KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2011
A. Latar belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan hal tersebut merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 .
Untuk mewujudkan hal tersebut, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan, sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Untuk mendukung upaya
kesehatan maka diperlukan Tenaga Kesehatan yang bertugas melakukan kegiatan
pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan bidang keahlian dan atau
kewenangannya. Bidan adalah salah satu kategori tenaga kesehatan yang dapat berperan
serta dalam upaya mewujudkan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal
khususnya kesejahteraan ibu dan anak, hal ini sejalan dengan pencapaian Millennium
Development Goals (MDGs).
Tenaga bidan yang berkualitas dihasilkan oleh institusi pendidikan kebidanan yang dikelola
dengan memperhatikan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi dan regulasi.
Pendidikan Bidan di Indonesia saat ini mayoritas berada pada jenjang D-III Kebidanan
dengan kualifikasi sebagai bidan pelaksana, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan
praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan (Kepmenkes Nomor
369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan).
Saat ini Penyelenggaraan Pendidikan D-III Kebidanan menggunakan kurikulum Pendidikan D-III Kebidanan
yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK. 00.06.2.4.1.1583 tentang Kurikulum
Pendidikan D-III Kebidanan Tahun 2002. Kurikulum tersebut disusun berdasarkan IPTEK dengan mengacu
pada kompetensi Inti Bidan indonesia yang ditetapkan oleh IBI dan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan tahun
2000, yang dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelompok kompetensi dan dijabarkan dalam tujuan pendidikan
disesuaikan dengan kelompok mata kuliah yang diatur dalam Kepmendiknas nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar.
Dengan adanya berbagai perubahaan dalam regulasi dan makin berkembangnya profesi kebidanan serta
memperhatikan aspek legal yang terjadi dalam tatanan pelayanan kesehatan, maka kurikulum Pendidikan D-III
Kebidanan Tahun 2002 harus ditinjau, direvisi dan dikembangkan, dengan mengacu kepada perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku dan relevan dengan penyelenggaraan pendidikan, pelayanan kesehatan
dan organisasi profesi.
C. Tujuan
Pendidikan Diploma III Kebidanan bertujuan untuk menghasilkan Ahli Madya Kebidanan
sebagai tenaga bidan pelaksana yang mampu melaksanakan tugas sesuai kewenangan
dan kompetensinya.
D. Falsafah
Seluruh rangkaian proses pembelajaran mengacu pada filosofi kebidanan seperti tersebut
di bawah ini:
Dalam melaksanakan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam
memberikan asuhan, Keyakinan tersebut meliputi :
1. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan, Hamil dan bersalin merupakan suatu
proses alamiah dan bukan penyakit.
Kurikulum inti Pendidikan Diploma III Kebidanan merupakan penciri dari kompetensi utama
yang berlaku secara nasional dan disepakati bersama antara penyelenggara pendidikan
kebidanan, organisasi profesi dan masyarakat pengguna, dengan beban dalam bentuk
satuan kredit semester 40%-80% (Kepmendiknas 045 /U/ 2002). Dengan demikian maka
ditetapkan bahwa kurikulum Pendidikan D-III Kebidanan tahun 2011 sejumlah 96 SKS yang
terdiri dari Teori (T) = 39 SKS, Praktikum (P) = 34 dan Klinik (K)= 23 SKS, dengan
pembelajaran teori sebanyak 40 % dan pembelajaran praktek sebanyak 60 %.
Kompetensi pendukung dan kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan
kompetensi utama bidan, ditetapkan oleh institusi penyelenggara pendidikan kebidanan
sampai dengan sekurang-kurangnya 110 (seratus sepuluh) SKS dan sebanyak-banyaknya
120 (seratus dua puluh) SKS
B. Profil lulusan
Pendidikan Diploma III Kebidanan merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi tenaga
kesehatan yang menghasilkan tenaga bidan profesional pada tingkat Ahli Madya yang
lulusannya mendapat gelar Ahli Madya Kebidanan yang mampu berperan sebagai:
Keterangan:
Total SKS : 96 SKS
Total Teori : 39 SKS = 40%
Total Praktikum (34) dan klinik (23) : 57 SKS = 60%
MPK = 9 SKS (9%)
MKK = 17 SKS (18 %)
MKB = 46 SKS (48%)
MPB = 15 SKS (16%)
MBB = 9 SKS (9%)
Semester II
Kode Mata Kuliah Bobot T P K
MK SKS
Bd.202 Komunikasi dalam praktik Kebidanan 3 1 2 -
Bd.204 Keterampilan Dasar Kebidanan II 3 1 2
Bd.205 Kesehatan Reproduksi dan Keluarga 4 2 2
Berencana
Bd.402 Etikolegal dalam Praktek Kebidanan 2 1 1
Bd.403 Kesehatan Masyarakat 4 2 2
Bd.502 Mutu layanan Kebidanan dan kebijakan 3 2 1
kesehatan
Jumlah 19 9 10 -
TAHUN II
Semester III
Semester IV
Kode Mata Kuliah Bobot T P K
MK SKS
TAHUN III
Semester V
Kode Mata Kuliah Bobot T P K
MK SKS
Bd.307 Praktik Kebidanan I (Hamil, bersalin, nifas, 6 - - 6
KB, Neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah Normal)
Bd.308 Praktik Kebidanan II (Asuhan kebidanan 6 6
komunitas, Kesehatan Reproduksi dan
kegawatdaruratan Maternal neonatal)
Jumlah 12 12
Semester VI
Kode Mata Kuliah Bobot T P K
MK SKS
Bd.309 Praktik Kebidanan III (Praktik 8 - - 8
Komprehensif)
Bd.503 Laporan Tugas Akhir 3 - - 3
Jumlah 11 11
IMPLEMENTASI KURIKULUM
Dalam kurikulum Diploma III Kebidanan ini, pendidikan diselenggarakan selama 6 semester
dengan beban studi sebanyak 96 SKS, yang terdiri dari Teori 39 SKS (40%), Praktikum dan
Klinik 57 SKS (60%). Untuk memenuhi 110 SKS seperti yang dipersyaratkan, maka 14 SKS
lainnya diberikan untuk dikembangkan Jurusan/Program Studi sesuai dengan kebutuhan.
