Anda di halaman 1dari 36

LITERATUR REVIEW: PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS

DALAM TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST


OPERASI APPENDICTOMY

LAPORAN LITERATUR REVIEW


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan KMB

Disusun Oleh
Kelompok 3

Dina Sofaria (J.)


Haris muhamad pratama (J.)
Melani Agustina (J.)
M. Anwar Ansori (J)
Siti Aisyah (J.)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan junjunan alam yakni

Nabi Muhammad SAW yang senantiasa telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Literatur yang berjudul

“PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI APPENDICTOMY

” dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Study literature ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

keperawatan KMB. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

study literature ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu,

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan

kedepannya dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Cimahi, Oktober 2021

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dan Biro

Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 didapatkan ibu nifas yang mengalami infeksi

sebanyak 67%. Menurut rustam (1998) jenis infeksi nifas, 22- 55% disebabkan

karena infeksi jalan lahir. (Rendra, 2009) Angka kejadian infeksi luka perineum di

Vietnam tahun 2005 dilaporkan 0,3-3%. (Sim Romi, 2009) Berdasarkan penelitian

Ajenifuja 2010 di Nigeria bahwa dari 76 wanita yang mengalami perdarahan post

partum primer yang dirawat dari tahun 2002 sampai 2006 disebabkan laserasi

jalan lahir (11,84%).

Menurut Smeltzer, 2002 terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi

penyembuhan luka adalah lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial ekonomi,

penanganan petugas, kondisi ibu dan gizi. Sedangkan faktor internal yang

mempengaruhi penyembuhan luka adalah usia, penanganan jaringan, haemoragic,

hipovolemia, faktor lokal edema, deficit nutrisi, personal hygiene, deficit oksigen,

over aktifitas. (Smeltzer, 2002) Berdasarkan penelitian didapatkan lebih dari 85%

wanita post partum mengalami trauma pada perineum, di UK yang sampai

spingter ani 0,5%-7%, trauma pada perineum menyebabkan masalah fisik dan

psikologis dalam jangka waktu yang lama. (Kettle Chris, 2008)


Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 38% ibu mengatakan nyeri

perineum meningkat pada hari ke 7 setelah persalinan. Sebuah penelitian dengan

survey dalam skala besar yang telah dilakukan dua bulan pada ibu post partum,

sebagian besar hasil penelitian ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada

perineumnya, 77% diantaranya adalah primipara dan 52% multipara. (Fransisco,

2010) Penghambat keberhasilan penyembuhan luka menurut Boyle (2008) adalah

sebagai berikut : malnutrisi, merokok, kurang tidur, stress, kondisi medis dan

terafi, apusan kurang optimal, lingkungan optimal untuk penyembuhan luka,

kurang mobilisasi dan infeksi. (Boyle, 2008).

Beberapa manfaat senam nifas secara umum adalah membantu

penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta

mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal, membantu

menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar akibat kehamilan dan persalinan

serta mencegah pelemahan dan peregangan lebih lanjut, mengahasilkan manfaat

psikologis, menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga

mengurangi depresi masa nifas. Mobilisasi yang efektif dilakukan untuk ibu nifas

dalam mempercepat proses penyembuhan luka perineum dengan senam kegel,

diantaranya untuk memperbaiki sirkulasi darah, memperbarui sikap tubuh,

memperbaiki otot pelvis/ dasar panggul seorang perempuan. (Bobak, 20015).

Berdasarkan hasil penelitian Paul fine 2007 didapatkan latihan dasar

panggul pada ibu hamil dan ibu nifas merupakan potensi yang baik. (Paul fine,

2009). Berdasarkan hasil penelitian di United Kingdom didapatkan 23-42%

wanita mengalami kesakitan dan ketidaknyamanan yang berlanjut 10-12 hari post
partum dan didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara yang diberikan

senam nifas dengan pemulihan kekuatan otot dasar panggul. (Anonim, 1996).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun mencoba mengangkat

permasalahan tersebut sebagai bahan literature review dengan judul “Pengaruh

Senam Kegel Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post

Partum”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana fisiologi penyembuhan luka perineum pada ibu post partum

melalui senam kegel ?

2. Bagaimana proses penyembuhan luka perineum pada ibu post partum melalui

senam kegel ?

3. Bagaimana prosedur senam kegel terhadap penyembuhan luka perineum pada

ibu post partum ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh senam kegel terhadap waktu penyembuhan luka

perineum pada ibu post partum

2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya fisiologi penyembuhan luka perineum pada ibu post partum

melalui senam kegel

b) Diketahuinya proses penyembuhan luka perineum pada ibu post partum

melalui senam kegel


c) Diketahuinya prosedur senam kegel terhadap penyembuhan luka perineum

pada ibu post partum

D. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian dalam literatur review ini yaitu semua jenis

penelitian yang menggunakan senam kegel terhadap penyembuhan luka perineum

pada ibu post partum

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan bagi perkembangan ilmu keperawatan Maternitas dengan

mengetahui pengaruh senam kegel terhadap waktu penyembuhan luka

perineum pada ibu post partum

2. Manfaat Praktis

a) Bagi STIKes Budi Luhur Cimahi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kepustakaan sebagai

referensi dan dapat di gunakan sebagai sumber pustaka bagi mahasiswa

dalam pengembangan penelitian keperawatan

b) Pasilitas Pelayanan Kesehatan


Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan implementasi

keperawatan dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagai upaya

meningkatkan status kesehatan klien

c) Bagi Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi

dasar bagi penelitian sejenis selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP POST PARTUM


