Anda di halaman 1dari 9

RESUME

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN POSTPARTUM


SECTIO CEASARIA ATAS INDIKASI GEMELI DAN KWETUBAN
PECAH DINI DI RUANG KEBIDANAN
RSUD PALEMBANG BARI”

DINNY DWI HARYANTI


NIM: 22221036

Dosen pembimbing

Marwan Riki Ginanjar, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


INSTITU ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Definisi
Menurut Jitowiyono (2012) Sectio Caesaria adalah suatu cara
melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding
depan perut. Ketuban Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktu melahirkan. KPD preterm adalah
KPD sebelum usia 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang
terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Sujiyatini, 2009).
Kehamilan ganda adalah suatu kehamilan dimana terdapat dua atau
lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi apabila dua
atau lebih ovum di lepaskan dan dibuahi atau suatu ovum yang dibuahi
membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada
stadium massa sel dalam atau lebih awal (Nugroho, 2010).
Masa Nifas (peurperium) adalah masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan
kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang
lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa post
operasi sectio caesaria atas indikasi gemeli dan ketuban pecah dini adalah
suatu tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi kembar dengan insisi
pada dinding abdomen dan uterus dengan ketuban pecah dini.

B. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini ini belum jelas, akan tetapi ada
beberapa keadaan yang berhubungan dengan terjadinya KPD ini diantanya
sebagai berikut (Mitayani, 2009) :
1. Trauma : amniosintesis, pemeriksaan pelvis, dan hubungan seksual.
2. Peningkatan tekanan itrauterus, kehamilan kembar, atau
polihidromnion.
3. Infeksi vagina, serviks atau karioaminionitis streptokokus, serta
bakteri vagina.
4. Selaput amnion yang mempunyai setruktur yang lemah/ selaput terlalu
tipis.
5. Keadaan abnormal dari fetus separti malpresentasi.

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala ketuban pecah dini menurut (Nugroho, 2010) :
1. Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina.
2. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan cirri
pucat dan bergaris warna darah.
3. Demam, nyeri perut, bercak vagina yang banyak
4. Denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi
yang terjadi.

D. Komplikasi
Komplikasai ketuban pecah dini menurut Sujiyatini (2009) :
Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan
KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
korioamnionitis (radang pada karion dan amnion). Resiko kecacatan dan
kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan
komplikasi fatal yang tejadi pada KPD preterm.

E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nugroho (2010) pemeriksaan penunjang yaitu :
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
BAB II
PEMBAHASAN

Pasien bernama Ny. N, umur 21 tahun, status perkawinan kawin,


pendidikan terkhir SMA, beragama islam, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat di
Talang Adong Rt.15 Rw.03 Palembang Sumatera Selatan, bangsa Indonesia,
masuk pada tanggal 18 Oktober 2021, dilakukan pengkajian pada tanggal 19
Oktober 2021 pada pukul 10.00 wib, diagnosa postpartum sectio caesaria atas
indikasi gemeli dan ketuban pecah dini.

A. Pertanyaan klinis
Apakah ada pengaruh aroma terapi bitter orange terhadap mengurangi
nyeri postpartum sectio caesaria?

B. PICO
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel dengan menggunakan
PICOS framework, terdiri dari:
1. P = Pasien postpartum sectio caesaria yang mengalami nyeri
2. I = Penatalaksanaan intervensi pada pasien postpartum sectio caesaria
dengan aroma terapi bitter orange.
3. C = Yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan sebagai
pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol dalam
studi yang terpilih.
a. O = Didapatkan hasil indikator dan efektif untuk menurunkan nyeri.
b. S = Artikel dapat di download Free Full Text dan design bersifat
experimental: Pre- experimental, True-experimenta, Factorial
experimenta, Quasi experimenta.

C. Seaching Literature (Jurnal)


Penelusuran internet database elektronik yang digunakan pada Literature
Review ini menggunakan database, yaitu: Google scholar yang telah
dipublikasi dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2021.
D. Hasil Penelusuran Bukti / Telaah Jurnal
1. Validity
a. Desain
Desain penelitian yang digunakan, yaitu quasi eksperimental, pre-
test and post-test with control group.
b. Sampel
Sampel diambil dengan cara teknik purpose sampling, sampel 34
responden dan terbagi 2 group.
c. Kriteria inklusi dan eklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini responden yang mengalami nyeri
post partum sectio caesarea di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Kriteria eklusi pada penelitian ini responden yang tidak mengalami
nyeri post partum sectio caesarea di RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.
d. Ramdomisasi
Tidak ada ramdomisasi dalam pengambilan sampel dalam
penelitian ini.

2. Importance dalam hasil


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan
uji Mann Whitney diperoleh hasil p value (0,000) < α (0,05), hal ini
berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata intensitas
nyeri Post partum SC kelompok eksperimen sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian aromaterapi bitter orange efektif
terhadap penurunan nyeri post partum SC.

