Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

EVIDENCE BASED MEDICINE (EBM)

Pembimbing:

dr. Moch. Ma’roef, Sp.OG

Disusun Oleh:

Eninta Karyana Majidah

201810401011084

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

RSUD GAMBIRAN KEDIRI

2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan referat dengan judul

“Evidence Based Medicine”.Penulisan referat ini bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat kelulusan pada program pendidikan profesi dokter pada Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang dilaksanakan di RSUD

Gambiran Kediri

Tulisan referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati,

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Semoga tulisan tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum WR.WB.

Kediri, 10 November 2019

2
Penulis

3
BAB 1

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran yang sangat pesat, perlu

adanya perubahan dari metode pembelajaran yang berbasis opini menuju

pembelajaran berbasis bukti-bukti penelitian. Hal ini bertujuan agar penerapan suatu

metode pembelajaran dapat dipertanggungjawabkan.

Oleh karena itu, diterapkan metode pembelajaran yang didasarkan pada bukti-

bukti ilmiah. Metode pembelajaran ini digunakan untuk pengambilan keputusan dari

suatu penelitian, baik untuk pencegahan, diagnosis, maupun rehabilitatif yang

kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan demikian, suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti

ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita disebut dengan

Evidence Based Medicine.

4
BAB 2

PEM BAHASAN

2.1 Definisi EBM (Evidence Based Medicine)

Evidence-based Medicine (EBM) adalah pengintegrasian antara (1) bukti

ilmiah berupa hasil penelitan yang terbaik dengan (2) kemampuan klinis dokter serta

(3) preferensi pasien dalam proses pengambilan keputusan pelayanan kedokteran ,

sedang Geddes (2000) menyatakan bahwa EBM adalah strategi yang dibuat

berdasarkan pengembangan teknologi informasi dan epidemiologi klinik dan

ditujukan untuk dapat menjaga dan mempertahankan ketrampilan pelayanan medik

dokter dengan basis bukti medis yang terbaik1 Dengan demikian, EBM dapat

diartikan sebagai pemanfaatan bukti ilmiah secara seksama, ekplisit dan bijaksana

dalam pengambilan keputusan untuk tatalaksana pasien. Artinya mengintegrasikan

kemampuan klinis individu dengan bukti ilmiah yang terbaik yang diperoleh dengan

penelusuran informasi secara sistematis. Bukti ilmiah itu tidak dapat menetapkan

kesimpulan sendiri, melainkan membantu menunjang penatalaksanaan pasien.

Integrasi penuh dari ketiga komponen ini dalam proses pengambilan keputusan akan

meningkatkan probabilitas untuk mendapatkan hasil pelayanan yang optimal dan

kualitas hidup yang lebih baik. Praktek EBM itu sendiri banyak juga dicetuskan oleh

adanya pertanyaan2 pasien tentang efek pengobatan, kegunaan pemeriksaan

penunjang, prognosis penyakitnya, atau penyebab kelainan yang dideritanya. EBM

5
membutuhkan ketrampilan khusus, termasuk didalamnya kemampuan untuk

melakukan penelusuran literatur secara efisien dan melakukan telaah kritis terhadap

literatur tersebut menurut aturan-aturan yang telah ditentukan.

2. 2 Tujuan EBM dan Keuntungannya

EBM diperlukan karena perkembangan dunia kesehatan begitu pesat dan bukti

ilmiah yang tersedia begitu banyak.Pengobatan yang sekarang dikatakan paling baik

belum tentu beberapa tahun ke depan masih juga paling baik. Sedangkan tidak semua

ilmu pengetahuan baru yang jumlahnya bisa ratusan itu kita butuhkan. Karenanya

diperlukan EBM yang menggunakan pendekatan pencarian sumber ilmiah sesuai

kebutuhan akan informasi bagi individual dokter yang dipicu dari masalah yang

dihadapi pasiennya disesuaikan dengan pengalaman dan kemampuan klinis dokter

tersebut. Pada EBM dokter juga diajari tentang menilai apakah jurnal tersebut dapat

dipercaya dan digunakan. Oleh karena itu EBM diperlukan karena beberapa hal

berikut:

• Infromasi selalu berubah (update) ttg diagnose, prognosis, terapi dan

pencegahan, promotif dan rehabilitatif sangat diperlukan dlm praktek sehari-

hari

• Info tradisional (text book) dianggap tidak layak pada saat ini

• Informasi detailer sering keliru dan menyesatkan

6
• Bertambahnya pengalaman klinik kemampuan mendiagnose (clinical

judgement) juga meningkat tetapi kemampuan ilmiah serta kinerja klinik

menurun secara bermakna.