1. Definisi
Pengertian post partum/masa nifas menurut beberapa ahli atau pendapat
yaitu :
a. Post partum/masa nifas adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari
saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke
keadaan sebelum hamil. (Padila, 2014)
b. Post partum/masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi
yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatanya kembali yang
umunya memerlukan waktu 6-18 minggu. (Nugroho, dkk, 2014)
c. Post partum/masa nifas (puerperium)adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandung kembali seperti
kekeadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu. (Sulistyawati, 2012)
d. Post partum/masa nifas adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umunya berlangsung kuarang dari 24 jam. (Saifudin, 2012)
e. Post partum/masa nifas adalah masa waktu antara waktu kelahiran
palasenta dan membran yang menadai berakhirnya periode intra partum
sampai waktu menuju kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut ke
kondisi tidak hamil. (Anggraini, 2011
2. Tujuan Perawatan Nifas
Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan
pengawasan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar
dari rumah sakit. Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah (Nugroho,
2014) :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skrinnig secara komprehensif, deteksi dini, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nurtisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana
e. Mendapatkan kesehatan emosi
3. Adaptasi
Adapun adaptasi post partum adalah sebagai berikut ( Padila, 2014) :
a. Periode kira-kira 6 minggu setelah kelahiran bayi, selama tubuh
beradaptasi ke keadaan sebelum hamil.
b. Dimulai dari kala IV persalinan
c. Masa transisi menjadi orang tua
d. Pendekatan bergeser berorientasi pada perawatan wanita sakit ke sehat
e. Pemulangan dini, sediakan discharge planning
f. Terkait erat dengan social budaya
4. Tahapan Masa Nifas/ Post Partum
Masa nifas dibagi menjadi tiga tahap yaitu (Sulistyawati, 2014) :
a. Puerperium dini, suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial, suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ
reproduksi selama kurang lebih 6 minggu.
c. Remote puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
kembali dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau
waktu persalinan mengalami komplikasi.

5. Perubahan Fisik
Perubahan fisik pada ibu post partum antara lain (Nugroho, dkk, 2014):
a. Sistem kardiovaskuler
1) Curah jantung menigkat
2) Tekanan darah menurun ringan, karena penurunan tekanan intra
pelvis
3) Nadi bradikardi sampai hari ke 6-10
4) Status darah pada eksteremitas bawah, resiko thromboplebitis.
5) Faktor pembekuan darah menigkat resiko thromboemboli
b. Sistem urologi
1) Diuresis pada awal periode pasca partum
2) Penurunan sensasi kandung kemih
c. Sistem endokrin Saat plasenta lahir terjadi penurunan hormon
estrogen dan progesteron, kadar terendah dicapai pada kira-kira 1
minggu pasca partum.
d. Sistem pencernaan Gangguan defekasi : konstipasi karena masih ada
efek progesteron, penurunan tekanan otot abdomen, kurang cairan
dan rasa nyeri pada luka episiotomy atau rupture perineum.
e. Sistem integument
1) Suhu menigkat sampai 38°C terjadi karena kelelahan dan
diporesisi/diuresis pada 24 jam pertama.
2) Hiperpigmentasi berkurang
f. Sistem musculoskeletal
Dinding abdomen merengang, tampak longar dan lembek distasis
otot rekti abdominis.Perubahan pusat berat saat hamil terjadi
hipermobilitas sendi. Stabilitasi sendi lengkap dapat tercapai pada 6-
8 minggu paska partum.
g. Uterus Setelah plasenta lahir uterus merupaka alat yang keras,
karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya, perubahan uterus setelah
melahirkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Ivolusi TFU Berat Diameter Keadaan