3. Applicability
a. Dalam diskusi
Hasil dari penelitian jurnal bahwa pemberian aromaterapi bitter
orange efektif terhadap penurunan nyeri post partum SC. Penerapan
aromaterapi untuk mengurangi rasa nyeri post partum SC dapat
diterapkan melalui teknik kneading serta berpengaruh positif
terhadap penurunan nyeri ibu post partum SC.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Akbar
dkk, 2014; Abasi, 2015) bahwa penggunaan aromaterapi secara
inhalasi dapat merangsang pengeluaran endorphin efektif
menurunkan nyeri ibu post partum dengan p value 0,000 < α 0,05.
Peneliti menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada terapi yang
menggunakan aromaterapi berupa bitter orange terhadap nyeri ibu
post partum. Pasien yang diberikan terapi menggunakan aromaterapi
bitter orange merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa
endorphin sehingga merangsang otot-otot pada bagian tubuh. Tubuh
menjadi rileks, yang merupakan pereda nyeri dengan seolah-olah
seperti beristirahat beberapa jam.
Bitter orange sediaan minyak biasa digunakan dalam
aromaterapi. Minyak ini memiliki efek menjadi resive, antiseptik,
anti-spasmodik dan obat penenang ringan. Limonele adalah salah
satu komponen dari bitter orange dapat mengurangi rasa sakit
(Astuti, Heni & Kartika, 2015; Fadla dkk, 2015).
Sistem sirkulasi yang baik penyaluran zat asam dan bahan
makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat yang
tidak terpakai akan diperbaiki. Jadi akan timbul proses pertukaran
yang lebih baik, aktivitas sel yang meningkat dapat mengurangi rasa
sakit lokal (Arwani dkk, 2012, Batubara dkk, 2008, Akbar dkk,
2014).
b. Karakteristik klien
Responden berdasarkan karakteristik umur, suku, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan.
c. Fasilitas
Untuk dilakukan di rumah sakit sepertinya belum efektif karena
banyak faktor seperti, rumah sakit tidak memfasilitasi, masih susah
untuk mendapatkannya, banyaknya pasien, dan beban kerja perawat.
d. Biaya
Penerapan aroma terapi bitter orange cukup murah.

E. Diskusi
Dari hasil analisis jurnal dengan aroma terapi bitter orange
membuktikan bahwa pemberian aroma terapi bitter orange efektif terhadap
pengurangan nyeri postpartum sectio caesaria. Peneliti menunjukkan ada
pengaruh yang signifikan pada terapi yang menggunakan aromaterapi
berupa bitter orange terhadap nyeri ibu post partum. Pasien yang
diberikan terapi menggunakan aromaterapi bitter orange merangsang
tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin sehingga merangsang otot-
otot pada bagian tubuh. Tubuh menjadi rileks, yang merupakan pereda
nyeri dengan seolah-olah seperti beristirahat beberapa jam.
Penerapan aromaterapi untuk mengurangi rasa nyeri post partum
SC dapat diterapkan melalui teknik kneading serta berpengaruh positif
terhadap penurunan nyeri ibu post partum SC.
Dari kasus sebenarnya bisa diberikan terapi non farmakologi terapi
bitter orange, namun karena dirumah sakit tidak memfasilitasi maka tidak
bisa dilakukan.

F. Kesimpulan
Hasil analisa jurnal dapat disimpulkan pemberian non farmakologi
dengan pemberian terapi bitter orange bisa dilakukan untuk mengurangi
nyeri postpartum sectio caesaria. Penggunaan aromaterapi secara inhalasi
dapat merangsang pengeluaran endorphin sehingga dapat mengurangi
nyeri. Bitter orange dalam sediaan minyak biasa digunakan sebagau
aromaterapi. Minyak bitter orange memiliki efek menjadi resif, antiseptik,
anti-spasmodik, dan obat penenang ringan.. Maka perlu dikembangkan
menjadi terapi menggunakan aromaterapi bitter orange untuk mengurangi
nyeri post sectio caesarea. Pemilihan bitter orange karena tidak
mempunyai efek samping serta mudah digunakan untuk ibu post sectio
caesarea.
DAFTAR PUSTAKA

Bahasa Eka Anisa Mardella Edisi 9. Jakarta : EGC

Carpenito, L J. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Ahli Bahasa Monica

Carpenito, L J.2009. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis. Ahli


Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika

DEPKES RI. 2005. Modul Kebidanan. Semarang : Dinkes Ester Edisi 10. Jakarta
: EGC Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W. 2010. Asuhan Keperawatan
Post Operasi.

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. : Salemba Medika


Neonatal. Jakarta : YBP – SP

Nugroho, T. 2010. Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika

Nugroho, T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah Dan Paenyakit

Oxorn H dan Forte W R. 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta :


Yayasan Essentia Medika

Prawirohardjo, S. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : YBP – SP

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi ke – 4. Jakarta : Bina Pustaka

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Sujiyatini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Nuha Medika


Yayasan Essentia Medika Yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai