1
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinaria dan sistem genital,
yang mana sistem urinaria dibagi menjadi traktus urinaria atas dan bawah. Traktus urinaria
bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis, dan ureter, sedangkan traktus urinaria bagian bawah
terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Sistem genital pada pria dan wanita berbeda, pada pria
terdiri dari penis, testis dan skrotum, sedangkan pada wanita terdiri dari vagina, uterus dan
ovarium.
Sistem urogenital erat kaitannya dengan sistem eksresi dan sistem reproduksi, dimana
sistem eksresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu, dan asam urat. Zat hasil
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi (dalam hal
ini adalah ginjal), sedangkan sistem reproduksi adalah sistem genital makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru.
Sistem urogenital pada wanita khususnya akan lebih membahas system genitalia atau
system reproduksi pada wanita. sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat
reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita
bagian luar yang terletak di perineum.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
b. Mesomere di bagian tengah nefroselom
c. Hypomere di bagian latero ventral splangnoselom.
Mesomer akan terpisah membentuk dua area yaitu genital ridge yang mengandung
sel-sel pembentuk gonad sehingga menjadi cikal bakal organ genitalis, membentuk
nefrotom yang menjadi cikal bakal organ ginjal dan saluran nefron (dimana saluran
nefron akan membentuk glomerulus internus), serta juga membentuk rongga yang disebut
nefroselom (dimana saluran nefroselom akan membentuk glomerulus eksternus). Pada
saat mesomer sudah membentuk nefrotom, maka nefrotom tersebut akan tersegmentasi
secara metamerik dari anterior tubuh sampai posterior tubuh (seperti somit). Somit
tersebut nantinya akan terbentuk pada bagian dorsal sklerotum sehingga menjadi
skleroton; pada bagian lateral dermotom akan menjadi kulit; sedangkan pada bagian
medial miotom yang akan menjadi otot skelet. Nefroselom, yang merupakan rongga
nefrotom, akan berhubungan dengan rongga tubuh (selom) melalui saluran sempit.
4
1) Pronefros, ginjal primitif atau pertama bersifat rudimenter dan tersusun secara
metamerik. Ginjal ini berasal dari mesoderm intermediate yang berdiferensiasi
menjadi duktus Ginjal ini setiap nefron nya memiliki nefrostom yang berfungsi
untuk melakukan ultrafiltrasi sisa metabolisme yang dimasukkan ke selom dan
tubulus yang menyalurkan sisa buangan tersebut menuju ke dorso lateral tubuh,
dimana cara kerjanya yakni silia menggerakan cairan selom ke dalam nefrostom,
lalu melakukan reabsorpsi. Setiap tubulus bermuara pada sepasang saluran
pronefros yang terdapat di sisi dorsal tubuh. Saluran kemih tersebut bermuara ke
kloaka bagian posterior. Pronefros terdapat glomus yang merupakan glomerulus
primitif dan letaknya menjorok mendekati nefroselom. Glomus mengandung
sekumpulan arteri, namun tidak di bungkus kapsul Bowman. Pronefros kemudian
beratropi sampai hilang dan digantikan oleh mesonefros yang tumbuh di
posteriornya. Saluran kemihnya berubah menjadi saluran kemih mesonefros. Pada
mamalia pronefros rudimen (regresi sempurna) dan tidak berfungsi.
2) Mesonefros, ginjal kedua atau transisi, terletak pada bagian kaudal pronefros, dan
tersusun secara metamerik. Ginjal ini setiap nefron nya memiliki glomerulus dan
nefrostom. Glomerulus berada dalam kapsula Bowman. Ginjal ini memiliki banyak
segmen, dimana pada segmen-segmen paling posterior, nefron-nefron tidak
memiliki nefrostom lagi, tinggal glomerulus. Saluran kemih sepasang disebut
duktus Wolff. Mesonefros bekerja sama dengan plasenta sebagai alat pembuangan.
3) Metanefros, ginjal ketiga atau definitif, bersifat permanen, dan tersusun secara non-
metamerik. Ginjal ini tumbuh setelah mesonefros beratrofi, berada di posterior
mesonefros. Ginjal ini nefron nya tidak mengandung nefrostom lagi, hanya
glomerulus.
5
Duktus Wolff pada wanita, akan beratropi, sisanya pada waktu dewasa dijumpai
dekat ovarium, disebut epoophoron dan paroophoron. Kloaka terbagi menjadi vesika
urinaria, rektum, dan sinus urogenitalis. Vesika urinaria menerima urin dari ureter. Pada
wanita, vesika urinaria bermuara sendiri ke luar tubuh.
Maturasi ginjal terjadi pada saat ginjal tumbuh, kuncup ureter terbentuk sebagai
penonjolan seperti jari. generasi penonjolan pertama membentuk kaliks mayor, dua
generasi berikutnya membentuk kaliks minor dan penonjolan berikutnya membentuk
tubulus penampung yang lurus dan melengkung. Pada fase ini juga terjadi lobulasi pada
permukaan ginjal. Lobulasi pada ginjal ditandai dengan terjadinya agregasi mesenkim
metanefrik, terdapat membran basal yang melingkupi bagian permukaan luar sel epitel,
terjadi polarisasi sel, serta nefron fungsional akhir terjadi dengan pertumbuhan sentrifugal
dari nefron. Tubulus penampung yang melengkung menginduksi pertumbuhan mesenkim
di sekitarnya, yang membentuk tubulus dalam massa mesoderm. Tubulus membentuk
bagian nefron seperti glomerulus, kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal dan
distal, serta lengkung Henle.
6
berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan menghasilkan hormon seperti: renin-
angiotensin, erythropoetin, dan mengubah provitamin D menjadi bentuk aktif (vit.D).
a. Ginjal (nefron): Tiap ginjal tersusun atas unit struktural dan fungsional dalam
pembentukan urin yang dinamakan nefron (nephron). Tiap nefron terdiri atas bagian
yang melebar yang dinamakan korpuskula renalis atau badan malphigi, tubulus
kontortus proksimal, lengkung Henle serta tubulus kontortus distal.
- Korpuskula renalis terdiri atas glomelurus dan dikelilingi oleh kapsula Bowmann.
o Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler yang ruwet yang
merupakan cabang dari arteriole aferen. Pada permukaan luar kapiler
glomeruli menempel sel berbentuk spesifik dan memiliki penjuluran-
penjuluran yang disebut podosit (sel kaki). Antara sel-sel endotel kapiler
dan podosit membentuk strukrur kontinyu yang berlubang-lubang yang
memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler.
7
Podosit berfungsi membantu filtrasi cairan darah menjadi cairan ultra filtrat
(urin primer). Cairan ultra filtrat ditampung di dalam ruang urin yaitu ruang
antara kapiler dengan dinding kapsula Bowmani dan selanjutnya mengalir
menuju tubulus contortus proksimal. Komposisi kimia cairan ultra filtrat
hampir sama dengan plasma darah.
o Capsula Bowman Lapisan parietal kapsula bowman terdiri atas epitel selapis
gepeng. Ruang kapsuler berfungsi menampung urine primer (ultra filtrat).
Sel podosit, sel epitel kapsula Bowman yang mengalami spesialisasi untuk
filtrasi cairan darah. Oleh karena itu komposisi cairan ultra filtrat hampir
sama dengan plasma darah kecuali tidak mengandung protein plasma.
- Tubulus kontortus proksimal kebanyakan terdapat di bagian korteks ginjal. Mukosa
tubulus kontortus proksimal tersusun atas sel-sel epitel kubus selapis, apeks sel
menghadap lumen tubulus dan memiliki banyak mikrovili (brush border). Sel epitel
tubulus contortus proksimal berfungsi untuk reabsorpsi.
- Lengkung Henle (loop of Henle) berbentuk seperti huruf U terdiri atas segmen tipis
dan diikuti segmen tebal. Bagian tipis lengkung henle yang merupakan lanjutan
tubulus kontortus proksimal tersusun atas sel gepeng dan inti menonjol ke dalam
lumen. Cairan urin ketika berada dalam loop of Henle bersifat hipotonik, tetapi
setelah melewati loop of Henle urin menjadi bersifat hipertonik. Hal ini
dikarenakan bagian descenden loop of Henle sangat permeabel terhadap pergerakan
air, Na+ , dan Cl- , sedangkan bagian ascenden tidak permeabel terhadap air dan
sangat aktif untuk transpor klorida bertanggung jawab terhadap hipertonisitas cairan
interstitial daerah medulla. Sebagai akibat kehilangan Na dan Cl filtrat yang
mencapai tubulus contortus distal bersifat hipertonik.
- Tubulus Kontortus Distalis tersusun atas sel-sel epithelium berbentuk kuboid,
sitoplasma pucat, nuklei tampak lebih banyak, tidak ada brush border. ADH
disekresikan oleh kelenjar hipofise posterior. Apabila masukan air tinggi, maka
sekresi ADH dihambat sehingga dinding tubulus contortus distal dan tubulus
koligen tidak permeabel terhadap air akibatnya air tidak direabsioprsi dan urin
menjadi hipotonik dalam jumlah besar akan tetapi ion-ion untuk keseimbangan
osmotic tetap ditahan. Sebaliknya apabila air minum sedikit atau kehilangan air
8
yang banyak karena perkeringatan tubulus contortus distal permeabel terhadap air
dan air direabsorpsi sehingga urin hipertonik. Hormon aldosteron yang disekresikan
oleh korteks adrenal berperan meningkatkan reabsorpsi ion Na. Sebaliknya
mempermudah ekskresi ion kalium dan hidrogen.
b. Ureter: Pada bagian superfisial terlihat sel-sel yang bentuknya seperti payung (sisi atas
lebih lebar dari sisi bawah) dan sel-sel lapisan bawah berbentuk polygonal. Tunica
mucosa ureter membentuk lipatan-lipatan longitudinal dengan epithelium transisional.
