Anda di halaman 1dari 77

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah layanan pada ibu nifas sesuai standar

yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan.

Adapun jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari

pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan tinggi puncak rahim, pemeriksaan lokhia

dan cairan pervaginam, pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI

Eksklusif, serta pelayanan keluarga berencana. (Profil Kesehatan RI, 2017)

Pemberian makan yang tepat sangat penting dalam mencapai pertumbuhan

dan perkembangan yang optimal dan mencegah malnutrisi pada bayi dan anak

balita. Terkait hal ini, United Nations Emergency Children’s Fund (UNICEF)

dan World Health Organization (WHO) menyarankan untuk memberikan Air

Susu Ibu (ASI) saja selama paling sedikit 6 bulan pertama; memberikan

makanan padat ketika anak berumur 6 bulan, dan melanjutkan pemberian Air

Susu Ibu (ASI) hingga anak berumur 2 tahun. (WHO, 2005 dalam SDKI,

2017).

ASI merupakan sumber nutrisi terbaik yang dapat meningkatkan kesehatan

ibu dan anak. Pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional terkait program

pemberian ASI eksklusif yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor: 33 Tahun 2012 (SDKI, 2017)

1
ASI sangat penting, bahkan berpengaruh terhadap resiko kematian.

Berdasarkan data penelitian WHO di 6 negara berkembang, bayi usia 9-12

bulan yang tidak disusui beresiko mengalami kematian sebesar 40%, dan angka

kematian meningkat

48% pada bayi berusia kurang dari 2 bulan yang tidak mendapatkan ASI.

Terkait hal tersebut, pemberian ASI menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi

pertahun dari kesakitan dan kematian. Demikian halnya di Indonesia, lebih dari

25.000 bayi dapat diselamatkan dengan pemberian ASI. (Astuti, dkk. 2015)

Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2018 yaitu

sebesar 68,74%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2018

yaitu 47%. Persentasi tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada

provinsi jawa barat (90,79%), sedangkan persentase terendah terdapat di

provinsi Gorontalo (30,71%). (Profil Kesehatan Indonesia 2018)

Cakupan bayi mendapatkan ASI Eksklusif di provinsi Lampung tahun 2015

sebesar 57,70%, dimana angka ini masih dibawah target yang diharapkan yaitu

80%. (Profil kesehatan provinsi lampung, 2015)

Berdasarkan pra survei di PMB Ria Maulia P Amd.Keb Lampung Barat

pada bulan Mei terdapat 12 ibu post partum, setelah hari ke empat terdapat 3

ibu postpartum yang melakukan kunjungan dan mengeluh payudaranya terasa

bengkak. Kemudian setelah dilakukan pengkajian diketahui bahwa 2 orang ibu

postpartum mengalami pembengkakan payudara yang diakibatkan karena

kurangnya pemberian ASI secara adekuat dan 1 orang ibu post partum

2
mengalami pembengkakan payudara diakibatkan karena pemakaian bra yang

terlalu ketat.

Payudara bengkak merupakan pembendungan air susu karena penyempitan

duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak di kosongkan dengan

sempurna. Pembengkakan payudara merupakan salah satu masalah yang sering

muncul pada ibu postpartum. Biasanya terjadi pada hari ke tiga sampai hari

keempat setelah persalinan. (Prawirohardjo, 2014).

Pembengkakan payudara terjadi karena menyusui yang tidak kontinu

sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini terjadi karena antara

lain produksi ASI meningkat, terhambat menyusukan dini, perlekatan kurang

baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan, dan mungkin juga ada

pembatasan waktu menyusui. Dampak pembengkakan payudara adalah rasa

ketidaknyamanan pada ibu berupa nyeri, payudara menjadi keras, demam, bayi

sulit menghisap payudara, mastitis, abses payudara sehingga menyebabkan

kegagalan dalam proses laktasi.

(Maratalia, Berdasarkan penelitian Emilda kompres aloe vera dapat

mengurangi nyeri. karena di dalam daun terdapat gel yang merupakan bagian

paling banyak digunakan. Gel berwarna jernih sampai kekuningan. Lidah

buaya mengandung protein, karbohidrat, mineral, (kalsium, natrium,

magnesium, seng, besi) dan asam amino. Selain itu berbagai agen anti

inflanmasi, manosa 6- fosfat, B-sitosterol. Komponen lain lignin, saponin dan

anthaquinone yang terdiri atas aloin, barbaloin, anthranol, anthracene, aloetic

3
acid, aloe emodin, merupakan bahan dasar obat yang bersifat sebagai antibiotik

dan penghilang rasa sakit. (Jurnal Penelitian Kesehatan, Vol.15 No.1) 2014)

Hasil penelitian Sari dkk, pemberian kompres aloe vera merupakan salah

satu cara penanganan secara non farmakologis untuk mengurangi bengkak

payudara. Aloe vera banyak mengandung air dan zat yang dapat mengurangi

nyeri sehingga nyeri yang di rasakan akan berkurang. Aloe vera mengandung

anthraquinone, aloe emodin, enzim bradikinase, carboxypeptidase, salisilat,

tannin dan saponin yang masing-masing memiliki kemampuan sebagai anti

nyeri dan anti inflamasi. Aloe vera bersifat dingin dan mengandung zat lignin

yang memiliki kemampuan penyerapan yang tinggi, efek dingin pada aloe vera

dapat meningkatkan kenyamanan pada ibu yang mengalami nyeri

pembengkakan. (Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik memberikan asuhan

kebidanan ibu nifas terhadap Ny.N dengan payudara bengkak di PMB Ria

Maulia P. Amd.keb Lampung Barat Tahun 2021”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas terhadap Ny.N

Umur 25 Tahun P1A0 4 Hari Postpartum Dengan Pemberian Kompres Aloe

Vera Untuk Mengatasi Payudara Bengkak di PMB Ria Maulia P. Lampung

Barat Tahun 2021”?p

4
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diharapkan penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada masa

nifas terhadap Ny.N Umur 25 Tahun P1A0 4 Hari Postpartum Dengan

Pemberian Kompres Aloe Vera Untuk Mengatasi Payudara Bengkak di

PMB Ria Maulia P. Lampung Barat Tahun 2021

2. Tujuan Khusus

a) Penulis diharapkan mampu melakukan pengumpulan data subjektif

pada masa nifas terhadap Ny.N Umur 25 Tahun P1A0 4 Postpartum

Dengan Pemberian Kompres Aloe Vera Untuk Mengatasi Payudara

Bengkak di PMB Ria Maulia P. Lampung Barat Tahun 2021

b) Penulis diharapkan mampu melakukan pengkajian data objektif pada

masa nifas terhadap Ny.N Umur 25 Tahun P1A0 4 Postpartum

Dengan Pemberian Kompres Aloe Vera Untuk Mengatasi Payudara

Bengkak di PMB Ria Maulia P. Lampung Barat Tahun 2021

c) Penulis diharapkan mampu melakukan assesment atau analisis pada

masa nifas terhadap Ny.N Umur 25 Tahun P1A0 4 Hari Postpartum

Dengan Pemberian Kompres Aloe Vera Untuk Mengatasi Payudara

Bengkak di PMB Ria Maulia P. Lampung Barat Tahun 2021

d) Penulis diharapkan mampu melakukan planning pada masa nifas

terhadap Ny.N Umur 25 Tahun P1A0 4 Postpartum Dengan

Pemberian Kompres Aloe Vera Untuk Mengatasi Payudara Bengkak

di PMB Ria Maulia P. Lampung Barat Tahun 2021.

5
Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumber rujukan atau reverensi

baru dalam penerapan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan payudara

bengkak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi PMB

Ria Maulia P. agar dapat melakukan tindakan promotif dan preventif

untuk mengurangi angka kejadian payudara bengkak.

b. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan

pada ibu nifas/menyusui dengan payudara bengkak, sebagai penerapan

ilmu yang telah di dapatkan selama perkuliahan serta sebagai pedoman

sekaligus masukan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan asuhan

kebidanan.

c. Bagi Pasien

Sebagai bahan informasi mengenai pengetahuan tentang penanganan

payudara bengkak sehingga pasien dapat melakukan penangan

payudara bengkak dirumah.

d. Manfaat bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan bahan bacaan serta sumber informasi bagi mahasiswa

dan staf pendidik, dan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan ilmu

6
pengetahuan bagi mahasiswa dalam melaksanakan program

pendidikan khususnya berkaitan dengan payudara bengkak.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR TEORI

1. Nifas

a. Definisi nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Dewi dan

Sunarsih, 2011)

Nifas (puerpurium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandung kemih kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. (Rukiyah.2017)

b. Asuhan Masa Nifas

Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan mengetahui apa

tujuan dari pemberian asupan pada ibu selama masa nifas antara lain

untuk:

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis

dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat

penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka

kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.

8
2) Melakasanakan skrining yang komperhensif (menyeluruh) dimana

bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas

secara sistematis yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif

maupun penunjang.

3) Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus

menganalisa dara tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini

dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi.

4) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat

langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat

dilaksanakan.

5) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada

bayinya dan perawatan bayi sehat; memberikan pelayanan keluarga

berencana. (Rukiyah, 2017)

c. Prinsip Dan Sasaran Asuhan Masa Nifas

Berdasarkan standar pelayanan kebidanan, standar pelayanan untuk

ibu nifas meliputi perawatan bayi baru lahir (standar 13), penanganan 2

jam pertama setelah persalinan (standar 14), serta pelayanan bagi ibu

dan bayi pada masa nifas (standar 15). Sasaran asuhan masa nifas

meliputi hal-hal berikut:

1) Peningkatan kesehatan fisik dan psikologis.

