Anda di halaman 1dari 11

PERILAKU JUJUR

A. Butir-butir kejujuran
B. Jujur dalam kegiatan akademik
C. Jujur dalam kegiatn non akademik

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BIMA


DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN.................................................................................................  i

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................  1

B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………… 2

C. TUJUAN...........................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................... ii

A. PENGERTIAN PERILAKU JUJUR..............................................................  4

B. BUTIR-BUTIR KEJUJURAN........................................................................5

C. JUJUR DALAM KEGIATANAKADEMIK................................................  6

D. JUJUR DALAM KEGIATAN NON AKADEMIK.....................................    7

BAB 3 PENUTUP...............................................................................................  iii

A. KESIMPULAN............................................................................................    8

B. SARAN........................................................................................................    9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................  v
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perilaku jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang
sebenarnya .apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa
yang perbuat itulah sebenarnya.
B. Rumus masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku jujur ?
2. Apa saja butir-burtir kejujuran?
3. Apa yang dimaksud dengan jujur adalam kegiatan akademik?
4. Apa saja contoh perilaku jujur dalam kegiatan akademik?
5. Apa yang dimaksud jujur dalam kegiatan non akademik?
6. Apa saja contoh perilaku jujur dalam kegiatan non akademik?
7. Apa saja contoh perilaku jujur dalam kegiatan akademik?
C. Tujuan
Memenapkan dan mengembangkan pola pikir secara kritis kedalam proses
berperilaku jujur serta mendapatkan pengalaman dan manfaat dalam
melaksanakan proses berperilaku serta perilaku jujur penulis diharapkan
mampu:
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Perilaku jujur
Berperilaku jujur adalah kesesuain sikap antara perkataan dan perbuatan
sebenarnya.Apa yang diucapkan memang itulah sesungguhnya dan apa
yang diperbuat itulah sebenarnya. Kejujuran sangat erat kaitanya dengan
hati nurani.Hati nurani selalu mengajak kita kepada kebaikan dan
kejujuran.
B. Butir-butir kejujuran
1. Kejujuran dalam ucapan (yaitu kesesuaian ucapan dengan realita)
Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejmasyur.Setiap hamba
berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan
dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan
dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi
keselamtan pada saat-saat tertentu.
2. Kejujuran dalam niat
Yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.Jujur dalam
berkeinginan dalam meralisaikannya.Keinginan atau tekat yang
dimaksud adalah seperti perkataan seseorang.
3. Kejujuran dalam perbuatan
Kejujuran adalah mengatakan kebenaran yaitu saat berkata jujur
perasaan akan merasa jernih. Orang yang percaya diri, jujur dan
benar. Kejujuran berarti tidak kontradiksi dalam pikiran, kata, atau
tindakan
4. Kejujuran adalah kesadaran akan apa yang benar dan sesuai
dengan perannya, tindakannya, dan hubungannya. Dengan ada
kejujuran tidak ada kemunafikan atau kepalsuan yang menciptakan
kebinguangan dan tidak kepercayaan dalam pikiran dan hidup
orang lain.
C. Jujur Dalam Kegiatan Akademik

Sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia


yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat
didalamnya, baik dari segi budaya, social maupun ekonomi.Sekolah
menjadi suatu organisasi yang dirancang untuk dapat memberikan
kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat
luas.Keharusan sekolah untuk menumbuhkan dan mengembangkan
budaya yang kondusif bagi peningkatan efektivitas sekolah pada
umumnya dan efektivitas pembelajaran pada khususnya, yang berpusat
pada pengembangan peserta didik, lingkungan belajar yang kondusif,
penekanan pada pembelajaran.
Relasi pendidikan antara pendidik dengan anak didik merupakan
hubungan yang membantu karena selalu diupayakan agar ada motivasi
pendidik untuk mengembangkan potensi anak didik dan membantu anak
didik untuk memecahkan masalahnya.Dikeluarga, relasi antara orang tua
dengan anak-anak merupakan relasi yang membantu.Karena itu orang tua
harus dengan sadar untuk mengembangkan potensi anak.Cara utama
adalah orang tua menciptakan situasi rumah yang kondusif untuk
berkembang, belajar, berinisiatif, berkreatif dan sebagainya.Dunia
pendidikan kita menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks
yang perlu diperhatikan.Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya
tata karma kehidupan sosial dan etika moral dalam praktek kehidupan
sekolah yang mengakibatkan sejumlah tanggapan negative yang amat
merisaukan masyarakat. Dalam hal ini sangat berhubungan dengan iklim
sekolah jikalau hubungan sosial disekolah kurang baik maka tidak ada
saling hormat kepada kepala sekolah dengan guru, guru dengan pengawai
sekolah, guru dengan murid, murid dengan murid lainnya, kurang disiplin,
kurang sopan berpakaian, kurang disiplin menggunakan waktu dan tidak
mengindahkan peraturan yang sudah dibuat. Kurang memelihara
keindahan dan kebersihan lingkungan sekolah baik itu ruangan kelas
siswa, maupun ruangan lainnya, perkelahian antar pelajar dan
menggunakan obat terlarang. Jikalau iklim sekolah kurang diperhatikan
maka sangat mempengaruhi hasil akademik siswa terutama nilai prestasi
yang diterima akan tidak jujur, kurangnya disiplin sekolah sehingga Siswa
yang berhasil melalui cara-cara yang tidak jujur dengan cara menyontek
karya orang atau plagiasi hasil karya akademiknya, akan senantiasa
dirasakan dalam bentuk ketidak cakapan (incompetency) dalam dunia
kerja atau dalam praktek-praktek lainnya dalam kehidupannya kelak.
Dengan kata lain bisa jadi ia berhasil dalam nilai yang bagus, namun tidak
akan mendapat tempat dalam kapasitas hidupnya dimata orang lain, lebih-
lebih dalam dunia kerja. Sebab nilai yang diperoleh adalah palsu. 
Nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam
lingkungan sekolah, baik kejujuran pada diri sendiri maupun kejujuran
kepada orang lain. nilai kejujuran tidak terbatas pada kebenaran dalam
melakukan pekerjaan atau tugas tetapi mencakup cara terbaik dalam
membentuk pribadi yang obyektif. tanpa kejujuran, kepercayaan tidak
akan diperoleh. oleh karena itu budaya jujur dalam setiap situasi
dimanapun kita berada harus senantiasa dipertahankan. Jujur dalam
memberikan penilaian pada siswa, jujur dalam mengelola keuangan, jujur
dalam penggunaan waktu serta konsisten pada tugas dan tanggung jawab
merupakan pribadi yang kuat dalam menciptakan budaya sekolah yang
baik.suasana yang baik sangat mendukung terciptanya sekolah yang
bermutu. Walaupun sarana prasarana lengkap dengan adanya guru yang
profesional jika suasana sekolah kurang baik maka sulit sekali sebuah
lembaga sekolahan tersebut menciptakan kejujuran akademik siswa. 
        Faktor dari masalah dalam iklim sekolah ini adalah kurangnya
kerjasama antar kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, dan guru
dengan murid. Dalam membangun iklim sekolah yang baik, Jika tidak ada
saling kerjasama, keterbukaan, kurang harmonis dan kurang komunikasi
yang baik maka budaya iklim sekolah tersebut tidak akan terwujud,
namun sekolah tersebut menjadi kacau, tidak teratur, siswa tidak
berkembang dan nama baik sekolah tersebut menjadi tidak baik. Selain
masalah kurangnya interaksi antar kepala sekolah dengan guru, dapat kita
lihat masalah yang timbul didalam sekolah kurangnya professional guru
dalam membimbing anak baik itu dalam akademik maupun non
akademik, kebanyakan wali kelas sibuk dengan pekerjaannya sendiri
sehingga anak siswa tersebut tidak teratur dan tidak disiplin, berpakaian
yang tidak rapi, tidak memiliki sopan santun, berantam, dan sering cabut
dan masalah itu diserahkan begitu saja kepada guru BP tanda adanya
kepedulian terhadap anak didiknya.
        Salah satu masalah dalam kejujuran akademik ini adalah sikap
kecurangan dalam menghadapi ujian maupun kegiatan akademik lainnya.
Kecurangan akademik akan memunculkan dalam diri siswa perilaku atau
watak yang tidak percaya diri, tidak disiplin, tidak bertanggung jawab,
tidak kreatif, tidak berprestasi, tidak mau membaca buku pelajaran tapi
siswa lebih rajin membuat catatan kecil untuk bahan menyontek.
Mengingat rumitnya masalah ini, perlu ada upaya pelayanan untuk
pengembangan diri dan potensi siswa yang terarah.Dewasa ini sifat
kejujuran dan semangat berusaha dikalangan siswa telah semakin
luntur.Mencontek pada saat ulangan adalah perbuatan tercela, maka
sebaiknya guru langsung tegas bertindak.Bukan malah memberi
kebebasan anak untuk mencontek.Selain sebagai tolak ukur seberapa
