Anda di halaman 1dari 33

Bab I

Pendahuluan

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental


dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,
serta fungsi dan prosesnya.1
Organ reproduksi merupakan alat dalam tubuh yang berfungsi untuk
suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi
kelestarian hidupnya atau reproduksi. Agar dapat menghasilkan keturunan
yang sehat dibutuhkan pula kesehatan dari organ reproduksi.1
Infeksi alat genitalia semakin disadari telah menjadi masalah
kesehatan dunia yang berdampak terhadap laki-laki dan perempuan.
Infeksi genitalia wanita terbagi berdasarkan letak infeksinya sendiri.
Infeksi pada organ genitalia terbagi menjadi infksi rendah dan infeksi
tinggi.2
Secara umum alat atau organ reproduksi wanita dibagi atas dua
bagian yaitu alat kelamin atau genitalia luar dan alat kelamin bagian
dalam. Organ genitalia luar terdiri dari vulva, mons pubis, labia mayora,
labia minora, klitoris, vestibulum, bulbus vestibuli, introitus vagina dan
perineum. Sedangakan organ genitalia bagian dalam vagina atau liang
kemaluan, uterus, tuba fallopi dan uterus.evaluasi terhadap fungsi alat
reproduksi wanita lebih rumit dibandingkan dengan laki-laki.1
1

BAB II
PEMBAHASAN

1. Infeksi Organ Genitalia Wanita


Pada organ genitalia wanita yang mengalami infeksi, agen infeksi
atau mikroorganisme masuk dan berkembang ke dalam organ
genitalia wanita, baik ekterna ataupun interna. Untuk mencegah
terjadinya infeksi dari luar dan menjaga agar infeksi tidak meluas,
masing

masing

alat

tractus

genialia

memiliki

mekanisme

pertahanan.1,3
1.1 Klasifikasi
Berdasarkan letaknya, infeksi genital dibagi menjadi:
a. Infeksi organ genitalia eksterna
Organ genitalia eksterna pada wanita terdiri dari vulva, mons pubis,
labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum, introitus vagina,
himen, orifisium uretra eksterna, perineum.
b. Infeksi organ genitalia interna
Organ genitalia interna pada wanita terdiri dari vagina, uterus, tuba
fallopi,

dan

ovarium.

Infeksi

pada

genitalia

interna

sangat

berpengaruh pada kesehatan karena dapat menimbulkan infertilitas,


perlekatan-perlekatan, bahkan kematian.
Berdasarkan penyebabnya, infeksi genital dibagi menjadi:
a. Infeksi endogen oleh flora normal komensal yang berlebihan
termasuk didalamnya kandidiasis dan vaginosis bakterialis.
b. Penyakit menular seksual yaitu infeksi genital yang ditularkan
melalui hubungan seks dengan pasangan yang telah terinfeksi
termasuk diantaranya trikomoniasis ,gonore, chlamidia , condiloma
akuminata , herpes genital dan lain-lain.
3

c. Infeksi iatrogenik yaitu disebabkan melalui prosedur medis yang


kurang atau tidak steril.
1.2 Mekanisme Pertahanan Tubuh
Pada umumnya vulva lebih resisten terhadap infeksi , kecuali jika
kemasukan kuman-kuman yang benar-benar patogen. Penutupan
vulva oleh labia mayora dan labia minora sedikit banyak telah
memberikan perlindungan terhadap infeksi.1,3
Pada vagina, terdapat epitel yang cukup tebal dan glikogen serta
basil Doderlein yang memungkinkan pembuatan asidum laktum
sehingga terdapat reaksi asam dalam vagina, memperkuat daya tahan
vagina.
Pada serviks uteri kelenjar-kelenjar mengeluarkan lendir yang
alkalis serta mengental dibagian bawah kanalis servikalis sehingga
menyulitkan kuman untuk masuk ke atas.3
Pada tuba fallopii terdapat getaran rambut pada mukosa yang
menyebabkan jalanya arus kearah uterus , dan ini disokong oleh
gerakan peristaltik tuba yang merupakan halangan pada infeksi untuk
terus meluas ke rongga peritoneum.
2. Infeksi Organ Genitalia Eksterna
2.1 Vulva
A. Bartolinitis

Definisi
Bartholinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis
juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat

kelamin luar

wanita. Radang yang terjadi berulang - ulang dan menahun akan


membentuk kista Bartholini.

2,3,4

Etiologi
Infeksi ini sering timbul pada gonorea, akan tetapi dapat pula
disebabkan oleh streptokokus, atau basil koli.
Tanda dan Gejala
Pada

vulva

terjadi

perubahan

warna,

kulit,membengkak,

timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.


Kelenjar bartolin membengkak, terasa nyeri

sekali

bila

penderita berjalan atau duduk, juga dapat disertai demam


Keputihan banyak dan gatal, rasa sakit saat berhubungan
dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada
benjolan di sekitar alat kelamin.
Terdapat abses pada daerah kelamin

Diagnosa
Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan
bercampur dengan darah. Juga dilakukan pemeriksaan laboratorium
dengan memeriksa hapusan urethra dan vulva dengan metode blue
5

atau gram, positif bila dijumpai banyak sel nanah dan diplokokkus
intra maupun ekstraseluler.
Komplikasi Dalam Kehamilan
kemandulan anak satu (one child sterility) karena
pada saat persalinan lendir kental dalam cervix lenyap dan
ostium terbuka hingga akhirnya Gonokokkus ada kesempatan
untuk

mejalar

ke

atas

berturut-turut

menyebabkan

endometritis dan salpingitis.


konjungtivitis gonorea neonatorum (blenorea neonati).
Terapi
Pembedahan

merupakan

tindakan

yang

sering

dilakukan.

Tindakan ini terdiri atas ekstirpasi, akan tetapi tindakan ini dapat
menyebabkan perdarahan. Akhir-akhir ini dianjurkan marsupialisasi
(pengeluaran nanah). Pada tindakan ini setelah diadakan sayatan
dan isi kista dikeluarkan, dinding kista yang terbuka dijahit pada
kulit vulva yang terbuka pada sayatan.
Akan tetapi apabila kista bartholini tidak terlalu besar dantidak
menimbulkan

gangguan,

tindakan

pembedahan

tidak

perlu

dilakukan.2,3,4

B. Infeksi Virus Herpes Simplex


Definisi
Herpes genital adalah infeksi yang disebabkan oleh herpesvirus,
yang dinamakan Herpes Simpleks. Herpes genitalis biasanya
6

didapat dari hubungan seksual, yaitu kontak dengan penderita yang


terinfeksi. Kadang-kadang seseorang tidak mengetahui bahwa ia
terinfeksi herpes virus, karena biasanya penderita tidak merasakan
atau mengalami gejala apa-apa.
Gejala yang ditimbulkan mempunyai episode :
Gejala biasanya dimulai antara 2-12 hari setelah kontak (biasanya
4 hari).
Dapat terjadi rekurensi. Biasanya rekurensi lebih sering terjadi
pada tipe 2 dibandingkan tipe 1.
Beberapa penderita dapat mengalami rekurensi, akan tetapi
beberapa orang lainnya dapat terjadi terus-menerus. Akibat yang
ditimbulkan dari serangan dapat berbeda-beda pada tiap individu
Kadang-kadang seseorang bisa merasakannya sebagai gejala yang
berat, tetapi sebagian lain hanya merasakan sebagai keluhan ringan
saja,

karena

pada

tingkatringan

tidak

menimbulkan

gejala

(silent).2,3,5
Diagnosis
Diagnosis herpes genitalis berdasarkan klinis terdapat gejala khas
berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritema, dan riwayat
gejala serupa berulang. pemeriksaan laboratorium paling sederhana
uji tzank, akan tetapi sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan ini
umumnya rendah. deteksi virus herpes simpleks dengan kultur
masih merupakan pemeriksaan baku emas untuk pemeriksaan virus
herpes simpleks.2,3,5

Terapi
pada infeksi primer sebaiknya penderita diberikan asiklovir
peroral 5 x 200 mg/ hari/ selama 7 hari. sedangkan pada infeksi
rekurens, penderita diberikan asiklovir peroral 5 x 200 mg/ hari/
selama 5 hari.

C. Kondiloma akuminata
Definisi
Kondiloma akuminata berasal dari infeksi yang disebabkan oleh
human papiloma virus.

Kondiloma akuminata berbentuk seperti

kembang kubis (cauliflower) dengan di tengahnya jaringan ikat dan


ditutup terutama dibagian atas oleh epitel dengan hiperkeratosis.
Kondiloma akuminatum dapat berbentuk kecil maupun besar,
tunggal atau berkelompok. Lokasinya pada bagian vulva, perineum,
daerah perianal, vagina dan serviks uteri. Kondiloma akuminatum
lebih sering ditemukan pada kehamilan karena lebih banyak
vaskularisasi dan cairan pada jaringan.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menggunakan kolposkopi, untuk
mengidentifikasi lesi - lesi servix atau vagina. pada pemeriksaan pap
smear

ditemukan

perubahan

akibat

hpv

pada

pemeriksaan

mikroskopik.
Terapi

Kondiloma akuminatum yang kecil dapat disembuhkan dengan


larutan 10% podofilin dalam gliserin atau dalam alkohol. Pada waktu
pengobatan daerah sekitar harus ditutupi dengan vaselin, dan
setelah beberapa jam tempat pengobatan harus dicuci dengan air
dan sabun. Pada kondiloma yang luas, terapinya terdiri atas
pengangkatan

dengan

pembedahan

atau

kauterisasi.

Untuk

mencegah timbulnya residitif, harus dijaga kebersihan daerah bekas


kondiloma akuminatum dan leukorea harus diobati.

2,5

D. Moluskum Kontagiosum
Infeksi yang disebabkan oleh poxvirus yang ditularkan melalui kontak
seksual.
Anamnesa
Keluhan terdapat papula berkubah dengan lekukan di pusatnya. pada
suatu saat timbul 20 lesi.
Diagnosis
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan material putih seperti lilin
yang keluar dari nodul. pada pengecatan wright /

giemsa terdapat

benda-benda moluskum intrasitoplasmik.


Terapi

Pengeluaran material putih, eksisi nodul dengan kuret dermal dan


mengobati dasarnya dengan ferik sub sulfat atau asam trikloasetat.
bisa juga menggunakan krioterapi dengan nitrogen cair.
2.2 Vagina
A. Vaginosis bakteri (Vaginitis Non Spesifik)
Infeksi ini disebabkan oleh Gardnerella vaginalis, Mobiluncus
species Mycoplasma hominis dan Peptostreptococcus species. infeksi
ini disebabkan oleh penurunan konsentrasi laktobasili.
Faktor risiko bakterial vaginosis adalah pemakaian IUD. Dan
vaginosis bakteri merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya
ketuban pecah dini, kelahiran prematur, dan PID (radang panggul).

2,3

Diagnosa
pada usapan basah terdapat sel clue, sel epitel vagina dengan
kerumunan bakteri menempel pada membran sel
pH cairan vagina lebih dari 4,5
uji whift positif, bau anyir/ amis

Terapi
Metronidazol 500 mg, oral, dua kali sehari selama 7 hari
Metronidazol gel 0,75%, intravaginal, sekali sehari selama 5 hari
Clindamicyn cream 2%, intravaginal, sebelum tidur selama 7 hari
Pengobatan pada ibu hamil
Metronidazol 500mg, oral, dua kali sehari selama 7 hari
Metronidazol 250mg, oral, tiga kali sehari selama 7 hari
Clindamicyn 300mg, oral, dua kali sehari selama 7 hari.2,3

10

B. Trichomoniasis
Trichomoniasis adalah infeksi yang disebabkan oleh protozoa
trichomonas vaginalis. Faktor risiko untuk trikomoniasis adalah
penggunaan IUD, merokok dan pasangan seksual lebih dari satu.
Trikomoniasis mungkin berhubungan dengan ketuban pecah dini dan
kelahiran prematur.2,3
Anamnesa

Keluhan utama biasanya cairan vagina berwarna abu-abu, putih,


kuning kehijauan berbuih, tipis, berbau,tidak enak, dan banyak. Sakit
pada saat berhubungan sex (dyspareunia) juga sering dikeluhkan.
Diagnosa :
Pada pemeriksaan in speculo terasa sakit, fluor albus cair dengan
jumlah banyak dan berwarna kuning atau putih kehijauan, khas :
didapat bintik-bintik merah (punctatae red spots atau strawbery
cervix) di dinding vagina.
Laboratorium : Fluor albus : dengan mikroskup cahaya Trichomonas
vaginalis (+).
cairan vagina mempunyai pH 5,0 sampai 7,0
C. Kandidiasis Vulvovaginal
Faktor risiko kandidiasis vulvovaginal meningkat pada perempuan
yang menggunakan kontrasepsi oral, diaphragma dan spermicide,
atau IUD, melakukan hubungan seksual pertama kali ketika umur
masih muda, melakukan hubungan seks lebih dari empat kali per

11

bulan dan oral seks, perempuan dengan diabetes yang sedang


hamil atau minum antibiotik.
Anamnesa
Keluhan utama biasanya adalah keputihan dan gatal di vagina.
Mungkin juga dikeluhkan adanya rasa sakit waktu melakukan
aktivitas sexual.
Diagnosa
Vulva : tampak merah, udem, adanya plak putih, mungkin didapat
juga fisura atau erosi (Vulvovaginitis). Pada In speculo , terasa sakit,
Discharge kental, sedikit, putih seperti keju dan biasanya menutup
portio. Pada pemeriksaan laboratorium , Sel ragi (yeast cells) atau
tunas (budding body) dan pseudohypha atau spora.
Komplikasi pada kehamilan
Chorioamnionitis pada saat hamil dan syndrome vestibulitis vulva
Terapi
1. Butoconazol
- Cream 2%, intavaginal selama 3 hari
2. Clotrimazol
- Vaginal tablet, 100mg, selama 7 hari
- Vaginal tablet, 100mg, 2 tablet selama 3 hari
3. Metronidazol
12

- Crem 2%, intravaginal, selama 7 hari


- Vaginal suppository,100mg, 1suppositori selama 7 hari
- Vaginal suppository,200mg, 1suppositori selama 3 hari
- Vaginal suppository,1200mg, 1suppositori selama 1 hari
4. Nystatin
- Vaginal tablet, 100.000mg, 1 tablet selama 14 hari
5. Terconazol
- Vaginal suppository,80mg, 1suppositori selama 3 hari.2,3,5

3. Infeksi Organ Genitalia Interna


3.1 Serviks Uteri
Definisi
Cervicitis adalah radang dari selaput lendir canalis cervicalis.
Karena epitel selaput lendir canalis cervicalis hanya terdiri dari satu
lapisan epitel sel silindris maka lebih mudah terkena infeksi
dibanding dengan selaput lendir vagina.2,3
Etiologi
Gonorrhoe , chlamidya
Tindakan intrauterin
Alat kontrasepsi
Robekan cervix.
Tanda dan gejala
Fluor hebat, biasanya purulen dan berbau, putih kekuningan.

13

Sering menimbulkan erosio pada portio, yang nampak sebagai


daerah yang merah menyala.
Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna
putih atau puralen yang berbau dan tidak gatal, perdarahan
pascakoitus, perdarahan spontan, dan bau busuk yang khas.
Cervicitis akut sering terjadi dan dicirikan dengan eritema,
pembengkakan, sebukan neutrofil, dan ulserasi epitel fokal.
Endocerviks lebih sering terserang dibandingkan ektocerviks.
Pada pemeriksaan inspeculo terlihat fluor albus yang keluar dari
canalis cervicalis.
Bintik putih pada cervix (ovula nabothii) karena retensi kelenjar
kelenjar cervix.
Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler,
terraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada
porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan
pemeriksaan histologi dan jaringan yang diperoleh dari biopsi.
Komplikasi
inferilitas yang disebabkan oleh secret vaginal yang terdapat pada
pada ostium eksternal dan canalis endoserviks, yang menyebabkan
stenosa fibrosa pada canalis endoserviks, yang menyebabkan kista
retensi (nabothian).
Terapi
Infeksi klamidia
azitromisin 1 gr per oral
doksisiklin 100 mg per oral 2x sehari selama 7 hari
Infeksi gonorea
seftriakson 125 mg i.m
sefiksim 400 mg peroral
siprofloksasin 500 mg peroral
oflofloksasin 400 mg peroral
levofloksasin 250 peroral
14

Terapi yang dapat diberikan adalah antibiotika terutama kalau


ditemukan gonococcus dalam sekret.Jika servisitis tidak spesifik
dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10% dan irigasi.
Servisitis yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan
konisasi. Erosio dapat disembuhkan dengan obat keras seperti
AgNO3 10% atau albothyl yang menyebabkan nekrose epitel
silindris dengan harapan kemudian diganti dengan epitel gepeng
berlapis banyak.2,3

3.2 Korpus Uteri


Endometritis
Definisi
Endometritis adalah keradangan pada dinding uterus yang
umumnya disebabkan oleh partus. Dengan kata lain endometritis
didefinisikan sebagai inflamasi dari endometrium. Derajat efeknya
terhadap fertilitas bervariasi dalam hal keparahan radang, waktu
yang diperlukan untuk penyembuhan lesi endometrium, dan tingkat
perubahan

permanen

yang

merusak

fungsi

dari

glandula

endometrium dan/atau merubah lingkungan uterus dan/atau oviduk.


Organisme nonspesifik primer yang dikaitkan dengan patologi
endometrial adalah Corynebacterium pyogenes dan gram negatif
anaerob.
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam
dari rahim). Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada

15

serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam


rahim.2,3,4,5,6
Etiologi
Luka bekas insersio plasenta, Jaringan desidua bersama-sama
dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah
berbau dan terdiri atas keeping-keping nekrotis serta cairan.
a. Persalinan, dimana bekas implantasi plasenta masih terbuka,
terutama pada persalinan terlantar dan persalinan dengan
tindakan.
b. Pada saat terjadi keguguran.
c. Saat pemasangan alat rahim (IUD) yang kurang legeartis.
Diduga uterus dan isinya steril selama kehamilan normal dan
lebih dulu melahirkan. Kemudian waktu kelahiran atau setelah itu
lumen uterus terkontaminasi mikroorganisme dari lingkungan,
mikroorganisme, kulit dan feses melalui relaksasi peritoneum,
vulva dan dilatasi cervik.
Faktor Predisposisi
A. pyogenes, F. necrophorum, dan Prevotella melaninogenicus,
menyebabkan

lebih

beratnya

kasus

endometritis.

Gangguan

mekanisme pertahanan uterus seperti involusi uterus atau fungsi


neutrofil

akan

menunda

fungsi

eliminasi

kontaminasi

bakteri.

Distosia, kelahiran kembar atau kematian janin dan inseminasi


buatan meningkatkan kesempatan untuk kontaminasi pada traktus
genital.

Retensi

membrane

fetus

adalah

faktor

predisposisi

endometritis dan berhubungan dengan peningkatan endometritis


berat.2,3,4,5,6
Gambaran Klinik Endometritis

16

Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya


tahan penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang
lochia tertahan, sisa-sisa palsenta dan selaput ketuban. Keadaan ini
dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu yang
segera hilang setelah rintangan diatasi. Uterus pada endometriosis
agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan lembek.

Pada

endometritis yang tidak meluas, penderita pada hari-hari pertama


merasa kurang sehat dan perut nyeri.

Mulai hari ke-3 suhu

meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari


suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu
keadaan sudah normal kembali. Lokia pada endometritis, biasanya
bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal yang terakhir ini tidak
boleh menimbulkan anggapan bahwa infeksinya berat.

Malahan

infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak
berbau.2,3,4,5,6
Endometritis dapat terjadi penyebaran:
a.
Miometritis (infeksi otot rahim)
b.
Parametritis (infeksi sekitar rahim)
c.
Salpingitis (infeksi saluran telur)
d.
Ooforitis (infeksi indung telur)
e.
Dapat terjadi sepsis (infeksi menyebar)
f.
Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba
atau indung telur.
Klasifikasi
1.
Endometritis Akut
Terutama terjadi pada post partum atau post abortum. Pada
endometritis postpartum, regenerasi endometrium selesai pada hari
ke-9, sehingga endometritis postpartum pada umumnya terjadi
sebelum hari ke-9.

Endometritis post abortum terutama terjadi


17

pada abortus provocatus.

Endometritis juga dapat terjadi pada

masa senil.2,3,4
Pada endometritis akut endometrium mengalami edema dan
hiperemi, dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi,
edema, dan infiltrasi leukosit berinti polimoni yang banyak, serta
perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab yang paling penting ialah
infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.
Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akuta, dan radang
menjalar ke atas dan menyebabkan endometritis akuta. Infeksi
gonorea akan dibahas secara khusus, dan oleb sebab itu tidak
dibicarakan lebib lanjut di sini.

Infeksi post abortum dan post

partum sering terdapat oleh karena luka-luka pada serviks uteri,


luka pada dinding uterus bekas tempat plasenta, yang merupakan
porte dentree bagi kuman-kuman patogen. Selain in, alat-alat yang
digunakan pada abortus dan partus dan tidak sucihama dapat
membawa kuman-kuman ke dalam uterus.
Pada abortus septic dan sepsis puerperalis infeksi lebih cepat
meluas ke miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah dan
limfe dapat menjalar ke parametrium, tuba dan ovarium serta ke
peritoneum di sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akuta dalam
hal

ini

diselubungi

keseluruhannya.

oleh

gejala-gejala

penyakit

dalam

Penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras,

keluar leukorea yang bernanah, dan uterus serta daerah di


sekitarnya nyeri pada perabaan.2,3,4,5,6
Sebab lain endometritis akuta ialah tindakan yang dilakukan
dalam

uterus

di

luar

partus

atau

abortus,

seperti

kerokan,
18

memasukkan radium ke dalam uterus, memasukkan IUD (intrauterine device) ke dalam uterus, dan sebagainya. Tergantung dari
virulensi

kuman

yang

dimasukkan

dalam

uterus,

apakah

endometritis akuta tetap terbatas pada endometrium, atau menjalar


ke jaringan di sekitarnya. Endometritis akuta yang disebabkan oleh
kuman-kuman yang tidak seberapa pathogen umumnya dapat
diatasi atas kekuatan jaringan sendiri, dibantu dengan pelepasan
lapisan fungsional dari endometrium pada waktu haid.

Dalam

pengobatan endometritis akuta yang paling penting ialah berusaha


mencegah agar infeksi tidak menjalar.
Gejala-gejala:
a. Demam
b. Lochia berbau, pada endometritis postabortum kadang-kadang
keluar fluor yang purulent.
c. Lochia lama berdarah, malahan terjadi metrorrhagi.
d. Jika radang tidak menjalar ke parametrium atau perimetrium
tidak ada nyeri.
e. Nyeri pada palpasi abdomen (uterus) dan sekitarnya.2,3,4,5,6
2.

Endometritis Kronik
Kasusnya jarang ditemui oleh karena infeksi yang tidak dalam

masuknya pada miometrium, tidak dapat mempertahankan diri,


karena pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada waktu
haid.

Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel-sel

plasma dan limfosit. Penemuan limfosit saja tidak besar artinya


karena sel itu juga ditemukan dalam keadaan normal dalam
endometrium.2,3,4
Gejala-gejala klinis endometritis kronika ialah, leukorea dan
menoragia. Pengobatannya tergantung dari penyebabnya.
Endometritis knonik ditemukan:
a.
pada tuberkulosis;
19

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus;


jika terdapat korpus alienum di kavum uteri;
pada polip uterus dengan infeksi;
pada tumor ganas uterus;
pada salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvik.
Fluor albus yang keluar dari ostium
Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi
Endometritis kronik yang lain umumnya akibat infeksi yang

terus-menerus karena adanya benda asing atau polip/tumor dengan


infeksi di dalam kavum uteri. Dahulu diagnosis endometritis kronik
lebih

sering

fundamental
endometrium

dibuat
dari

daripada

Hitshcmann

selama

siklus

sekarang.
dan

haid,

Adler

Sejak

penelitian

tentang

histology

diketahui

bahwa

banyak

perubahan yang ditemukan dalam endometrium dan yang dahulu


dianggap patologik adalah gambaran normal dari endometrium
dalam berbagai fase siklus haid.
Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah
kasus-kasus tuberculosis genital.

Pada pemeriksaan mikrskopik

ditemukan tuberkel di tengah-tengah endometrium yang beradang


menahun.
Endometritis tuberkulosa umumnya timbul sekunder pada
penderita dengan salpingitis tuberkulosa. Pada penderita dengan
tuberculosis pelvic yang asimptomatik, endometritis tuberkulosa
ditemukan bila pada seorang wanita dengan infertilitas dilakukan
biopsy endometrial dan ditemukan tuberkel dalam sediaan. Terapi
yang kausal terhadap tuberculosis biasanya dapat menyebabkan
timbulnya haid lagi.

