Anda di halaman 1dari 30

JOURNAL READING

Oleh:

Dokter Pembimbing:
PENDAHULUAN

Ulcerative colitis (UC) adalah


penyakit kronis yang ditandai
dengan peradangan kronis pada
permukaan usus besar.

Selama beberapa dekade terakhir, pengenalan terapi biologis telah menyebabkan perubahan paradigma
dalam tujuan pengobatan UC dari kontrol simptomatik ke pencapaian perbaikan objektif pada inflamasi
kolon, seperti penyembuhan mukosa (MH).
PENDAHULUAN
Evaluasi status mukosa usus besar memerlukan endoskopi, yang terlalu
invasif, mahal, dan membuat stres untuk perawatan rutin dalam praktik
klinis.

Indikator peradangan pada darah, • tidak memberikan gambaran yang


seperti protein C-reaktif dan laju akurat tentang derajat peradangan
sedimentasi eritrosit (ESR) kolon.

• FC telah terbukti berkorelasi dengan


skor endoskopik pada pasien
Fecal calprotectin (FC) adalah dengan UC, yang menunjukkan
biomarker yang baik untuk radang bahwa FC dapat memainkan peran
usus. penting dalam memantau aktivitas
penyakit pada penyakit radang usus
(IBD)

Beberapa penelitian menunjukkan


bahwa fecal immunochemical test
(FIT) sama efektifnya dengan FC
untuk memprediksi penyembuhan
endoskopik pada UC.
TUJUAN
PENELITIAN
Untuk membandingkan
keakuratan FC dan FIT,
yang hanya membutuhkan
pengujian tinja non-invasif,
untuk memprediksi
penyembuhan mukosa
pada pasien tanpa gejala
UC
METODE PENELITIAN

SUBJEK
DESAIN PENELITIAN ETIK PENELITIAN KRITERIA EKSKLUSI
PENELITIAN
• Penelitian prospektif • Pasien UC berusia di • Telah disetujui oleh • Pasien dengan
multisenter atas 18 tahun, UC dewan peninjau gejala aktif atau
• Dilakukan di tiga remisi klinis kelembagaan dari dengan kolektomi
rumah sakit tersier di setidaknya selama rumah sakit yang sebelumnya
Daegu, Korea tiga bulan dan berpartisipasi • mereka yang
Selatan terjadwal • Persetujuan tertulis menolak
kolonoskopi untuk pasien nuntuk memberikan
evaluasi peradangan berpartisipai persetujuan
mukosa pada
Februari 2016 dan
Januari 2018
FC dan FIT tes Sampel tinja diperoleh dari pasien tiga hari sampai satu hari
sebelum persiapan usus dan diserahkan ke rumah sakit pada hari
kolonoskopi.

FIT FC

• sampel tinja segera diproses dan • sampel tinja disimpan pada suhu
dianalisis dengan immunoassay 80 C sebelum dikirim ke
turbidimetri menggunakan reagen laboratorium pusat (Seoul Clinical
lateks OC-senser diana (EIKEN, Laboratories, Seoul, Korea).
Jepang) • Tingkat calprotectin diukur dengan
• hasilnya berkisar antara 0– uji imunosorben terkait-enzim
1000ng/mL. (CALPROLABTM, Calpro AS,
Norwegia) menggunakan
pembaca pelat mikro V MAX
(Perangkat Molekuler, Sunnyvale,
CA).
• Hasil uji calprotectin berkisar
antara 0,1–2500 mg/g.
Persiapan usus dilakukan dengan menggunakan dua liter
polietilen glikol dengan asam askorbat dengan rejimen
dosis terpisah.

Aktivitas endoskopik dinilai pada tempat inflamasi yang


paling parah dengan sub-skor endoskopik Mayo (MES),
mulai dari 0–3 dan MH didefinisikan sebagai MES 0.