uterus bekas Serviks
melekat
plasenta

Setelah sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembut


plasenta
lahir

1 minggu Pertengahan 500 gr 7,5 cm Dapat


pusat dilalui 2
simpisis jari

2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm Dapat


dimasuki
1 jari

6 minggu Seperti hamil 50 gr 2,5 cm Hamper


2 minggu kembali
normal

8 minggu Normal 30 gr 0 Normal

h. Infolusi tempat plasenta


Pada permulaan nifas bekas plasenta banyak mengandung pembuluh
darah besar yang tersunbat oleh thrombus. Luka bekas
i. Implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena di lepaskan dari
dasarnya dengan pertumbuhan endometrium ini tumbuh dari pingir
luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
j. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak di perlukan lagi
peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam
masa nifas.
k. Perubahan pada serviks dan vagina
Beberapa hari setelah ostium eksternum dapat di lalui oleh dua jari,
pada akhir minggu pertama dapat di lalui satu jari saja. Karena
hyperplasia ini dan karena retraksi dari serviks, robekan serviks jadi
sembuh. Vagina yang sangat rengang wakru persalinan, lambat
mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke tiga post partum
rugae mulai nampak kembali.
Rasa sakit yang di sebut after pain (meriang atau mules-mules)
disebabkan kontraksi rahim biasanya berlangsung tiga sampai empat
hari paska persalinan. Perlu diberika pengertian pada ibu mengenai
hal ini dan bila terlalu menggangu analgesik.
l. Lokhia
Lokhia adalah cairan yang dikeluarka dari uterus melalui vagina
dalam masa nifas. Lokhia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak
dari darah menstruasi. Lokhia ini berbau anyeir dalam keadaan
normal, tetapi tidak busuk. Pengeluaran lokhia dapat dibagi
berdasarkan jumlah dan warnanya :
1) Lokhia rubra warna merah dan hitam terdiri dari sel desidua,
verniks kaseosa, rambut lanugo sisa mekonium, sisa darah dan
keluar mulai hari pertama sampai hari ke tiga.
2) Lokhia sanginolenta Berwarna putih bercampur merah, mulai
hari ke tiga-hari ke tujuh.
3) Lokhia serosa Berwarna kekuningan dari hari ke tujuh sampai
hari ke empat Belas
4) Lokhia alba berwarna putih setelah hari ke 14
m. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena di renggang begitu
lama, biasanya akan pulih dalam 6 minggu. Ligament fascia dan
diagfragma pelvis yang merenggang pada waktu partus setelah bayi
lahir berangsur-angsur mengecil dan pulih kembali. Tidak jarang
uterus jatuh kebelakang menjadi retroleksi karena ligamentum
rondutudum jadi kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya
dengan latihan-latihan paska persalinan.
n. Ginjal
Aktivitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari
volume darah dan ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak
dari aktivitas ini terjadi pada hari pertama post partum.
o. Oksitoksin
Oksitoksin di sekresi oleh kelenjar hipofisis posterior dan bereaksi
pada otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan
aksi oksitoksi menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu
oksitoksin bereaksi untuk ke stabilan kontraksi uterus, memperkecil
bekas tempat perlekatan plasenta dan mencegah perdarahan, pada
wanita yang memilih untuk menyusui bayinya isapan bayi
menstimulasi ekskresi oksitoksin dimana keadaan ini membantu
kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran ASI. Setelah plasenta
lahir sirkulasi HCG, estrogen, progesterone dan hormone laktogen
plasenta menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan
fisiologi pada ibu nifas.
p. Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang di sekresi oleh
galndula hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara dan
merangsang produksi ASI pada wanita yang menyusui kadar
prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium di tekan.
Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke
14 sampi 21 post partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH di
sekresi kelenjar hipofisis anterior untuk bereaksi pada ovrium yang
menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam kadar
normal, perkembangan normal folikel d graf, ovulasi dan menstruasi.
q. Laktasi
Laktasi dapat di artikan dengan pembentukan dan pengeluaran air
susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makan pokok makan yang
terbaik dan bersifat alamia bagi bayi yang di sediakan oleh ibu yang
baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dan
ibunya sendiri. Selama kehamilan hormon estrogen dan progesteron
merangsang pertumbuhan kelenjar susu sedangkan progesteron
merangsang pertumbuhan saluran kelenjar, kedua hormon ini
mengerem LTH. Setelah placenta lahir maka LTH dengan bebas
dapat merangsang
laktasi.
Lobus posterior hypofisis mengeluarkan oxytoxin yang merangsang
pengeluaran asi. Pengeluaran asi adalah reflex yang ditimbulkan oleh
rangsangan penghisapan putting susu oleh bayi. Rangsangan ini
menuju ke hypofisis dan menghasilkan oxytoxin yang menyebabkan
buah dada mengeluarkan air susu. Pada hari ketiga post partum, buah
dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi
air susu, dan jika aerrola mammae dipijat, keluarlah cairan putih dari
putting susu. Air susu ibu kurang lebih mengandung protein 1-2% ,
lemak 3-5%, gula 6,5-8%, garam 0,1-0,2%. Hal yang mempengaruhi
susunan air susu adalah diit, berat badan.
r. Tanda- tanda vital Tabel perubahan tanda-tanda vital
Parameter Penemuan Normal Penemuan
abnormal

Tanda-tanda vital Tekanan darah Tekanan darah>


<140/90 mmHg, 140/90 mmHg
mungkin bisa naik
dari tingkat disaat
persalinan 1-3 hari
post partum.

Suhu tubuh
:<38°C

Nadi: 60-100 Suhu: >38°C


x/mnt

Nadi: >100x/mnt

6. Perubahan Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas terbagi menjadi dalam 3 tahap yaitu
(Sulistyawati, 2012) :
a. Periode taking in
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini
terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini
dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-
hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode taking hold
Berlangsung pada hari ke 3-4 post partum. Ibu berusaha bertanggung
jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
keterampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
c. Periode letting go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi. Sedangkan stress emosional pada ibu
nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan
mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur
terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues di mana
terjadi pada hari ke 3-5 pada post partum.
7. Perawatan Masa Nifas
Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk
pemulihan kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan. Di mana
perawatan post partum meliputi (Nugroho, dkk, 2014) :
a. Mobilisasi fisik
b. Karena lelah sehabis melahirkan, ibu harus istirahat tidur terlentang
selama 8 jam paska persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri untuk
mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua
diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari keempat atau
kelima diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas memiliki varian
tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-
luka. Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan
pengeluaran lokhia, mengurangi infeksi purperium, mempercepat
involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan
alat perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
c. Rawat gabung Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-
sama sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat
memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.
d. Perawatan payudara Perawatan payudara telah mulai sejak wanita
hamil supaya putting susu lemas, tidak keras, kering, sebagai
persiapan untuk menyusui bayinya, karena sangat berguna untuk
kesehatan bayi. Dan segera setelah lahir ibu sebaiknya menyusui
banyinya karena dapat membantu proses involusi serta kolostrum
mengandung zat antibody yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
e. Pemeriksaan umum Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu
dilakukan antara lain adalah kesadaran, keluhan yang terjadi setelah
persalinan.
f. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan khusus pada ibu masa nifas meliputi
:
1) Fisik : Tekanan darah, nadi dan suhu
2) Fundus uteri : Tinggi fundus uteri kontraksi uterus
3) Payudara : Putting susu, pembengkakan pengeluaran ASI
4) Luka jahitan episiotomy : Apakah baik atau terbuka, apakah ada
tanda tanda infeksi.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada ibu post partum (Sukarni & Margaret,
2013) :
a. Laporan laboratorium
b. Pemeriksaan USG (Ultara Sonografi)

9. Komplikasi Pasca Partum


Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu post partum/nifas antara lain
(Nugroho, dkk, 2014) :
a. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan
nyeri payudara, pembengkakan, kehangatan dan kemerahan
b. Abses payudara
Abses payudara adalah pembengkakan payudara yang berisih nanah,
pembengkakan ini terjadi karena adanya infeksi bakteri.
c. Tromboplebiti
Tromboplebitis adalah invasi ataw perluasan microorganism
pathogen yang mengikuti aliran darah sepanjang vena dan cabang-
cabangnya
10. Penatalaksanaan:
Penatalaksanaan pada ibu post partum/nifas adalah (Sulistyawati,
2012)
a. Tirah baring
b. Diit
c. Perawatan perineum dan perawatan payudara
d. Berkemih atau perawatan kateter
e. Obat anti nyeri, obat tidur, laktasi berikan suplemen vitamin atau
zat besi, hentikan pemberian intravena jika penuh
f. Pemeriksaan laboratorium untuk komplikasi jika ada indikasi
g. Rencana pemakaian kontrasepsi

B. KONSEP LUKA PERINEUM


1. Luka perineum

Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat

perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara

spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu.

Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus

tersebut dan dapat mengncangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini

dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian. ( Yanti

dkk, 2011).

Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada


jalan lahir maupun karena episotomi pada saat melahirkan janin.

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan

tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya. Perineum adalah

merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul, yang terletak

antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia

urogenitalis serta diafragma pelvis(Wiknjosastro, 2006).

Rupture Perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan

maupun episiotomi perineum, yang dilakukan dengan gunting

episiotomi. Episiotomi itu sendiri dilakukan atas indikasi antara lain:

bayi besar, perineum kaku, persalinan dengan kelainan letak,

persalinan dengan menggunakan alat baikforceps maupun vacum.

Apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan

yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi diatas maka menyebabkan

peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum.

Sedangkan luka perineum

2. Fisiologi penyembuhan luka

Penyembuhan luka adalah proses pergantian dan perbaikan

fungsi jaringan yang rusak. Pernyataan ini didukung oke Eny dkk

(2009) penyembuhan luka adalah panjang waktu proses pemulihan

pada kulit karena adanya kerusakan atau disintegritas jaringan kulit.

Penyembuhan luka pada jalan lahir tidak disertai infeksi akan

semmbuh dalam 6-7 hari (Mochtar, 2013). Proses penyembuhan luka

episiotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-tanda infeksi seperti


nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas tepian insisi yang tidak

saling mendekat dapat terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalm

2-3 minggu. (Juraida dkk, 2016).

3. Klasifikasi Luka (Ruptur) Perineum

Klasifikasi ruptur perineum menurut Prawirohardjo (2013)

terbagi dua bagian yaitu:

a. Ruptur perineum spontan

Ruptur perineum spontan luka pada perineum yang terjadi

karena sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau

disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak

teratur.

b. Ruptur perineum yang disengaja (episiotomi)

Ruptur perineum yang disengaja(episiotomi) adalah luka

perineum yang terjadi karena dilakukan pengguntingan atau

perobekan pada perineum.Episiotomi adalah torehan yang dibuat pada

perineum untuk memperbesar saluran keluar vagina. Wiknjosastro

(2006), menyebutkan bahwa robekan perineum dapat dibagi dalam 4

tingkatan yaitu:

a) Tingkat I: Robekan hanya terjadi pada selaput lender vagina dengan

atau tanpa mengenai kulit perineum sedikit.

b) Tingkat II: Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selama mengenai

selaput lendir vagina juga mengenai muskulus perinei transversalis,

tapi tidak mengenai sfingter ani.


c) Tingkat III: Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum

sampai mengenai otot-otot sfingter ani. Ruptura perinei totalisdi

beberapa kepustakaan yang berbeda disebut sebagai termasuk dalam

robekanderajat III atau IV.

C. KONSEP SENAM KEGEL


1. Pengertian Senam Kegel

Senam kegel adalah latihan otot dasar panggul merupakan

terai bagi wanita yang tidak mampu mengontrol keluarnya urin.