tingkat kepahaman anak dalam belajar, alangkah baiknya ulangan sebagai
ajang kesadaran meningkatkan prestasi anak dengan kemandirian, usaha
belajar dan kejujuran anak).Manfaat pembiasaan jujur dalam menghadapi
ulangan adalah tumbuhnya budaya belajar yang tinggipada diri anak,
sehingga ada kebanggaan tersendiri ketika mampu memetik nilai yang
memuaskan.Bila sikap jujur sudah terpatri, perilaku anak jadi berbeda
mengarah ke akhlak yang lebih baik dan berbudi pekerti siswa yang tidak
lagi khawatir untuk menghadapi ujian.Mereka dengan santai dan tenang
menghadapi pelajaran atau ujian walaupun tanpa persiapan.berapa banyak
siswa yang tidak khawatir akan diberi sanksi oleh guru jika mereka tidak
mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. berapa banyak siswa
yang dengan tenangnya mencontek teman atau membuat contekan pada
saat ujian agar memperoleh nilai yang memuaskan atau minimal mencapai
batas ketuntasan. Sepertinya mereka tidak mengenal kata malu.mereka
tidak malu untuk tidak mengerjakan tugas, tidak malu jika tidak dapat
menjawab pertanyaan guru, dan tidak malu jika tidak dapat menjelaskan
materi yang telah dipelajarinya, dan tidak canggung untuk mencontek
pada saat ujian. Mereka “enjoy saja yang penting happy” seperti motto
sebuah iklan produk di televisi. Yang lebih hebohnya lagi sebuah instasi
pendidikan yang melakukan perbuatan curang dalam unas demi
mengangkat nama baik sekolah. Contohnya guru membantu dalam
mengerjakan soal dan jawaban disebarkan kepada siswa-siswanya, supaya
nilai dari anakanaknya baik, sehingga sekolah mendapat predikat tinggi.
1. Untuk memahami lebih praktis perilaku kejujuran, seringkali akan
lebih mudah bagi kita menunjukkan macam tindakan-tindakan
ketidakjujuran dalam kerangka pendidikan. Perilaku tidak jujur dalam
konteks pendidikan antara lain:
Plagiarisme (plagiarism). Sebuah tindakan mengadopsi atau
mereproduksi ide, atau kata-kata, dan pernyataan orang lain tanpa
menyebutkan nara sumbernya.
Plagiarisme karya sendiri (self plagiarism).
Menyerahkan/mengumpulkan tugas yang sama lebih dari satu kali
untuk mata pelajaran yang berbeda tanpa ijin atau tanpa memberitahu
guru yang bersangkutan.
2. Manipulasi (fabrication). Pemalsuan data, informasi atau kutipan-
kutipan dalam tugas-tugas akademis apapun.
3. Pengelabuan (deceiving). Memberikan informasi yang keliru, menipu
terhadap guru berkaitan dengan tugas-tugas akademis, misalnya,
memberikan alasan palsu tentang mengapa ia tidak menyerahkan tugas
tepat pada waktunya, atau mengaku telah menyerahkan tugas padahal
sama sekali belum menyerahkannya.
4. Menyontek (cheating). Berbagai macam cara untuk memperoleh atau
menerima bantuan dalam latihan akademis tanpa sepengetahuan
guru. Penyontekan yaitu kegiatan yang dilakukan dengansadar
(sengaja) atau tidak sadar  oleh seorang pesertas ujiah. Kegiatan ini
dapat mencakup : Mencontoh hasil kerja milik peserta ujian lain,
Berkomunikasi selama ujian berlangsung, baik secara langsung atau
dengan media lainnya tanpa seizin pengawas ujian, Memberikan hasil
jawaban ujian kepada siswa lainnya.
5. Sabotase (sabotage). Tindakan untuk mencegah dan menghalang-
halangi orang lain sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan tugas
akademis yang mesti mereka kerjakan. Tindakan ini termasuk di
dalamnya, menyobek/menggunting lembaran halaman dalam buku-
buku di perpustakaan, ensiklopedi,dll, atau secara sengaja merusak
hasil karya orang lain.
6. Perilaku ketidakjujuran akademis ini telah banyak terjadi di dalam
lingkup pendidikan, mulai dari lingkup sekolah dasar sampai
perguruan tinggi, dengan kadar pelanggaran yang berbeda. Pada masa
kini, dalam lingkup akademik, perilaku ketidakjujuran akademis
seperti ini dipandang sebagai perilaku negatif yang tidak terpuji.
7. Pelanggaran Akademik
Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggran
akademik antara lain sebagai berikut :
a. Menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan,
informasi atau alat bantu studi lainnya pada waktu ujian tanpa izin
dari Instruktur atau Dosen yang berkepentingan;
b. Mengganti, mengubah, memalsukan nilai atau transkrip akademik,
Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), tugas-tugas dalam rangka
perkuliahan, keterangan, laporan, atau tanda tangan dalam lingkup
kegiatan akademik;
c. Menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan
terjadinya hal yang tidak diperbolehkan dalam kegiatan akademik;
d. Menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai kata-kata
atau karya sendiri dalam suatu kegiatan akademik;
e. Mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan
cara lain dengan cara membujuk, memberi hadiah atau
mengancam dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap
prestasi akademik;
f. Menggantikan kedudukan atau melakukan tugas/kegiatan untuk
kepentingan orang lain dalam kegiatan akademik, atas permintaan
orang lain atau kehendak sendiri, seperti; ujian, kegiatan atau
tugas akademik lainnya;
g. Menyuruh orang lain baik sivitas akademika Ubaya maupun di
luar Ubaya untuk menggantikan kedudukan atau melakukan
tugas-tugas atau kegiatan baik untuk kepentingan sendiri maupun
kepentingan orang lain dalam kegiatan akademik, seperti ujian,
kegiatan atau tugas akademik lainnya;
h. Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma
kepatutan dalam kehidupan masyarakat akademik.

