Anda di halaman 1dari 17

INFEKSI

PUERPERALIS
DEFINISI

• Infeksi puerperalis  semua peradangan yang disebabkan


oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia
pada waktu persalinan dan nifas.

• Infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah


melahirkan ditandai dengan kenaikan suhu hingga 38 derajat
atau lebih.
ETIOLOGI

• Lebih dari 50 % adalah streptococcus dan anaerob yang


sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir

• Streptococcus haematilicus aerobic

• Staphylococcus aurelis

• Escherichia coli

• Clostridium welchii
FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor tindakan operasi: seksio sesarea, merupakan factor utamaresiko 5-30 x


Kurang gizi / malnutrisi
Anemia – hygiene – kelelahan
Proses persalinan bermasalah
 Partus lama / macet
 Korioamnionitis
 Persalinan traumatik
 Kurang baiknya pencegahan infeksi
PATOGENESIS

• Daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan


diameter kira-kira 4 cm

• Perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva, vagina dan perineum


yang semuanya merupakan tempat masuknya kuman-kuman patogen.

• Daerah di atas merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman-


uman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita 
Proses radang dapat terbatas pada luka-luka tersebut atau menyebar di
luar luka asalnya.
CARA TERJADINYA INFEKSI

• Tangan
• Droplet
• Nosokomial
• Coitus (KPD)
• Infeksi intra partum
JENIS-JENIS INFEKSI
1. Infeksi terbatas pada perineum / vulva / vagina / servik / endometrium
2. Penyebabnya dari tempat tersebut

• Vulviitis
Luka bekas episiotomi yang terkena infeksi. Gejalanya jaringan sekitar yang
terinfeksi membengkak, tepi luka merah dan membengkak, rasa terbakar dan gatal,
jahitan luka mudah terlepas, luka yang terbuka dapat menjadi ulkus dan mengeluarkan
pus. Dapat pula muncul gejala seperti disuria dan pruritus.
• Vaginitis

Keluarnya sekret/keputihan abnormal dari vagina : cairan sangat banyak, berbau,


cairan lebih kental, gatal-gatal dan terasa nyeri. Dapat juga terdapat tanda disuria.
Seluruh mukosa vagina menjadi merah, bengkak dan bisa mengalami nekrosis.
• Servisitis
Luka serviks yang menimbulkan banyak gejala. Luka ini dapat langsung meluas ke
ligamentum latum menjalar ke parametrium. Gejalanya berupa keputihan yang banyak,
warna putih keabuan, kuning kental, sering menimbulkan erosi pada portio, peradangan
daerah mukosa dan submukosa serviks, perdarahan post coitus, diantara haid. Dapat
memunculkan gejala vaginitis.
• Endometritis
Bekas insersio plasenta (Pembukaan 4 cm) yang mengalami infeksi dan dalam
waktu singkat menyebar ke seluruh endometrium. Desidua mengalami nekrosis, getah
berbau. Perdarahan vaginal intermenstrual, menorhagia, nyeri tumpul pada perut bagian
bawah, nyeri tekan daerah uterus. Selain itu terjadi demam melebihi 38 derajat celcius,
demam sering disertai menggigil. Bau lokia yang menyengat, namun bukan merupakan
tanda pasti.
 Penyebaran melalui pembuluh darah
 Septikemia
Pada septikemia :
1. Dari permulaan penderita sudah sakit dan lemah
2. Sampai 3 hari post partum suhu menigkat dari biasanya disertai menggigil,
suhunya berkisar 39-40 C
3. Nadi meningkat / menjadi cepat (takikardi)
 Sedangkan pada piemia :
1. Penderita tidak lama post partum sudah merasa sakit
2. Suhu agak meningkat )
3. Nyeri perut
 Penyebaran melalui peb. lymfe dan jalan lahir
 Peritonitis
Merupakan infeksi pada lpembungkus visera pada rongga perut. Terjadi karena meluasnya
endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-oofaritis dan selulitis
pelvika, infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe didalam uterus langsung mencapai
peritoneum dan menyebabkan peronitis generalisata. Gejala berupa nyeri abdomen, kekakuan
pada otot perut, demam, takikardi dan syok dapat terjadi.
 Parametritis (sellulitis pelvika)
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu meningkat lebih dari 1 minggu, menggigil disertai
nyeri pada bagian perut bawah, lemah, takikardi, pada pemeriksaan dalam dapat teraba tahanan
padat dan rasa nyeri disebelah uterus. Dan dapat terdapat abses pada jaringan yang meradang.
 Penyebaran melalui permukaan endometrium
 Salpingo-oofaritis
Adneksitis atau Salpingo-ooforitis adalah radang pada tuba falopi dan
radang ovarium yang terjadi secara bersamaan, biasa terjadi karena
infeksi yang menjalar ke atas sampai uterus, atau akibat tindakan post
kuretase maupun post pemasangan alat kontrasepsi (IUD).
Gejalanya bisa berupa demam, leukosistosis, rasa nyeri pada perut
bagian bawah, dapat disertai nyeri pinggang, haid biasanya lebih banyak
dari biasanya dan tidak teratur.
• Mastitis
Merupakan terjadinya infeksi dan peradangan pada parenkim
kelenjar payudara. Lebih kurang 10% kasus mastitis akan
berkembang menjadi abses/bernanah. Gejalanya seperti:
payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan
berbatas tegas dan disertai rasa nyeri.
DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Kultur (aerob/anaerob) dari bahan intrauterus atau
intraservikal atau drainase luka atau perwarnaan gram di
uterus mengidentifikasi organisme penyebab.
PENCEGAHAN

1. Pencegahan pada waktu hamil


• Meningkatkan keadaan umum penderita, perbaikan status gizi
• Mengurangi faktor predisposisi infeksi kala nifas : mencegah anemia dan
perawatan antenatal
2. Saat persalinan
• Alat-alat yang digunakan usahakan sesteril mungkin.
• Perlukaan dikurangi sebanyak mungkin
• Mencegah terjadi perdarahan post partum
• Kurangi melakukan pemeriksaan dalam
• Hindari persalinan yang berlangsung lama
3. Selama nifas
• Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lokia keluar dengan
lancar
• Perlukaan dirawat dengan baik
• Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi
nosokomial
PENGOBATAN

• Analgesik
• Antipiretik
• Antibiotik
• Perhatikan diet ibu : diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP).
• Lakukan transfusi darah bila perlu.
PROGNOSIS

• Tergantung pada virulensi kuman, perlukaan jalan lahir dan


daya tahan tubuh ibu
• Penanganan yang cepat dan tepat  baik

Anda mungkin juga menyukai