9
2) Identifikasi penyimpangan dari kondisi normal baik fisik maupun

psikis.

3) Mendorong agar dilaksanakan metode yang sehat tentang

pemberian makanan anak dan peningkatan pengembangan

hubungan antara ibu dan anak yang baik.

4) Mendukung dan memperkuat percaya diri ibu dan memungkinkan

ia melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya

khusus.

5) Pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.

6) Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli jika perlu.

7) Imunisasi ibu terhadap tetanus. (Dewi dan Sunarsih, 2011)

d. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut buku Dewi dan Sunarsih tujuan asuhan masa nifas yaitu:

a) Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas.

b) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.

c) Melaksanakan skrining secara komprehensif.

d) Memberikan pendidikan kesehatan diri.

e) Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara.

f) Konseling mengenai KB. (Dewi dan Sunarsih, 2011)

e. Tahapan Masa Nifas

Menurut buku dewi dan sunarsih tahapan masa nifas yaitu:

1) Puerperium dini

10
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta

menjalankanaktivitas layaknya wanita normal lainnya.

2) Puerperium intermediate

Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya

6-8 minggu.

3) Puerperium remote

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

apabila ibu selama hamil dan persalinan mempunyai komplikasi.

f. Kebijakan Program Pemerintah Nasional Masa Nifas

Pada kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali

kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi

baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-

masalah yang terjadi antara lain sebagai berikut

Menurut kemenkes RI tahun 2020 kunjungan masa nifas selama

social distanting yaitu sebagai berikut:

1) Kunjungan Nifas (KF) 1 : Pada periode 6 (enam) jam sampai

dengan 2 (dua) hari pasca persalinan.

2) KF 2 : Pada periode 3 (tiga) sampai dengan 7 (tujuh) hari pascha

persalinan

3) KF 3 : Pada periode 8 (delapan) sampai dengan 28 (dua puluh

delapan) hari pascha persalinan

4) KF 4 : Pada periode 29 (dua sembilan) sampai dengan 42 (empat

puluh dua) hari pascha persalinan

11
2. Laktasi Dan Menyusui

a. Anatomi Payudara

Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit,

diatas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu

untuk nutrisi bayi. Seorang wanita mempunyai sepasang kelenjar

payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram,

dan saat menyusui 800 gram.Payudara disebut pula glandula mamalia

yang ada baik pada wanita maupun pria. (Dewi dan sunarsih, 2011)

1) Struktur makroskopis

a) Kauda aksilaris: adalah jaringan payudara yang meluas ke arah

aksila

b) Areola: adalah daerah lingkaran yang terdiri atas kulit yang

longgar dan mengalami pigmentasi.

c) Papilla mammae (puting susu)

Terletak setinggi interkosta IV dan letaknya akan bervariasi.

Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan

muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh

darah, pembuluh getah bening. Bentuk puting ada 4 macam,

yaitu: bentuk yang normal, pendek/datar, panjang, dan

terbenam.(Dewi dan Sunarsih, 2011)

2) Struktur mikroskopis

a) Alveoli

12
Alveolus merupakan unit terkecil yang memproduksi susu.

Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel

plasma, sel otot polos, dan pembuluh darah. Payudara terdiri

atas 15-20 lobus. Masing-masing lobus terdiri atas 20-40

lobulus. Selanjutnya masing-masing lobulus terdiri atas 10-100

alveoli dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu

(sistem duktus) sehingga menyerupai suatu pohon.

ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),

kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran

yang lebih besar (duktus laktiferus).

b) Duktus laktiferus

Adalah saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus

laktiferus.

c) Ampulla

Adalah bagian dari duktus laktiferus yang melebar, merupakan

tempat menyimpan air susu. Ampulla terletak dibawah areola.

d) Lanjutan setiap duktus laktiferus

Meluas dari ampula sampai muara papilla mammae. (Dewi dan

Sunarsih, 2011)

b. Proses Laktasi

Persiapan payudara untuk menyusui dimulai sejak kehamilan yang di

tandai dengan payudara menjadi lebih besar sering dengan meningkatnya

jumlah dan ukuran kelenjar alveoli sebagai hasil dari peningkatan kadar

13
hormon estrogen. Hal ini terjadi sampai seorang bayi telah disusui untuk

beberapa hari dimana produksi susu yang sebenarnya dimulai. Dalam

beberapa hari pertama payudara mengeluarkan kolostrum yang sangat

penting bagi kesehatan bayi. Payudara menghasilkan ASI dimulai ketika

bayi mulai menyusu pada puting susu ibu dan hasil rangsangan fisik ini

menyebabkan impulspada ujung saraf yang selanjutnya di kirim

keHypotalamusdi otak yang secara bergantian memberitahu kelenjar

Pituitarydi otak untuk menghasilkan hormon Oxytosin dan prolaktin.

Prolaktin menyebabkan susu diproduksi dan Oxytosin menyebabkan serat

otot yang mengelilingi kelenjar Alveoli mengerut seperti pada otot rahim.

Saat serat oto di kelilingi kelenjar alveoli berkerut menyebabkan air susu

keluar yang disebut aliran, kejadian ini dapat menimbulkan sensasi dalam

payudara dan menyemprotkan susu dari puting. Semakin sering bayi

menghisap, semakin banyak susu yang dihasilkan. Pada proses laktasi

terdapat dua reflek yang berperan, yaitu reflek prolaktin dan reflek aliran

(reflek let down) yang timbul akibat rangsangan puting susu dikarenakan

isapan bayi. (Astutik, 2015).

1. Reflek prolaktin

Adanya hisapan bayi pada puting susu dan areola, akan merangsang

ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini di lanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis

hipotalamus sehingga menekan pengeluaran faktor-faktor yang

menghambat sekresi prolaktin. Sebaliknya, merangsang pengeluaran

14
faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin sehingga akan merangsang

hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin yang

merangsang sel-sel alveoli untuk membuat air susu. Kadar prolaktin

pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan

sampai penyapihan dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan

prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap

berlangsung. Pada ibu yang melahirkan tetapi tidak menyusui, maka

kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. (Astutik,

2015)

2. Reflek let down

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang di lanjutkan ke

hipofise posterior (neurohipofise) untuk pengeluaran hormon oksitosin.

Melalui aliran darah, hormon oksitosin menuju uterus yang dapat

menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi. Kontraksi

dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan

masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus

laktiferus masuk ke mulut bayi. (Astutik, 2015).

A. Fisiologi Laktasi

1. Produksi ASI (Prolaktin)

Sekrasi ASI terjadi karena kadar estrogen dan progesteron menurun.

Pada saat bayi menghisap puting susu dan kalang payudara akan

terangsang, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai

15
reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui

medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor

penghambat sekresi prolaktin dan merangsang pengeluaran faktor

pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan

merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini

merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk memproduksi air susu.

Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi yaitu refleks

mencari (rooting refleks), refleks menghisap(sucking refleks), refleks

menelan (swallowing refleks).(Maritalia, 2014)

2. Pengeluaran ASI (Oksitosin)

Gerakan menghisap pada saat bayi menyusu akan menghasilkan

rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior

sehingga mensekresi hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel

mioepitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI

masuk dalam pembuluh ampula. Selain itu pengeluaran ASI juga

dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus

melebar, maka secara reflektoris oksitosin di keluarkan oleh hipofisis.

(Maritalia, 2014)

b. Pengertian ASI

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Untuk itu ASI harus

diberikan kepada bayi minimal sampai usia 6 bulan tanpa makanan

tambahan (ASI eksklusif) dan bisa diteruskan sampai 2 tahun. Pemberian

ASI pada bayi usia 0-1 tahun mempunyai arti penting, terutama

16
menyangkut pemenuhan kebutuhan gizi dan zat lain pembentuk kekebalan

tubuh terhadap penyakit. Pemberian ASI eksklusif di usia 0-6 bulan

dipandang sangat strategis, karena pada usia tersebut kondisi bayi masih

sangat labil dan rentan terhadap berbagai penyakit. (Indriyani dkk, 2016)

Menurut Word Health Organization (WHO) ASI eksklusif adalah

pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air

putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lainnya. Pemberian ASI saja

tanpa makanan pendamping apapun sampai bayi berusia 6 bulan akan

mempunyai manfaat yang luar biasa bagi perkembangan dan pertumbuhan

bayi disamping meningkatkan ikatan kasih saying ibu dan bayi.

(Astutik,2015)

c. Tahapan ASI

1. Kolostrum

Cairan pertama yang di peroleh bayi pada ibunya adalah

kolostrum.,yang mengandung campuran kaya akan protein ,mineral,dan

anti body dari pada asi yang telah matang.Kolostrum merupakan cairan

dengan viskositas kental ,lengket,berwarna kekuninggan.( Dewi dan

Sunarsih)

2. ASI Transisi/Peralihan

Asi peralihan merupakan asi yang keluar setelah kolostrum,sampai

sebelum asi matang sejak hari ke 4 sampai hari ke 10.Sejak 2

minggu,volume air susu bertambah banyak dan berubah warna,serta

17
komposisinya.Kadar imunoglobulin dan protein menurunun ,sedangkan

lemak dan laktosa meningkat.(Dewi dan Sunarsih)

3. ASI Matur

ASI matur disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, berwarna putih,

mengandung relative konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan. Air

susu yang mengalir pertamakali atau saat lima menit pertama disebut

foremilk. Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi

laktosa, gula, protein, dan mineral. Selanjutnya, air susu berubah menjadi

hildmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. (Maritalia,2014)

d. Manfaat Pemberian ASI

1. Manfaat bagi bayi

a) Mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi yang di

lahirkan.

b) Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi kebutuhan

bayi sampai usia 6 bulan.

c) ASI mengandung antibodi yang melindungi terhadap penyakit.

d) Dengan diberikan ASI ekslusif bisa menyebabkan perkembangan

psikomotorik bayi lebih cepat.

e) ASI dapat menunjang perkembangan penglihatan.

f) Akan memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.

g) Mengandung kadar laktosa yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

(Astutik,2015)

18
2. Manfaat Bagi Ibu

1) Mencegah perdarahan masa nifas.

2) Mempercepat involusi uterus.

3) Mengurangi resiko kanker ovarium dan payudara.

4) Memperkuat ikatan batin seorang ibu dengan bayi.

5) Sebagai salah satu metode KB Metode Amenorhoe Laktasi (MAL).

(Astutik, 2015)

e. Masalah Dalam Pemberian ASI

Beberapa masalah dalam pemberian ASI pada ibu maupun bayi.

Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak

sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa pasca persalinan dini

dan masa persalinan lanjut. Contohnya kurang atau salah informasi, puting

susu terbenam atau datar, puting susu lecet, payudara bengkak, saluran

susu tersumbat, mastitis atau abses payudara (mastitis). (dewi dan

sunarsih, 2011)

f. Cara menyusui yang benar

Teknik menyusui yang benar diperlukan agar bayi dan ibu merasa nyaman

dan bayi bisa memperoleh manfaat terbesar dari menyusui. Beberapa

faktor kunci untuk menyusui secara efektif, diantaranya adalah:

1. Waktu menyusui

Pada bayi yang baru lahir akan menyusu lebih sering, rata-rata adalah

10-12 kali menyusu tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Dalam

19
menyusui bayi sebaiknya tidak dijadwal, sehingga dapat dilakukan

setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri

kebutuhannya. Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun di

butuhkan oleh bayi, ini merupakan cara terbaik untuk menjaga

produksi ASI tetap banyak dan bayi tetap kenyang. Hal penting yang

perlu diperhatikan adalah bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi

yang cukup lama dan tidak terlalu cepat, sehingga bayi menerima

asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang. Bayi yang sehat dapat

mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam

lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. (Astutik, 2015)

2. Perlekatan

Perlekatan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut cara

bayi menahan puting ibu dalam mulutnya. Ada 2 cara untuk

mengetahui apakah mulut bayi melekat pada puting ibu dengan benar

atau tidak.

Perlekatan yang baik yaitu:

a) Jika bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan terlipat ke

bawah dan dagu akan mendekat ke payudara. Lidah seharusnya

ada di bawah payudara, areola dan puting menempel pada langut-

langit mulut bayi.

b) Seluruh puting dan areola berada dalam mulut bayi. Posisi ini

memungkinkan bayi menekan sinus-sinus di bawah areola dan

mengeluarkan ASI dari puting. Jika hanya puting yang masuk ke

20
mulut bayi, jumlah ASI yang di keluarkan akan lebih sedikit dan

bayi harus mengisap lebih kuat dan lebih lama.

Perlekatan yang kurang baik disebabkan karena:

a) Menggendong bayi dalam posisi yang kurang benar.

b) Pemakaian baju ibu yang berlebihan.

c) Kemungkinan bayi tidak siap menyusui, hal ini bisa di karenakan

bayi bingung puting dan malas menyusu.

d) Adanya penyakit, baik pada ibu maupun pada bayi. (Astutik,

2015)

G. Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui dengan sabun dan air

mengalir.

2. Masase payudara dimulai dari korpus menuju areola sampai teraba

lemas/lunak.

3. ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan

areola.

4. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.

a) Ibu duduk atau berbaring santai.

b) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan.

c) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu

didepan.

21
d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap

payudara.

e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

5. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian oleskan

pada putting susu dan areola, dan biarkan kering untuk menghindari

putting lecet atau pun pecah-pecah.

6. Sendawakan bayi dengan cara menggendong bayi tegak dengan

bersandar pada bahu ibu kemudian punggung bayi ditepuk perlahan-

lahan atau bayi ditidurkan tengkurap di pangkuan ibu kemudian

punggung bayi ditepuk perlahan-lahan.

7. Periksa keadaan payudara, adakah perlukaan/pecah-pecah atau

terbendung. (Astutik, 2015)

H. Macam-Macam Posisi Menyusui

1. Posisi setengah duduk

Posisi setengah duduk dapat diterapkan pada ibu post sectio caesaria

(SC) dengan tujuan agar tidak menekan luka SC.

2. Posisi berbaring miring

Posisi berbaring miring dapat dilakukan oleh ibu yang ingin menyusui

bayi secara santai.Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi

terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada

lengan.Kepala bayi tidak boleh mengadah, leher dan punggung bayi

ditahan dengan telapak tangan ibu.

22
3. Posisi berbaring terlentang

Jika ibu menyusui dengan posisi berbaring terlentang, maka di

usahakan agar posisi bayi tepat menghadap ibu dengan puting dan

areola masuk seluruhnya ke mulut bayi.Satu tangan bayi diletakkan di

belakang badan ibu dan yang satu di dada ibu.

4. Posisi duduk bersandar di kursi

Bila ibu menginginkan menyusuisambil duduk lebih baik menggunakan

kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dang punggung ibu

bersandar pada sandaran kursi.Jika menggunakan kursi yang tinggi,

maka diusahakan kaki ibu ada penopang kaki.

5. Posisi duduk di tempat tidur

Ibu duduk bersandar pada sandaran tempat tidur.Bayi diletakkan di atas

bantal menghadap ke ibu.Telinga dan lengan bayi terletak pada satu

garis lurus.

6. Posisi berdiri

Posisi berdiri bisa dilakukan jika dengan posisi berbaring ataupun

duduk bayi tetap rewel.Ibu berdiri dengan menopang tubuh bayi dan

badan bayi menempel pada perut ibu.

Cara mengamati teknik menyusui yang benar

a) Bayi tampak tenang.

b) Badan bayi menempel pada perut ibu.

c) Mulut bayi terbuka lebar.

d) Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

23
e) Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian

bawah lebih banyak yang masuk.

f) Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

g) Puting susu ibu tidak terasa nyeri.

h) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

i) Kepala agak mengadah saat payudara sampai terasa kosong, maka

ganti menyusui pada payudara yang lain. (Astutik, 2015 hal.17-20

& Jurnal PPKM, vol.6 no.1 2019)

3. Payudara Bengkak

a. Pengertian Payudara Bengkak

Dewi dan Sunarsih, 2014 payudara bengkak adalah keadaan dimana

payudara udem, sakit, putting kencang, kulit mengkilat walau tidak

merah, dan bila diperiksa/diisap ASI tidak keluar, dan badan bisa

demam setelah 24 jam.

Payudara bengkak merupakan pembendungan air susu karena

penyempitan duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak

dikosongkan dengan sempurna. Pembengkakan payudara merupakan

salah satu masalah yang sering muncul pada ibu postpartum. Biasanya

terjadi pada hari ketiga sampai hari keempat setelah persalinan.

(Prawirohardjo, 2014).

24
b. Penyebab Payudara Bengkak

Menurut Dewi dan Sunarsih, 2014 payudara bengkak disebabkan

karena menyusui yng tidak kontinu sehingga ASI terkumpul pada

daerah duktus. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI

meningkat, terlambat menyusukan dini, perlekatan kuarang baik,

mungkin kurang sering ASI dikeluarkan, dan mungkin juga ada

pebatasan waktu menyusui. Hal ini dapat terjadi pada hari ketiga setelah

melahirkan selain itu penggunaan bra yang ketat serta keadaan putting

susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.

c. Faktor Penyebab Payudara Bengkak

Menurut penelitian Sastri (2017), faktor penyebab terjadinya payudara

bengkak yaitu:

1. Usia Ibu

Peneliti menyatakan bahwa mayoritas ibu yang mengalami payudara

bengkak pada usia resiko tinggi (<20 tahun dan ≥35 tahun) karena pada

usia < 20 tahun masih belum matang secara fisik mental dan psikologi

dalam pemberian ASI sedangkan pada usia ≥ 35 tahun keatas dimana

produksi hormon relatif berkurang, mengakibatkan proses laktasi

menurun. Sebaiknya di usia tersebut sejak hamil dimulai pada usia 24

25
minggu ibu harus melakukan perawatan payudara dan setelah ibu

melahirkan sedini mungkin dan sesering mungkin untuk menyusui

bayinya.

2. Paritas

Peneliti menyatakan bahwa mayoritas ibu yang mengalami payudara

bengkak terjadi pada paritas primipara. Hal ini disebabkan karena

kurangnya pengalaman ibu dalam pemberian ASI dan perawatan

payudara, bisa juga dari faktor kebiasaan ibu sering memakai bra yang

ketat yang bisa membuat payudara tertekan dan terjadinya penimbunan

ASI yang berlebihan sehingga menyebabkan payudaranya menjadi

bengkak, sebaiknya sejak ibu hamil dimulai pada usia 24 minggu harus

melakukan perawatan payudara, konseling dan kunjungan ulang yang

teratur untuk memeriksakan kehamilannya.

3. Pendidikan

Peneliti menyatakan bahwa mayoritas ibu nifas yang mengalami

payudara bengkak adalah ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini

disebabkan karena ibu yang berpendidikan rendah akan sulit mencerna

pesan, menerima pesan dan informasi yang disampaikan mengenai

pentingnya pemberian ASI dan perawatan payudara. Sebaiknya ibu

nifas dengan payudara bengkak ini diberikan informasi serta konseling

mengenai perawatan dan pemberian ASI sejak dini.

4. Pekerjaan

26
Peneliti menyatakan bahwa mayoritas ibu nifas yang mengalami

payudara bengkak adalah ibu yang bekerja. Adanya kesibukan keluarga

dan pekerjaan menurunkan tingkat perawatan dan perhatian ibu dalam

memberikan ASI pada bayinya sehingga akan cenderung

mengakibatkan terjadinya peningkatan kejadian payudara bengkak. Ibu

rumah tangga akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan

perawatan payudara. Ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga tidak

terikat waktu, sehingga ibu lebih banyak memiliki waktu luang dalam

melakukan perawatan payudara.

d. Gejala Payudara Bengkak

Menurut Dewi Dan Sunarsih gejala payudara bengkak adalah sebagai

berikut:

1. Payudara odema

2. Sakit

3. Putting susu kencang

4. Kulit mengkilat walau tidak merah

5. Asi tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam.

e. Pencegahan Agar Tidak Terjadi Payudara Bengkak

Menurut Dewi, dan Sunarsih, 2014 beberapa tindakan yang dapat

dilakukan untuk mencegah payudara bengkak adalah sebagai berikut:

27
1. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan

yang benar.

2. Menyusui bayi tanpa jadwal (nir-jadwal dan on demand).

3. Keluarkan ASI dengan tangan/pompa bila produksi melebihi

kebutuhan bayi.

4. Jangan memberikan minuman selain ASI pada bayi.

f. Penatalaksanaan Payudara Bengkak

Penanganan payudara bengkak juga bisa menggunakan kompres

hangat dan dingin yaitu merendam kain dalam air hangat dan kemudian

ditempelkan pada payudara atau mandi dengan air hangat sebelum

menyusui dan melakukan kompres dingin atau es kemasan ketika tidak

sedang menyusui untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi

pembengkakan. (Indriyani dkk, 2016)

Menurut Dewi dan Sunarsih, 2014 beberapa tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengatasi pyudara bengkak adalah sebagai berikut:

1. Setiap 2 jam sekali sebelum menyusui kompreslah payudara dengan

lap bersih atau dengan daun papaya basah.

2. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek

sehingga lebih mudah memasukannya kedalam mulut bayi.

3. Bila bayi belum dapat menyusui, ASI dikeluarkan dengan tangan atau

pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir/sendok.

4. Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan

teratasi.

28
5. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan kompres hangat dan

dingin.

6. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang

rasa sakit.

7. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, bermanfaat

untuk membantu mempelancar pengeluaran ASI.

8. Pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks.

9. Makan-makanan bergizi untuk menigkatkan daya tahan tubuh dan

perbanyak minum.

10. Jika ibu yang sedang menyusui terserang penyakit seperti misalnya

pilek, usahakan tetap memberikan ASI dengan menutup mulut dan

hidung dengan masker.

Salah satu penanganan payudara bengkak yaitu denganmelakukan

perawatan payudara dengan cara sebagai berikut:

1. Pengurutan Payudara

Langkah langkah pengurutan payudara adalah sebagai berikut:

a. Pengurutan Pertama

Licinkan kedua tangan dengan minyak.Tepatkan kedua tangan

diantara payudara.Pengurutan dilakukan dimulai kearah atas,

lalu telapak tangan kanan ke arah sisi kiri dan telapak tangan kiri

kea rah sisi kanan.Lakukan terus pengurutan ke bawah dan

samping.Selanjutnya pengurutan melintang.Ulangi masing-

masing 20-30 gerakan untuk tiap payudara.

29
b. Pengurutan kedua

Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau

tiga jari tangan kanan membuat gerakan memutarsambil

menekan muali dari pangkal payudara dan berakhir pada putting

susu. Lakukan 2 gerakan tiap payudara bergantian.

c. Pengurutan ketiga

Sokong payudara kiri dengan satu tangan, sedangkantangan

lainnya mengurut dengan sisi kelingking dari arah tepi kea rah

putting susu. Lakukan sekitar 30 kali.

d. Pengompresan

Kompres payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit,

lalu ganti dengan kompres air dingin. Kompres bergantian

selama 3 kali dan akhir dengan kompres air hangat.

e. Pengosongkan ASI

Pengosongan ini dimaksudkan untuk mencegah pembendungan

ASI. Keluarkan air susu dengan meletakan ibu jari dan telunjuk

kira-kira 2 sampai 3 cm dari putting susu dan tamping ASI yang

keluar. Tekan payudara kearah dada dan perhatikan agar jari-jari

jangandiregangkan.Angkat payudara yang agak besar dahulu

lalu tekan kearah dada. Gerakan ibu jari jari dan telunjuk kearah

putting susu untuk menekan dan mengosongkan tempat

penampungan susu pada payudara tanpa rasa sakit. Ulangi untuk

30
masing-masing payudara. (Dewi, dan Sunarsih, 2014)

Menurut penelitian Nisak dan Susanti ibu nifas yang tidak

menyusui bayi nya secara eksklusif yang disebabkan beberapa

masalah menyusi, seperti puting susu terbenam atau datar,

puting susu lecet, saluran susu tersumbat, payudara bengkak,

dan akhirnya terjadi mastitis hingga abses. Kemudian peneliti

melakukan tindakan breastcare payudara Ny.N penuh,

kemerahan, bayi tampak menolak untuk menyusu, payudara

nyeri saat ditekan. Setelah dilakukan tindakan breastcare

payudara Ny.N sudah tidak tampak kemerahan, bayi menyusu

kuat pada putting ibu dan nyeri berkurang. (jurnal keperawatan

karya bhakti,Vol.5 No.1 2019)

Dan berikut adalah tips untuk perawatan payudara:

1) Kenakan bra untuk menjaga bentuk payudara tetap indah.

Pilih ukuran bra yang sesuai agar dapat menopang payudara

dengan baik.

2) Bersihkan secara rutin daerah seputar putting susu dengan

kapas yang dibasahi air hangat.

3) Oleskan minyak zaitun pada payudara untuk menjaga

kelembapan agar hasil lebih maksimal, lakukan pijatanringan

dengan gerakan lembut, lakukan senam ringan dengan fokus

untuk memperkuat otot dada.

31
Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Depkes RI,

2007):

a) Melepaskan baju ibu bagian atas.

b) Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal.

c) Memasang handuk.

d) Melumuri ke dua telapak tangan dengan minyak atau baby oil.

e) Memijat sepanjang ke dua sisi tulang belakang ibu dengan

menggunakan dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk kedepan.

f) Menekan kuat-kuat ke dua sisi tulang belakang membentuk gerakan-

gerakan melingkar kecil-kecil dengan ke dua ibu jari.

g) Memijat ke dua sisi tulang belakang ke arah bawah, dari leher ke arah

tulang belikat, selama 2-3 menit.

h) Mengulangi pemijatan hingga 3 kali. Membersihkan punggung ibu

dengan waslap air hangat dan dingin secara bergantian. (Indriyani,

2016)

Dalam penelitian Sari dkk, menyatakan salah satu penanganan

payudara yaitu dengan pemberian kompres aloe vera merupakan salah satu

cara penanganan secara non farmakologis untuk mengurangi bengkak

payudara. Aloe vera banyak mengandung air dan zat yang dapat

mengurangi nyeri sehingga nyeri yang di rasakan akan berkurang. Aloe

vera bersifat dingin dan mengandung zat lignin yang memiliki

kemampuan penyerapan yang tinggi, efek dingin pada aloe vera dapat

32
meningkatkan kenyamanan pada ibu yang mengalami nyeri

pembengkakan. (Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1)

Berdasarkan penelitian Emilda kompres aloe vera dapat mengurangi

nyeri. karena di dalam daun terdapat gel yang merupakan bagian paling

banyak digunakan. Gel berwarna jernih sampai kekuningan. Lidah buaya

mengandung protein, karbohidrat, mineral, (kalsium, natrium, magnesium,

seng, besi) dan asam amino. Selain itu berbagai agen anti inflanmasi,

manosa 6-fosfat, B-sitosterol. Komponen lain lignin, saponin dan

anthaquinone yang terdiri atas aloin, barbaloin, anthranol, anthracene,

aloetic acid, aloe emodin, merupakan bahan dasar obat yang bersifat

sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit. (Jurnal Penelitian Kesehatan,

Vol.15 No.1)

Berdasarkan penelitian Hasanah dkk cara melakukan pengompresan

payudara dengan aloe vera yaitu menggunakan aloe vera murni dengan

kandungan 100% aloe vera yang disimpan dalam lemari pendingin selama

20 menit. Setelah itu keluarkan aloe vera dari kulkas, lalu letakan pada

payudara yang membesar setiap 3 jam atau 8x dalam sehari dengan

menggunakan kassa selama 20 menit. Dilakukan selama 2 hari berturut-

turut. (Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol.20, No.1)

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan

33
teori ilmiah penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau

tahapan yang logis untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien.

