Anda di halaman 1dari 4

BEDAH ORTOPEDI

Fraktur : diskontinuitas tulang, tulang rawan, tulang rawan sendi


Fraktur terbuka
Grading menurut Gustillo-Anderson
Grade I : luka terbuka <1cm
GradeII : luka terbuka 1 – 10 cm, tidak ada kerusakan jaringan yang serius
Grade IIIa : luka terbuka >10 cm, kerusakan jaringan serius (+), kehilangan jaringan ( - )
Grade IIIb : luka terbuka >10 cm, kerusakan jaringan serius (+), kehilangan jaringan (+)
Grade IIIc : luka terbuka > 10 cm, kerusakan jaringan serius + kerusakan arteri
Pemeriksaan Radiologi
Rule of Two : Two view, Two Joints, Two limbs, Two injuries, Two occasion

Manajemen fraktur dan dislokasi


Tatalaksana awal : REDUKSI
Tatalaksana definitive : fraktur → fiksasi, jika dislokasi → reposisi
Urutan : Recognition - Reduksi - Retensi (fiksasi) – rehabilitasi
Reduksi : mengembalikan fragmen tulang yang fraktur ke alignment yang normal
dan posisi yang adekuat.
Retensi /imobilasi
Bidai : menggunakan 3 papan diletakkan di sisi medial, lateral, dan posterior
meliputi 2 sendi (sendi proksimal dan distal)
Traksi : tujuan untuk mempertahankan aligment tulang, terutama jika terjadi
pemendekan ekstremitas.
Jenis : skin traction dan skeletal traction
- Skin traction : digunakan pada fraktur yang tidak dapat dilakukan
imobilisasi, terutama fraktur pada tungkai bawah
- Skeletal traction : digunakan pada fraktur tidak stabil, oblik, kominutif;
fraktur sendi. Terutama digunakan pada fraktur femur
Gips/Cast : menggunakan plaster of paris. Dapat menjadi terapi definitif pada anak-
anak.
Jenis : Slab cast dan circular cast
- Slab cast : Berupa lempengan untuk membantu imobilisasi,
terutama digunakan 24 – 48 jam pertama setelah
trauma
- Circular cast : Berupa gips yang dililitkan memutar di tempat trauma,
Dipasang setelah slab cast
- Fiksasi interna (ORIF) : digunakan pada fraktur yang tidak dapat direduksi tanpa
operasi, fraktur tidak stabil cenderung displace, closed fracture dan open fracture grade I
- Fiksasis eksterna (OREF) : digunakan pada open fracture grade II dan III, fracture
kominutif, fraktur dengan infeksi berat, fraktur sendi
Komplikasi fraktur
Awal : cedera saraf dan sindroma kompartemen
Cedera saraf pada fraktur
Fx collum chirurgicum → saraf yang terkena : nervus aksilaris
Fx corpus humerus → saraf yang terkena : nervus radialis
Fx supracondilar humerus → saraf yang terkena : nervus medianus, ulnaris, radialis
Fx epikondilus medial → saraf yang terkena : nervus ulnaris
Fx atau dislokasi pada genu → saraf yang terkena : nervus peroneus communis
Sindroma kompartemen : paling sering pada antebrachii dan cruris
5 P : Pain, Pallor, Parestesia, Paralisis, Pulselesness. Th/ Fasciotomy. Jika terjadi akibat
cast yang terlalu kuat longgarkan, buka atau ganti cast.
Late : mal union, non union, delayed union, avascular necrosis
Malunion : sembuh dengan deformitas
Delayed union : sembuh dalam jangka waktu lebih dari normal
Non union : fraktur yang tidak menyambung setelah 9 bulan post operasi, dan
tidak mengalami proses penyembuhan setelah 3 bulan. Terbagi 2 :
non union hipertofi dan non union atrofi
Avascular necrosis : kematian bone tissue akibat kurang aliran darah, terutama pada
fractur column femoris
Fraktur radius dan ulna
Fraktur Colles : fraktur distal radius angulasi dorsal / posterior → paling sering,
bentuk garpu
Fraktur Smith : fraktur distal radius angulasi volar / anterior, bentuk sekop kebun
Fraktur Galeazzi : fraktur distal radius + dislokasi ulna
Fraktur Monteggia : fraktur proksimal ulna + dislokasi radius
Fraktur Klavikula
Klasifikasi : 1/3 medial (69%), 1/3 distal (28%), 1/3 proksimal (3%)
Th/ Medial dan proksimal undisplaced → Arm Sling
Distal → ORIF
Dislokasi
Sendi panggul : dislokasi posterior (paling sering), dislokasi anterior
Sendi bahu : dislokasi anterior (paling sering), dislokasi posterior (electrical
light bulb)
Dislokasi anterior → ekstensi, abduksi, rotasi eksterna
Dislokasi posterior → fleksi, adduksi, rotasi interna
Osteomielitis
Infeksi pada tulang. Berdasar penyebab : spesifik dan tidak spesifik
Penyebab spesifik : mycobacterium tuberculosa
Penyebab tidak spesifik : staphylococcus aureus
Berdasarkan waktu menjadi : akut, subakut, dan kronik
- Akut (<14 hari) : demam tinggi, nyeri tekan, terbatas gerakan,
rontgen : normal, swelling jaringan
- Subakut (14 hari – beberapa bulan) : biasanya tidak demam, nyeri tekan masih positif,
Rontgen : cavitas dengan tepi skelerosis (abses brodie)
- Kronik (pada umumnya 2 bulan) : Rontgen : sekuestrum, involucrum
Cedera Lutut
Ruptur Anterior Cruciate Ligament : tes lachman, anterior drawer sign
Ruptur Posterior Cruciate Ligament : posterior drawer sign, sag sign
Ruptur Lateral Collateral Ligament : abnormal adduction test
Ruptur Medial Collateral Ligament : abnormal abduction test
Ruptur meniscus medial : nyeri pada rotasi ekternal, mcmurray test (+), apley test (+)
Ruptur meniscus lateral : nyeri pada rotasi internal, mcmurray test (+), apley test (+)
Ruptur tendon Achilles
Sudden snap pada betis, tidak mampu plantar fleksi, teraba pembengkakan dan nyeri di
tumit. Pemeriksaan : Thompson/ simmons test (positif)
Tennis Elbow : lateral epicondylitis ; Golfer Elbow : Medial Epycondilitis.
Malignansi tulang
Ewing Sarkoma : terjadi pada usia 10-20 tahun, pada diafisis, rontgen : onion skin
appearance
Osteosarkoma : paling sering, terjadi pada usia <30 tahun, pada metafisis,
rontgen : codman triangle, sunray/sunburst appearance
Multiple myeloma : pada orang tua, lab : pemeriksaan bence jones protein.
Rontgen : punched out lession
Osteochondroma : gambaran bunga kol (cauliflower lession), Benign, radioopaq.
Chondrosarcoma : radiolusen, maligna
Osteoporosis
Penurunan massa tulang, rentan fraktur patologis (vertebra, column femoris).
Pemeriksaan BMD : Dual Energy Xray Absorptiometry (DEXA)
Normal : -1 atau lebih tinggi
Osteopenia : -1 s.d. -2.5 Osteoporosis : -2.5 atau lebih rendah
Kelainan tulang belakang
- Spondilitis : Peradangan pada tulang belakang.
Dapat berupa infeksi cth : Spondilitis TB/Pott‟s Disease : gibbus (+) autoimun cth:
Ankylosing Spondilitis : Gambaran bamboo spine
- Spondilosis/Spondiloarthrosis : osteoarthritis pada tulang belakang, berhubungan
dengan HNP
- Spondilolisthesis : Pergeseran tulang belakang
- Spondiloloptosis : Spondilolisthesis grade 5
- Spondilolisis : Cedera pada pars artikularis vertebra

Osteogenesis Imperfekta : Brittle bone disease blue/grey/purple sclera, riwayat fraktur


berulang, curved spine.

Anda mungkin juga menyukai