Senam kegel adalah latihan kontraksi kecil yang terjadi di dalam otot

dasar panggul yang menguatkan uretra, kandung kemih, rahim dan

dubur. Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel

seorang dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di los

angeles sekitar tahun 1950-an.

Senam ini adalah jenis senam yang sangat bagus dilakukan

oleh para ibu- ibu terutama bagi mereka yang sudah pernah

melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan biasanya akan

mengalami pengenduran otot pada bagian bawah panggul dan juga

pada bagian sekitar kewanitaan. Gerakan senam dalam senam kegel

membuat otot-otot di sekitar organ kewanitaan akan semakin kembali

kencang. Latihan senam kegel biasanya dilakukan sebagai bagian dari

latihan aerobik, yaitu sebagai latihan senam lantai

2. Tujuan senam kegel


Tujuan dilakukannya senam kegel adalah :
a. Untuk melatih atau menguatkan otot-otot dasar panggul

b. Untuk kesehatan hubungan suami isteri senam ini juga sangat

berguna dalam orgasme wanita

c. Untuk memperkuat otot-otot saluran kemih

d. Mempekuat otot-otot vagina

3. Manfaat senam kegel


Berikut ini adalah manfaat dari senam kegel untuk para ibu
hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas.
a. Ibu hamil dan ibu bersalin

1) Dapat mecegah robeknya perineum


2) Mengurangi kemungkinan masalah urinasi seperti inkotinensia
urin pasca persalinan
3) Mempermudah proses persalinan
b. Ibu nifas
Membantu atau mempercepat penyembuhan luka robekan
perineum
4. Cara melakukan senam kegel
a. Teknik senam kegel yang paling sederhana dan mudah dilakukan
adalah dengan seolah-olah menahan kencing
b. Kencangkan otot atau kontraksikan otot seperti menahan kencing
, pertahankan selama 5 detik kemudian relaksasikan
c. Ulangi lagi latihan tersebut setidaknya 5 kali berturut-turut
d. Secara bertahap tingkatkan lama menahan kencing 15-20 detik,
lakukanlah secara serial setidaknya 6-12 kali tiap latihan.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian

Desain dan jenis penulisan yang digunakan adalah literature review


merupakan uraian analisa kritis mengenai teori, temuan dan bahan penelitian
lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan
penelitian dalam menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan
masalah yang akan diteliti. Topik yang dibahas dalam pembuatan literature
review ini adalah tentang “Pengaruh Senam Kegel Terahadap Penyembuhan
Luka Perineum Pada Ibu Post Partum”

B. Metode pengumpulan data


Metode pengumpulan data dengan pencarian jurnal, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber data base penelitian
Jurnal yang digunakan berjumlah 8 jurnal diantaranya 1 jurnal
dari luar negeri dan 7 jurnal dari dalam negeri. Dengan pembahasan
tentang pengaruh senam kegel terahadap penyembuhan luka perineum
pada ibu post partum. Jurnal penelitian yang digunakan dalam
penyusunan literature review didapatkan dengan pencarian jurnal,
yaitu sebagai berikut:
a. Google : https://google.com
b. Google : https://scholar.google.co.id
2. Lokasi dan Waktu publikasi
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian pada jurnal
diantaranya, Lampung Utara, Kabupaten Karawang, Puskesmas
Jepang Mejobo Kudus. Adapun waktu yang digunakan pada jurnal
penelitian pengaruh senam kegel terhadap penyembuhan luka
perineum pada ibu post partum diambil sekitar 5 tahun terakhir (2016-
2021).
3. Kriteria inklusi dan ekslusi
a. Kriteria Inklusi
1) Penelitian menggunakan besar sampel yang digunakan
mulai dari 2 responden sampai 60 responden.
2) Penelitian pengaruh senam kegel terhadap penyembuhan
luka perineum pada ibu post partum.
3) Penelitian dilakukan pada ibu post partum
4) Publikasi atau terbitan jurnal pada tahun 2016-2021.
b. Kriteria eksklusi
1) Laporan penelitian dalam bentuk monograf skripsi atau
artikel.
2) Jurnal terbitan sebelum tahun 2016
4. Strategi penelusuran publikasi
Dalam penelusuran publikasi jurnal, desain penelitian yang di
review adalah semua jenis penelitian yang relevan dengan tema
penelitian literature review yaitu penelitian kuantitatif . Semua jenis
sampel yang terkait post partum dimasukan sebagai sampel yang
diamati dalam literature review.
5. Merangkum dalam tabel Ringkasan Pustaka
Artikel yang masuk dalam kriteria inklusi dianalis dan disintesis
kemudian dirangkum dalam tabel ringkasan pustaka. Dari tabel
rangkuman hasil penelitian di atas diharapkan akan ditemukan sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan intervensi
keperawatan di rumah sakit. Intisari yang diambil dari jurnal
penelitian : judul penelitian, nama peneliti, tahun dan tempat
publikasi, besar sampel, metode penelitian, alat yang digunakan
selama penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian lengkap dengan
signifikansinya.
6. Hasil dan Pembahasan
Menjawab tujuan khusus kaitannya dengan senam kegel
terahadap penyembuhan luka perineum pada ibu post partum.
BAB VI
RINGKASAN PUSTAKA DAN HASIL PEMBAHASAN
Besar
Studi / Tempat Metode penelitian/ alat
NO sampel/ Usia Intervensi Kontrol Outcome
penulis penelitian ukur
partsipan