• Meningkatnya jumlah Pasien -> waktu pelayanan semakin banyak -> waktu

update ilmu semakin berkurang

2. 3 Langkah-langkah EBM

Langkah dalam proses EBM adalah sebagai berikut:

1. Diawali dengan identifikasi masalah dari pasien atau yang timbul selama

proses tatalaksana penyakit pasien

2. Dilanjutkan dengan membuat formulasi pertanyaan dari masalah klinis

tersebut

3. Pilihlah sumber yang tepat untuk mencari jawaban yang benar bagi pertanyaan

tersebut dari literatur ilmiah

4. Lakukan telaah kritis terhadap literatur yang didapatkan untuk menilai

validitas (mendekati kebenaran), pentingnya hasil penelitian itu serta

kemungkinan penerapannya pada pasien

5. Setelah mendapatkan hasil telaah kritis, integrasikan bukti tersebut dengan

kemampuan klinis anda dan preferensi pasien yang seharusnya mendapatkan

probabilitas pemecahan masalah pelayanan pasien yang lebih baik.

6. Evaluasi proses penatalaksanaan penyakit / masalah pasien anda .. Apakah

berhasil atau masih memerlukan tindakan lain? Kemampuan menelaah secara

7
kritis terhadap suatu artikel dengan tata cara tertentu sudah dikenal sejak lama,

namun EBM memperkenalkan tata cara telaah kritis menggunakan lembar kerja

yang spesifik untuk tiap jenis penelitian (diagnostik, terapi, prognosis,

metaanalisis, pedoman pelayanan medik dll).

Tiga hal penting merupakan patokan telaah kritis, yaitu (1) validitas penelitian,

yang dapat dinilai dari metodologi / bahan dan cara , (2) pentingnya hasil

penelitian yang dapat dilihat dari bagian hasil penelitian, serta (3) aplikabilitas

hasil penelitian tersebut pada lingkungan kita, yang dapat dinilai dari bagian

diskusi artikel tersebut

2.4 Aspek-aspek

1. Aspek medik

Berfungsi untuk melayani penderita

2. Aspek ilmiah

a. Melalui Evidence Based Medicine kita mengadakan survei tentang keluhan

sejumlah penderita penyakit tertentu

b. Melalui Evidence Based Medicine kita mengadakan survei tentang

kelainan fisik sejumlah penderita penyakit tertentu

c. Dapat melakukan survei terapi

3. Aspek personal

a. Hubungan dokter dan penderita menjadi lebih baik

b. Kualitas dan profesionalisme menjadi lebih baik

8
4. Aspek sosial

Penerapan Evidence Based Medicine secara luas akan meningkatkan

kesadaran serta perhatian masyarakat kepada kesehatan.

2.5 Alasan diterapkannya Evidence Based Medicine

- Informasi yang didapatkan up to date

- Buktinya terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

- Temuan dan hipotesis yang diajukan pada waktu yang lalu secara cepat

digantikan dengan temuan baru yang segera menggugurkan teori yang

ada sebelumnya.

2.5 Ciri-ciri publikasi ilmiah yang accountable

- Menggambarkan struktur dari tujuan, metode, hasil dan signifikasinya

- Jernih, konsisten, dan logis, diakhiri dengan akhir studi yang rasional

- Cukup jelas bagi pembaca untuk mengulang studi tersebut dan

mengerti bagaimana hasilnya dibuat

- Narasi dan angka-angkanya menyatu secara logis, meliputi 95%

confidens interval dengan gambar dan tabel yang menyokong

- Meletakkan hasil akhir. Sesuai konteks, ditunjang dengan review dan

literatur, mendiskusikan kelemahan dan kekurangan.