1. Asuhan Kebidanan Dalam Bentuk SOAP

Langkah-langkah asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP sebagai berikut:

a. Data subjektif

Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis wawancara) yang

merupakan ungkapan langsung. (Wildan, dan Hidayat. 2013 hal.23)

Menggambarakan pendokumentasian hanya menggumpulkan data

klien melalui anamnesa, tanda gejala subjektif yang diperoleh dari

hasil bertanya dari pasien, suami, atau keluarga (identitas umum,

keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan,

riwayat persalinan, riwayat keluarga berencana (KB), riwayat

penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial,

pola hidup (Rukiyah, dkk. 2013)

b. Data objektif

Data yang didapatdari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik

selama masa intranatal.(Wildan, dan Hidayat.2013) Menggambarkan

pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil leb, dan tes

diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung

assessment. Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan (tanda KU, vital sign, fisik, khusus, kebidanan,

pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan penunjang).

34
Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, perkusi,auskultasi. (Rukiyah,

dkk, 2013)

c. Analisis dan interprestasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan

meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta

perlu tidaknya tindakan segera.(Wildan, dan Hidayat.2013) Masalah

atau diagnose yang ditegakan berdasarkan data atau informasi

subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.

Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru

baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara

terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang

dinamik.(Rukiyah,dkk.2013)

d. Perencanaan

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk

asuhan mandiri,kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta

konseling untuk tindak lanjut. (Wildan dan Hidayat,

2013)Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, dan evaluasi.

(Rukiyah, dkk 2013)

35
2.1 Alur pikir kebidanan

NIFAS

TERATASI

PAYUDARA BENGKAK

Gambar Alur Pikir 2.1


Penatalaksanaan Payudara Bengkak

1. Melakukan tindakan breastcare payudara untuk mengurangi nyeri.


(jurnal keperawatan karya bhakti,Vol.5No.12019)
2. Melakukan pijat oksitosin untuk memperlancar pengeluaran ASI
(Indriyani dkk, 2016)
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui secara on-demand. (Marmi,
2015)
4. Melakukan kompres aloe vera (Jurnal Penelitian Kesehatan, Vo.15
No.1 2017)

36
BAB III

METODE LAPORAN TUGAS AKHIR

A. Jenis Laporan

Jenis laporan kasus yang digunakan adalah laporan deskriptif dengan

pendekatan study kasus/case study (studi penelaahan kasus). Study kasus

dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang

terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berarti satu orang,

sekelompok penduduk terkena suatu masalah misalnya keracunan, atau

sekelompok masyarakat disuatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut

secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan kasus itu

sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian-kejadian khusus yang

muncul sehubungan dengan kasus, maupun tidakan dan reaksi kasus terhadap

suatu perlakuan atas pemaparan tertentu. (Notoatmodjo, 2018)

Laporan tugas akhir ini menggunakan jenis laporan case study (study

penelaahan kasus) karena dalam laporan tugas akhir ini hanya meneliti suatu

kasus yang terdiri dari unit tunggal yaitu terhadap Ny.N dengan payudara

bengkak, dan dianalisis secara mendalam dari segi yangberhubungan dengan

kasus payudara bengkak.

37
B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal penelitian

tentang tempat dan waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam

melaksanakan kegiatan penelitiannya. (Hidayat, 2019)

1. Tempat

Tempat penelitian dalam proposal tugas akhir ini dilakukan di PMB

Ria Maulia P. Sekincau Lampung Barat

2. Waktu Penelitia

Penelitian akan dilaksanakan pada 19-21 Mei 2021

C. Subjek Penelitian

Subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya

sendiri. (Sugiyono, 2017).

Subjek laporan kasus pada laporan tugas akhir ini adalah Ny.N umur 25 tahun

P1A0 4 hari postpartum dengan payudara bengkak

D. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. (Sugiyono, 2017)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono,

2017).

38
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer

(wawancara, observasi & pemeriksaan fisik) dan data sekunder (studi

keperpustakaan dan studi dokumentasi) .

E. Teknik Pengambilan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).

(Notoatmodjo, 2018)

Dalam laporan tugas akhir ini peneliti melakukan wawancara

terpimpin kepada Ny.N dengan menggunakan pedoman yaitu berupa

format askeb yang sudah disediakan untuk mendapatkan data riwayat

kesehatan pasien dan untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk

membuat suatu rencana asuhan.

Wawancara dilakukan menggunakan cara, yaitu:Auto anamnesis yaitu

anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang

diperoleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya. Dalam

laporan ini penulis melakukan pengkajian menggunakan auto anamnesis

mengenai pengkajian data subjektif diantaranya biodata pasien, gangguan

kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan yang lalu, riwayat kehamilan

39
yang sekarang, riwayat kesehatan, pola makan, pola minum, eliminasi,

pola istirahat dan aktifitas sehari-hari.

2. Observasi

Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Sugiyono,

2017).

Dalam laporan tugas akhir ini peneliti melakukan observasi dan

pemeriksaan nifas khususnya pembengkakan yang terjadi pada payudara

ibu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut

dapat berupa gambar, tabel atau daftar periksa, dan film dokunter.

(Hidayat, 2019).

Dalam laporan tugas akhir ini peneliti mengambil data yang berasal

dari buku register/buku kunjungan.

40
4.Analisis Data

Analisis data adalah teknik mencari makna data hasil penelitian dengan

cara tidak hanya menjelaskan hasil penelitian tersebut, tetapi juga melakukan

inferensi atau generalisasi dari data yang diperoleh melalui penelitian tersebut

(Notoadmodjo, 2014)

Analisa data dilakukaan secara deskriptif menggunakan prinsipprinsip

manajemen asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP (Terlampir).

Jadwal Pelaksanaan

Penyusunan laporan tugas akhir di lakukan pada bulan Mei minggu ke satu yang

lalu menyerahkan laporan tugas akhir, ujian proposal, pelaksanaan dan

penyusunan laporan tugas akhir serta konsul laporan akhir pada minggu ke dua,

menyerahkan naskah laporan hasil dan ujian pada bulan Juni minggu ke dua.

N Kegiatan Mei Mei Juni

1 Penyusunan Laporan

Tugas Akhir

2 Menyerrahkan Naskah

Laporan Tugas Akhir

3 Ujian Laporan

4 Pelaksanaan Asuhan

5 Penyusunan Laporan

Hasil Serta Konsul

41
Laporan

6 Menyerahkan Makalah

Laporan Hasil

7 Ujian Laporan Hasil

42
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS TERHADAP NY.N UMUR


25 TAHUN P1A0 4 HARI POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN ALOE
VERA UNTUK MEGATASI PAYUDARA BENGKAK
DI PMB RIA MAULIA P AMd.Keb
LAMPUNG BARAT
TAHUN 2021

Anamnesa : Ulva Safitri

Tanggal : 19 Mei 2021

Pukul : 10.00 Wib

I. Pengkajian

A. Data subjektif

1. Biodata

Istri Suami

Nama : Ny.N : Tn.A

Umur :25 Tahun : 27 Tahun

Agama : Islam : Islam

Suku : Sunda : Sunda

Pendidikan : SMA : SMA

Pekerjaan : IRT : Petani

Alamat : Waspada,Sekincau Lampung Barat

43
2. Keluhan utama: Ibu mengatakan payudaranya terasa sakit, bengkak dan

nyeri

3. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang : (hipertensi, DM, jantung, asma, ginjal,

hepatitis, dan TBC) : Tidak Ada

Riwayat kesehatan dahulu : (hipertensi, DM, jantung, Asma, dan TBC):

Tidak Ada

Riwayat kesehatan keluarga : (hipertensi, DM, jantung, Asma, dan

TBC): Tidak Ada

4. Riwayat perkawinan

Status pernikahan : Syah

Usia menikah pertama : 20 tahun

Lamanya menikah : 5 tahun

5. Riwayat obstetri

a. Riwayat haid

Menarche : 15 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 5-6 hari

Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut/hari

Sifat : Cair

Dismenorhea : Tidak ada

44
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Tanggal Tempat Umur Jeni


No Penolong Penyulit Keadaan Ket
1Persalinan Petsalinan Kehamilan Persalinan

39 Mg
1 15 Mei 2021 BPM Spontan Bidan Tdk Ada Baik
4 Hari

c. Riwayat kehamilan sekarang

Jenis persalinan : Spontan

Tanggal : 15 Mei 2021

Jam :13.45 Wib

Jenis kelamin : Perempuan

Panjang badan : 49 cm

Berat badan : 3.300 gram

Keadaan bayi : Baik

d. Riwayat KB

No Jenis Mulai memakai Berhenti/ ganti cara

kontrasepsi Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasan

- - - - - - - - -

6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Makan : 3x/hari

Minum : 7-8 gelas/hari

45
b. Pola eliminasi

BAK : 5-7x/hari

BAB : 1x/hari

c. Pola aktivitas : Mengasuh anak dan mengurus rumah

d. Pola istirahat tidur :