Status mukosa dari semua gambar video kolonoskopi


ditinjau oleh seorang ahli gastroenterologi (E.S.K) yang
tidak mengetahui hasil tes feses.
ANALISIS STATISTIK
● Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.0
(SPSS, Chicago, IL) dan MedCalc 6.2 (MedCalc, Ostend, Belgia).
● Perbedaan dalam data kategori antar kelompok dianalisis dengan uji
Fisher exact atau v2.
● Untuk perbandingan data kontinyu, uji Mann-Whitney digunakan dan
hasilnya disajikan sebagai median dengan jangkauan.
● Kurva receiver operating characteristic (ROC) digunakan untuk
menentukan area di bawah kurva (AUC) untuk mengevaluasi nilai
prediksi tes MH.
● Hubungan antara setiap tes tinja dan MES diukur dengan
menggunakan analisis korelasi peringkat Spearman. Semua tes dua
sisi, dan p <0,05 menunjukkan signifikansi statistik.
HASIL
Melibatkan 27 pasien UC tanpa gejala
HASIL

• MH didefinisikan
sebagai (A) MES ¼
0 dan (B) MES 1.
• Menunjukkan
bahwa pasien
dengan sebuah
MES ¼ 1 memiliki
tingkat peradangan
mukosa yang lebih
tinggi dibandingkan
pada pasien
dengan MES ¼ 0.
HASIL

• FC lebih berkorelasi dengan


skor endoskopi daripada FIT
(koefisien korelasi
Spearman q ¼ 0,637, p <
0,001 vs q ¼ 0,464, p <.001
• Plot kotak FC secara
konsisten meningkat dari
MES ¼ 0 menjadi 3
• Perbedaan antara MES ¼ 0
dan 1, masing-masing
tampaknya lebih baik
diwakili oleh FC daripada
oleh FIT
HASIL

• Perbandingan kurva ROC


antara FC dan FIT untuk
memprediksi MH.
• AUC FC lebih besar
daripada FIT
HASIL
DISKUSI
● Studi prospektif ini menunjukkan bahwa FC lebih baik daripada FIT dalam
memprediksi MH (MES ¼ 0) pada pasien dengan UC tidak aktif, sedangkan
keunggulan ini tidak terlihat ketika MH didefinisikan sebagai MES 1.
● Nilai batas terbaik FC dan FIT untuk memprediksi MH (MES ¼ 0) masing-
masing adalah 70 mg/g dan 10 ng/mL.

FC memiliki akurasi yang lebih tinggi daripada FIT untuk memprediksi MH


di penelitian ini, yang sebagian dapat dijelaskan oleh fakta bahwa
peradangan tingkat rendah, seperti MES ¼ 0 dan MES ¼ 1, lebih jelas
dibedakan dengan FC daripada dengan FIT.
DISKUSI
Namun, mengingat
Sebaliknya,
FIT mendeteksi
calprotectin dalam
perdarahan dari
tinja dapat ditelusuri
mukosa (kondisi
Studi ini tidak dapat di kondisi seperti
lebih aktif keadaan
menjelaskan disfungsi
peradangan yang
alasannya dengan penghalang usus
lebih aktif),
jelas mengapa dengan
menyebabkan
kinerja FIT lebih permeabilitas tinggi,
mungkin tidak dapat
buruk dibandingkan FC mungkin lebih
menemukan
FC pada populasi sensitif terhadap
perubahan kecil
ini. peradangan
pada inflamasi
mukosa, stadium
mukosa tanpa
rendah, daripada FIT
perdarahan (MES ¼
pada khususnya.
1).
DISKUSI
Sebuah penelitian Jepang
Sedangkan Pada penelitian
kelompok melakukan studi
ini tidak menemukan
ekstensif tentang FIT pada
perbedaan dalam akurasi
pasien IBD dan menunjukkan
antara FIT dan FC ketika MH
bahwa FIT lebih sensitif
didefinisikan sebagai MES ¼
daripada FC untuk prediksi
0 atau 1
MES ¼ 0 pada pasien UC.

• Perbedaan hasil kinerja tes tinja di antara penelitian ini dapat dikaitkan dengan desain
penelitian yang berbeda, teknik yang bervariasi digunakan untuk mengukur FC, manajemen
pengambilan sampel feses yang heterogen dan definisi MH yang tidak konsisten.
• Penjelasan lainnya adalah bahwa hasil dipengaruhi oleh karakteristik pasien. Kami hanya
memasukkan pasien dengan UC yang masuk remisi klinis, sedangkan studi sebelumnya
telah disertakan pasien dengan berbagai rentang gejala.
KETERBATASAN PENELITIAN

I
• tinja pengujian dilakukan hanya sekali.
Evaluasi serial dari tes tinja mungkin dapat
memberikan informasi yang lebih berharga
untuk pasien dengan UC.

II
• peneliti tidak memeriksa aktivitas
histologis, yang mungkin telah memberikan
informasi yang bisa menjelaskan ciri khas
FIT dan FC.
KESIMPULAN

● penelitian ini menunjukkan bahwa FC memiliki akurasi yang lebih baik

daripada FIT untuk memprediksi MH PADA pasien dengan UC tanpa gejala.

● Keunggulan FC mungkin terkait dengan kinerja khas FC dalam membedakan

● tingkat inflamasi, terutama pada aktivitas mukosa tingkat rendah.

● FC mungkin lebih disukai daripada FIT untuk mengevaluasi MH pada pasien

dengan UC asimtomatik.
Pasien yang di rawat inap
curiga BJTB

Uji Xpert MTB/RIF dengan


spesimen jaringan TELAAH
KRITIS
Kultur, histopatologi, CRS

Akurasi diagnostik BJTB


VALIDITY

Apakah uji diagnostik dilakukan pada spektrum


pasien yang representative, seperti yang ditemui pada
praktik klinis?
Ya, populasi pada penelitian
ini adalah pasien yang dirawat
inap dengan curiga BJTB
● Apakah baku emas diterapkan pada seluruh pasien, tidak
bergantung pada hasil index test?

Ya, pasien dengan curiga


BJTB yang diperiksa
dengan Xpert MTB/RIF
juga diperiksa dengan
kultur, histopatologi juga
CRS
Apakah index test dilakukan secara independent? Apakah
digunakan baku emas yang sesuai?

Ya, pada penelitian ini


pemeriksaan dilakukan secara
independent. Baku emas yang
digunakan juga sesuai pedoman
yang ada.
IMPORTANCE

Bagaimana hasil penelitian?


● Pemeriksaan Xpert MTB/RIF untuk mendiagnosa BJTB
dapat menggunakan spesimen jaringan dengan
sensitivitas dan spesivisitas yang berbeda pada tiap
standar referensi.
● Pemeriksaan dengan spesimen jaringan memiliki
sensitivitas dan spesivisitas yang tidak jauh berbeda
dengan spesimen pus.
Applicability

Apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada


populasi?
Penelitian ini dapat diterapkan karena:
● Populasi pada penelitian memiliki kesesuaian (Jenis Kelamin,
Usia, BMI)
● Pemeriksaan Xpert MTB/RIF tersedia
● Baku emas yang digunakan sesuai dengan pedoman yang
berlaku
Penelitian ini belum dapat diterapkan karena sensitivitas
sekitar 73% dibandingkan dengan baku emas masih
lebih rendah. Dan juga proses pengolahan sampel
jaringan yang tidak dijelaskan dengan terperinci
sehingga sulit bila langsung diterapkan.
1. Judul : singkat, mudah dipahami serta
menggambarkan isi penelitian
2. Pendahuluan : ringkas mencakup alasan
KOMENTAR dilakukannya penelitian
3. Gambaran kurva ROC yang tidak lazim
digunakan
4. Nilai P value tidak ditampilkan juga pada tiap
variabel di tabel yang ditampilkan
5. Pada jurnal juga tidak disebutkan kriteria
inklusi pada penelitian ini.
CRITICAL
APPRAISAL
Critical Appraisal Iya Tidak Tidak
Jelas

Apakah permasalahan dinyatakan dengan jelas? V


Apakah permasalahan sesuai dengan yang dibutuhkan? V
Apakah hubungan antara permasalahan dengan penelitian sebelumnya dijelaskan? V

Apakah metode penelitian diuraikan dengan jelas? V


Apakah metode penelitian sesuai untuk memecahkan masalah? V

Populasi dan sampel disebutkan V


Cara pengambilan sampel disesuaikan V
Prosedur pengumpulan data dijelaskan V
Validitas dan reliabilitas data disebutkan V
Hasil analisis data disajikan jelas V
Kesimpulan dinyatakan dengan jelas dan sesuai judul & tujuan V

Laporan ditulis dengan jelas sistematis dan objektif V


CONCLUSION

The results of this study


VALID

The results of this study


IMPORTANT

The results of this study


CAN BE APPLIED
THANK YOU….

Anda mungkin juga menyukai