Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MITOS WANITA HAMIL MEMAKAI PENITI


Diajukan untuk Tugas Akhir Semester
Materi Kuliah

Disusun oleh :

MUTHAMIMAH G0C 216032

PENDIDIKAN DIPLOMA III


PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016 / 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah Mitos adalah satu cerita, pendapat atau anggapan dalam sebuah
kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu perkara yang pernah
berlaku pada suatu masa dahulu, yang kebenarannya belum tentu benar adanya (Harry
Lubis, 2009). Mitos, mungkin sama tuanya dengan bahasa itu sendiri. Beberapa mitos
dapat bertahan karena memberikan nasehat yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari.
Namun, banyak mitos, yang meluas salah satunya adalah mitos sekitar kehamilan dan
melahirkan, yang terbukti salah atau tidak efektif sesuai dengan kemajuan kedokteran
dan teknologi.
Dijelaskan dalam laman Lesna Purnawan mengenai Wanita Hamil Pranikah, 2009
bahwa Hamil adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio di dalam tubuhnya.
Kehamilan merupakan keadaan hamil, luasnya kehamilan merupakan perubahan keadaan
yang relatif baru, khususnya bagi wanita yang baru pertama kali mengalaminya. Pada
masa ini terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi gerakan maupun aktivitas wanita
tersebut sehari-hari (Brice Pitt, 1963). Mitos kehamilan adalah satu cerita, pendapat atau
anggapan dalam sebuah kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran yang isinya
tentang anjuran maupun larangan mengenai kehamilan yang pernah berlaku pada suatu
masa dahulu hingga sekarang yang kebenarannya belum tentu benar adanya. Setiap
larangan, pantangan atau anjuran, tetap harus ada alasannya. Apalagi zaman sekarang ini
masalah kehamilan dapat dikonsultasikan dengan dokter atau bidan. Teknologi dan dunia
kedokteran saat ini telah 2 berhasil membantu para wanita hamil dalam berbagai hal,
misalnya saja, melalui test ibu hamil yang dapat memperkirakan jenis kelamin bayi yang
dikandungnya. Dibalik semua perkembangan teknologi tersebut, ternyata timbullah
mitos-mitos yang salah satunya adalah mitos kehamilan. “Amit-amit jabang bayi”. Kata-
kata itu bermakna harapan agar janinnya kelak lahir dengan selamat, sehat, dan tidak
seperti hal buruk yang difikirkan. Hal-hal negatif memang adakalanya secara langsung
atau tidak berpengaruh pada proses kelahiran maupun diri janin. Fenomena yang terjadi
sampai saat ini tentang mitos kehamilan baik sadar maupun tidak, banyak dijumpai di
masyarakat karena masih kentalnya kebudayaan dan adat yang berlaku di masyarakat
berupa anjuran, pantangan atau aturanaturan yang diyakini oleh masyarakat ketika
mengalami masa hamil. Sebagian masyarakat bahkan ada yang mempercayai mitos-
mitos tersebut yang beragam dari masa ke masa. Bahkan keberadaannya bisa berbeda di
setiap daerah. Saat menjalani masa kehamilan. Biasanya akan banyak mendapat nasehat
dari kerabat, keluarga, teman dan juga dari orang sekelilingnya, tentang apa yang boleh
dan tidak boleh selama masa kehamilan. Walaupun maksud dan tujuannya itu baik tetapi
tidak semua dari nasehat atau pantangan kehamilan yang diberitahukan itu benar secara
medis maupun ilmiah. Kebanyakan kenyataannya berdasarkan mitos atau kepercayaan
daripada kenyataannya. Oleh karena itu dibuat suatu media informasi yang dapat
mengklarifikasi tentang mitos kehamilan yang telah beredar di masyarakat, sehingga
dapat meminimalisir dampak negatif dari adanya mitos tersebut. Agar dapat mengetahui
apa kebenarannya dan tidak hanya mengikuti sesuatu yang tidak dketahui alasan dan
kenyataannya.

