Anda di halaman 1dari 17

Journal Reading

ANKLE
FRACTURE ASIQA RUSDI
C111 12 315
BAGIAN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
2
Fraktur ankle adalah salah satu fraktur ekstremitas bawah yang sering
ditemui, sekitar 9% memberikan angka yang signifikan pada trauma
akibat beban kerja. Fraktur ankle sering mengenai pria muda dan wanita
usia lanjut, namun di bawah usia 50 tahun; fraktur ankle paling sering
didapatkan pada laki-laki. Dua jenis klasifikasi yang umum digunakan pada
fraktur ankle yaitu Danis Weber AO classification dan Lauge-Hansen
classification. Ada bukti biomekanik bahwa plate non-locking posterior

ABSTRAK
lebih unggul dalam stabilitas dibandingkan dengan plate lateral;
namun hanya sedikit bukti klinis yang didapatkan. Ada beberapa perbedaan
metode fiksasi fraktur ankle, namun tujuan semua penanganan tersebut
yaitu reduksi anatomis talus yang stabil di pergelangan kaki dan
mengembalikan panjang fibula karena pergeseran 1 mm ke lateral talus
di pergelangan kaki mengurangi area kontak sebanyak 42%, dan
pergeseran (atau pemendekan) dari fibula lebih dari 2mm akan
menyebabkan kenaikan yang signifikan terhadap tekanan pada persendian.
Penelitian lebih lanjut baik secara biomekanik maupun klinik perlu dilakukan
untuk memberikan pilihan fiksasi yang lebih baik.

Ankle Fracture
Pendahuluan 3
Insidens 107 dan 184 per 100000 orang
2% fraktur terbuka.
Pria muda dan wanita usia lanjut di bawah 50 tahun;
Laki-laki >> Perempuan. .
Fraktur Ankle Penyebab paling umum twisting dan jatuh, cedera
olahraga.
Diabetes melitus dan obesitas fraktur pada usia
pertengahan
Sebagian besar fraktur cedera ligamen
Besar serta arah deforming force bentuk fraktur.

Ankle Fracture
Anatomi 4

Ankle Fracture
Anatomi 5

Ankle Fracture
Klasifikasi 6
Danis-Weber AO Classification
A.Memiliki karakteristik fraktur fibula transversal pada atau di
bawah sendi ankle dan tidak ada kerusakan sindesmosis
B.Adanya fraktur fibula spiral yang terletak di sisi atas dari
level persendian dan ada kerusakan sindesmosis parsial.
C.Fraktur proksimal dari sendi ankle dengan kerusakan
syndesmosis pada level ini.

Ankle Fracture
7
Lauge-Hansen Classification
a. Pronasi-abduksi;
b. Pronasi-lateral rotasi (eversi);
c. Supinasi-adduksi
d. Supinasi-lateral rotasi
(inversi).
Kata pertama menunjukkan
posisi kaki saat terjadinya
cedera; kata kedua
menunjukkan deforming force.

Presentation Title Here


Diagnosis 8
ANAMNESIS :
Nyeri tekan, bengkak, deformitas pada ankle
Tidak dapat berdiri menopang berat badan
Fraktur non-displaced bengak minimal, tidak ada
deformitas
Riwayat cedera dan mekanisme fraktur

Ankle Fracture
Pemeriksaan Fisis 9
Adanya luka terbuka atau tidak
Keadaan kulit, status neurovaskular sebelum dan sesudah reduksi
Palpasi adanya nyeri tekan pada tulang atau jaringan lunak.
Nyeri tekan di posterior fibula fraktur Maionneuve.
Pemeriksaan jaringan lunak: menilai ligamentum talofibular anterior,
ligamentum talofibular posterior, ligamentum calcaneofibular, kompleks
ligamentum deltoid dan sindesmosis tibiofibular anterior
Range of Motion harus dinilai secara aktif dan pasif: dorsofleksi,
plantarfleksi, inversi dan eversi.
Dorsoflesi normal pasif :10-15 derajat, plantarfleksi 50-70 derajat, inversi
40 derajat dan eversi 10 derajat.

Ankle Fracture
Pemeriksaan Khusus 10
Pemeriksaan Kleiger (external-rotation stress test)

Squeeze test

Anterior drawer test pada ankle.

Talar tilt test

Ankle Fracture
Pemeriksaan Radiologi 11
Ottawa Ankle Rules Cara Pengambilan foto
Ottawa ankle rule menyatakan bahwa Jenis Foto:
X-Ray diperlukan hanya jika ada nyeri
anteroposterior (AP) view
di area maleolar dan salah satu di
bawah ini: mortise view
Nyeri tekan sepanjang 6 cm distal dari lateral view.
tepi posterior tibia atau ujung dari
maleolus medial.
Nyeri tekan sepanjang 6 cm distal dari
tepi posterior fibula atau ujung dari
maleolus lateral
Ketidakmampuan menahan berat
badan baik secara tiba-tiba atau saat
di unit gawat darurat dalam 4 langkah.

Ankle Fracture
12

Konservatif: reposisi, imobilisasi


(casting)
TERAPI Terapi bedah: reduksi dan fiksasi
menggunakan alat seperti plate, screw,
tension bands atau external fixation.

Ankle Fracture
13
Fiksasi fibula :
Fiksasi intrameduler
Fiksasi screw interfragmen
Fiksasi plate

Presentation Title Here


14
Fiksasi dengan 2 lag screw
Fraktur fibula harus oblik, non-komunikans,
non-osteoporotik
Fraktur oblik juga harus dua kali lebih panjang dari diameter
tulang
Keuntungan : insisi kecil, alatnya tidak prominen dan biasanya
tidak harus dilepaskan, dan lag screw tidak akan memengaruhi
syndesmotic screw (jika diperlukan).

Presentation Title Here


15
Plate and Screw
Dapat dipasang pada posterioratau lateral
Screw lateral prominen nekrosis jaringan, fiksasi tidak adekuat
pada osteoporotik, memengaruhi syndesmotic screw
Plate posterior : plate lebih tebal dan lebih kuat, kurang resiko
peluruhan luka, dan screw distal dapat memberikan hasil lebih baik
karena melibatkan bagian fibula distal yang lebih tebal dan
melibatkan 2 korteks tanpa risiko penetrasi bersama

Presentation Title Here


Prognosis 16

secara umum, baik


Artritis post trauma : 10% pasien, sebagian besar
dikarenakan adanya kerusakan kartilago yang bertahan
sejak awal cedera.

Presentation Title Here


Thank You!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai