0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan38 halaman
Kelainan kongenital pada vulva, vagina, dan genitalia internal meliputi berbagai kelainan seperti himen imperforata, atresia kedua labia minora, hipertrofi labia minora, duplikasi vulva, hipoplasia vulva, kelainan perineum, septum vagina, aplasia/agenesis vagina, atresia vagina, kista vagina, dan kelainan pada uterus, tuba falopi, dan ovarium seperti uterus unikornis, uterus septus, uterus bikornis, dan uterus arkuatus. Kel
Deskripsi Asli:
materi ini sangat membantu mahasiswa di bidang kesehatan untuk belajar
Kelainan kongenital pada vulva, vagina, dan genitalia internal meliputi berbagai kelainan seperti himen imperforata, atresia kedua labia minora, hipertrofi labia minora, duplikasi vulva, hipoplasia vulva, kelainan perineum, septum vagina, aplasia/agenesis vagina, atresia vagina, kista vagina, dan kelainan pada uterus, tuba falopi, dan ovarium seperti uterus unikornis, uterus septus, uterus bikornis, dan uterus arkuatus. Kel
Kelainan kongenital pada vulva, vagina, dan genitalia internal meliputi berbagai kelainan seperti himen imperforata, atresia kedua labia minora, hipertrofi labia minora, duplikasi vulva, hipoplasia vulva, kelainan perineum, septum vagina, aplasia/agenesis vagina, atresia vagina, kista vagina, dan kelainan pada uterus, tuba falopi, dan ovarium seperti uterus unikornis, uterus septus, uterus bikornis, dan uterus arkuatus. Kel
2019 - 2020 VULVA 1. Himen Imperforata : • Selaput dara tidak ada lubang • Kelainan ringan dan sering terjadi • Darah haid tidak dapat keluar • Himen menonjol dan berwarna kebiruan • Hematocolpos • Hematometra • Hematosalphinks Diagnosis : • Periksa himen tidak ada lubang • Himen tampak menonjol • Warna kebiru-biruan • Perut membesar seperti orang hamil • Selama hidupnya belum pernah keluar darah haid • Setiap bulan penderita merasakan perutnya nyeri Himen imperforata Terapi : • Himenektomi • Membuat insisi secara cross (+) • Lalu menggunting ke empat sisi seperti buah ketupat • Keluar darah tua kental kehitam-hitaman • Sesudah tindakan penderita dibaringkan dalam letak Fowler • Selama 2-3 hari darah tua kental tetap akan keluar sampai perutnya kempis 2. Atresia Kedua Labia minora : • Kelainan kongenital yang jarang • Karena membrana urogenitalis yang tidak menghilang • Belakang klitoris ada lubang tempat keluar kencing dan darah haid • Sulit Berhubungan Seksual • Kadang-kadang bisa hamil • Timbul masalah pada saat partus • Perlu sayatan panjang untuk melahirkan Atresia kedua labium minus Terapi : • Membuat insisi untuk memisahkan kedua labium minus • Melepaskan perlengketan • Menjahit luka-luka yang timbul • Pemberian antibiotika untuk mencegah peradangan 3. HIPERTROPHY LABIA MINORA • kondisi dimana terjadi disproporsi dari ukuran labia minora relatif dari ukuran labia mayora. Gejala Klinis • paling umum adalah masalah estetis. • asimetri dari labia minora. • keluhan masalah hygiene (kertas tissue menyangkut) • rasa tidak nyaman saat berpakaian ketat, nyeri baik saat bersepeda maupun hubungan seksual. Terapi • Labiaplasti (Umur yang dianjurkan untuk tindakan ini minimal 18 tahun) • Tindakan dilakukan saat tidak menstruasi (untuk mengurangi risiko infeksi dan mengurangi efek hormonal) • Indikasi tindakan ini adalah masalah estetis, masalah hygiene, iritasi kronis, nyeri saat berhubungan seksual, dan nyeri saat memakai baju ketat. • Kontraindikasi tindakan ini adalah pasien dengan penyakit ginekologis aktif seperti infeksi atau malignansi, dan gangguan perdarahan. 