MATERI EDUKASI FRAKTUR
FEMUR
(PATAH TULANG PAHA)
PROSEDUR
Fiksasi tulang paha (femur) dengan menggunakan Implant berupa
nail( paku) , plate ( plate), rod and screws( sekrup) serta external fixasi.
RISIKO UMUM TINDAKAN
 Sebagian kecil dari paru dapat kolaps (tidak berfungsi),
meningkatkan resiko infeksi pada rongga dada. Jika ini terjadi
nantinya akan memerlukan antibiotik dan fisioterapi.
 Sumbatan penggumpalan darah pada kaki (deep vein thrombosis /
DVT) disertai nyeri dan bengkak. Walau jarang terjadi, gumpalan
darah ini dapat pecah dan menuju paru yang bisa berakibat fatal.
 Risiko yang sangat jarang terjadi adalah serangan jantung, stroke
atau bahkan akibat yang lebih fatal.
RISIKO TINDAKAN
 Bagian dari tulang patah yang tidak dapat diperbaiki nantinya
mungkin memerlukan operasi lain dan / atau cangkok tulang (bone
graft).
 Rasa nyeri pada luka operasi di daerah bokong (pada lokasi paku /
nail), bila dilakukan pemasangan fixasi menggunakan nail
 Pembentukan tulang pada otot panggul di sisi dilakukannya operasi,
yang dapat menimbulkan kekakuan panggul. Jika ini terjadi maka
perlu dilakukan operasi lebih lanjut.
 Nyeri dan kaku pada lutut. Keluhan ini dapat bersifat permanen.
 Plate atau sekrup (screw) yang digunakan bisa longgar atau
terlepas. Jika ini terjadi maka diperlukan pembedahan kembali.
 Paku (nail) dapat terlepas.
 Deformitas (perubahan bentuk) dalam posisi terputar dan / atau
tertekuknya tulang panggul menyebabkan kelemahan yang bersifat
permanen.
 Pemendekkan atau pemanjangan kaki yang fraktur / patah.
MATERI EDUKASI FRAKTUR
FEMUR
(PATAH TULANG PAHA)
PROSEDUR
Fiksasi tulang paha (femur) dengan menggunakan Implant berupa
nail( paku) , plate ( plate), rod and screws( sekrup) serta external fixasi.
RISIKO UMUM TINDAKAN
 Sebagian kecil dari paru dapat kolaps (tidak berfungsi),
meningkatkan resiko infeksi pada rongga dada. Jika ini terjadi
nantinya akan memerlukan antibiotik dan fisioterapi.
 Sumbatan penggumpalan darah pada kaki (deep vein thrombosis /
DVT) disertai nyeri dan bengkak. Walau jarang terjadi, gumpalan
darah ini dapat pecah dan menuju paru yang bisa berakibat fatal.
 Risiko yang sangat jarang terjadi adalah serangan jantung, stroke
atau bahkan akibat yang lebih fatal.
RISIKO TINDAKAN
 Bagian dari tulang patah yang tidak dapat diperbaiki nantinya
mungkin memerlukan operasi lain dan / atau cangkok tulang (bone
graft).
 Rasa nyeri pada luka operasi di daerah bokong (pada lokasi paku /
nail), bila dilakukan pemasangan fixasi menggunakan nail
 Pembentukan tulang pada otot panggul di sisi dilakukannya operasi,
yang dapat menimbulkan kekakuan panggul. Jika ini terjadi maka
perlu dilakukan operasi lebih lanjut.
 Nyeri dan kaku pada lutut. Keluhan ini dapat bersifat permanen.
 Plate atau sekrup (screw) yang digunakan bisa longgar atau
terlepas. Jika ini terjadi maka diperlukan pembedahan kembali.
 Paku (nail) dapat terlepas.
 Deformitas (perubahan bentuk) dalam posisi terputar dan / atau
tertekuknya tulang panggul menyebabkan kelemahan yang bersifat
permanen.
 Pemendekkan atau pemanjangan kaki yang fraktur / patah.
MATERI EDUKASI FRAKTUR
FEMUR
(PATAH TULANG PAHA)
PROSEDUR
Fiksasi tulang paha (femur) dengan menggunakan Implant berupa
nail( paku) , plate ( plate), rod and screws( sekrup) serta external fixasi.
RISIKO UMUM TINDAKAN
 Sebagian kecil dari paru dapat kolaps (tidak berfungsi),
meningkatkan resiko infeksi pada rongga dada. Jika ini terjadi
nantinya akan memerlukan antibiotik dan fisioterapi.
 Sumbatan penggumpalan darah pada kaki (deep vein thrombosis /
DVT) disertai nyeri dan bengkak. Walau jarang terjadi, gumpalan
darah ini dapat pecah dan menuju paru yang bisa berakibat fatal.
 Risiko yang sangat jarang terjadi adalah serangan jantung, stroke
atau bahkan akibat yang lebih fatal.
RISIKO TINDAKAN
 Bagian dari tulang patah yang tidak dapat diperbaiki nantinya
mungkin memerlukan operasi lain dan / atau cangkok tulang (bone
graft).
 Rasa nyeri pada luka operasi di daerah bokong (pada lokasi paku /
nail), bila dilakukan pemasangan fixasi menggunakan nail
 Pembentukan tulang pada otot panggul di sisi dilakukannya operasi,
yang dapat menimbulkan kekakuan panggul. Jika ini terjadi maka
perlu dilakukan operasi lebih lanjut.
 Nyeri dan kaku pada lutut. Keluhan ini dapat bersifat permanen.
 Plate atau sekrup (screw) yang digunakan bisa longgar atau
terlepas. Jika ini terjadi maka diperlukan pembedahan kembali.
 Paku (nail) dapat terlepas.
 Deformitas (perubahan bentuk) dalam posisi terputar dan / atau
tertekuknya tulang panggul menyebabkan kelemahan yang bersifat
permanen.
 Pemendekkan atau pemanjangan kaki yang fraktur / patah.
 Hilang rasa dan / atau kelemahan karena cedera pada saraf yang
bersifat permanen.
 Cedera pada pembuluh darah. Bila ini terjadi perlu tindakan bedah
untuk memperbaiki pembuluh darah tersebut.
 Infeksi pada tulang dan/ atau luka operasi. Bila ini terjadi maka perlu
tindakan bedah lebih lanjut dan / atau pengobatan dengan antibiotik.
 Peningkatan resiko terbentuknya sumbatan penggumpalan darah
pada pembuluh darah balik dalam (vena) kaki. Walau jarang terjadi
sumbatan penggumpalan darah ini dapat pecah dan mengalir
menuju paru. Diperlukan obat ekstra. Kejadian ini dapat mengancam
hidup.
 Terlepas dan longgarnya sekrup (screw) / kawat pengikat (wire) /
penjepit (staples). Jika ini terjadi, alat - alat tersebut harus
dikeluarkan
 Tulang bisa saja tidak menyatu dengan baik. Jika ini terjadi maka
diperlukan tindakan bedah lebih lanjut, dan pengeluaran pelat dan
sekrup (plate and screws).
 Bisa terjadi hilang rasa pada tempat di mana dilakukan turniket /
tourniquet (pengikatan) untuk menghentikan aliran darah karena
kerusakan saraf dan otot yang diakibatkan oleh turniket. Sifatnya
bisa sementara maupun permanen. Bila permanen perlu dilakukan
tindakan bedah lebih lanjut untuk mengatasi hal ini.
 Kulit mati di bawah turniket bisa mati sehingga diperlukan
pembersihan jaringan dan / atau tindakan bedah dan cangkok kulit.
--- RSUD dr. H. SOEWONDO KENDAL ---
 Hilang rasa dan / atau kelemahan karena cedera pada saraf yang
bersifat permanen.
 Cedera pada pembuluh darah. Bila ini terjadi perlu tindakan bedah
untuk memperbaiki pembuluh darah tersebut.
 Infeksi pada tulang dan/ atau luka operasi. Bila ini terjadi maka perlu
tindakan bedah lebih lanjut dan / atau pengobatan dengan antibiotik.
 Peningkatan resiko terbentuknya sumbatan penggumpalan darah
pada pembuluh darah balik dalam (vena) kaki. Walau jarang terjadi
sumbatan penggumpalan darah ini dapat pecah dan mengalir
menuju paru. Diperlukan obat ekstra. Kejadian ini dapat mengancam
hidup.
 Terlepas dan longgarnya sekrup (screw) / kawat pengikat (wire) /
penjepit (staples). Jika ini terjadi, alat - alat tersebut harus
dikeluarkan
 Tulang bisa saja tidak menyatu dengan baik. Jika ini terjadi maka
diperlukan tindakan bedah lebih lanjut, dan pengeluaran pelat dan
sekrup (plate and screws).
 Bisa terjadi hilang rasa pada tempat di mana dilakukan turniket /
tourniquet (pengikatan) untuk menghentikan aliran darah karena
kerusakan saraf dan otot yang diakibatkan oleh turniket. Sifatnya
bisa sementara maupun permanen. Bila permanen perlu dilakukan
tindakan bedah lebih lanjut untuk mengatasi hal ini.
 Kulit mati di bawah turniket bisa mati sehingga diperlukan
pembersihan jaringan dan / atau tindakan bedah dan cangkok kulit.
--- RSUD dr. H. SOEWONDO KENDAL ---
 Hilang rasa dan / atau kelemahan karena cedera pada saraf yang
bersifat permanen.
 Cedera pada pembuluh darah. Bila ini terjadi perlu tindakan bedah
untuk memperbaiki pembuluh darah tersebut.
 Infeksi pada tulang dan/ atau luka operasi. Bila ini terjadi maka perlu
tindakan bedah lebih lanjut dan / atau pengobatan dengan antibiotik.
 Peningkatan resiko terbentuknya sumbatan penggumpalan darah
pada pembuluh darah balik dalam (vena) kaki. Walau jarang terjadi
sumbatan penggumpalan darah ini dapat pecah dan mengalir
menuju paru. Diperlukan obat ekstra. Kejadian ini dapat mengancam
hidup.
 Terlepas dan longgarnya sekrup (screw) / kawat pengikat (wire) /
penjepit (staples). Jika ini terjadi, alat - alat tersebut harus
dikeluarkan
 Tulang bisa saja tidak menyatu dengan baik. Jika ini terjadi maka
diperlukan tindakan bedah lebih lanjut, dan pengeluaran pelat dan
sekrup (plate and screws).
 Bisa terjadi hilang rasa pada tempat di mana dilakukan turniket /
tourniquet (pengikatan) untuk menghentikan aliran darah karena
kerusakan saraf dan otot yang diakibatkan oleh turniket. Sifatnya
bisa sementara maupun permanen. Bila permanen perlu dilakukan
tindakan bedah lebih lanjut untuk mengatasi hal ini.
 Kulit mati di bawah turniket bisa mati sehingga diperlukan
pembersihan jaringan dan / atau tindakan bedah dan cangkok kulit.
--- RSUD dr. H. SOEWONDO KENDAL ---