20

Pada abortus inkompletus dengan sisa-sisa tertinggal dalam


uterus terdapat desidua dan villi korialis di tengah-tengah radang
menahun endometrium.
Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam
uterus, terdapat peradangan dan organisasi dari jaringan plasenta
tersebut disertai gumpalan darah, dan terbentuklah apa yang
dinamakan polip plasenta.2,3,4,5,6
Diagnosa Endometritis
Secara klinis karakteristik
pengeluaran

mucopurulen

pada

endometritis
vagina,

dengan

adanya

dihubungkan

dengan

ditundanya involusi uterus. Diagnosa endometritis tidak didasarkan


pada pemeriksaan histologis dari biopsy endometrial. Tetapi pada
kondisi lapangan pemeriksaan vagina dan palpasi traktus genital
per rectum adalah teknik yang sangat bermanfaat untuk diagnosa
endometritis. Pemeriksaan visual atau manual pada vagina untuk
abnormalitas pengeluaran uterus adalah penting untuk diagnosa
endometritis, meski isi vagina tidak selalu mencerminkan isi dari
uterus. Flek dari pus pada vagina dapat berasal dari uterus, cervik
atau vagina dan mukus tipis berawan sering dianggap normal.
Sejumlah sistem penilaian telah digunakan untuk menilai tingkat
involusi uterus dan cervik, pengeluaran dari vagina alami. Sistem
utama yang digunakan adalah kombinasi dari diameter uterus dan
cervik, penilaian isi dari vagina. 2,3,4
Sangat penting untuk dilakukan diagnosa dan memberi
perlakuan pada kasus endometritis di awal periode post partum.
Setiap ibu harus mengalami pemeriksaan postpartum dengan

21

segera pada saat laktasi sebagai bagian dari program kesehatan


yang rutin. Kejadian endometritis dapat didiagnosa dengan adanya
purulen dari vagina yang diketahui lewat palpasi rektal. Diagnosa
lebih lanjut seperti pemeriksaan vaginal dan biopsi mungkin
diperlukan.

Yang

harus

diperhatikan

pada

saat

palpasi

dan

pemeriksaan vaginal meliputi ukuran uterus, ketebalan dinding


uterus

dan

keberadaan

cairan

beserta

warna,

bau

dan

konsistensinya.
Cara sederhana juga adalah dengan melakukan pemeriksaan
manual pada vagina dan mengambil mukus untuk di inspeksi.
Keuntungan teknik ini adalah murah, cepat, menyediakan informasi
sensory tambahan seperti deteksi laserasi vagina dan deteksi bau
dari mukus pada vagina. Satu prosedur adalah pembersihan vulva
menggunakan paper towel kering dan bersih, sarung tangan
berlubrican melalui vulva ke dalam vagina. Pinggir, atas dan bawah
dinding vagina dan os cervik eksterna dipalpasi dan isi mukus
vagina diambil untuk diperiksa. Tangan biasanya tetap di vagina
untuk sekurangnya 30 detik. Pemeriksaan vagina manual telah sah
dan tidak menyebabkan kontaminasi bakteri uterus, menimbulkan
phase respon protein akut atau menunda involusi uterus. Alat baru
untuk pemeriksaan mukus vagina terdiri dari batang stainless steel
dengan hemisphere karet yang digunakan untuk mengeluarkan isi
vagina.2,3,4,5,6
Penatalaksanaan Endometritis
1.

Endometritis Akut

22

Terapi:
a. Pemberian uterotonika
b. Istirahat, posisi/letak Fowler
c. Pemberian antibiotika
d. Endometritis senilis, perlu dikuret untuk mengesampingkan
diagnosa corpus carcinoma. Dapat diberi estrogen.2,3,4
2.

Endometritis Kronik
Terapi:
Perlu dilakukan kuretase untuk diferensial diagnosa dengan
carcinoma corpus uteri, polyp atau myoma submucosa. Kadangkadang dengan kuretase ditemukan emndometritis tuberkulosa.
Kuretase juga bersifat terapeutik.2,3,4

Myometritis / Metritis
Definisi
Miometritis / Metritis adalah radang miometrium. Metritis
adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu
penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri
tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan
terapinya seperti endometritis.
Klasifikasi
a. Metritis akut
Metritis Akut biasanya terdapat pada abortus septic atau
infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi
merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita
dengan

endometrium

menimbulkan

metritis

yang

meradang

akut.

Pada

(endometritis)

penyakit

ini

dapat

miometrium

menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-

23

sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat
trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
b. Metritis Kronik
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat
atas dasar menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasa,
sakit pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada
seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan
ikat akibat kelamin. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat
dapat menjadi :2,3,4
1)
Abses pelvik
2)
Peritonitis
3)
Syok septic
4)
Dispareunia
5)
Trombosis vena yang dalam
6)
Emboli pulmonal
7)
Infeksi pelvik yang menahun
8)
Penyumbatan tuba dan infertilitas
Faktor Predisposisi
a. Infeksi abortus dan partus
b. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim
c. Infeksi post curettage
Gejala gejala
a. Demam
b. Keluar lochea berbau / purulent, keputihan yang berbau
c. Sakit pinggang
d. Nyeri abdomen
e. Nyeri saat berhubungan seksual
f. Nyeri di daerah pelvic
g. Nyeri di punggung kaki (betis)
h. Gangguan kesuburan
i.
Gangguan buang air besar (sembelit atau kembung)
Komplikasi
Dapat terjadi penyebaran ke jaringan sekitarnya seperti:
a. Parametritis (infeksi sekitar rahim)
b. Salpingitis (infeksi saluran otot)
c. Ooforitis (infeksi indung telur)
d. Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau
indung telur.
24

Penatalaksanaan
Terapi miometritis :
Antibiotika spektrum luas
Ampisilin 2 g iv / 6 jam
Gentamisin 5 mg kgbb
Metronidasol 500 mg iv / 8 jam
Berikan secara kombinasi
Profilaksi antitetanusTransfusi jika diperlukan.2,3,4
Parametritis (Cellulit Pelvica)
Definisi
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam lig.latum.
Radang inibiasanya unilatelar. Parametritis adalah infeksi jaringan
pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan:
Secara rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3
cara yaitu:
Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau
dari endometritis
Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke
dasar ligamentum
Penyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini
dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau
menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke
atas , dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas
ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.