Malam : 3-4 jam

Pagi : 1-2 jam

e. Pola personal hygiene

Ganti celana dalam dan pembalut : 3x/hari

Pola seksual : Ibu belum melakukan hubungan seksual

f. Psikososial

Tanggapan ibu terhadap dirinya : Senang

Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya : Baik

Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayinya : Baik

Pengambil keputusan : Suami dan istri

Lingkungan yang berpengaruh : Tidak ada

B. Data objektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : composmentis

Keadaan emosional : stabil

Tada vital

TD : 110/80 mmHg

46
Pernafasan : 22x/menit

Nadi : 80x/menit

Suhu : 38,8 0c

2. Pemeriksaan fisik

Kepala

Wajah

Pucat : Tidak pucat

Edema : Tidak oedema

Mata

Simetris : Iya, kanan dan kiri

Kelopak mata : Normal

Konjungtiva : Merah Muda

Skelera : Putih

Hidung

Simetris : Iya, kanan dan kiri

Polip : Tidak ada pembengkakan

Kebersihan : Bersih

Mulut

Bibir : Lembab

Lidah : Bersih

Gigi : Tidak ada caries

Gusi : Tidak ada pembengkakan dan perdarahan

Telinga

47
Simetris : Iya, kanan dan kiri

Gangguan pendengaran : Tidak ada

Leher

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Dada

Retraksi : Tidak ada

Bunyi wheezing dan ronchi : Tidak ada

Payudara

Simetris : Tidak Simetris

Pembesaran : Ada

Putting susu : Menonjol

Areola mamae : Mengalami hiperpigmentasi

Benjolan : Tidak ada

Pengeluaran : Tidak ada

Punggung dan pinggang

Simetris : Iya

Nyeri ketuk : Tidak ada

Abdomen

Bekas luka operasi : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada

Konsistensi : Keras

Kandung kemih : Kosong

48
Uterus : TFU : 3 jari dibawah pusat

Kontraksi : Keras

Anogenital

Labia mayor/ minor : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan

Pengeluaran vagina

Jenis lochea : Lochea Rubra

Warna : Merah Segar

Bau : Khas

Perineum : Tidak ada luka jahitan

Anus : Kebersihan : Bersih

Hemoroid : Tidak ada

Ekstremitas bawah

Oedema : Tidak oedema

Kemerahan : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Kekakuan otot : Tidak ada

reflek patella : Positif (+) kanan dan kiri

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium

a. Darah

HB : Tidak dilakukan pemeriksaan

49
Golongan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan

b. Urine

Protein : Tidak dilakukan pemeriksaan

Glukosa : Tidak dilakukan pemeriksaan

4. Data penunjang

Riwayat persalian sekaranag

4.1 IBU

Tempat melahirkan : BPM Ria Maulia P Amd.Keb

Penolong : Bidan

Jenis persalinan : Spontan

Lama persalinan : 11 jam 15 menit

Catatan waktu

Kala I : 8 jam 0 menit

Kala II : 1 jam 0 menit

Kala III :0 jam 15 menit

Kala IV : 2 jam 0 menit +

11 jam 15 menit

Ketuban pecah pukul : 13.15 wib

Plasenta

Lahir secara : Spontan

Kotiledon : 20 buah

Tebal : 3 cm

Panjang tali pusat : 50 cm

50
Perineum : Tidak terdapat rupture perinium

4.2 Bayi

Lahir tanggal/ pukul : 15 Mei 2021/13.45 WIB

Nilai apgar : 1 menit pertama : 9

5 menit pertama : 10

10 menit pertama : 10

Jenis kelamin : Perempuan

Cacat bawaan : Tidak ada

Masa gestasi : 39 minggu 4 hari

II. Assesment /Analisis

Dx Ibu : Ny.N umur 25 tahun P1A0 4 hari postpartum dengan

pembengkakan payudara

Do Ibu : Ibu mengatakan payudara terasa sakit, bengkak dan nyeri.

Masalah : Payudara Bengkak.

Kebutuhan : Penatalaksanaan Payudara Bengkak.

III. Planning

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami payudara

bengkak Ibu mengerti hasil pemeriksaan

2. Jelaskan tentang keluhan yang ibu rasakan.

Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu adalah salah

satu tanda bahwa ibu mengalami payudara bengkak, payudara bengkak

51
yaitu keadaan dimana payudara ibu terasa sakit, nyeri dan mengalami

pembengkakan, serta suhu badan ibu meningkat biasanya terjadi pada hari

ke 3 atau ke 4 setelah melahirkan. Hal ini dapat terjadi karena ASI belum

keluar dengan lancar, atau terjadi ketika saat bayi mulai tidur lebih lama di

malam hari yang membuat payudara penuh, bengkak, keras, dan terasa

sakit. selain itu penggunaan bra yang ketat serta keadaan putting susu yang

tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus. pencegahan yang

dapat dilakukan agar tidak terjadinya pembengkakan payudara bengkak

yaitu menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang

benar, menyusui bayi tanpa jadwal (nir-jadwal dan on demand), keluarkan

ASI dengan tangan/ pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi, jangan

memberikan minuman selain ASI pada bayi, lakukan perawatan payudara

pascapersalinan lebih penuh (tegang) dan nyeri sekitar hari ketiga atau

keempat sesudah melahirkan.

Ibu mengerti tetang keluhan yang dirasakannya

3. Ajarkan kepada ibu cara melakukan perawatan payudara

a. Mengajarkan kepada ibu cara melakukan perawatan payudara yaitu

sebagai berikut:

b. Mencuci tangan dengan air mengalir

c. Mengambil kapas lalu basahi dengan minyak/ baby oil

d. Memasang kedua kapas yang telah dibasahi minyak dibagian

aerola dan putting payudara selama 2-5 menit

52
e. Membersihkan kotoran yang ada diseluruh permukaan payudara

dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi Baby oil

f. Kompres payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit

lalu ganti dengan kompres air dingin. Kompres bergantian selama

3 kali dan akhir dengan kompres air hangat

g. Ibu mengerti tentang perawatan payudara dan bersedia

melakukannya

4. Ajarkan ibu cara melakukan pijat oksitosin untuk merangsang pengeluaran

ASI

a. Mengajarkan ibu cara melakukan pijat oksitosin untuk merangsang

pengeluaran ASI yaitu: Melepaskan baju ibu bagian atas.

b. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal.

c. Memasang handuk.

d. Melumuri ke dua telapak tangan dengan minyak atau baby oil.

e. Memijat sepanjang ke dua sisi tulang belakang ibu dengan

menggunakan dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk

kedepan.

f. Menekan kuat-kuat ke dua sisi tulang belakang membentuk

gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil dengan ke dua ibu jari.

53
g. Memijat ke dua sisi tulang belakang ke arah bawah, dari leher ke

arah tulang belikat, selama 2-3 menit.

h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali. Membersihkan punggung ibu

dengan waslap air hangat dan dingin secara bergantian

Ibu mengerti tentang cara pijat oksitosin dan bersedia

melakukannya

5. Berikan penjelasan kepada ibu cara mengatasi keluhan yang dirasakan

dengan aloe vera

Memberikan penjelasan kepada ibu cara mengatasi keluhan yang

dirasakan dengan melakukan pengompresan payudara menggunakan aloe

vera murni dengan kandungan 100% aloe vera yang disimpan dalam

lemari pendingin selama 20 menit. Setelah itu keluarkan aloe vera dari

kulkas, lalu letakan pada payudara yang membesar setiap 3 jam atau 8x

dalam sehari dengan menggunakan kassa selama 20 menit. Dilakukan

selama 2 hari berturut-turut.

Ibu bersedia melakukan pengompresan payudaranya dengan menggunakan

aloe vera.

6. Beritahu ibu untuk menjaga personal hygiene

Memberitahu ibu untuk menjaga personaltr hygiene dengan mandi 2 kali

sehari, mengganti pakaian sehari 2 kali dan membersihkan alat genetalia

dengan air bersih dan mengalir dengan cara cebok dari depan kebelakang,

mengganti pembalut bila penuh atau 2-3x/ hari, dan melakukan perawatan

payudara seperti membersihkan area putting dan aerola dengan

54
menggunakan baby oil dan kapas dan hindari penggunaan sabun untuk

membersihkan putting.

Ibu sudah mengetahui tentang personal hyegine

7. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti

nasi, sayur hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, telur, tempe, tahu,

daging, ikan. Dan memperbanyak minum air putih minimal 8 gelas/hari

untuk membantu memperbanyak produksi ASI dan menambah energi ibu

selama menyusui.

Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi

8. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat tidur

menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat tidurnya seperti

tidur pada malam hari sebanyak 6-8 jam dan pada siang hari sebanyak 1-2

jam/hari.

Ibu bersedia memenuhi kebutuhan istirahat tidur.

9. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang

memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang 20 Mei 2021

ibu bersedia kunjungan ulang

55
Tabel 4.1
MATRIK PNC II

Tgl/Jam Data Subjektif Data Objektif Analisa dan Interpretasi Perencanaan

kunjungan

20 Mei 1. Ibu 1. Pemeriksaan Diagnosa : Ny.N umur 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2021/16.0 mengatakan umum 25 tahun P1A0 5 hari Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
0 WIB bengkak dan Keadaan umum: postpartum dengan bahwa ibu masih mengalami payudara bengkak
nyeri baik payudara bengkak namun keadaanya sudah sedikit membaik.
payudaranya Kesadaran: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
sudah composmentis
berkurang Keadaan 2. Kaji ibu tentang perawatan payudara.
2. Ibu mengatakan emosional: Mengkaji ibu tentang perawatan payudara.
ASInya sudah stabil Ibu mengatakan telah melakukan perawatan
keluar tetapi payudara dengan cara:
belum lancar 2. TTV a. Mencuci tangan dengan air mengalir.
Tekanan darah: b. Mengambil kapas lalu basahi dengan minyak/
110/80 mmHg baby oil
Pernapasan: 20 c. Memasang kedua kapas yang telah dibasahi
x/ menit minyak dibagian aerola dan putting payudara
Nadi: 80 x/ selama 2-5 menit
menit d. Membersihkan permukaan payudara dengan

56
Suhu: 36,8 0C menggunakan kapas yang telah dibasahi
Baby oil
3. Payudara e. Kompres payudara dengan handuk kecil
Konsistensi : hangat selama 2 menit, lalu ganti dengan
lunak kompres air dingin. Kompres bergantian
Pengeluaran selama 3 kali dan akhir dengan kompres air
ASI sedikit hangat.
Pembengkakan :
terdapat
pembengkakan 3. Kaji ibu tentang pijat oksitosin
sekitar payudara Mengkaji ibu tentang pijat oksitosin
Ibu mengatakan telah melakukan pijat
4. Kontraksi oksitosin dengan cara: Melepaskan baju ibu
uterus: Keras bagian atas.
a. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu
5. TFU: memeluk bantal.
Pertengahan b. Memasang handuk.
antara pusat dan c. Melumuri ke dua telapak tangan dengan
simpisis minyak atau baby oil.
d. Memijat sepanjang ke dua sisi tulang
6. Pengeluaran belakang ibu dengan menggunakan dua
pervaginam: kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk
lochea kedepan.
sanguinolenta
e. Menekan kuat-kuat ke dua sisi tulang
warna merah
belakang membentuk gerakan-gerakan
kekuningan
melingkar kecil-kecil dengan ke dua ibu

57
jari.
f. Memijat ke dua sisi tulang belakang ke
arah bawah, dari leher ke arah tulang
belikat, selama 2-3 menit.
g. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali.
Membersihkan punggung ibu dengan
waslap air hangat dan dingin secara
bergantian.

4. Kaji ibu tentang pengompresan payudara dengan


aloe vera.
Mengkaji ibu tentang pengompresan payudara
dengan aloe vera.
Ibu mengatakan telah melakukan pengompresan
payudara yaitu menggunakan aloe vera murni
dengan kandungan 100% aloe vera yang
disimpan dalam lemari pendingin selama 20
menit. Setelah itu keluarkan aloe vera dari
kulkas, lalu letakan pada payudara yang
membesar setiap 3 jam atau 8x dalam sehari
dengan menggunakan kassa selama 20 menit.
Dilakukan selama 2 hari berturut-turut.

5. Anjurkan ibu untuk menyusui bayina secara on


demand.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya

58
sesering mungkin dan lebih lama untuk
mempelancar ASI dan menurunkan ketegangan
payudara.
Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on
demand.

6. Kaji ibu tentang personal hyegine.


Mengkaji ibu tentang personal hyegine.
Ibu mengatakan sudah melakukan personal
hyegine yaitu dengan cara mandi 2 kali sehari,
mengganti pakaian sehari 2 kali dan
membersihkan alat genetalia dengan air bersih
dan mengalir dengan cara cebok dari depan
kebelakang, mengganti pembalut bila penuh atau
2-3x/ hari, dan melakukan perawatan payudara
seperti membersihkan area putting dan areola
dengan menggunakan baby oil dan kapas dan
hindari penggunaan sabun untuk membersihkan
putting.

7. Kaji ibu tentang mengkonsumsi makanan yang


bergizi.
Mengkaji ibu tentang mengkonsumsi makanan
yang bergizi.
Ibu mengatkan sudah mengkonsumsi makanan

59
yang bergizi seperti nasi, sayuran hijau, ikan,
telur, daging, tahu dan tempe.

8. Kaji ibu tentang kebutuhan istirahat tidur.


Mengkaji ibu tentang istirahat tidur.
Ibu mengatakan tidur 4-5 jam pada malam hari
dan 2-3 jam pada siang hari.

9. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang.


Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan
ulang pada tanggal 21 Mei 2021.
Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang
pada tanggal 21 Mei 2021.

60
Tabel 4.2
MATRIKS PNC III

Tgl/Jam Data Data Objektif Analisa dan Perencanaan

kunjunga Subjektif Interpretasi

21 Mei 1.Ibu 1. Pemeriksaan umum Diagnosa: Ny.N umur 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2021/15.0 mengatakan Keadaan umum: 25 tahun P1A0 6 hari Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
0 WIB payudaranya baik postpartum ibu dalam keadaan baik.
tidak Kesadaran: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
bengkak dan composmentis
tidak nyeri Keadaan 2. Evaluasi ibu untuk menyusui bayina secara on
lagi. emosional: stabil demand.
2.Ibu Mengevaluasi ibu untuk menyusui bayinya
mengatakan 2. TTV sesering mungkin dan lebih lama untuk
ASI nya Tekanan darah: mempelancar ASI dan menurunkan ketegangan
sudah keluar 110/80 mmHg payudara.
banyak dan Pernapasan: 20x/ Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on
lancar menit demand.
Nadi: 80 x/ menit
Suhu: 36,5 0C 3. Evaluasi ibu tentang personal hyegine.
Mengevaluasi ibu tentang personal hyegine.

61
3. pemeriksaan Ibu sudah melakukan personal hyegine yaitu
payudara dengan cara mandi 2 kali sehari, mengganti
didapatkan hasil pakaian sehari 2 kali dan membersihkan alat
Konsistensi : lunak genetalia dengan air bersih dan mengalir dengan
Pengeluaran ASI : cara cebok dari depan kebelakang, mengganti
banyak pembalut bila penuh atau 2-3x/ hari, dan
Pembengkakan : melakukan perawatan payudara seperti
tidak membersihkan area putting dan aerola dengan
terdapat menggunakan baby oil dan kapas dan hindari
pembengkakan penggunaan sabun untuk membersihkan putting.
sekitar payudara

4. Evaluasi ibu tentang makanan yang bergizi.


4. pemeriksaan Mengevaluasi ibu tentang makanan yang bergizi.
abdomen Ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi
didapatkan TFU: seperti nasi, sayuran hijau, ikan, telur, tahu dan
pertengahan pusat tempe.
dan sympisis
5. Evaluasi ibu tentang kebutuhan istirahat tidur.
5. pemeriksaan Mengevaluasi ibu tentang istirahat tidur.
anogenital didapat Ibu tidur 4-5 jam pada malam hari dan 2-3 jam
pengeluaran lochea pada siang hari.
sanguelenta warna
merah kecoklatan, 6. Beritahu ibu tentang upaya memperbanyak ASI.
dan tidak ada Memberitahu ibu tentang upaya memperbanyak
tanda-tanda infeksi ASI yaitu:

62
a. Pemberian ASI segera 30 menit pertama setelah
bayi lahir.
b. Menyusui bayi sering, siang dan malam, setiap
waktu sampai bayi tidak mau menyusu.
c. Menyusui payudara kiri dan kanan secara
bergantian.
d. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong
sebelum pindah kepayudara lainnya.
e. Jika bayi telah tidur selama 3 jam, bangunkan
dan langsung disusui.
f. Cara menyusui yang benar sangat penting
sekali dalam upaya memperbanyak ASI.
g. Dukungan psikologis dari keluarga dan
sekitarnya akan sangat berpengaruh.
7. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang.
Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang
pada tanggal 30 Mei 2021.
Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang
pada tanggal 30 Mei 2021.

63
B. Pembahasan

SOAP

a. Data Subjektif

1) Keluhan utama

a) Tinjauan teori

Payudara bengkak adalah keadaan dimana payudara odema, sakit,

putting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila

diperiksa/dihisap ASI tidak keluar, dan badan bisa demam setelah 24

jam. (Dewi dan Sunarsih, 2014)

b) Tinjauan kasus

Kunjungan hari ke-5 : Ibu mengatakan bengkak dan nyeri

payudaranya sudah berkurang dan ASI nya sudah keluar tetapi

belum lancar

Kunjungan hari ke-6 : Ibu mengatakan payudaranya sudah tidak

bengkak dan nyeri lagi dan ASI nya sudah keluar lancar.

c) Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi

kesenjangan karena keluhan yang dialami ibu sesuai dengan masalah

yang terjadi pada ibu yaitu payudara bengkak

b. Data Objektif

1) Payudara

64
a) Tinjauan teori

Tanda gejala payudara bengkak adalah sebagai berikut Payudara

oedem, Sakit, Putting susu kencang, Kulit mengkilat walau tidak

merah, ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24

jam. (Dewi, dan Sunarsih, 2014)

b) Tinjauan kasus

Kunjungan hari ke-5 : Konsistensi payudara :lunak

Pengeluaran ASI :sedikit

Pembengkakan :terdapat

pembengkakan sekitar payudara

Kunjungan hari ke-6 : Konsistensi payudara : lunak

Pengeluaran ASI : banyak

Pembengkakan : tidak terdapat pembengkakan

c) Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan karena sudah dilakukan pemeriksaan sesuai teori yang

ada dan didapatkan hasil ibu mengalami payudara bengkak.

c. Assesment /Analisis

1) Tinjauan teori

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi

diagnosis, antisipasi atau masalah potensial, serta perlu tidaknya

tindakan segera. (wildan, dan Hidayat, 2013)

65
2) Tinjauan kasus

Kunjungan 5 hari postpartum : Ny.N umur 25 tahun P1A0 5 hari

postpartum dengan payudara

bengkak.

Kunjungan 6 hari postpartum : Ny.N umur 25 tahun P1A0 6 hari

postpartum.

3) Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan

karena bidan sudah melakukan anamnesa sesuai dengan teori yang ada

dan didapatkan diagnosa berdasarkan pengumpulan data subjektif dan

data objektif.

d. Planning

1) Tinjauan teori

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan

mandiri, kolaborasi, tes diaqnosis atau laboratorium, serta konseling

untuk tindak lanjut. (wildan, dan Hidayat, 2013)

2) Tinjauan kasus

Kunjungan hari ke-5 :

a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu masih

mengalami payudara bengkak nemun keadaanya sudah sedikit

membaik.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

66
b) Kaji ibu tentang perawatan payudara.

Mengkaji ibu tentang perawatan payudara.

Ibu mengatakan telah melakukan perawatan payudara dengan cara:

(1) Mencuci tangan dengan air mengalir.

(2) Mengambil kapas lalu basahi dengan minyak/ baby oil

(3) Memasang kedua kapas yang telah dibasahi minyak dibagian

areola dan putting payudara selama 2-5 menit

(4) Membersihkan kotoran yang ada diseluruh permukaan payudara

dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi Baby oil

(5) Kompres payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit,

lalu ganti dengan kompres air dingin 2 menit. Kompres

bergantian selama 3 kali dan akhir dengan kompres air hangat.

c) Kaji ibu tentang pengompresan payudara dengan aloe vera.

Mengkaji ibu tentang pengompresan payudara dengan aloe vera. Ibu

mengatakan telah melakukan pengompresan payudara yaitu

menggunakan aloe vera murni dengan kandungan 100% aloe vera

yang disimpan dalam lemari pendingin selama 20 menit. Setelah itu

keluarkan aloe vera dari kulkas, lalu letakan pada payudara yang

membesar setiap 3 jam atau 8x dalam sehari dengan menggunakan

kassa selama 20 menit. Dilakukan selama 2 hari berturut-turut.

d) Beritahu ibu untuk menyusui bayina secara on demand.

67
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan

lebih lama untuk mempelancar ASI dan menurunkan ketegangan

payudara.

Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand

e) Kaji ibu tentang personal hyegine.

Mengkaji ibu tentang personal hyegine.

Ibu mengatakan sudah melakukan personal hyegine yaitu dengan

cara mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian sehari 2 kali dan

membersihkan alat genetalia dengan air bersih dan mengalir dengan

cara cebok dari depan kebelakang, mengganti pembalut bila penuh

atau 2-3x/ hari, dan melakukan perawatan payudara seperti

membersihkan area putting dan aerola dengan menggunakan baby

oil dan kapas dan hindari penggunaan sabun untuk membersihkan

putting.

f) Kaji ibu tentang makanan yang bergizi.

Mengkaji ibu tentang makanan yang bergizi.

Ibu mengtakan sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti

nasi, sayuran hijau, ikan, telur, daging, tahu dan tempe.

g) Kaji ibu tentang kebutuhan istirahat tidur.

Mengkaji ibu tentang istirahat tidur.

68
Ibu mengatakan tidur 4-5 jam pada malam hari dan 2-3 jam pada

siang hari.

h) Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang.

Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 30

mei 2021

Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang

Kunjungan hari ke-6 :

a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

b) Evaluasi ibu untuk menyusui bayina secara on demand.

Mengevaluasi ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan

lebih lama untuk mempelancar ASI dan menurunkan ketegangan

payudara.

Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand

c) Evaluasi ibu tentang personal hyegine.

Mengevaluasi ibu tentang personal hyegine.

Ibu mengatakan sudah melakukan personal hyegine yaitu dengan

cara mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian sehari 2 kali dan

membersihkan alat genetalia dengan air bersih dan mengalir

dengan cara cebok dari depan kebelakang, mengganti pembalut

69
bila penuh atau 2-3x/ hari, dan melakukan perawatan payudara

seperti membersihkan area putting dan areola dengan

menggunakan baby oil dan kapas dan hindari penggunaan sabun

untuk membersihkan putting.

d) Evaluasi ibu tentang makanan yang bergizi.

Mengevaluasi ibu tentang makanan yang bergizi.

Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti nasi, sayuran hijau, ikan, telur, daging, tahu dan tempe.

e) Beritahu ibu tentang upaya memperbanyak ASI.

Memberitahu ibu tentang upaya memperbanyak ASI yaitu:

(1) Pemberian ASI segera 30 menit pertama setelah bayi lahir.

(2) Menyusui bayi sering, siang dan malam, setiap waktu sampai

bayi tidak mau menyusu.

(3) Menyusui payudara kiri dan kanan secara bergantian.

(4) Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum

pindah kepayudara lainnya.

(5) Jika bayi telah tidur selama 3 jam, bangunkan dan langsung

disusui.

(6) Cara menyusui yang benar sangat penting sekali dalam upaya

memperbanyak ASI.

(7) Dukungan psikologis dari keluarga dan sekitarnya akan

sangat berpengaruh.

70
f) Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang.

Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal

30 mei 2021.

Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang .

3) Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan karena sudah dibuat perencanaan asuhan kebidanan sesuai

dengan diagnosa yang telah

71
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.N umur

25 tahun P1A0 4 hari postpartum dimulai dari tanggal 19-21 mei 2021 ,

maka dapat disimpulkan:

1) Penulis mampu melakukan pengumpulan data subjektif pada masa nifas

terhadap Ny.N umur 25 tahun P1A0 4 hari Postpartum dengan payudara

bengkak , pada data subjektif ditemukan hasil ibu mengeluh payudaranya

terasa bengkak, sakit, dan nyeri.

2) Penulis mampu melakukan pengkajian data obyektfif pada masa nifas

terhadap Ny.N umur 25 tahun 1A0 4 hari Postpartum dengan Payudara

Bengkak, dan pada data objektif ditemukan hasil pemeriksaan Payudara

oedem, Putting susu kencang, Kulit mengkilat, dan ASI tidak keluar.

3) Penulis mampu melakukan assesment pada masa nifas terhadap Ny.N

umur 25 tahun P1A0 4 hari postpartum dengan Payudara Bengkak.

4) Penulis mampu melakukan planning pada Ny.N umur 25 tahun 4 hari post

partum dengan payudara bengkak di Lampung Barat.

1. Saran

1. Saran teoritis

72
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumber rujukan atau

reverensi baru dalam penerapan asuhan kebidanan pada ibu nifas

dengan payudara bengkak.

2. Saran Praktis

a. Bagi Tempat Penelitian

Di harapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi

PMB Ria Maulia P agar dapat melakukan tindakan promotif dan

preventif untuk mengurangi angka kejadian payudara bengkak.

b. Bagi penulis

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menambah wawasan

dan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada ibu

nifas/menyusui dengan payudara bengkak, sebagai penerapan ilmu

yang telah di dapatkan selama perkuliahan serta sebagai pedoman

sekaligus masukan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan

asuhan kebidanan.

c. Bagi Pasien

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

informasi mengenai pengetahuan tentang penanganan payudara

bengkak sehingga pasien dapat melakukan penangan payudara

bengkak dirumah.

d. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan

serta sumber informasi bagi mahasiswa dan staf pendidik, dan

73
sebagai bahan kajian untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa dalam melaksanakan program pendidikan khususnya

berkaitan dengan payudara bengkak.

74
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, dkk.2015.Asuhan Kebidanan Nnifas & Menyusui. Jakarta: Erlangga.

Dewi, dan Sunarsih, 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.

Hasanah, Dkk. Menurunkan Derajat Flebitis Akibat Terapi Intravena Pada


Anak Dengan Kompres Aloe Vera: Studi pilot. Jurnal Keperawatan
Indonesia [serial online] Maret 2017. Tersedia dari URL:
http://jki.ui.ac.id

Hidayat, 2019. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analis Data,


Jakarta: Salemba Medika

Indriyani, dkk. 2016. Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan Family Centered


Maternity Care (FCMC). Yogyakarta: Trans Medika

Kementerian Kesehatan, 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.


Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.2019

Marmi, 2015. Asuhan Kebidanan Dalam Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka


Belajar
Maritalia, D. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka

Nisak, M dan Susanti, E.T. Breast care Untuk Mengatasi Menyusui Inefektif
postpartum. Jurnal Keperawatan Karya Bakhti .Tersedia dari URL:
http://ejournal.akperkbn.ac.id/index.php/jkk/arti

Notoatmodjo, Soekidjo.2014. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt.


Rineka Cipta.

Notoatmodjo. Aq 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt.


Rineka Cipta.
Pemeritah Provinsi Lampung Dinas Kesehatan. Profil kesehatan provinsi
lampung tahun 2015. Bandar lampung: 2015

Prawirohardjo S. 2014 Ilmu Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: PT Bina


Pustaka

Rini dan Kumala, 2016. Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas,


Yogyakarta: Deepublisher.

75
Rukiyah, dkk, 2017. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan, Jakarta: Trans
Info Media

Subekti. Teknik Menyusui Yang Benar Di Desa Wanaraja, Kecamatan


Wanayasa Kabupaten Banjar Negara.Jurnal PPKM [sserial onlien] 2019
Tersedia dari URL: http://doi.org/10.32699/pkkm.v6il.550

Sastri. Analisis Kejadian Payudara Bengkak Pada Ibu Nifas Di Bidan Praktik
Mandiri Maliah Palembang 2016 Jurnal Kebidanan [serial online] 2017

Sutanto, AV. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

Sugiyono,2017. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:Pt Bina Pustaka.

Wildan & Hidayat, 2013. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medik

76
LAMPIRAN

77

Anda mungkin juga menyukai