Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan bayi merupakan salah satu perhatian dari World
Health Organization (WHO), karena kesehatan merupakan hal yang
sangat penting agar manusia dapat bertahan hidup dan bisa melakukan
aktivitas. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat
khususnya pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
secara menyeluruh dan terarah.
Di Indonesia masih sedikit sekali Rumah Sakit yang mempunyai
program senam nifas. Salah satu Rumah Sakit yang mempunyai program
senam nifas adalah RSUD Wangaya Provinsi Bali. Senam nifas telah
dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam program Gerakan Sayang
Ibu. Namun kenyataan yang didapatkan dilapangan senam nifas mulai
jarang dilaksanakan. Berdasarkan catatan medik RSUD Wangaya Provinsi
Bali tahun 2008 pelaksanaan senam nifas diikuti oleh 442 orang (49,71%)
dari 916 orang ibu nifas, tahun 2009 diikuti oleh 282 orang (34,26%) dari
823 orang ibu nifas dan pada tahun 2010 pelaksanaan senam nifas hanya
diikuti oleh 86 orang (10,11%) dari 850 ibu nifas.
Hasil Pelaporan data nasional didapatkan bahwa dari target 100%
cakupan pelaksanaan senam nifas ternyata Provinsi Lampung menempati
urutan ke-17 dari 33 provinsi di Indonesia yaitu sebesar 78,8% setelah DI
Yogyakarta menempati urutan pertama yaitu sebesar 93,5% cakupan
pelaksaan senam nifas,urutan ke-2 diraih oleh Provinsi Bali sebesar 91,4%
dan dilanjutkan oleh Provinsi Bengkulu mencapai 92,1% cakupan
pelaksanaan senam nifas (Depkes RI,2013).
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Nifas
(puerperium) berasal dari bahasa latin. Puerperium bearasal dari dua
suku kata yakni puer dan parous. Peur berarti bayi dan parous berarti
melahirkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa puerperium merupakan masa
setelah melahirkan. (Asih Yusari, Risneni, 2016: 01)

1
2

Bukti menyatakan bahwa ibu postpartum mengalami perubahan


kualitas hidup secara psikologis maupun fisik seperti keterbatasan fisik,
kelelahan dan nyeri. Penurunan kesehatan fisik dan psikologis dapat
terjadi setelah ibu post partum, sehingga ibu post partum perlu
mendapatkan dukungan terhadap penyesuaian ibu dalam menghadapi
aktifitas dan peran barunya sebagai seorang ibu. Berbagai perawatan
pospartum meliputi perawatan diri fisik, perawatan diri psikososial, dan
perawatan bayi baru lahir. Perawatan diri fisik merupakan suatu
kebutuhan dasar manusia seperti: kebersihan diri (mandi), perawatan
perineum, perawatan payudara, istirahat dan tidur, latihan (ambulasi dan
kegel) (Reeder, 2011).

Pada masa nifas (puerperium) ini,untuk memberikan perawatan


selama periode pemulihan yang menguntungkan ibu,bayi serta keluarga
maka mempunyai pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi dari masa
pemulihan tersebut sangat penting. Apabila mengetahui perubahan
anatomi dan fisiologi yang terjadi pada ibu selama periode postpartum
maka dapat memberikan asuhan yang tepat pada ibu.

Senam nifas jarang dilakukan dapat disebabkan karena ibu pasca


melahirkan takut melakukan banyak gerakan, takut jahitan lepas, masih
sakit pada luka perineum serta adanya kepercayaan yang selama ini
berkembang dan dinyakini oleh masyarakat yaitu bila belum genap 40 hari
setelah melahirkan ibu tidakdiperbolehkan melakukan aktivitas. (Salamah,
2006). Dampak yang terjadi apabila tidak melakukan senam nifas
diantaranya varises, thrombosis vena karena sumbatan vena oleh bekuan
darah yang tidak lancar akibat ibu terlalu membatasi gerakan selama masa
nifas, infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah
tidak dapat dikeluarkan, serta perdarahan yang abnormal. Dengan
melakukan senam nifas dapat merangsang kontraksi uterus lebih baik
sehingga menghindarkan resiko terjadinya perdarahan.
Kegel exercise dikembangkan oleh Dr. Arnold Kegel pada tahun
1940 untuk mengatasi masalah pada kekuatan otot dasar panggul
(Rahajeng, 2010 : 121), dengan kata lain kegel exercise merupakan suatu
3

bentuk terapi latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot -


otot dasar panggul, dimana latihan ini akan berdampak pada otot dasar
panggul. Hasil yang maksimal dari latihan kegel akan diperoleh jika
frekuensi latihan berkisar antara 3-5 kali perminggu, selain itu latihan
kegel juga bisa memberikan manfaat jika dilakukan 1 kali dalam
seminggu (Ichsani, 2010 dalam Lestari, 2011 : 3 )

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di


PMB Karmila Astuti, S.ST, dari bulan Februari 2019 sampai dengan
April 2019 terdapat 23 persalinan pervaginam.

Penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan pada Ny.D


P3A0 masa nifas yang mengalami nyeri pada area panggul ke bawah
disertai rasa lelah. Hal ini yang mendasari penulis untuk mengambil
study kasus dengan judul Teknik Pengurangan Rasa Nyeri Pasca Bersalin
dengan Kegel Dalam Senam Nifas terhadap Ny. D sebagai Laporan
Tugas Akhir (LTA) di Karmila Astuti S,ST Kalianda Kabupaten
Lampung Selatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik
perumusan masalahnya dalam study kasus ini adalah Bagaimana Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas Terhadap Ny.D P3A0 Umur 30th Dengan Nyeri Pasca
Salin di PMB Karmila Astuti, S.ST, Kalianda, Lampung Selatan ?

C. Tujuan
Tujuan asuhan kebidanan berkelanjutan meliputi tujuan umum dan tujuan
khusus, yaitu :
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Terhadap Ny.D P3A0 Umur 30 th dengan Rasa Nyeri Pasca Salin,
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
4

2. Tujuan Khusus
a. Pelaksanaan studi kasus ini diharapkan penulis mampu:
1) Melakukan pengkajian data pada ibu nifas terhadap Ny.D
melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan pola pikir
Varney dan dituangkan dalam bentuk SOAP.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnose kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada ibu nifas terhadap Ny. D dengan
rasa nyeri pasca salin melalui pendekatan manajemen
kebidanan.
3) Merumuskan diagnosa potensial pada ibu nifas terhadap Ny.D
dengan rasa nyeri pasca salin melalui pendekatan manajemen
kebidanan.
4) Melakukan antisipasi atau tindakan segera pada ibu nifas
terhadap Ny.D dengan rasa nyeri pasca salin melalui
pendekatan manajemen kebidanan.
5) Merencakan tindakan yang menyeluruh sesuai dengan
pengkajian data pada ibu nifas terhadap Ny.D dengan rasa nyeri
pasca salin melalui pendekatan manajemen kebidanan.
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas
terhadap Ny.D dengan rasa nyeri pasca salin
7) Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada ibu nifas
terhadap Ny.Ddengan rasa nyeri pasca salin dengan metode
Subjektif, Objektif, Analisa, dan Penatalakanaan (SOAP).
8) Mengevaluasi hasil asuhan pada ibu nifas terhadap Ny.D dengan
rasa nyeri pasca salin melalui pendekatan manajemen
kebidanan.

b. Meganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata dilapangan


termasuk faktor pendukung dan penghambat pada ibu nifas terhadap
Ny.D dengan rasa nyeri pasca salin di PMB Karmila Astuti S.ST,
Kalianda, Lampung Selatan.
5

c. Memberikan alternative pemecahan kesenjangan antara teori dan kasus


pada penatalaksanaan pada ibu nifas terhadap Ny.D dengan rasa nyeri
pasca salin di PMB Karmila Astuti S.ST, Kalianda, Lampung Selatan.

D. Manfaat
1. Manfaat Penulis
Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dan dapat
memecahkan permasalahan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah
diberikan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap
Ny.D dengan rasa nyeri pasca salin di PMB Karmila Astuti S.ST,
Kalianda, Lampung Selatan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai metode penilaian pada mahasiswa kebidanan dalam menyusun
Laporan Tugas Akhir, mendidik dan membimbing mahasiswa agar
lebih terampil dan profesional dalam memberikan asuhan kebidanan,
serta sebagai dokumentasi di perpustakaan Prodi Kebidanan
TanjungKarang untuk bahan bacaan dan acuan untuk mahasiswa
selanjutnya.
3. Bagi Lahan Praktik
Dapat digunakan Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan
melalui pendekatan menejemen kebidanan.
4. Bagi Klien
Diharapkan klien dapat melaksanakan apa yang telah dianjurkan kepada
klien untuk mengurangi rasa nyeri pasca salin dengan senam nifas.

E. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran Asuhan Kebidanan ditujukan kepada Ny. D umur 30 tahun
P3A0
6

2. Tempat
Asuhan Kebidanan terhadap Ny. D dilakukan di PMB Karmila
Astuti,S.ST
3. Waktu
Asuhan kebidanan yang diberikan terhadap Ny. D dilakukan tanggal 26
Maret 2019 sampai dengan ibu masa pemulihan.

Anda mungkin juga menyukai