PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada wanita terdapat hubungan dari dunia luar dengan rongga
peritonium melalui vulva, vagina, uterus dan tuba fallopi. Untuk mencegah
terjadinya infeksi dari luar dan untuk menjaga jangan sampai infeksi meluas,
masing-masing alat traktus genetali memiliki mekanisme pertahanan.
Vulva umumnya lebih resisten terhadap infeksi, sehingga luka-luka
ringan lekas sembuh, kecuali kemasukan kuman-kuman yang benar-benar
patogen. Penutupan vulva oleh labia mayora dan labio minora sedikit banyak
memberi perlindungan terhadap infeksi.
Infeksi rendah tidak seberapa mempengaruhi keadaan umum dan
kurang berbahaya, sebaliknya infeksi tinggi sangat besar pengaruhnya pada
kesehatan karena dapat menimbulkan infertilitas, perlekatan-perlekatan,
malahan kematian dan sukar diobati.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui radang pada genitalia wanita, khususnya radang pada
genitalia eksterna dan interna.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan tentang radang pada genitalia wanita,
khususnya radang pada genitalia eksterna dan interna.
b. Mampu mengidentifikasi gejala dan penanganan dari radang
genitalia.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi tenaga kesehatan
Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang radang pada genitalia
wanita.
2. Bagi pasien atau klien
Mampu memberikan penjelasan tentang radang pada genitalia wanita tepat
pada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien atau klien.
3. Bagi institusi pendidikan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pandangan Umum Mengenai Definisi Proses Radang
Pengalaman sejarah menunjukan bahwa di mana-mana pengetahuan
tentang proses radang atau inflamasi dipretasikan secara berlebihan. Celcius,
pertama kali mendefinisikan proses radang sebagai suatu kesatuan dari empat
macam tanda kardinal dari radang, yaitu hiperemis/kemerahan (rubor),
pertambahan panas (kalor), adanya benjolan (tumor) secara lokal, dan adanya
rasa nyeri (dolor). Sesudah dua abad berikutnya, Galien menambahkan
gangguan fungsionil sebagai tanda kelima dari proses radang.
Analisa proses radang menjadi lebih tepat setelah penemuan Pasteur
mengenai adanya agen patogen, yang mengubah konsep radang sebagai
berikut:
Radang adalah suatu reaksi pertahanan organisme terhadap serangan
agen patogen, mengadakan perlawanan terhadap agen patogen dan
memperbaiki kerusakan jaringan. Pada suatu penyakit, proses radang menjadi
suatu
reaksi
yang
menguntungkan
dan
bertujuan
untuk
menjaga
Infeksi
alat
kandungan
dapat
menurunkan
fertilitas,
Jamur
: kandida albikan.
Protozoa
Bakteri
: neiseria gonore.
Patofisiologi
Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah
dalam kelenjar, nyeri tekan. Kelenjar bartolin membengkak, terasa nyeri
sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam.
Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke Puskesmas dengan
keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami,
rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin..
Terdapat abses pada daerah kelamin. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
Pengobatan
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan: antibiotika
golongan cefadroxyl 500 mg, diminum 31 sesudah makan, selama
sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax,
molasic,
dll),
diminum
31
untuk
meredakan
rasa
nyeri
dan
Infeksi :
Deodoran
Pembilas vagina
Tinja
Terapi penyinaran
Obat-obatan
Perubahan hormonal
Gejala :
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan
abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak,
baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang
abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan
warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning
kehijauan atau kemerahan. Infeksi vagina karena bakteri cenderung
mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan
berbau amis.
Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang
berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak
sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh
infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan
oleh kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa
menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan
karakteristik cairan yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa
dengan
mikroskop
dan
dibiakkan
untuk
mengetahui
organisme
penyebabnya.
Untuk
mengetahui
adanya
keganasan,
dilakukan
3. Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah iritasi/inflamasi pada kulit daerah vulva dan
vagina. Iritasi ini dapat menyebabkan terjadinya: gatal-gatal (45-58%) di
sekitar daerah labia mayora (bibir vagina besar), labia minor (bibir vagina
kecil), dan daerah perineal (daerah perbatsan antara vagina dan anus)
kemerahan dan rasa seperti terbakar pada kulit (82%) rasa tidak nyaman
pada kulit terutama pada saat atau setelah buang air kecil banyaknya lendir
yang keluar dari vagina (62-92%) pendarahan (5-10%)
Penyebab Vulvovaginitis
a. Infeksi oleh bakteria, jamur, virus, dan parasit lainnya baik karena
kurangnya kepedulian menjaga kebersihan vulva dan vagina juga oleh
penyakit menular lainnya.
b. Penggunaan bahan-bahan kimia yang terdapat pada sabun mandi,
parfum, dan lainnya yang digunakan pada vulva dan vagina. Hal ini
dapat mengaibatkan iritasi jaringan sekitar dan dapat mempermudah
terkena vulvovaginitis.
c. Kebiasaan sehari-hari seperti pengunaan baju basah, pengunaan celana
dalam terlalu ketat, celana dalam kurang bersih, dan kebiasaan
membersihkan anus sehabis BAB yang tidak tepat.