EFEKTIVITA
S SENAM Hasil analisis bivariat diperoleh nilai
KEGEL Metode penelitian
Diberikan P=0,000, sehingga dapat disimpulkan
TERHADAP Wilayah Diberikan menggunakan desain quasi
perlakuan terdapat hubungan yang bermakna lama
WAKTU Puskesmas 30 perlakuan eksperimen. Analisis data
1 senam waktu penyembuhan luka antara ibu
PENYEMBU Kabupaten responden mobilisasi menggunakan analisis
HAN LUKA kegel (1-2 melakukan senam kegel dengan ibu
Karawang (1-4 hari). univariat, bivariat
PERIEUM hari) melakukan mobilisasi pada ibu post
menggunakan uji T.
PADA POST partum.
PARTUM
NORMAL
2 TINDAKAN Wilayah 2 Responden Senam Metode yang digunakan Hasil study kasus menunjukan adanya
SENAM Kerja Kegel yaitu metode deskriptif proses penyembuhan luka perineum lebih
KEGEL Puskesmas terhadap studi kasus cepat terhadap tindakan senam kegel
TERHADAP
Jepang penyembu untuk penyembuhan luka perineum, pada
IBU NIFAS
YANG Mejobo han luka responden pertama dan responden kedua,
MENGALAM Kudus perineum hal ini dikarenakan senam kegel
I Tahun 2020 ibu nifas mengenai lansung otot panggul atau PC
KETERLAM (Pubococcygeal Muscle).
BATAN
PENYEMBU
HAN LUKA
PERINEUM
PADA IBU
NIFAS DI
WILAYAH
KERJA
PUSKESMAS
JEPANG
MEJOBO
KUDUS

Jenis penelitian yang


digunakan dalam Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
penelitian ini adalah ada perbedaan penyembuhan luka pada
penelitian kuantitatif ibu
Wilayah
PENGARUH dengan desain Quasi
Kerja post partum yang melakukan senam
SENAM Eksperimental
Puskesmas kegel dan yang tidak melakukan senam
KEGEL rancangan nonequivalent
Kotabumi kegel.
TERHADAP control group
Udik
3 PENYEMBU Design tahap-tahap Dimana pada ibu yang melakukan senam
Kabupaten
HAN Editing, Processing, kegel proses penyembuhannya lebih
Lampung
LUKA PADA Cleaning dan baik.
Utara
IBU POST Tabulating.
Oktober Artinya bahwa senam kegel dapat
PARTUM SAMPEL :
2019 mempercepat penyembuhan luka
Sampel pada penelitian ini
berjumlah 60 orang perineum
responden. pada ibu post partum

4 PENERAPAN Wilayah Penerapan ini menunjukkan sebelum


LATIHAN Kerja Penerapan ini dilakukan latihan kegel kedua responden
KEGEL Puskesmas menggunakan penelitian kondisi luka perineum tergolong luka
TERHADAP studi kasus dengan desain
Kartasura sedang yaitu luka basah, perineum
PENYEMBU penelitian deskriptif.
HAN LUKA menutup, tidak ada tanda – tanda infeksi.
PERINEUM Setelah dilakukan latihan kegel pada hari
PADA keempat Ny. N dan Ny. B luka perineum
tergolong luka sedang yaitu luka basah,
perineum menutup, tidak ada tanda –
IBU NIFAS tanda infeksi. Pada hari ketujuh Ny. N
DI penyembuhan luka dalam kategori luka
WILAYAH sedang yaitu luka kering, jahitan pada
KERJA luka perineum ada yang terbuka sedikit,
PUSKESMAS tidak ada tanda – tanda infeksi. Ny. B.
KARTASUR kondisi luka pada hari ketujuh tergolong
A luka baik yaitu luka kering, perineum
menutup, tidak ada tanda- tanda infeksi

5 HUBUNGAN Wilayah Sampel pada Senam Jenis penelitian yang Hasil penelitian menunjukan
MOBILISASI Kerja penelitian ini Kegel digunakan Pre- penyembuhan luka perineum yang sangat
DINI Bidan berjumlah terhadap eksperimental dengan baik pada kelompok mobilisasi dini
DENGAN Praktik 30 orang ibu penyembu desain Static Group dengan kombinasi senam kegel sebesar
KOMBINASI Mandiri postpartum han luka Comparison/ Posttest Only 93.3% dan penyembuhan luka perineum
SENAM (BPM) dengan luka perineum Control Group Design. yang baik pada kelompok yang tidak
KEGEL Dince perineum ibu Teknik sampling yang melakukan mobilisasi dini dengan
TERHADAP Safrina postpartum digunakan adalah kombinasi senam kegel sebesar 53.3%
PENYEMBU Pekanbaru purposive sampling dengan p value 0.035 <α.
HAN LUKA
PERINEUM
PADA IBU
POSTPARTU
M

