan tujuan dari treatment.
b. Identifikasi pembuat keputusan
c. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan.

2
3. Implementasi
Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan beserta anggota
tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang dapat diterima dan saling
menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi.
Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena
dilema etis seringkali menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih / berduka,
marah, dan emosi kuat yang lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan
komunikasi pada para pengambil keputusan. Perawat harus ingat “Saya disini untuk
melakukan yang terbaik bagi klien”. Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak
selalu ada 2 (dua) alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik,
bahkan tak mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan, pengambil keputusan harus
menjalankannya. Kadangkala kesepakatan tak tercapai karena semua pihak tak dapat
didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau lain waktu, perawat tak dapat menangkap
perhatian utama klien. Seringkali klien / keluarga mengajukan permintaan yang sulit
dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat dihormati.

4. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang ditentukan sebagai
outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat
dipakai untuk mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah.
Komunikasi diantara para pengambil keputusan masih harus dipelihara.

Adapun tahapan-tahapan peyelesaian masalah etik (dilema etik) dalam keperawatan (menurut
Megan, 1989) :
1. Mengkaji situasi
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi dan
menganalisa situasi.

2. Mendiagnosa masalah etik moral

3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan


Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh perawat bersama tim
medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini.

4. Melaksanakan rencana
Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dan didiskusikan dengan tim
medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan. Sehingga bisa diputuskan
mana alternatif yang akan diambil. Dalam mengambil keputusan pada pasien dengan dilema
etik harus berdasar pada prinsip-prinsip moral yang berfungsi untuk membuat secara spesifik
apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu ( John Stone,
1989 ), yang meliputi :

a. Autonomy / Otonomi
Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dan
mengutamakan pasien.

3
b. Benefesience / Kemurahan Hati
Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan yang baik dan
tidak merugikan pasien.
c. Justice / Keadilan
Perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam melayani pasien.
d. Nonmaleficience / Tidak merugikan
Keputusan yang dibuat perawat tersebut nantinya tidak menimbulkan kerugian pada
pasien baik secara fisik ataupun psikis yang kronis nantinya.
e. Veracity / Kejujuran
Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi pasien dan
keluarganya.
f. Fedelity / Menepati Janji
Perawat harus menepati janji yang sudah disepakati dengan pasien.
g. Confidentiality / Kerahasiaan
Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan yaitu menghargai
apa yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin kerahasiaan segala sesuatu yang
telah dipercayakan pasien kepadanya kecuali seijin pasien.

5. Mengevaluasi hasil
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi. Apakah permasalahan
telah berhasil diatasi atau tidak.

Adapun kerangka pemecahan dilema etik (Kozier et. al, 2004), yaitu :
1. Mengembangkan Data Dasar
a. Siapa saja orang-orang yang terlibat dalam dilema etik tersebut seperti klien, suami,
anak, perawat, rohaniawan.
b. Tindakan yang diusulkan
Sebagai klien dia mempunyai otonomi untuk membiarkan penyakit menggerogoti
tubuhnya walaupun sebenarnya bukan hal itu yang di inginkannya. Dalam hal ini,
perawat mempunyai peran dalam pemberi asuhan keperawatan, peran advocad (pendidik)
serta sebagai konselor yaitu membela dan melindungi klien tersebut untuk hidup dan
menyelamatkan jiwa klien dari ancaman kematian.
c. Maksud dari tindakan
Dengan memberikan pendidikan, konselor, advokasi diharapkan klien dapat menerima
serta dapat membuat keputusan yang tepat terhadap masalah yang saat ini dihadapi.
d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan
e. Misalnya pada kasus wanita yang mengidap kanker payudara dan harus dilakukan
pengangkatan payudara.
Bila operasi dilaksanakan
1) Biaya Membutuhkan biaya yang cukup besar.
2) Psikososial : Pasien merasa bersyukur diberi umur yang panjang (bila operasi
itulancar dan baik) namun klien juga dihadapkan pada kecemasan akan kelanjutan
hidupnya bila ternyata operasi itu gagal
3) Fisik : Klien akan kehilangan salah satu payudaranya.,Begitu juga sebaliknya jika
operasi tidak dilaksanakan.

4
2. Identifikasi Konflik Akibat Situasi Tersebut
a. Untuk memutuskan apakah tindakan dilakukan pada klien,perawat dihadapkan pada
konflik tidak menghormati otonomi klien.
b. Apabila tindakan tidak di lakukan perawat dihadapkan pada konflik seperti tidak
melaksanakan sumpah profesi, tidak melaksanakan kode etik profesi dan prinsip moral
serta tidak melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan.

3. Tindakan Alternatif Terhadap Tindakan Yang Diusulkan


a. Mengusulkan dalam tim yang terlibat dalam masalah yang dihadapi klien untuk
dilakukannya tindakan atau tidak.
b. Mengangkat dilema etik kepada komisi etik keperawatan yang lebih tinggi untuk
mempertimbangkan apakah dilakukan atau tidak suatu tindakan.

4. Menetapkan Siapa Pembuat Keputusan


Pihak- pihak yang terlibat dalam pembuat keputusan antara lain tim kesehatan itu sendiri,
klien dan juga keluarga.