D. Jujur Dalam Kegiatan Non Akademik


Kejujuran non akademik bearti : mengatakan sesuatu dengan benar,
berarti: tidak membohongi orang tua, tidak membohongi tetangga, tidak
membohongi teman, tidak membohongi mayarakat,tidak membohongi siapa
pun “berkaitan dengan kegiatan non-akademik”. Melakukan perbuatan
dengan benar: tidak menipu orang lain, tidak mengambil hak orang lain, tidak
mencurangi orang lain, tidak mengkhianati orang lain, tidak mengingkari janji
, tidak korupsi.Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai
pelanggaran non akademik adalah sebagai berikut :
a. Mengucapkan dan/atau menuliskan kata-kata kotor dan keji yang
ditujukan kepada lembaga, para dosen, karyawan, sesama mahasiswa dan
tamu Ubaya;
b. Membawa senjata dalam bentuk apapun di dalam kampus maupun di
dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan atau yang menyangkut
nama Ubaya, kecuali mendapat izin dari Rektor;
c. Membawa dan/atau menggunakan segala macam bahan kimia yang
berbahaya dalam bentuk apapun terutama napza (Narkotika, Psikotropika
& Zat Aditif) di dalam kampus maupun di dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh Ubaya atau yang menyangkut nama Ubaya, kecuali
bahan kimia yang digunakan untuk keperluan keperluan praktikum;
d. Membuat keributan atau kegaduhan, pertengkaran atau perkelahian,
perusakan sarana dan prasarana kampus serta tindakan-tindakan lain yang
dapat menimbulkan terganggunya keamanan dan ketertiban kampus;
e. Melakukan segala kegiatan dan/atau mengeluarkan ucapan atau tulisan
yang menjurus ke arah pertentangan suku, agama, ras dan antar-
golongan;
f. Melakukan perjudian di lingkungan kampus;
g. Melakukan tindakan dan perbuatan pelecehan dan pelanggaran seksual
atau perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jujur memiliki arti kesesuaian antara apa yang diucapkan atau diperbuat
dengan kenyataan yang ada. Jujur adalah sikap seseorang yang
menyatakan sesuai dengan sesungguhnya secara benar dan apa
adanya,tidak ,menambah-menambah dan tidak mengurangi,sendangkan
prilaku jujur merupakan sifat baik berupa yang menyampaikan sesuatu
dengan benar sesuai kenyataan,dan jika sebaliknya atau tidak disampaikan
sesuai kenyataan maka itu dinamakan berbohong atau dusta.prilaku jujur
ini harus dimiliki harus dimiliki oleh setiap manusia, karna sifat dan sikap
ini merupakan prinsip dasar dari cerminan ahlak seseorang.
Untuk melaksanakan suatu cita-cita menjadi tindakan yang di realisasikan
pada kelompok masyarakat akademik,diperlukan prilaku aktif berupa
intreklitas akademik.suatu iklim yang mempertahankan integritas yang
berkewajiban untuk dikelola dengan ditopang dan dipelihara oleh
institusi,dengan memperkuat integritas kebijakan akademik dan prosedur
dengan dukungan pengajar dan mahasiswa,dan juga akan berdampak
membuat suata budaya masayarakat yang memiliki integritas.budaya
menulis,atau berkerya,terutama dalam pendidikan tinggi harus di bangun
diatas dasar integritas akademik yang kokoh.integritas akademik memiliki
lima nilai dasar yang terdiri dari
kejujuran,kepercayaan,kewajaran,respek,dan bertanggungjawab.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami kesulitan memperoleh buku
diperpustakaan kampus.dari pembahasan yang kita buat himbauan kepada
seruluh mahasiswa umumnya masyarakat banyak,jangan merasa cepat
puas,terhadapa materi yang kami sajikan karena ditakutkan karena
banyak kurangan dari materi tentang prilaku jujur baik dalam kegiatan
akademik maupun kegiatan nonakademik.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mishba7.com/2015/03/pentingnya-kejujuran-bagi-kita.html
(diakses pada tanggal 02 maret, pukul 14.25 WIB)

http://www.kompasiana.com/sigengriadin/kejujuranakademik_552e582d6ea83b
b4e8b4580( diakses pada tanggal 03 maret, pukul 13.40 WIB

Anda mungkin juga menyukai