Ulcus carcinomatosum
Ulcus leuticum
Ulcus tuberculosum
konisasi.
Kalau sebabnya ectropion dapat dilakukan plastik atau amputasi.
Erosio dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10% atau
Albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan
bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.
2. Endometritis
a. Endometritis Akut
Terutama terjadi
postpartum
atau
postabortum.
Pada
endometritis postpartum regenerasi endometrium selesai pada hati ke9, sehingga endometritis postpartum pada umumnya terjadi sebelum
hari ke-9. Endometritis postabortum terutama terjadi pada abortus
provacatus. Endometritis juga dapat terjadi pada masa senil.
Gejala
-
Demam
Lochia berbau : pada endometritis postabortum kadang-kadang
3. Myometritis
Biasanya tidak berdiri sendiri tetapi lanjutan dari endometritis, maka
gejala-gejala dan terapinya seperti endometritis. Diagnosa hanya dapat
dibuat secara patalog-anatomis.
4. Parametritis (Celulit Pelvica)
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam liglatum.
Radang ini biasanya unilateral.
Etiologi:
Parametritis dapat terjadi:
a. Dari endometritis dengan 3 cara :
- Per continuitatum : endometritis metritis parametritis
- Lymphogen
- Haematogen : phlebitis periphlebitis parametritis
b. Dari robekan cervix.
c. Perforasi uterus oleh alat-alat (sonde, kuret, IUD).
Gejala-gejala:
-
Diagnosa:
-
Setelah beberapa lama dengan toucher dapat diraba infiltrat ini lebih
Penyulit:
-
DD :
-
Adnexitis :
Infiltrat lebih tinggi dan tidak sampai ke dinding panggul : biasanya
bilateral.
11
meradang.
Haematogen terutama salpingitis tuberculosa.
Salpingitis biasanya bilateral.
Gejala-gejala :
perangsangan peritoneum.
Kadang-kadang ada tenesmi ad anum karena proses dekat pada
12
Terapi :
b. Adnexitis Kronisa
Adnexitis Kronisa terjadi :
Sebagai lanjutan dari adnexitis akut.
Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa.
Gejala-gejala :
air besar.
Dysmenorrhoe.
Menorrhagi.
Infertilitas.
Diagnosa :
Dengan toucher dapat teraba adnex tumor. Adnex tunor ini dapat
berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena perisalpingitis dapat
terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya. LED meninggi dan
biasanya ada leko dan lymphocytosis. Salah satu bentuk yang khas
ialah yang disebut salpingitis isthmica berupa tonjolan kecil yang
DD :
Kalau adnex tumor bilateral maka diagnosa boleh dikatakan pasti.
13
Appendicitis chronica
Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair)
Terapi :
14
kesempatan
untuk
mengutarakan keluhan-keluhan secara spontan, kemudian ditanyakan gejalagejala tertentu yang menuju kearah kemungkinan diagnostic.
1. Pemeriksaan Penyakit Ginekologik
a. Anamnesis
Secara rutin ditanyakan umur penderita, sudah menikah atau belum,
siklus haid, penyakit yang pernah di derita, dan operasi yang pernah
dialami.
1) Riwayat penyakit umum
Perlu ditanyakan apakah penderita pernh menderita penyakit berat,
seperti TBC, jantung, ginjal, DM, dan jiwa.
2) Riwayat obstetric
Perlu diketahui riwayat tiap-tiap kehamilan sebelumnya, apakah
berakhir dengan keguguran atau dengan persalinan, apakah
persalinan normal atau operasi.
3) Riwayat haid
Haid merupakan peristiwa sangat penting dalam kehidupan wanita.
Perlu diketahui menarche, siklus haid teratur atau tidak, banyaknya
darah yang keluar waktu haid, lamanya haid, disertai rasa nyeri
atau tidak.
4) Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit/kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat
memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah
dialami.
5) Keluhan sekarang
Mendengar keluhan penderita sangat penting untuk pemeriksaan
pertanyaan yang sangat sederhana seperti untuk apa ibu datang
kemari atau apa keluhan ibu dapat memberi keterangan banyak
kearah diagnosis.