2,3,4

Radang paling banyak berlokasi di parametrium bagian lateral


akan tetapi bisa juga ke depan dan ke belakang, radang bisa juga
menjahi abses. Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus,
maka abses akan mencari jalan keluar yaitu di atas ligamentum
pouparty, ke daerah ginjal, melalui foramina obturatorium ke paha

25

bagian dalam, dan sebagianya. Parametritis dapat juga menahun


dan di tempat radang terjadi fibrosis.
Kalau
terjadi
infeksi
parametrium,

maka

timbulah

pembengkakan yang mula-mula lunak tetapi kemudian menjadi


keras sekali. Infiltrasi ini dapat terjadi hanya pada dasar lig. Latum
tetapi dapat juga bersifat luas misalnya dapat menempati seluruh
parametrium sampai ke dinding panggul dan dinding perut depan di
atas lig. Inguinale.
Kalau filtrat

menjalar

ke

pembengkakan

belakang

cervix.

di

belakang

dapat

Eksudat

ini

menimbulkan
lambat

laun

direasorpsi atau menjadi abses. Abses dapat memecah di daerah


lipat paha di atas lig. Inguinale atau ke dalam cavum douglas.
Parametr
gitis biasanya unilateral dan karena biasanya sebagai akibat luka
cervix, lebih sering terdapat pada primipara daripada multipara.

2,3,4

Etiologi
Parametritis dapat terjadi:
1)
Dari endometritis dengan 3 cara :
Per continuitatum : endometritis metritis parametitis.
Lymphogen.
Haematogen : phlebitis periphlebitis parametritis
2)
Dari robekan serviks
3)
Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD)
Patofisiologi
Endometritis Infeksi meluas Lewat jalan limfe atau tromboflebitis
Infeksi menyebar ke miometrium Miometritis Infeksi meluas
lewat jalan limfe/tromboflebitis Parametritis
Tanda dan gejala
1. Suhu tinggi dengan demam tinggi
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi
dalam nifas. Bilasuhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai
26

rasa nyeri di kiri atau kanan ada nyeri sebelah atau kedua belah
di perut bagian bawah, sering memancar pada kaki.2,3,4
Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejalagejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam
dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan
tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat
meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang
meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mulamula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan
menggigil.
2. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
3. Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti
muntah.2,3,4

Diagnosis
Dalam minggu pertama biasanya gejala-gejala setempat
belum menunjukkan dengan nyata adanya perluasan infeksi ; yang
lebih penting ialah gejala umum. Seorang penderita dengan infeksi
yang meluas diluar porte dentre tampaknya sakit, suhu meningkat
dengan kadang-kadang disertai menggigil, nadi cepat, keluhannya
juga lebih banyak.2,3,4,5,6
Prognosis
Yang paling dapat dipercayai untuk membuat prognosa ialah
nadi ; jika nadi tetap di bawah 100 maka prognosa baik, sebaliknya

27

kalau nadi di atas 130, apalagi kalau tidak ikut turun dengan
turunnya suhu prognosanya kurang baik.
Demam yang continou adalah lebih buruk prognosanya dari
demam

yang

insomnia

dan

remittens.
icterus,

Demam

merupakan

menggigil

berulang-ulang,

tanda-tanda

yang

kurang

baik.Kadar Hb yang rendah dan jumlah leucocyt yang rendah atau


sangat tinggi memburukkan prognosa.2,3,4,5,6
Juga kuman penyebab yang ditentukan dengan pembiakan
menentukan prognosa. Menurut derajatnya septicemia merupakan
infeksi yang paling berat dengan mortalitas tinggi, dan yang segera
diikuti oleh peritonitis umum. Pada Pelvioperitonitis dan Sellulitis
pelvis bahaya kematian dapat diatasi dengan pengobatan yang
sesuai. Abses memerlukan tindakan untuk mengeluarkan nanahnya.
Penatalaksanaan dan pencegahan
Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi
nifas, harus diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga
merupakan

factor

penting,

karenanya

diet

yang

baik

harusdiperhatikan. Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena


dapat

mengakibatkan

pecahnya

ketuban

dan

terjadinya

infeksi.2,3,4,5,6
Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak
mungkin

kuman-kuman

dalam

jalan

lahir,

menjaga

supaya

persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan


trauma sedikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan
banyak. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup

28

hidung dan mulut dengan masker, alat-alat, kain-kain yang dipakai


dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh
dilakukan jika perlu, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat
mungkin

dan

transfusi

darah

harus

diberikan

menurut

keperluan.2,3,4,5,6
Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada
jalan lahir. Pada hari pertama postpartum harus dijaga agar lukaluka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Tiap penderita
dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan
wanita-wanita dalam nifas sehat.2,3,4,5,6
Pengobatan
Antibiotika memegang

peranan

yang

sangat

penting

dalam

pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini


memerlukan
menunggu

waktu,
hasilnya.

maka
Terapi

pengobatan
pada

perlu

parametritis

dimulai
yaitu

tanpa
dengan

memberika antibiotika berspektrum luas. Dalam hal ini dapat


diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan
spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain.
Disamping pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk
mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan
baik sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang
diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan
keadaan penderita, dan bila perlu transfusi darah dilakukan.
Jika keadaan sudah tenang dapat diberi terapi diatermi dalam
beberapa seri dan penderita dinasehatkan agar jangan melakukan
pekerjaan yang berat- berat. Dengan terapi ini biar pun sisa- sisa

29

peradangan masih ada, keluahan- keluhan penderita sering kali


hilang

atau

sangat

berkurang.

Pada

sellulitis

pelvika

dan

pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan seksama apakah terjadi


abses atau tidak. Jika terjadi abses, abses harus dibuka dengan
menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga peritoneum
dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai. Jika
ditemukan abses, di tempat itu perlu diadakan pembukaan tumor
dan drainase karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan
ke jaringan tubuh yang lain. Kalau ada fluktasi perlu dilakukan insici.
Tempat insici ialah di atas lipat paha atau pada cavum douglas.
2,3,4,5,6

Penanganan
Beri antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan
metronidazol.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg
1M

setiap

jam.

Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di
bawa ke rumah sakit daerah.2,3,4,5,6

3.3 Adneksa
Adneksitis
Definisi

30

Adneksitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim.


Adnexa adalah jaringan yang berada di sekitar rahim, termasuk
tuba fallopi dan ovarium. Istilah lain dari adnexitis antara lain: pelvic
inflammatory

disease,

salpingitis,

parametritis,

salpingo-

oophoritis.2,3,4
Etiologi
Radang atau infeksi ini biasanya akibat infeksi yang menjalar ke
atas dari uterus, tetapi juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal
lewat jalan darah, atau menjalar dari jaringan-jaringan di sekitarnya.
Diantara

sebab

yang

paling

banyak

adalah

infeksi

gonorrhea(kencing nanah) dan Chlamidia, serta infeksi setelah


aborsi dan masa nifas. Selain itu juga sebagai akibat dari beberapa
tindakan,

seperti

kerokan,

laparotomi,

pemasangan

IUD

dan

perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti


appendiks.
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana
bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba
falopii.
90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan
terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia, gonore,
mikoplasma, stafilokokus, streptokokus).
Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama,
setelah menopause maupun selama kehamilan.
Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi
bakteri

juga

bisa

masuk

kebidanan/kandungan

ke

(misalnya

dalam

tubuh

pemasangan

setelah
IUD,

prosedur

persalinan,

keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).


Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah:
31

Aktinomikosis (infeksi bakteri)


Skistosomiasis (infeksi parasit)
Tuberkulosis.
Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus.

2,3,4

Faktor resiko terjadinya PID :


Aktivitas seksual pada masa remaja
Berganti-ganti pasangan seksual
Pernah menderita PID
Pernah menderita penyakit menular seksual
Pemakaian alat kontrasepsi yang bukan penghalang.2,3,4
Gejala:
- Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak berhubungan
-

dengan haid (bukan pre menstrual syndrome)


Menorrhagia
Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina
Nyeri saat berhubungan intim
Demam
Nyeri punggung
Keluhan saat buang air kecil

Penatalaksanaan
Penyakit ini dapat

diterapi

dengan

pemberian

antibiotika.

Tergantung dari derajat penyakitnya, biasanya diberikan suntikan


antibiotik kemudian diikuti dengan pemberian obat oral selama 1014 hari. Beberapa kasus memerlukan operasi untuk menghilangkan
organ sumber infeksi, ini dilakukan jika terapi secara konvensional
(pemberian antibiotik) tidak berhasil. Jika terinfeksi penyakit ini
melalui hubungan seksual, maka pasangannya juga harus mendapat
terapi pengobatan, sehingga tidak terinfeksi terus menerus.
Pembedahan perlu dilakuan jika :
Jika terjadi ruptur atau abses ovarium
Jika terjadi gejala-gejala ileus karena perlekatan
Jika terjadi kesukaran untuk membedakan antara apendiksitis dan
adneksitis Akut.2,3,4
DAFTAR PUSTAKA
32

1. Wiknjosastro, H, Saifuddin, B, Rachimhadi, Trijatmo. Radang dan


Beberapa penyakit
lain pada alat genital wanita in Ilmu Kandungan. 1999. Edisi kedua ,
Cetakan Ketiga.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo : Jakarta
2. Amiruddin, D. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. 2003.LKiS :
Jogjakarta
3. Behrman, Amy J. 2009. www.emedicine.com/gonorrhea.htm. diakses
tanggal 1 April
2012.
4.
Qomariyah,

Siti

Nurul.

2003.

http://situs.kesrepro.info/pmshivaids/okt/2003/pms05
.htm. diakses tanggal 1 April 2012..
5. Smith, Scott. 2008. www.emedicine.com/trichomoniasis.htm. diakses
tanggal 1 April
2012..
6. Varkey, Anita B. 2007. www.emedicine.com/cervicitis.htm. diakses
tanggal 1 April
2012.

33

Anda mungkin juga menyukai