DI BIDAN
PRAKTIK
MANDIRI

(BPM)
DINCE
SAFRINA
PEKANBAR
U

6 THE Praktik 30 - Latihan penyuluha Penelitian ini Hasil di tabel 3 menunjukkan bahwa
EFFECTIVEN Bidan responden kegel n agar menggunakan pendekatan penyembuhan luka perineal pada ibu
ESS OF Husniyati luka tetap kuantitatif, metode yang yang melakukan latihan Kegel
digunakan dalam
KEGEL bersih dan (kelompok perawatan) lebih cepat oleh
penelitian ini adalah desain
EXERCISE kering kelompok pasca-testonik 12 responden (80%) dibandingkan
FOR THE kuasi-eksperimental. dengan ibu tanpa latihan Kegel (kontrol),
ACCELERAT Sampel penelitian ini yaitu 5 responden (33,3%). Hasil Chi-
ION OF adalah 30 responden yang Squaretest diperoleh nilai p 0,010
PERINEUM terbagi dalam 15 sehingga ada pengaruh yang signifikan
WOUND perawatan 15 kontrol yang antara latihan Kegel dengan percepatan
memenuhi kriteria inklusi.
HEALING penyembuhan luka perineal pada ibu
Kriteria inklusi adalah
ON sebagai berikut: pascamelahirkan (p <0,05).
POSTPARTU Ibu Pasca-Partum hari
M WOMEN pertama dengan air mata
perineum kelas 2; Ibu
melahirkan secara normal
pada praktik mandiri
bidan; Ibu tidak pantang
makan selama proses
observasi; Kondisi luka
pada saat memulai
pengamatan tidak ada
tanda-tanda infeksi.
Kriteria Ekslusi adalah:
Ibu yang tidak bersedia
menjadi subjek penelitian;
Ibu yang tidak memiliki
catatan pengiriman
lengkap.
, tahan selama 5 detik, lalu
rileks (rileks) selama 5
detik; Ulangi latihan
setidaknya lima kali sehari
(25 kontraksi).
Latihan kegel dilakukan
selama 7 hari dalam
kelompok intervensi,
sedangkan dalam
kelompok kontrol,
responden hanya diberikan
penyuluhan agar luka tetap
bersih dan kering.
Penilaian luka dilakukan
pada hari kedelapan

7 ANALISIS wilayah 44 Dibeikan Metode penelitian yaitu Terdapat hubungan yang signifikan
PENGETAHU kerja responden kuesioner kolerasi dengan antara pengetahuan senam kegel terhadap
AN DAN puskesmas tentang pendekatan cross penyembuhan luka prenieum pada ibu
sectional. Populasi dalam
TINDAKAN purwokerto senam nifas.
penelitian ini adalah
SENAM selatan kegel keseluruhan ibu
KEGEL postpartum yang ada
TERHADAP diwilayah kerja puskesmas
PENYEMBU purwokerto selatan
HAN LUKA
PERINEUM
PADA IBU
NIFAS DI
WILAYAH
KERJA
PUSKESMAS
PURWOKER
TO
SELATAN
A. HASIL (Analisa)

1. Fisiologi penyembuhan luka perineum pada ibu post partum

menggunakan senam kegel.

Pengaruh senam kegel terhadap percepatan penyembuhan luka

perineum disebabkan karena kontraksi otot-otot pubococcygeal

mempengaruhi sirkulasi oksigenisasi dan memperlancar peredaran darah

sehingga membuat tumbuhnya jaringan baru untuk merapatkan luka jahitan

(mempercepat fase proliferatif). Paul fine (2007) dalam penelitiannya

menjelaskan bahwa dengan latihan kontraksi otot-otot pubococcygeal pada

masa kehamilan dan nifas merupakan potensi yang baik dalam meningkatkan

elastisitas otot perineum pada saat persalinan dan mempercepat kesembuhan

luka perineum pada ibu post partum. (Paul fine, 2009

2. Proses penyembuhan luka perineum pada ibu post partum

menggunakan senam kegel.

Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal

akibat proses patologis yang berasal dari internal dan eksternal, serta

mengenai organ tertentu (Potter & Perry dalam Maryunani, 2014). Faktor-

faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah faktor lokal, seperti

oksigenasi, hematoma dan lain-lain. Faktor umum, terdiri dari usia, nutrisi,

sepsis, steroid dan obat-obatan (Subiston dalam Maryunani, 2014). Faktor

lainnya adalah gaya hidup dan mobilisasi (Kozier dalam Maryunani, 2014)

Menurut pendapat penulis, banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan


luka, setiap responden memiliki faktor sendiri sehingga proses penyembuhan

luka berbeda setiap responden. Pada kelompok senam kegel, berdasarkan

hasil penelitian diketahui bahwa latihan kegel akan dapat memberikan

pengaruh yang baik terhadap penyembuhan luka perineum dengan

dilakukannya arahan pelaksanaan senam kegel dapat meningkatkan

kemampuan fisik manusia apalagi jika dilaksanakan dengan tepat dan terarah,

karena dengan latihan kegel dapat memperkuat otot-otot dasar panggul

terutama otot pubococcygeal sehingga wanita dapat memperkuat otot-otot

saluran kemih dan otot-otot vagina sehingga berefek terhadap percepatan

proses penyembuhan luka perineum. selain kegel banyak gerakan yang dapat

dilakukan oleh ibu post partum diantaranya adalah mengangkat panggul

secara bertahap dan lain-lain.