1.2 Identifikasi Masalah


Banyak dijumpai mitos seputar kehamilan yang berkembang di masyarakat
khususnya masyarakat awam, yang keberadaannya berbeda dari masa ke masa. Masing-
masing daerah mempunyai ciri khasnya sendiri yang disesuaikan dengan kebudayaan
leluhurnya pada masa itu. Sehingga masih kentalnya mitos yang dipercayai masyarakat
itu sendiri. Mitos tersebut dapat berupa nasehat, anjuran ataupun larangan. Dari
penjelasan yang telah diungkapkan sebelumnya, dapat diuraikan menjadi beberapa bagian
permasalahan, yaitu:
a. Masih banyak fenomena mitos-mitos tentang kehamilan yang terjadi di masyarakat.
b. Masih banyak masyarakat yang mempercayai mitos kehamilan.
c. Adanya anjuran dan larangan yang beredar di lingkungan masyarakat tentang mitos
kehamilan.
d. Masih kurangnya informasi yang didapat oleh masyarakat tentang mitos kehamilan.
e. Adanya kekhawatiran yang dialami pada saat masa kehamilan

1.3 Rumusan Masalah


Dari penjelasan yang telah diungkapkan sebelumnya, didapat rumusan masalah sebagai
berikut: “Bagaimana pengaruh mitos kehamilan secara umum terhadap masyarakat?”

1.4 Batasan Masalah


Mitos-mitos tentang kehamilan tentunya sangatlah luas. Oleh karena itu diperlukan suatu
pembatasan terhadap pembahasan mengenai mitos-mitos kehamilan yang menjelaskan
tentang anjuran, pantangan, atau aturanaturan yang diyakini masyarakat ketika menjalani
masa kehamilan. Agar pembahasan dapat lebih terfokus dan akurat. Batasan masalah ini
hanya membahas mitos-mitos tentang kehamilan yang dipercayai dan berkembang di
Indonesia khusunya tentang pemakaian peniti pada ibu hamil

1.5 Tujuan Perancangan


Merancang media informasi ini bertujuan untuk memberikan sebuah pengetahuan
mengenai mitos kehamilan dengan memberikan informasi mengenai mitos-mitos tentang
kehamilan yang telah berkembang di masyarakat yang kebenarannya belum tentu benar
adanya.
BAB II
PEMBAHASAN