Lamina propria tipis tersusun atas jaringan pengikat longgar, dengan pembuluh darah,
lymfe, dan serabut syaraf. Tunica muscularis tersusun atas stratum longitudinale,
stratum circulare. Tunica serosa tersusun atas jaringan ikat longgar, tipis, jaringan
lemak. Lamina propria tipis tersusun atas jaringan pengikat longgar, dengan pembuluh
darah, lymfe, dan serabut syaraf.
c. Vesica Urinaria: Kandung kemih berfungsi menyimpan urin dan mengalirkannya ke
ureter. Kaliks, pelvis, ureter dan kantung kemih memiliki struktur histology yang
ahmpir sama. Mukosa terdiri atas epitel transisional dan facet sel berfungsi sebagai
barier osmotic antar urin dan cairan jaringan. Lamina propria terdiri atas otot polos.
d. Urethra: Uretra merupakan tabung yang mengalirkan urin dari kandung kemih keluar
tubuh. Uretra wanita merupakan tabung yang panjangnya 4 – 5 cm, dibatasi oleh epitel
berlapis gepeng dengan daerah-daerah dengan epitel toraks berlapis semu. Bagian
tengah uretra wanita dikelilingi oleh sfinkter eksternus yang terdiri atas otot lurik
volunter. Urethra terletak diantara vagina dan klitoris.
9
Gambar 5. Urethra Wanita
Waktu
Fase perkembangan system
(masa
reproduksi
kehamilan)
Indiferensiasi gonad 4-6
Diferensiasi gonad 7
Diferensiasi duktus 9-11
Diferensiasi genitalia eksterna 10-12
Tabel 1. Ringkasan fase perkembangan system reproduksi selama masa kehamilan
10
atas gamet (sel induk benih), sel interestial yang berasal dari mesenkim mesoderm, dan
epitel mesoderm yang merupakan pelapis genital ridge yang berbentuk sex cord. Genital
ridge terbagi atas :
1) korteks yang pada wanita berkembang dan mengandung sel germinal betina
(oogonium) membentuk ovarium
2) medula pada wanita tidak berkembang
Saluran genital wanita berasal dari duktus Muller yang berasal dari perkembangan
duktus paramesonephridicus, kemudian menjadi saluran sendiri yang membentuk oviduk,
uterus dan vagina dengan dilapisi oleh jaringan pengikat dan sel mesenkim disekitarnya.
Duktus Muller mempunyai ostium di ujung anterior untuk menampung ovum pada saat
ovulasi, disebut ostium tubae abdominal. Duktus Muller kiri-kanan bersatu dibagian
posterior membentuk bagian uterus dan vagina, sedangkan klitoris berasal dari evaginasi
ectoderm.
11
Gambar 7. Perbedaan stadium indiferen pada pria dan wanita
12
Gambar 8. Genitalia externa wanita
13
padat. Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu fundus uteri yaitu bagian corpus uteri
yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian
utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga dan seviks uteri yang
berbentuk silinder. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita, pada anak-anak
ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding
uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan
endometrium.
Uterus diperdarahi oleh Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri
sepanjang dinding lateral dan memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar
endometrium membentuk arteri spinalis uteri dan pada bagian atas ada arteri
ovarika untuk memberikan darah pada tuba fallopi dan ovarium melalui ramus
tubarius dan ramus ovarika.
d. Tuba fallopi adalah tuba Zmuskular yang panjang sekitar 12 cm dengan diameter
3-8 mm. merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas
ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada
dinding Rahim. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta
mukosa dengan epitel bersilia. Tuba fallopi terdiri atas 4 bagian yaitu:
- Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari osteum
internum tuba.
- Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan
bagian yang paling sempit.
- Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “s”.
- Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut
fimbriae tubae.
e. Ovarium terdapat dua buah yaitu kanan dan kiri. Ovarium mengarah pada uretrus
dan melekat pada ligamentum. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon
steroid. Ovarium terbagi dala 2 baigian, yairu:
- Korteks ovarii:
o Mengandung folikel primordial
o Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff
14
o Terdapat corpus luteum
- Medula ovarii
o Terdapat pembuluh darah dan limfe
o Terdapat serat saraf
15
BAB III
KESIMPULAN
Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinaria dan sistem genital,
yang mana sistem urinaria dibagi menjadi traktus urinaria atas dan bawah. Traktus urinaria
bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis, dan ureter, sedangkan traktus urinaria bagian bawah
terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Sistem genital pada wanita terdiri dari vagina, uterus dan
ovarium.
16
DAFTAR PUSTAKA
17