4. Duplikasi Vulva • Terdapat dua Vulva • Jarang ditemukan • Bisa disertai kelainan berat lainnya • Bayi biasanya meninggal TERAPI Insisi Perlengketan dan menjahit luka – luka yang timbul. 5. Hipoplasi Vulva • Vulva tipis dan kecil • Timbul bersama genitalia lain yang kurang berkembang • Penyebab : hipoestrogenisme, infantilisme • Ciri-ciri seks sekunder tidak berkembang karena tidak adanya hormon estrogen 6. Kelainan Perineum • Septum urogenital tidak tumbuh kloaka persisten • Bayi tidak punya lubang anus • Anus bermuara dalam sinus urogenital • Air kencing dan feses keluar dari satu lubang Beberapa Kelainan Perineum : 1. Atresia ani 2. Atresia recti 3. Anus vestibularis 4. Fistula rektovestibularis kongenital 5. Kloaka VAGINA Septum Vagina : • Terdapat sekat sagital di bagian atas vagina • Sering ditemukan bersama kelainan uterus • Darah haid keluar secara normal • Timbul dispareuni • Pada partus, septum dapat robek spontan • Penyebab : karena ada gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua duktus Mulleri Terdapat 2 jenis septum vagina :
• Introitus vagina hanya cekungan dangkal • Penyebab : Vagina tidak berkembang dan tidak terjadi kanalisasi • Sering bersamaan uterus yang rudimenter • Ovarium hipoplasia • Ovarium polikistik • Terapi : operasi dengan membuat vagina baru saat wanita tersebut menikah Agenisis vagina Atresia Vagina
• Ada vagina, tapi buntu
• Penyebab : Gangguan kanalisasi, sehingga terbentuk suatu septum yang horizontal • Letak septum : bisa proksimal vagina, distal vagina atau diatas himen (atresia retrohimenalis) • Bila penutupan vagina menyeluruh darah haid tidak bisa keluar • Bila penutupan vagina tidak menyeluruh kesulitan pada saat partus kala II Kista Vagina Dua macam kista kongenital : 1. Kiista dari Sisa-sisa epitel duktus Mulleri 2. Kista dari Sisa-sisa duktus Gartner yang terletak dibagian anterolateral vagina
Terapi : Pengangkatan kista
GENETALIA INTERNA (uterus,tuba fallopi, ovarium) kelainan bawaan pada uterus dan kedua tuba adalah kelainan yang timbul pada pertumbuhan duktus mulleri, berupa tidak terbentuknya satu atau kedua duk- tus. Kelainan-kelainan tersebut sering disertai oleh kelainan pada traktus urinarius, sedangkan ovarium sendiri biasanya normal. 1. Kelainan kongenital pada tuba fallopi berupa tidak terbentuknya saluran fallopi, 1. Uterus yang Gagal dalam Pembentukan (Prawirohardjo, 2011). • Bila satu duktus Mulleri tidak terbentuk disebut Uterus unikornis. • Pada uterus unikornis vagina dan serviks normal sedangkan uterus hanya mempunyai satu tanduk serta satu tuba. • Biasanya hanya ada satu ovarium dan satu ginjal. • Bila kedua duktus Mulleri tidak terbentuk uterus dan vagina tidak ada (kecuali 1/3 bagian bawah vagina dan kedua tuba tidak terbentuk. 2. Uterus yang Mengalami Gangguan dalam Mengadakan fusi (penyatuan) (Prawirohardjo, 2011). • UTERUS SEPTUS (uterus dengan sekat) disebabkan karena tidak adanya resorpsi (penyerapan ulang) dari dinding tengah dua duktus paramesonephric (muller) (Sarwono, 2011). disebut uterus septus jika kondisi kelainan adanya sekat ini terjadi sepanajang fundus sampai serviks. Jika sekat hanya ada dekat daerah fundus saja atau hanya dekat serviks saja maka disebut sebagai uterus subseptus. • UTERUS BIKORNIS disebut sebagai uterus bikornis jika dari hasil pemeriksaan USG tampak dua uterus yang masing- masing memiliki kavum uteri, atau tampak satu kavum uteri dibagi dalam dua bagian. • UTERUS ARKUATUS Pada fundus uteri tampak cekungan yang ke dalam diteruskan menjadi sub- septum. Merupakan kelainan yang relatif lebih ringan dari pada kelainan uter- us septus dan uterus bikornis.