6) Perdarahan
Perlu ditanyakan apakah perdarahan itu ada hubungannya dengan
siklus haid atau tidk,banyaknya dan lamanya perdarahan.Jadi,perlu
diketahui
apakah
yang
sedang
dihadapi
itu
menoragia,
15
sering
menyertai
kelainan
menimbulkan
kesulitan
dalam
diagnosis
penyakit
3) Letak sims
Letak ini hampir sama dengan letak miring,hanya tungkai kiri harus
lurus,tungki kanan ditekuk kearah perut, dan lututnya diletakkan
pada alas (tempat tidur), sehingga panggul membuat sudut miring
dengan alas, lengan kiri dibelakang badan dan bahu sejajar dengan
alas. Dengan demikian, penderita berbaring setengah tengkurap.
b. Pemerisaan genetalia eksterna
Dalam letak litotomi alat kelamin luar tampak jelas.Dengan inspeksi
perlu diperhatikan bentuk, warna, pembengkakan, dsb dari genetalia
eksterna, perineum, anus dan sekitarnya, dan apakah ada darah atau
fluor albus.
c. Pemeriksaan dengan speculum
Dengan menggunakan speculum diperiksa dinding vagina, dan portio
vaginalis dan servisis uteri. Untuk pemeriksaan dengan speculum
mutlak diperlukan lampu penerang yang cukup.
17
d. Pemeriksaan bimanual
Pemeriksaan genetalia interna dilakukan dengan kedua tangan, dua
jari, atau satu jari dimasukkan ke dalam vagina atau satu jari ke dalam
rectum, sedangkan tangan lain diletakkan di dinding perut.
e. Pemeriksaan rectal
Dengan sarung tangan dan bahan pelumas biasanya minyak, jari
telunjuk dimasukkan ke dalam rectum.
f. Pemeriksaan dalam nikrosis
Pemeriksaan ini sebaiknya baru dilakukan apabila memang benarbenar diperlukan. Karena perasaan nyeri tulang, maka dapat terjadi
pecahnya kista, kehamilan ekstra uterin yang belum terganggu, hidro,
hemato, dan piosalping atau terlepasnya pelekatan peritoneal sebagai
perlindungan, tidak dirasa oleh penderita dan tidak segera dikethui
oleh pemeriksa.
g. Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan laboraturium biasa
Tidak selalu,akan tetapi apabila dianggap perlu, dilakukan
pemeriksaan darah dan urine. Kadar hb diperiksa pada wanita yang
tampak pucat mengalami perdarahan, pada wanita hamil, dan pada
persangkaan kehamilan ekstra uterin terganggu. Urine dapat
diperiksa pada setiap wanita hamil (proteinuria) dan pada persangka
kelainan saluran kencing (sedimen).
2) Pemeriksaan getah vulva dan vagina
Pemeriksaan yang sering diperlukan dipoliklinik ialah pemeriksaan
getah uretra/serviks dan getah vagina ,terutama pada keluhan
leukorea. Getah uretra diambil dari orifisium uretra eksternum dan
getah serviks dari ostium uteri eksternum.
3) Pemeriksaan sitologi vagina
Untuk pemeriksaan sitologik,bahan diambil dari dinding vagina atau
dari serviks dengan spatel ayre (dari kayu atau plastic). Selain untuk
diagnosis dini tumor ganas, pemeriksaan ini dapat dipaki juga untuk
secara tidak langsung mengetahui fungsi hormonal Karena pengaruh
18
pada
penyangga
yang
terbuat
dari
besi.
20
jamur
gram
positif
yang
mempunyai
benang-benang
21
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radang adalah suatu reaksi pertahanan organisme terhadap serangan
agen patogen, mengadakan perlawanan terhadap agen patogen dan
memperbaiki kerusakan jaringan. Pada suatu penyakit, proses radang menjadi
suatu
reaksi
yang
menguntungkan
dan
bertujuan
untuk
menjaga
melakukan
identifikasi
dalam
penyakit-penyakit
genetalia
25
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan edisi ke-4, PT. Bina Pustaka :
Jakarta.
Lestadi, Julisar. 1997. Penuntun Diagnostik Praktis SitologiGinekologik
Apusan/PAP. Widya Medika : Jakarta.
Duenhoelter, Johann H. 1988. Ginekologi Greenhill (Greenhills office) edisi ke10. EGC : Jakarta.
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung. Ginekologi. Elstar Offset : Bandung.
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/01/tugas-kuliah-tentang-ginekologi.html
http://jusova.blogspot.com/
26