Pengertian 1 SKS bagi peserta didik pada masing-masing proses pembelajaran adalah
sebagai berikut :
Pembelajaran Teori adalah kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dalam
upaya transformasi kompetensi.
B. Kalender Akademik
Kalender Akademik merupakan rencana kegiatan pembelajaran selama 1 (satu) tahun yang
terdiri dari :
1. Seleksi Penerimaan Peserta Didik
2. Registrasi
3. Pengenalan Program studi (PPS)
4. Perkuliahan dan praktik
5. Pelaksanaan Evaluasi
6. Yudisium
7. Libur
8. Wisuda
C. Pelaksanaan Pembelajaran
Penyelenggaraan Pendidikan Diploma III Kebidanan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan, Pada kegiatan Proses Belajar Mengajar meliputi perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, penialaian hasil pembelajaran dan pengawasan pembelajaran
(monitor dan evaluasi).
1. Perencanaan proses pembelajaran
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 1 menyatakan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Berkaitan dengan hal tersebut maka kurikulum harus dijabarkan dalam silabus, dan
Rencana Pelaksaaan Pembelajaran
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran:
Proses pembelajaran dapat dilakukan di Kelas, laboratorium, dan klinik. Dalam
pelaksanaan pembelajaran terdapat beragam model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk Student Centre Learning (SCL), di antaranya adalah: (1) Small Group
Discussion; (2) Role-Play & Simulation; (3) Case Study; (4) Discovery Learning (DL); (5)
Self-Directed Learning (SDL); (6) Cooperative Learning (CL); (7) Collaborative Learning
(CbL); (8)Contextual Instruction (CI); (9) Project Based Learning (PjBL); dan (10)
Problem Based Learning and Inquiry (PBL). Selain metode tersebut, masih banyak
metode pembelajaran lain, setiap pendidik/dosen dapat pula mengembangkan model
pembelajarannya.
Proses Pembelajaran di laboratorium dapat menggunakan metode demontrasi, semulasi
dan tutorial dan lain-lain. Proses pembelajaran di klinik dapat dilakukan dengan
pendekatan model Perseptorship dan Mentorship, dengan metode pembelajaran pre-
post conference, bedside teaching, rounde, coaching dan lain-lain.
D. Penilaian Pembelajaran
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas penilaian hasil belajar oleh
pendidik dan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
Penilaian oleh Pendidik meliputi aspek Pengetahuan, keterampilan dan Sikap, dilakukan
secara berkala dalam bentuk ujian, penugasan, dan penilaian kinerja klinis.
Penilaian digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk evaluasi pencapaian
kompetensi. Untuk menetapkan seseorang dinyatakan kompeten, harus dilakukan melalui
proses penilaian yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pada penyelenggaran pedidikan dengan kurikulum berbasisi kompetensi, keputusan
penilaian pencapaian kiompetensi mengacu pada kompeten atau tidak kompeten yang
disesuaikan dengan tahapan pencapaian kompetensi masing-masing tahap pendidikan.
Dalam system penilaian pencapaian kompetensi, pelaksanaan penilaian harus senantiasa
merujuk pada kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa, serta disesuaikan dengan
level kompetensi yang diharapkan sebagaimana tertuang dalam kurikulum, syllabus dan
rencana pelaksanaan pengajaran pada studi yang bersangkutan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata kuliah dalam bentuk uji tahap I, uji tahap II dan uji
tahap III, yaitu:
SEMESTER I
MATA KULIAH : Pendidikan Agama
KODE MATA KULIAH : Bd. 101
BEBAN STUDI : 3 SKS (T=2 P=1)
PENEMPATAN : Semester I
G. BUKU SUMBER
1. Benneth and Brown. (1999). Myles: A textbook for Midwives. London: Churchill Livingstone
2. Bobak (2000). Maternity Nursing. Mosby
BAB V
Implementasi kurikulum ini diperlukan penjabaran lebih rinci dengan mengacu kepada
tujuan pendidikan dan kompetensi tahap yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan lulusan yang
berkualitas maka perlu pengatuan pengajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
didukung oleh dosen berdasarkan keahlian dalam bidang masing-masing.