5. Mengidentifikasi Kewajiban Perawat


a. Menghindarkan klien dari ancaman kematian.
b. Melaksanakan prinsip-prinsip kode etik keperawatan.
c. Menghargai otonomi klien

6. Membuat keputusan
Keputusan yang diambil sesuai dengan hak otonomi klien dan juga dari pertimbangan tim
kesehatan lainnya.

CONTOH KASUS
Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara terminal dengan
metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut
mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian
dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri
bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia
sering meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk dilakukan
penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat dilakukan diskusi perawat disimpulkan
bahwa penambahan obat analgesik dapat mempercepat kematian klien.

Kasus di atas merupakan salah satu contoh masalah dilema etik (ethical dilemma). Dilema etik
merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu
situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik
tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung
pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional.

PEMECAHAN KASUS DILEMA ETIK (Kozier et. al, 2004)


1. Mengembangkan data dasar
a. Orang yang terlibat : Klien, keluarga klien, dokter, dan perawat

5
b. Tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan klien untuk memberikan
penambahan dosis morphin.
c. Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri klien
d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan, bila tidak diberikan penambahan dosis morphin,
klien dan keluarganya menyalahkan perawat dan apabila keluarga klien kecewa terhadap
pelayanan di bangsal mereka bisa menuntut ke rumah sakit.

2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut


Penderitaan klien dengan kanker payudara yang sudah mengalami metastase mengeluh nyeri
yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan. Klien meminta
penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan nyerinya. Keluarga
mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri. Konflik yang terjadi adalah :
a. Penambahan dosis pemberian morphin dapat mempercepat kematian klien.
b. Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien.

3. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan konsekuensi tindakan
tersebut
a. Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri.
Konsekuensi :
1) Tidak mempercepat kematian klien
2) Keluhan nyeri pada klien akan tetap berlangsung
3) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri
4) Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut

b. Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri.
Konsekuensi :
1) Tidak mempercepat kematian pasien
2) Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan ambang
nyeri
3) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi

c. Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan
apabila diperlukan. Artinya penambahan diberikan kadang-kadang pada saat tertentu
misalnya pada malam hari agar klien bisa tidur cukup.
Konsekuensi :
1) Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi
2) Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat cukup
beristirahat
3) Hak klien sebagian dapat terpenuhi.
4) Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi.

4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat


Pada kasus di atas, dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah yang
secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin. Namun hal ini perlu
didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan
dari penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien dalam membuat
keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam

6
asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan
mekanisme koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari keluarga, dan
lain-lain.
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
a. Memfasilitasi klien dalam manajemennyeri
b. Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeri
c. Mengoptimalkan sistem dukungan
d. Membantu klien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah
yang sedang dihadapi
e. Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan keyakinannya.

6. Membuat keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi masing-
masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling
menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu
dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian, atau
meditasi) dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun
apabila alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas
kesehatan dan klien/ keluarganya akan dilaksanakan.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat ditarik kesimpulan bahwa, masalah etik keperawatan pada dasarnya merupakan
masalah etika kesehatan yang lebih dikenal dengan istilah etika biomedis atau bioetik. Adapun
masalah etik yang sering muncul banyak sekali seperti berkata tidak jujur (bohong), abortus,
menghentikan pengobtan, penghentian pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi
organ serta beberapa permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan
seperti : evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang, memberikan
rekomendasi pasien kepada dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang buruk, masalah peran
merawat dan mengobati, dsb.
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap
alternatif memiliki landasan moral atau prinsip.
Adapun langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah :
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi
Langkah-langkah atau tahapan dalam penyelesaian masalah etik keperawatan (Megan,1989)
diantaranya :
1. Mengkaji situasi
2. Mendiagnosa masalah etik moral
3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4. Melaksanakan rencana
5. Mengevaluasi hasil

Kozier et. al (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik sebagai berikut :
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
6. Membuat keputusan

8
DAFTAR PUSTAKA

Aprilins. 2010. Teori Etika. Diakses 26 Desember 2011 pukul 21.00 WIB. Diposkan 23 Februari
2010 pukul 10.02 PM. URL : http://aprillins.com/2010/1554/2-teori-etika-utilitarisme-
deontologi/

Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition, by Lippicot
Philadelpia, New York.

Geoffry hunt. 1994. Ethical issues in nursing. New york: press (padstow) Ltd.

Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika

k_2 nurse. 2009. Etika Keperawatan. Unpad Webblog. Diakses tanggal 13 November 2011.
Diposkan tanggal 16 Januari 2009. http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-keperawatan

Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2004. Fundamentals of Nursing Concepts, Process
and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC

PPNI. 2000. Kode Etik Keperawatan Indonesia. Keputusan Munas VI.

Rubenfeld, M. Gaie. K. Scheffer, B. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
EG

Suhaemi,M. 2002. Etika Keperawatan aplikasi pada praktek. Jakarta : EGC

ThompsonJ.B & Thopson H.O. 1981. Ethics in Nursing. Macmillan Publ. Co 0

Anda mungkin juga menyukai