Dari pembahasan yang telah di uraikan sebelumnya. Maka di dapat beberapa kata kunci yang
terdapat dalam pembahasan mitos-mitos kehamilan, yaitu:
a. Informasi : Data yang telah di olah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan
nyata berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan
(Gordon B.Davis, 1985).
b. Mitos : Satu cerita, pendapat atau anggapan dalam sebuah kebudayaan yang dianggap
mempunyai kebenaran 5 mengenai suatu perkara yang pernah berlaku pada suatu masa
dahulu, yang kebenarannya belum tentu benar adanya. (Hari Lubis, 2009).
c. Kehamilan : Keadaan hamil, luasnya kehamilan adalah merupakan perubahan keadaan
yang relatif. Khususnya bagi wanita yang baru pertama kali mengalaminya. Pada masa ini
terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi gerakan maupun aktifitas wanita tersebut
sehari-hari (Brice Pitt 1963).
Beberapa ibu hamil bercerita, saat orangtua mereka tahu anaknya sedang mengandung,
maka mereka para ibu langsung diminta menyematkan peniti atau membawa gunting kecil ke
mana saja mereka pergi. Kalau mitos yang satu ini sih sepertinya nggak ada alasan logisnya.
Tapi, menurut kepercayaan orang tau jaman dulu, saat hamil, perempuan memiliki aroma
harum yang disenangi oleh makhluk halus. Nah, gunting dan peniti ini berfungsi untuk
menangkal agar ibu hamil nggak diganggu oleh makhluk halus.
Sebagian besar orang Jawa masih menganut paradigma yang bersifat mistis. Segala
sesuatu dalam keseharian sering kali dikaitkan dengan hal-hal yang pralogis. Banyak petuah-
petuah luhur yang seringkali dianggap mitos oleh masyarakat modern karena
ketidaklogisannya. Namun bukan berarti petuah-petuah yang tidak logis itu lantas menjadi
hal yang bisa dikesampingkan. 
Jika kita mau sedikit meluangkan waktu untuk berpikir, kita akan menemukan makna
lain yang mungkin ingin disampaikan oleh para leluhur melalui petuah-petuah yang tidak
masuk akal tersebut. Selama hamil penulis juga kerap kali dinasehati 'yang aneh-aneh' oleh
orang tua penulis. Namun setelah dipikir-dipikir ada benarnya juga. Misalnya:
Nek metu kudu gawa gaman ben aman, kalau keluar rumah harus bawa senjata supaya
aman. Selama hamil penulis kerap kali dinasehati oleh orang disekitar penulis supaya
membawa gaman setiap kali berpergian. Ada yang menyuruh membawa gunting atau cutter 
yang cukup diletakan di tas, ada yang menyuruh membawa gunting kecil tekuk dan diletakan
di dalam --maaf-- BH. Ada juga yang menyuruh penulis  memakai peniti di baju. Ternyata,
banyak lho, ibu hamil yang mempratekan petuah ini --termasuk penulis juga sih. Penulis
lebih memilih yang terakhir, tapi bukan peniti yang penulis pakai melainkan bros atau
aksesoris lain yang ada penitinya dengan alasan lebih praktis, tidak ribet dan terlihat
manis.Sebenarnya tidak ada hubungannya sih antara ibu hamil dan peniti, atau gunting yang
dibawa-bawa. Namun, karena sudah tradisi dan sudah menjadi kebiasaan maka tidak menjadi
hal aneh lagi jika mendapati ibu hamil yang memakai peniti di bajunya. Tapi, tahu nggak sih
sebenarnya ada makna lain di balik petuah ini. Penulis berani bilang begini, karena penulis
tiba-tiba saja ingat salah satu teori tentang tanda dan simbol dalam mata kuliah Semiotik.
Lalu entah datang ilham dari mana tiba-tiba penulis berpikir petuah ini bisa dirunut menjadi
sesuatu yang logis yang tidak ada hubungannya dengan hal-hal gaib.