Gerakan – gerakan otot (otot pubococcygeal) pada senam kegel,

berupa gerakan pengerutan dan peregangan (Ward, 2009). Efek dari gerakan

otot tersebut antara lain melancarkan sirkulasi darah dan oksigen ke dalam

otot dan jaringan di sekitar, seperti perineum. Manfaat dari oksigen yang

lancar tersebut maka luka yang terdapat diperineum akan cepat sembuh

karena efek dari oksigenisasi (meningkatkan ketersediaan oksigen dan nutrisi

untuk penyembuhan luka) (Maryunani, 2015)

Hal diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka Yulia

Fitri (2019) bahwa terdapat perbedaan penyembuhan luka pada ibu post

partum yang melakukan senam kegel dan yang tidak melakukan senam kegel.

Dimana pada ibu yang melakukan senam kegel proses penyembuhannya lebih
baik. Artinya bahwa senam kegel dapat mempercepat penyembuhan luka

perineum pada ibu post partum

3. Prosedur melakukan senam kegel untuk penyembuhan luka perineum

pada ibu post partum.

a) Teknik senam kegel yang paling sederhana dan mudah dilakukan adalah

dengan seolah-olah menahan kencing

b) Kencangkan otot atau kontraksikan otot seperti menahan kencing ,

pertahankan selama 5 detik kemudian relaksasikan

c) Ulangi lagi latihan tersebut setidaknya 5 kali berturut-turut

d) Secara bertahap tingkatkan lama menahan kencing 15-20 detik,

lakukanlah secara serial setidaknya 6-12 kali tiap latihan.


BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Fisiologi Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Melalui

Senam Kegel

Penyembuhan luka adalah panjang waktu proses pemulihan pada kulit

karena adanya kerusakan atau disintegritas jaringan kulit. Pengaruh senam kegel

terhadap percepatan penyembuhan luka perineum disebabkan karena kontraksi

otot-otot pubococcygeal mempengaruhi sirkulasi oksigenisasi dan memperlancar

peredaran darah sehingga membuat tumbuhnya jaringan baru untuk merapatkan

luka jahitan (mempercepat fase proliferatif).

2. Proses Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Melalui Senam

Kegel

Gerakan – gerakan otot (otot pubococcygeal) pada senam kegel, berupa

gerakan pengerutan dan peregangan (Ward, 2009). Efek dari gerakan otot

tersebut antara lain melancarkan sirkulasi darah dan oksigen ke dalam otot dan

jaringan di sekitar, seperti perineum. Manfaat dari oksigen yang lancar tersebut

maka luka yang terdapat diperineum akan cepat sembuh karena efek dari

oksigenisasi (meningkatkan ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan

luka) (Maryunani, 2015)


3. Prosedur Senam Kegel Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu

Post Partum

a. Teknik senam kegel yang paling sederhana dan mudah dilakukan adalah
dengan seolah-olah menahan kencing
b. Kencangkan otot atau kontraksikan otot seperti menahan kencing ,
pertahankan selama 5 detik kemudian relaksasikan
c. Ulangi lagi latihan tersebut setidaknya 5 kali berturut-turut
d. Secara bertahap tingkatkan lama menahan kencing 15-20 detik, lakukanlah
secara serial setidaknya 6-12 kali tiap latihan.

B. SARAN

1. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan STIKes Budi Luhur Cimahi sebagai lembaga yang
bergerak dalam menciptkan dan mencetak tenaga kesehatan profesional. Dalam
menjalankan fungsi dan perannya, institusi pendidikan harus mampu
mengamalkan tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat. Hasil dari literature review ini diharapkan dapat menjadi
pembelajaran dan referensi.
2. Masyarakat
Sebagai salah satu jurnal yang meberikan pengetahuan tentang pengaruh

senam kegel terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu post partum. Dalam

penanganan penyembuhan luka perineum pada ibu post partum diharapkan hasil

literature review ini dapat dijadikan informasi dan masukan bagi pembaca

tentang penanganan penyembuhan luka perineum pada ibu post partum.


DAFTAR PUSTAKA

Gustirini, R., Pratama, R. N., & Maya, R. A. A. (2020, July). The Effectiveness of Kegel

Exercise for the Acceleration of Perineum Wound Healing on Postpartum Women.

In 1st International Conference on Science, Health, Economics, Education and

Technology (ICoSHEET 2019) (pp. 400-402). Atlantis Press.

Monika, A., Nurrohmah, A., & Wahyuni, E. S. (2019). PENERAPAN LATIHAN KEGEL

TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS KARTASURA.

Mustafidah, S., & Cahyanti, L. (2020). Tindakan Senam Kegel terhadap Ibu Nifas yang

Mengalami Keterlambatan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di Wilayah

Kerja Puskesmas Jepang Mejobo Kudus. Jurnal Profesi Keperawatan (JPK), 7(1).

Ningsih, R. A., Helina, S., & Laila, A. (2017). HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN

KOMBINASI SENAM KEGEL TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA

IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) DINCE SAFRINA

PEKANBARU. JURNAL PROTEKSI KESEHATAN, 6(2).

Fitri, E. Y., Aprina, A., & Setiawati, S. (2020). Pengaruh Senam Kegel terhadap

Penyembuhan Luka pada Ibu Post Partum. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai

Betik, 15(2), 179-184.

Anda mungkin juga menyukai