- Menunjukkan bahwa hasil kerja orang lain telah dipertimbangkan

secara sistematis; mengutamakan hasil penelitian dari jurnal yang

sudah direview oleh sejawat lain

9
2.6 Cara mengakses full text dengan Boolean logic

- Menganalisis masalah dengan menggunakan PICO and PIO

- Misal masuk ke Pubmed, ketikkan kata kunci

- Pilih Advanced Search atau Limit

- Pilih jenis pembatasan yang diinginkan

- Klik GO

- Pilih artikel yang diinginkan sesuai reliable, objective, otoritas dan

relevan

Level of Evidence

Therapy/Prevention/Etiology/Harm:

1a: Systematic reviews (with homogeneity) of randomized controlled trials

1b: Individual randomized controlled trials (with narrow confidence interval)

1c: All or none randomized controlled trials

2a: Systematic reviews (with homogeneity) of cohort studies

2b: Individual cohort study or low quality randomized controlled trials (e.g. <80% follow-

up)
2c: "Outcomes" Research; ecological studies

3a: Systematic review (with homogeneity) of case-control studies

3b: Individual case-control study


4: Case-series (and poor quality cohort and case-control studies)

10
5: Expert opinion without explicit critical appraisal, or based on physiology, bench

research or "first principles"

Diagnosis:

Systematic review (with homogeneity) of Level 1 diagnostic studies; or a clinical decision


1a:
rule with 1b studies from different clinical centers.
Validating cohort study with good reference standards; or clinical decision rule tested within one
1b:
clinical center
Absolute SpPins And SnNouts (An Absolute SpPin is a diagnostic finding whose Specificity is so high

1c: that a Positive result rules-in the diagnosis. An Absolute SnNout is a diagnostic finding whose

Sensitivity is so high that a Negative result rules-out the diagnosis).


2a: Systematic review (with homogeneity) of Level >2 diagnostic studies
Exploratory cohort study with good reference standards; clinical decision rule after derivation, or
2b:
validated only on split-sample or databases
3a: Systematic review (with homogeneity) of 3b and better studies
3b: Non-consecutive study; or without consistently applied reference standards
4: Case-control study, poor or non-independent reference standard
Expert opinion without explicit critical appraisal, or based on physiology, bench research or "first
5:
principles"

Code Quality ofDefinition

Evidence
I High the described effect is plausible, precisely quantified and not vulnerable to bias

11
II Intermediete the described effect is plausible but is not quantified precisely or may be vulnerable

to bias
III Low concerns about plausibility or vulnerability to bias severely limit the value of the

effect being described and quantified


Strength-of-Recommendation Taxonomy (SORT)

Code Definition

A Consistent, good-quality patient-oriented evidence *

B Inconsistent or limited-quality patient-oriented evidence *

Consensus, disease-oriented evidence *, usual practice, expert opinion, or case series for studies
C
of diagnosis, treatment, prevention, or screening

BAB 3

KESIMPULAN

EBM merupakan suatu pendekatan medis yang didasarkan pada bukti-bukti

ilmiah terkini untuk keperluan pelayanan kesehatan penderita. Dan EBM

mengintegrasikan tiga faktor yaitu : 1) Clinical Expertise 2) Patients Values dan 3) the

best research evidence. Praktek EBM adalah suatu proses yang panjang dan

berkelanjutan, melakukan pembelajaran/analisis berdasarkan masalah yang timbul

12
dari pasien dan karenanya bisa menemukan informasi yang penting dalam aspek

diagnosis, terapi, prognosis atau aspek lainnya dari pelayanan kesehatan, antara lain

pedoman pengobatan dan sebagainya. Melalui proses ini diharapkan juga dokter akan

memfokuskan topik bacaannya pada masalah yang terkait dengan masalah pasien.

Latihan membuat pertanyaan klinis yang baik, dan membuat strategi untuk mencari

jawabannya dalam arsip data dimanapun didunia ini akan lebih produktif dan tetap

terkait dengan masalah klinis dari pada sekedar membaca artikel2 dalam suatu jurnal

yang dipilih.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sackett DL, Rosenberg WM (1995). The need for evidence-basedmedicine. J

R Soc Med;88:620-6243.

2. Shaughnessy AF, Slawson DC (1997). POEMs: Patient-Oriented

EvidenceThat Matters. Annals of Internal Medicine, 126 ( 8): 6678.

13
3. Smith CA, Hay PPJ, MacPherson H (2010). Acupuncture

for depression.Cochrane Database of Systematic Reviews 2010, Issue 1.

Art. No.:CD004046. DOI: 10.1002/14651858. CD004046.pub3

14

Anda mungkin juga menyukai