Sering kita jumpai di masyarakat bahwa ibu hamil ataupun bayi yang baru lahir
menggunakan peniti yang dikaitkan gunting lipat dan semacam rempah yang bernama
bangle.
Menurut masyarakat indonesia, benda-benda tersebut biasa dilekatkan pada ibu hamil
dan bayi sebagai penangkal untuk mencegah agar tidak mudah tertular berbagai penyakit dan
sebagai pelindung dari gangguan makhluk halus.
Tapi, apakah benar penggunaan benda-benda tersebut memiliki manfaat bagi kesehatan
ibu dan bayi?
Peniti atau gunting merupakan hal terpraktis --yang masih masuk dalam
kategori gaman atau senjata-- yang bisa dibawa-bawa oleh ibu hamil. Gaman atau senjata
sendiri merupakan alat yang biasanya digunakan untuk membela atau melindungi diri dari
kejahatan. Jika dilihat dari konteks kebudayaan, maka kita tentu menerima bahwa kejahatan
di dunia ini ada yang terlihat fisiknya seperti perampokan, penjambretan dll. Dan ada juga
yang tak terlihat atau yang bersifat gaib seperti teluh, santet dll.
 Pada dasarnya, peniti hanya digunakan untuk mengaitkan gunting lipat dan rempah
bangle pada tubuh ibu hamil dan bayi. Menurut sebagian masyarakat, benda-benda tersebut
digunakan sebagai penangkal berbagai macam penyakit yang tidak diketahui penyebabnya.
Penyebab penyakit yang tidak jelas ini konon disebabkan oleh gangguan mahluk halus.
Berdasarkan kepercayaan banyak orang, gunting dan benda tajam lainnya – seperti
pisau dan peniti – mampu mengusir makhluk halus yang ingin berbuat jahat kepada ibu hamil
dan janin ataupun bayi yang baru lahir.
Selain itu, rempah bangle yang dikaitkan dengan peniti juga dianggap memiliki
kemampuan yang demikian. Menurut kepercayaan masyarakat, bangle dapat mengusir
makhluk halus jahat karena memiliki rasa dan aroma yang tidak enak.
Sebenarnya, rempah bangle atau Zingiber casumounar merupakan tanaman obat yang
memiliki banyak khasiat, seperti menghilangkan sakit kepala dan nyeri tubuh, obat untuk
pasien dengan gangguan fungsi hati, gangguan pencernaan, serta berkhasiat untuk
melangsingkan tubuh. Jika dikonsumsi, tentu saja tanaman ini memberikan manfaat bagi
kesehatan tubuh kita. Namun demikian, di Indonesia tumbuhan ini justru jarang dikonsumsi,
tetapi digunakan oleh sebagian masyarakat untuk menghilangkan gangguan gaib.
Menurut pandangan medis, melekatkan benda-benda tersebut pada pakaian ibu dan bayi
tidak memiliki efek sama sekali. Pasalnya, benda-benda tersebut tidak menimbulkan
pengaruh pada status kesehatan ibu hamil, janin ataupun bayi.
Meskipun demikian, bagi masyarakat yang mempercayai bahwa benda-benda tersebut
dapat bermanfaat untuk menjaga keluarga mereka, dan berkeinginan untuk tetap melekatkan
benda-benda tersebut pada ibu hamil maupun bayi tentunya dipersilakan.
Namun, ada baiknya jika Anda dapat lebih berhati-hati. Karena, melekatkan benda
tajam pada tubuh dapat menimbulkan risiko yang sangat berbahaya. Pemasangan peniti yang
tidak sempurna, atau tidak benar dalam melipat gunting dapat menyebabkan risiko tertusuk
sehingga dapat menimbulkan luka bagi penggunanya. Luka tersebut dapat menyebabkan
komplikasi, seperti infeksi serius pada luka yang menjalar ke seluruh tubuh (sepsis), serta
dapat menyebabkan tetanus.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam pandangan Syari’at Islam, sekali lagi, ini masuk ke dalam permasalahan syirik.
Karena telah meyakini suatu benda bisa mendatangkan manfaat atau madharat dalam hal apa-
apa yang hanya bisa dilakukan oleh Allah.
Sementara bila alasannya adalah untuk melestarikan apa yang telah diajarkan para
pendahulu kita, maka sebagai muslim, parameter yang harus dipakai adalah kitab Al-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah. Artinya, bila sesuatu itu dibenarkan oleh keduanya, maka kita ikuti.
Bila tidak, harus ditinggalkan. Apalagi sampai ke tingkat kemusyrikan.
Selain itu, membawa gunting atau peniti bagi ibu hamil atau ibu yang sedang
menyusui justru bisa berbahaya bagi sang ibu, atau bagi sang bayi itu sendiri. Alih-alih mau
selamat, bisa-bisa justru sebaliknya. Sebab, seorang ibu hamil tentu mengalami kepayahan,
demikian juga ibu yang menyusui. Dalam kondisi itu sangat berbahaya kalau tiba-tiba
gunting yang dibawanya justru melukai dirinya sendiri. Demikian juga peniti yang ia bawa.
Akhirnya, secara duniawi celaka, secara agama bisa terjebak ke dalam kemusyrikan.
Tapi memang menurut kepercayaan orang tua jaman dahulu yang menyebar secara
turun temurun, perempuan yang memiliki aroma harum sangat disukai oleh makhluk halus.
Dan disinilah peran gunting dan peniti ini digunakan untuk menangkal gangguan hantu pada
sang ibu hamil.
Terlepas dari hal itu, penulis lebih memfokuskan pada keberadaan gaman yang
dipegang atau dipakai oleh ibu hamil. Bisa jadi, itu sebenarnya adalah bahasa simbol yang
mengacu pada konsep melindungi diri. Ibu hamil dianjurkan membawa gaman  bukan
berarti  kemana-mana harus membawa gunting atau sejenisnya. Tapi lebih kepada anjuran
untuk dapat menjaga diri mengingat ia akan menjadi seorang ibu yang mempunyai tanggung
jawab untuk menjaga anak-anaknya. Logikanya, jika menjaga dirinya saja tidak bisa,
bagaimana ia bisa menjaga anak-anaknya.

Anda mungkin juga menyukai